Air Kehidupan

Kemarau panjang selalu menghadirkan pemandangan yang memilukan di mata Kang Sandimin. Maklum, tanah kelahiran yang telah dia huni semenjak 40 tahun yang silam itu bukanlah tanah yang menjanjikan kesuburan. Setiap kemarau panjang tiba, pepohonan tampak meranggas, kebon belakang rumah, sawah, dan ladang, seperti habis kena ledakan bom. Retak-retak dan mengeras. Sumber air jadi sulit didapat. Lebih-lebih setelah hutan kapur di sebelah timur kampungnya dibabat habis. Dampaknya benar-benar menyengsarakan hidup masyarakat sekitarnya.

Bukan itu saja yang membuat hati Kang Sandimin sedih. Dia juga sering dipaksa untuk menyaksikan pertengkaran dan perseteruan. Nilai kekeluargaan dan persaudaran tiba-tiba saja hancur gara-gara kemarau. Lihat saja, antrean panjang di sumur Pak Mantri itu. Hampir tak ada suasana keramahan yang hadir di sana. Yang tampak hanyalah wajah-wajah yang diselubungi persaingan, permusuhan, dan kebencian.

Ya, ya, ya, air kehidupan telah mengubah segalanya. Pilar-pilar kedamaian telah runtuh. Nilai-nilai keguyuban hidup telah tercerai-berai akibat sumber air kehidupan telah berubah menjadi ladang tandus yang kerontang dan mengenaskan. Setiap kemarau panjang tiba, etos “kekitaan” telah berubah menjadi semangat “keakuan” yang mengilu-sumsum dalam setiap aliran darah penduduk.

Kang Sandimin sudah amat kenyang dengan pengalaman hidup yang getir seperti itu di kampungnya. Ingin dia berurbanisasi, mengadu nasib ke kota hingga beban kemarau panjang itu tak menjadi trauma tahunan yang hinggap dalam rongga dadanya. Namun, kalau dia harus meninggalkan keluarganya, itu sama saja dia sengaja lari dari tanggung jawab. Itu artinya, dia sudah sangat gagal mengemban amanah sebagai kepala keluarga yang harus menjadi patron teladan bagaimana seharusnya menghadapi tantangan alam yang makin tidak ramah.

Kang Sandimin hanyalah satu di antara sekian juta rakyat di negeri ini yang dipaksa harus menghadapi kerasnya tantangan hidup setiap kali kemarau panjang jatuh. Alam yang makin tidak ramah akibat gaya hidup segelintir orang yang kemaruk membabat hutan seenaknya, nyata-nyata telah meninggalkan jejak penderitaan rakyat banyak.

Konon, kerusakan hutan di negeri ini sudah mencapai stadium yang amat parah dan mengancam eksistensi bumi sebagai hunian manusia, hewan, dan tumbuhan. Pelan tapi pasti, manusia modern sedang melakukan pemusnahan terhadap eksistensi hutan. Hutan yang berfungsi menyerap karbon dan menyediakan oksigen bagi kehidupan di muka bumi ini telah gagal menjalankan perannya akibat ulah tangan jahil manusia yang tidak memiliki kepekaan terhadap eksistensi hutan. Indikator kerusakan hutan yang berdampak amat parah terhadap keseimbangan lingkungan hidup adalah maraknya praktik Illegall Logging, pembakaran hutan, atau penebangan hutan yang dilakukan secara liar. Hal ini menjadi penyebab banjir serta tanah longsor di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.

Data Departemen Kehutanan tahun 2006 menunjukkan bahwa luas hutan yang rusak dan tidak dapat berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta hektar dari 120,35 juta hektar kawasan hutan di Indonesia, dengan laju deforestasi dalam lima tahun terakhir mencapai 2,83 juta hektar per tahun. Sementara itu, penelitian Greenpeace mencatat tingkat kerusakan hutan di Indonesia mencapai angka 3,8 juta hektar pertahun, yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas illegal logging atau penebangan liar. Sedangkan, data Badan Penelitian Departemen Kehutanan menunjukan angka Rp. 83 milyar perhari sebagai kerugian finansial akibat penebangan liar.

Kang Sandimin memang tidak paham dengan data-data statistik semacam itu dan memang dia tidak membutuhkannya. Yang dia perlukan adalah bagaimana agar kekeringan yang terus menjadi derita tahunan semacam itu bisa berangsur-angsur teratasi hingga tak ada lagi permusuhan dan kebencian dengan sesama tetangga sendiri. Namun, kapan hal itu bisa terwujud ketika rancang bangun pembangunan ekonomi selama ini hampir tak pernah menyentuh persoalan-persoalan riil yang dihadapi kampung kelahirannya?

