
Oleh: Sawali Tuhusetya
Keinginan untuk migrasi ke software ubuntu akhirnya terpenuhi juga setelah berjuang keras *halah* mengunduhnya sambil menahan napas, hehe … Maklum, saya menggunakan netbook remix yang tidak dilengkapi dengan drive CD/DVD sehingga mesti berjuang untuk mendapatkan software bebas pakai itu. Seperti diketahui, Netbook Remix masih menggunakan master operating system Windows XP Home Edition yang dikeluarkan sang kapitalis Bill Gates. Lewat bantuan Om Google, saya bisa mendapatkan panduan bagaimana menginstal Ubuntu 9.04 Netbook Remix yang cocok dengan netbook yang saya gunakan.
Berikut ini langkah-langkahnya:
- Download file image di http://www.ubuntu.com/getubuntu/download-netbook
- Download Disk Imager dari https://launchpad.net/win32-image-writer/+download
- Masukkan flashdsik (1 GB ke atas)
- Jalankan Disk Imager
- Pilih posisi file image dan posisi flashdisk kemudian klik “Write”
- Restart melalui flashdisk
- Untuk install ubuntu langkah tinggal mengikuti step by step
Setelah langkah-langkah tersebut saya ikuti, akhirnya terinstal juga ubuntu 9.04 itu. Namun, untuk koneksi internet, ternyata saya gagal, meski telah berulang-ulang mencobanya. Tiba-tiba, saya jadi ingat waktu ngobrol bareng Mas Andy MSE dan Mas Abied, beserta teman-teman bloger yang lain dalam acara Ambalwarsa I kotareyog.com di Ponorogo beberapa waktu yang lalu. Saat itu, dua sahabat bloger yang sudah amat friendly dengan software open-source itu demikian fasih berbicara soal per-linux-an. Akhirnya, berkat bantuan Sang Bayang, saya bisa kontak langsung ke Mas Abied. Lewat HP, Mas Abied menuntun saya bagaimana men-set-up koneksi internet di ubuntu. Hmm… akhirnya bisa juga terkoneksi lewat internet. Terima kasih, Mas Abied.
Namun, ke-gaptek-an saya tak berhenti sampai di situ. Saya belum bisa menginstalasi driver sound dan video-nya. Ketika fitur update manager pada menu administration saya hidupkan, ubuntu melakukan pengecekan secara otomatis. Ternyata, masih banyak software yang belum terinstal secara baik. Ketika saya instal ulang, wah, ternyata terjadi kesalahan pada penataan partisi hardisk. Software yang berukuran besar gagal terinstal karena space hardisk telah limit. Berkali-kali saya instal, selalu muncul permasalahan yang sama. Walhasil, saya terpaksa harus melakukan partisi ulang. Alhamdulillah, pada instalasi kedua, prosesnya berlangsung sukses. Setelah saya cek lewat update manager, semua software bisa terinstal dengan baik. Sekarang saya bisa lebih merdeka dari cengkeraman sang kapitalis di bidang IT itu, bahkan makin jatuh cinta pada ubuntu, hehe …
Keinginan untuk menggunakan software per-linux-an sebenarnya sudah berlangsung amat lama. Bahkan, saya dulu pernah mencoba menginstal ubuntu versi gutsy gibbon yang saya dapatkan secara gratis dari negerinya orang bule. Namun, agaknya masih banyak software yang tidak kompatibel, sehingga saya terpaksa kembali mengakrabi produk microsoft windows. Jujur saja, pertemuan saya dengan Mas Andy MSE dan Mas Abied secara tidak langsung telah memprovokasi saya untuk meninggalkan sofware-software microsoft, lebih-lebih yang versi bajakan. Keinginan itu makin menguat ketika sempat berbincang-bincang lebih jauh dengan Mas Suryaden di rumah Mas Abied (Ngawi) dalam perjalanan pulang dari Ponorogo.
Keinginan untuk segera beralih ke ubuntu makin kuat ketika beberapa waktu yang lalu sempat ngobrol dengan Pak Onno W. Purbo dengan beberapa teman guru yang mengikuti “Workshop Nasional Linux untuk Pendidikan” di SMA Muhammadiyah Weleri Kendal.
Kini, setelah beberapa hari menggunakan ubuntu, keinginan untuk belajar mengakrabi software-software open-source jadi makin menggila. Sekarang, saya masih mencari software printer Canon Pixma 1700 dan beberapa software lain yang mendukung kinerja ubuntu. Ada saran? ***
Ubuntu memang top..