Ketika Seorang Blogger Berada di Titik Kejenuhan

Oleh: Sawali TuhusetyaHarus diakui, seorang blogger seringkali mengalami kejenuhan dalam menulis. Bahkan, tak jarang kehabisan ide. Memang banyak informasi aktual yang bisa diangkat menjadi sebuah tulisan. Namun, seringkali pula mengalami…

Masihkah 2013 menjadi Tahun Kelabu buat Blog?

Oleh: Sawali TuhusetyaSepanjang amatan awam saya, dua tahun terakhir ini menjadi tahun kelabu buat blog. Tak secerah tahun-tahun sebelumnya. Daya tarik jejaring sosial, khususnya facebook dan twitter, agaknya telah membuat…

Mudik dan Tahun Baru 2013

Oleh: Sawali TuhusetyaSelama hampir sepekan ini, saya, isteri, dan si bungsu mudik. Si sulung dan anak kedua tidak bisa ikut karena tak ada “jatah” libur kuliah. Lega rasanya bisa berbaur…

Widget WordPress: Perlu atau Tidak?

Oleh: Sawali TuhusetyaSahabat-sahabat blogger pengguna mesin wordpress, baik yang gratis maupun yang menggunakan hosting berbayar, pasti sudah tidak asing lagi dengan widget bawaan CMS besutan Matt Mullenweg ini. Yang mau…

Tahun Ajaran Baru dan Wajah Indonesia Masa Depan

Oleh Sawali Tuhusetya

SawaliSetiap kali memasuki tahun pelajaran baru, saya selalu menyaksikan wajah-wajah optimis para siswa baru. Dengan busana serba baru, mereka tampil percaya diri, penuh vitalitas, dan tak pernah menampakkan kelelahan. Sungguh kontras dengan “aura” negatif yang memancar dari wajah pejabat-pejabat kita yang gagal mengemban kepercayaan publik. Kalau tidak tersandung masalah hukum akibat korupsi, tak jarang mereka terlibat dalam perselingkuhan atau kongkalingkong politik “hitam” yang tak sepenuhnya berjalan mulus. Menyaksikan wajah siswa baru selalu saja menumbuhkan imajinasi baru tentang wajah Indonesia masa depan di tengah beban dan persoalan bangsa yang kian berat. Merekalah yang dalam kurun waktu 15-25 tahun mendatang bakal tampil sebagai pengisi pos-pos penting dalam berbagai ranah kehidupan.

IDEOLOGI SASTRA INDONESIA

IDEOLOGI SASTRA INDONESIA

Maman S Mahayana

Dua tulisan tentang ideologi yang dimuat Kompas (Novel Ali, “Ideologi Media Massa” 15/4 dan Komaruddin Hidayat, “Reformasi tanpa Ideologi” 24/4) menegaskan pentingnya institusi, gerakan, dan teristimewa: bangsa, melandasi arah perjuangannya ke depan dengan sebuah ideologi. “Ideologi media massa berkaitan dengan idealisme yang mestinya menjadi dasar perjuangan pers nasional,” demikian Novel Ali. Sementara hal penting yang diajukan Komaruddin Hidayat adalah penyikapan negara menghadapi fenomena global. Di situlah, perlu diciptakan: “ideologi baru yang menyatukan kepentingan semua anak bangsa dan menjadi pengikat kohesi emosi dan cita-cita bersama ….”

***

Kesusastraan Indonesia sesungguhnya dapat memainkan peranan penting dalam menawarkan ideologi sebagai usaha membangun cita-cita bersama. Mengapa sastra? Bukankah itu cuma hayalan sastrawan belaka? Bukankah membaca karya sastra berarti membaca sebuah dunia fiksional? Bagaimana mungkin membangun cita-cita dan kepentingan bersama dapat dilakukan melalui sastra?

Gumam Asa, Aforisma dan Pasta Kebenaran

Gumam Asa, Aforisma dan Pasta Kebenaran Oleh : Sainul Hermawan (Koran Media Kalimantan, Sabtu, 28 Agustus 2010, Sastra) Istana Daun Retak (IDR) (Frame Publishing, 2010) adalah kumpulan tulisan yang dinamai…

Selamat Tahun Baru 2010

Detik-detik pergantian tahun kembali tiba. Tahun 2009 dengan segala hiruk-pikuk dan segenap dinamikanya akan segera kita tinggalkan. Lembaran tahun 2010 pun akan segera terbuka. Setiap pergantian tahun selalu menyisakan kenangan…

Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya mengumumkan susunan menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/10) pukul 22.00. Berikut ini daftar menteri dan pejabat negara dalam kabinet baru…