Hmm … Kang Sandimin hanya bisa mengelus dada sambil garuk-garuk kepala. Dadanya tiba-tiba berdenyut kencang ketika telinganya menangkap sayup-sayup suara Yu Painem, Yu Darmi, dan Lik Paijo yang tengah beradu mulut di dekat sumur Pak Mantri. ***

No Comments

  1. Potret yang memilukan, Pak.
    Saya bisa membayangkan bagaimana kekeringan yang terjadi terutama di kawasan dekat gunung kapur, utara Jawa Tengah sana.

    Kadang, dalam posisi seperti ini, kita hanya bisa pasrah semoga Tuhan memaafkan para pelaku kejahatan hutan dan tak jemu-jemunya mencurahkan hujan bagi bumiNya, bumi kita semua, bumi manusia!

    Haks!
    .-= Baca juga tulisan terbaru DV berjudul Ramadhan dalam Ingatan =-.

  2. Kondisi tanah di tempat kang sadimin itu kalo di tempat saya namanya TELO, Pak.. (Membaca huruf E-nya seperti membaca E pada kata SEGO = Nasi)

    Pada jaman dulu masyarakat desa memanfaatkan TELO ini untuk buang air besar, jadi tidak usah pergi ke sungai. Pada musim berikutnya maka ‘kotoran’ tadi akan berubah menjadi pupuk yang menyuburkan TELO beneran yang ditanam di atasnya 😉

  3. tulisan bagus banget pak……
    sungguh pilu, :(,

    :(( bumi menangis.

    prihatin memang

    tapi

    akan

    lebih baik,

    bicara

    solusi.

    -no action, nothing happen.
    take action miracle happen,-

    🙂 yuk mulai sekarang, menamam pohon -tmbh2an disekitar kita meskipun itu hanya pohon cabe :d , jangan serakah. jangan hanya menanam paving blok-beton dan aspal..jika 1 orang sadar akan hal ini akan jadi solusi…i hope.
    .-= Baca juga tulisan terbaru uun berjudul Mengapa Tuhan merahasiakan mati =-.

  4. Tragis memang keadaan sumber air yang menjadi sumber kehidupan bagi tiap insan di dunia..
    Lebih tragis lagi melihat keadaan hutan yang menjadi yang seharusnya bisa menjadi penampung sumber-sumber mata air makin raib..

    Sungguh..terlaaalu.. :d
    .-= Baca juga tulisan terbaru SanG BaYAnG berjudul Katamu Semangatku =-.

  5. miris memang melihat keadaan ini…
    di kampung saya, yang dulunya penuh dengan hutan di sana-sini, sekarang sudah sangat gundul, tanpa sisa sedikitpun. semua itu akibat kerakusan manusia yang tidak berakhlak. ungkapan yang sering dilontarkan masyarakat: “kita belum makan, mereka sudah kenyang”.

    sebagai rakyat jelata, tentu kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menggantungkan harapan kepada penguasa negeri ini. entahlah, apakah harapan itu hanya akan tinggal harapan, ataukah akan berganti menjadi sebuah kecerahan? 🙁

  6. Begitulah…secara (tidak)sadar kita perlahan-lahan menghancurkan diri sendiri. Pripun pak kabare? Dangu mboten kepanggih. Selamat berpuasa. Merdeka…

  7. Mesakke, tp kalau kita bandingkan di gurun sana (mekkah) jaman Ibrahim lebih m,engerikan lg pak, pas Ismail di tinggal di tengah gurun, segersang2 di Indonesia masih perlu kita syukuri

  8. masyaAllah, sedih kawan saya baca postingan ini,hiks…memang memilukan. tapi tetap bersyukur dengan daerah saya yang terkadang juga kekuarangan air kalo pas kemarau, meskipun airnya keluar sedikit. keprihatian ini harusnya menyadarkan orang-orang yang tinggal di daerah yang tidak kekurangan air untuk peduli terhadap mereka

    salam kenal,
    fitri

  9. Saya jadi ingat pengalaman masa kecil, ketika orang tua saya harus berpindah-pindah rumah. Hal tersebut dilakukan bukan karena tidak nyaman dihuni, namun karena kami kesulitan air bersih.

    Sungguh ironis, negeri yang dulunya hijau dan kaya air bersih kini justru berada di ambang krisis air yang mencemaskan.
    .-= Baca juga tulisan terbaru indra kh berjudul Nestapa Mushala di Pusat Belanja =-.

  10. Kang Sandimin juga mampir di semarang. ngantri air bersih. namun sampai kapan kang sandimin bisa mendapat mata air yang melimpah ruah di tanah kelahirannya? grobogan.
    (nyontek berita di tv)
    hi hi hi,

  11. el nino yang menghampiri negeri kita pada seperempat penghujung tahun ini akan semakin memperberat kondisi kekeringan. tak hanya di desa kang sandimin, daerah-daerah lain juga terancam kekeringan yang sama bila kita tidak waspada. namun kewaspadaan semata tanpa kerja konkrit sama saja sia-sia toh, pak satu? aksi illegal logging tetap juga berjalan. hutan indonesia gundul, kayunya terus juga diekspor ke negara-negara yang paling keras menghujat penggundulan hutan di indonesia.

