Pembuatan Blog dalam Rangkaian Program Bermutu

Kategori Blog/Pendidikan Oleh

Minggu, 15 November 2009, saya diajak Pak Slamet Trihartanto, salah seorang widyaiswara LPMP Jateng, untuk mendampingi para kepala sekolah –SD dan SMP– yang sedang mengikuti pelatihan pembuatan blog dalam rangkaian Program BERMUTU (Beter Education through Reformed Management and Universal Teacher Up-grading). Acara yang berlangsung pukul 14.00-22.00 WIB di Hotel Patrajasa, Candi Baru Semarang ini, agaknya tidak bisa berlangsung optimal.

pembuatan blogpembuatan blogpembuatan blogpembuatan blogpembuatan blogSetidaknya ada dua hambatan yang muncul. Pertama, sebagian peserta belum punya email sebagai syarat utama pembuatan blog. Kalau toh pernah memiliki akun, sudah lupa username dan password-nya –karena jarang ditengok?–, sehingga terpaksa harus membuat akun baru. Kedua, koneksi internet yang tidak stabil. Yang lebih menyedihkan, banyak laptop yang tidak bisa terkoneksi internet dengan fasilitas hot-spot akibat setting wireless yang bermasalah. Akibatnya, banyak waktu yang terbuang sia-sia. Meski demikian, pelatihan tetap berlangsung. Yang menggembirakan, banyak kepala sekolah yang demikian antusias untuk mengikuti pelatihan ini, sehingga jadwal yang seharusnya berakhir pukul 21.00 WIB terpaksa molor satu jam.

Pembuatan blog menjadi salah satu agenda Program BERMUTU yang bertujuan untuk mengupayakan peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru yang meliputi empat komponen pokok, yaitu (1) komponen reformasi pendidikan calon guru di Perguruan Tinggi; (2) komponen Continous Profesional Development di tingkat sekolah; (3) komponen sistem akuntabilitas dan insentif peningkatan kinerja dan karier guru; dan (4) komponen monitoring dan evaluasi kinerja guru. Dalam konteks yang lebih luas, Program BERMUTU berupaya membidik reformasi pendidikan guru yang ada di universitas-universitas dan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sampai pada pemberdayaan Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS).

Jika dikaitkan dengan tujuan tersebut, pembuatan blog agaknya dimaksudkan untuk menunjang komponen kedua sebagai upaya pencitraan publik bagi satuan pendidikan melalui web sekolah dan pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan. Melalui web sekolah dan blog, guru bisa terus terangsang untuk meningkatkan kinerja dan profesionalismenya karena ada upaya publikasi karya, berinteraksi, berdiskusi, bersilaturahmi, dan memperkaya wawasan keilmuan. Kepala sekolah sebagai top-leader jelas perlu tampil di garda depan dalam mengkrabkan guru pada dunia teknologi dan informasi. Dari sisi ini, bisa dipahami kalau para kepala sekolah demikian antusias mengikuti pelatihan ini.

Seperti biasanya, sebelum pelatihan dimulai, saya menunjukkan beberapa keuntungan yang bisa diperoleh melalui blog, di antaranya: (1) mudah dibuat semudah membuat email; (2) cocok untuk semua user; (3) bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan pada tiap profesi; (4) bisa dibuat sesuai tujuan dan kebutuhan; (5) melatih berpikir, menyampaikan pendapat, pengalaman, dan menulis; (6) sarana edukasi dan pemberdayaan; (7) saling berbagi ekspresi dan informasi secara tertulis; (8) membentuk komunitas bloger; (9) berdiskusi mengenai blog dan permasalahannya; (10) media komunikasi baru di internet yang populer; dan (11) bisa dibuat secara gratis.

Setelah melakukan “pemanasan” dan sedikit tanya jawab, barulah memasuki tahapan-tahapan pembuatan blog. Seperti biasanya pula, saya mengajak peserta untuk berlatih membuat blog bermesin wordpress. Bukan lantaran “alergi” terhadap engine lain, melainkan semata-mata karena saya sudah telanjur akrab dengan mesin ini. Maka, mulailah peserta memasuki tahapan-tahapan pembuatan blog; mulai pendaftaran, memilih theme, memanfaatkan widget, men-setting fitur dan menu, hingga memosting dan mengedit-nya, termasuk meng-upload image (gambar). Tentu saja, kemampuan peserta dalam memasuki tahapan-tahapan pembuatan blog sangat beragam. Ada yang lancar dan enjoy, tetapi tak sedikit juga yang mengalami hambatan.

Karena terbatasnya waktu, pembuatan blog belum bisa berlangsung tuntas dan optimal. Meski demikian, para peserta bisa mengembangkannya lebih lanjut dengan mengacu pada bahan presentasi pembuatan blog yang telah digandakan dalam bentuk hard-copy kepada semua peserta.

Seiring dengan makin kompleksnya tantangan yang dihadapi dunia pendidikan, blog agaknya bisa menjadi salah satu alternatif untuk ikut memecahkan berbagai kebuntuan yang terjadi dalam dunia pendidikan kita. Melalui blog, sesama rekan sejawat bisa saling berbagi, berinteraksi, dan berdiskusi, sehingga masalah-masalah krusial yang tidak bisa tertangani melalui forum dan institusi resmi bisa dipecahkan melalui media alternatif ini.

Tentu saja, untuk mengakrabkan guru pada media virtual tak segampang orang membalik telapak tangan. Selain komitmen tinggi dari para pengambil kebijakan, juga diperlukan jaringan infrastruktur internet yang murah dan animo besar para guru dalam memanfaatkan blog sebagai media untuk saling berbagi, berinteraksi, berdiskusi, dan bersilaturahmi dalam upaya ikut berkiprah mendesain dunia pendidikan yang lebih bermutu, berbudaya, terhormat, dan bermartabat. ***

Penggemar wayang kulit, gendhing dan langgam klasik, serta penikmat sastra. Dalam dunia fiksi lebih dikenal dengan nama Sawali Tuhusetya. Buku kumpulan cerpennya Perempuan Bergaun Putih diterbitkan oleh Bukupop dan Maharini Press (2008) dan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Jumat, 16 Mei 2008 bersama kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia).

206 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tulisan terbaru tentang Blog

Setelah 9 Tahun Ngeblog

Juli 2007 merupakan saat pertama saya belajar ngeblog (=mengeblog). Sering berganti-ganti engine,

Enam Purnama Tanpa Jejak

Sudah enam purnama, saya tidak meninggalkan jejak di blog ini. Sejatinya, enam
Go to Top