Ketika Seorang Blogger Berada di Titik Kejenuhan

Kategori Blog Oleh

Harus diakui, seorang blogger seringkali mengalami kejenuhan dalam menulis. Bahkan, tak jarang kehabisan ide. Memang banyak informasi aktual yang bisa diangkat menjadi sebuah tulisan. Namun, seringkali pula mengalami kesulitan untuk mengeksplorasi lebih jauh. Lebih-lebih jika tulisan yang dibaca, entah itu dari media virtual maupun cetak, dinilai jauh lebih dahsyat dan tajam analisisnya. Tak ayal lagi, animo menulis pun jadi surut. Lantaran tak ingin masuk dalam kategori “blogger latah”, tak jarang sang blogger lebih banyak berdiam diri dan surut seleranya untuk menulis.

Situasi seperti itu seringkali saya alami. Pada saat-saat tertentu, saya benar-benar berada di titik kulminasi kejenuhan. Tak tahu tulisan macam apa yang mesti diangkat menjadi sebuah postingan. Lebih-lebih jika kebetulan pekerjaan offline sedang menanti untuk diselesaikan. Maka, mau atau tidak, saya lebih mendahulukan pekerjaan offline ketimbang meng-update tulisan. Sangat beralasan jika grafik arsip tulisan setiap bulan di blog ini pun mengalami pasang-surut.

Meng-update postingan di blog jelas berbeda dengan meng-update status di sebuah jejaring sosial. Postingan di blog seringkali membutuhkan kedalaman analisis, kepekaan intuitif, bahkan juga sentuhan kreativitas dan imajinasi sesuai dengan tema postingan yang diangkat. Ia tidak bisa dihasilkan sambil lalu berdasarkan kesan sesaat. Sungguh berbeda ketika seseorang meng-update status di jejaring sosial. Ia tidak harus melalui proses yang terlalu rumit dan panjang. Bahkan, ketika seseorang baru saja bangun tidur sambil menguap sudah cukup baginya untuk mengetikkan beberapa karakter di dinding akun jejaring sosialnya.

Bisa jadi lantaran kemudahannya dalam meng-update status, di tengah peradaban yang membuat banyak orang ingin serba cepat, bahkan instan seperti saat ini, banyak orang berbondong-bondong menyerbu jejaring sosial. Bahkan, blogger yang notabene sudah memiliki “jam terbang” cukup lumayan akhirnya bisa kepincut juga untuk tenggelam ke dalam riuh-nya jejaring sosial ketika berada di titik kejenuhan.

“Penyakit” jenuh ngeblog bisa jadi tak akan menjangkiti blogger yang telah sukses meraup dolar dari blognya. Rutinitas “kejar tayang” untuk memburu dolar menjadi sebuah tuntutan. Namun, buat blogger amatiran seperti saya, “penyakit” semacam itu seringkali datang tak terduga. Apakah Sampeyan juga pernah mengalami hal yang sama? ***

Penggemar wayang kulit, gendhing dan langgam klasik, serta penikmat sastra. Dalam dunia fiksi lebih dikenal dengan nama Sawali Tuhusetya. Buku kumpulan cerpennya Perempuan Bergaun Putih diterbitkan oleh Bukupop dan Maharini Press (2008) dan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Jumat, 16 Mei 2008 bersama kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia).

50 Comments

  1. Thanks buat sharing nya gan , terlepas dari dapat dollar atau tidak memang kadang kejenuhan menghinggapi seorang blogger, maka penting seorang blogger melakukan penyegaran-penyegaran dengan membaca artikel motivasi, keluar rutinitas misal nonton dsb nya dan jadikan membuat kontent menjadi hobi.

  2. Iya, saya juga sama pak, pernah mengalami kesulitan untuk membuat sebuah postingan Blog. Kesulitannya kadang tidak bisa mengembangkan ide. Ada ide tapi idenya terlalu sederhana. Jadinya mentok. Kalau misalnya ditulis, postingannya juga singkat. Kurang ‘nyampleng’, hehehe…

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tulisan terbaru tentang Blog

Setelah 9 Tahun Ngeblog

Juli 2007 merupakan saat pertama saya belajar ngeblog (=mengeblog). Sering berganti-ganti engine,

Enam Purnama Tanpa Jejak

Sudah enam purnama, saya tidak meninggalkan jejak di blog ini. Sejatinya, enam
Go to Top