  12. wah diponorogo saja kalau lagi kemarau ya kering? kasihan yang rumahnya di gunung? malah sulit air.
    *salahe dewe pohon ditebangi ilegal*
    .-= Baca juga tulisan terbaru jidat berjudul Ngabuburit =-.

  13. Bicara eksploitasi hutan, selalu akan terjadi pertentangan antara kebutuhan peningkatan ekonomi dan semangat perlindungan lingkungan. Demikian tajamnya pertentangan itu sehingga seakan tanpa solusi. Namun dalam perkembangannya, kian banyak yang sadar bahwa lingkungan bukan hal no 2. Banyak negara yang telah meratifikasi berbagai peraturan tentang perlindungan lingkungan semacam protokol kyoto dsb. Di Indonesia, meski belum sempurna, UU 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU 7/2004 tentang Sumber Daya Air sebenarnya lumayan untuk meminimalisir nestapa sebagaimana dirasakan Kang Sandimin. Sayangnya, lagi-lagi kita harus dibuat mahfum bahwa UU itu pun tak lebih dari macan kertas.

  14. air untuk kehidupan
    mempunyai siklus yang pasti
    tetapi manusia telah menghancurkan siklus tersebut

    dengan menebang pohon secara tidak wajar
    dengan menghancurkan hutan secara tidak wajar
    manusia-manusia seperti itulah yang patut kita ajar

    mari hijaukan bumi Indonesia
    untuk anak cucu kita
    salam hijau bang sawali

  15. ini merupakan dampak dari ketamakan sebagian dari warga dan oknum yang menebangi hutan demi kantong pribadi. Dampaknya baru terasa saat ini. Banjir jika musim hujan, kekeringan jika musim kemarau.

    1. @perigitua, menurut saya, semuanya berawal dari sikap individualistik yang makin menjadi-jadi pak…, makin berkurang sikap tolong menolong en kebersamaan…, seandainya musibah yang ada bisa membuat kita makin erat lagi rasa tolong menolong itu, mungkin kita baru bisa memahami hikmah dari semuanya…
      cu…
      .-= Baca juga tulisan terbaru perigitua berjudul Faza dalam Sayembara =-.

  16. bukan cuma hutan, om
    tapi pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim secara ekstrim. yang daerah hujan makin tinggi curahnya, yang daerah kering maskin kering tanahnya.
    tinggal kita sebagai individu, apakah bisa mewujudkan kesadaran ini menjadi tindakan yang nyata di kehidupan sehari-hari.
    .-= Baca juga tulisan terbaru ~noe~ berjudul Orang Ketiga =-.

  17. Kang Sandimin, potret sederhana rakyat biasa yang sarat akan pesan moral untuk orang disekitarnya. Tidak berusaha lari dari keadaan (setidaknya sebagai kapten rumah tangga).Belajar dari kisah pak Sandimin, sudah sewajarnyalah bila kita tidak berpikir bahwa bumi kita baik baik saja.

    1. terima kasih apresiasinya, mas hakim. semoga saja daerah2 lain sppt yang terjadi di daerah kang sandimin mendapatkan perhatian secara khusus sehingga kekurangan air yang mereka hadapi bisa teratasi.

  18. Para Sahabat mari kita gunakan momentum PUASA RAMADHAN ini untuk mempersatukan RASA.. membentuk satu keluarga besar dalam persaudaraan ber dasarkan CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG.. menghampiri DIA.. menjadikan ALLAH sebagai SANG MAHA RAJA dalam diri.. menata diri.. meraih Fitrah Diri dalam Jiwa Tenang.. menemukan Jati Diri Manusia untuk Mengembalikan Jati Diri Bangsa
    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
    I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll

  19. namun ada satu hal yang saya sangat sulit untuk menerima, Pak. saat para penduduk asli yang turun temurun hidup di dalam hutan, dipersalahkan melakukan pembakaran. padahal sistem adat mereka selama bergenerasi tidak bermasalah, dan sudah terbukti berdasarkan kajian ilmiah bahwa kebiasaan mereka tak memiliki “andil sebenarnya” dalam kerusakan itu.
    .-= Baca juga tulisan terbaru pakacil berjudul Hanya Sebuah Percakapan =-.

    1. iya, pakacil, menurut khasil kajian, para p[enduduk asli malah memiliki kekayaan nilai kearifan lokal tentang upaya melestarikan lingkungan, kok. mereka malah paham benar bagaimana cara menjaga bumi dan lingkungannya.

  20. di tempat saya dilahirkan ada namanya waduk/bendungan yg bila musim kemarau tiba, waduk tsb akan dibuka dan dialirkan ke sawah2 sesuai jadwal dan jatah pembagian yg telaj ditentukan.
    dan ada juga bila musim kemarau tiba, sungai2 di kampung akan byk ditemui pompa2 air buat ngademin sawah pak tani. lebih hebatnya cara ini cukup ekstrim krn terkadang tdk cukup memakai satu pompa untuk mengantarkan air ke sawah.
    bersukur bila tinggal di daerah pegunungan yg jarang kekurangan air, adem lagi

  21. Bener … semua itu karena … hutan-hutan kita pada di cukur gundul … makanya terjadi kekeringan yang sangat parah …

    Semoga cepat terselesaikan dengan baik Pak 😕
    .-= Baca juga tulisan terbaru Wongndeso berjudul JQuery Plugin =-.

  22. Mudah-mudahanan keringnya tanah tidak membuat kita kering harapan.

    Kerusakan hutan di Indonesia merupakan rekor dunia karena pernah menjadi yang memiliki tingkat kerusakan paling cepat. Pembalakan liar sudah terjadi sejak lama. Bahkan, para pemegang HPH pun suka ngemplang juga dengan tidak melakukan penanaman kembali.

    Aneh memang, hutan yang luas itu bisa dikapling-kapling untuk keuntungan perseorangan. Satu orang bisa menguasai ratusan ribu hektar hutan untuk digunduli. Sementara, para pelestari hutan yang tinggal di sekitarnya diusir dari alam yang menjadi tempat hidupnya bergantung.

    Entah kapan pembangunan akan menyentuh tata kehidupan di ruang-ruang sempit kita. Pembangunan selama ini hanya proyek. Menurut Manajemen Proyek, sesuatu dikatakan proyek apabila ada “jangka waktu tertentu” alias ada waktu mulai dan waktu berakhir. Nah, dengan pendekatan proyek, pembangunan tidak akan menjadi sebuah sustainable development atau pembangunan yang berkelanjutan. Antara satu proyek dengan proyek yang lain kadang tidak nyambung. Setelah proyek selesai, tidak ada pemeliharaan.

    Ya… mau bagaimana lagi, Pak?
    .-= Baca juga tulisan terbaru kombor berjudul Peta Rumahnya Kombor Yang Bukan Saya =-.

    1. mungkin benar, mas arif. pendekatan yang digunakan dalam pembangunan selama ini agaknya tak pernah lepas dari manajemen proyek sehingga hal2 substansial tapi tak diproyekkan gagal mendapatkan perhatian. repot bener.

  23. turut bersedih atas kondisi tersebut Pak. Air begitu pentingnya bagi hidup kita, sehingga ikut merasakan mereka yang kekurangan air. Banyak daerah yang sama. Saya pernah merasakan kejadian seperti ini 15 tahun yang lalu. Konon sekarangpun belum tersentuh perbaikan. Untuk yang satu itu saya hanya baru bisa ikut merasakan pak. Trims. Salam
    .-= Baca juga tulisan terbaru arkasala berjudul UNDIP PUN IKUT BERTINDAK =-.

  24. mari kita gunakan momentum PUASA RAMADHAN ini untuk mempersatukan RASA.. membentuk satu keluarga besar dalam persaudaraan ber dasarkan CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG.. menghampiri DIA.. menjadikan ALLAH sebagai SANG MAHA RAJA dalam diri.. menata diri.. meraih Fitrah Diri dalam Jiwa Tenang.. menemukan Jati Diri Manusia untuk Mengembalikan Jati Diri Bangsa
    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
    I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
    🙂 🙁 :d :”> :(( :d/ 😡 8-| /:) 😮 😕 :-\” :-w 😉 [-( :)>-
    .-= Baca juga tulisan terbaru KangBoed berjudul Rumah Baru Persembahan Sahabat =-.

  25. rusak tapi belum ada perbaikan upaya yang sederhana untuk menguranginya,hanya segelintir orang yang memiliki smngat untuk menggalakkan penanaman pohon,ttpi tak sdikit jg yg tak peduli,bkankah bumi tmpt dinaungi manusia,tmpt yang tlh diberi Oleh Tuhan untuk manusia mengelola dan menjaganya…tidak seperti penebangan pohon,pencemaran lingkungan dll,kesadaran yg teramat jongkok yang tak bisa kita perbuat apa2:(:(contoh seperti prnh iklan televisi,1 orang membuang 1 sampah dpt merubah tantanan bumi menjadi lebih friendly…saya jg hnya bisa membuang sampah pada tempat smph,hal kcil yg bisa dilakukan tp Insya Allah membuat dampak yang besar….sedikit ketulusan doanya semoga kita bisa hidup di bumi dengan segarnya udara dan rindangnya pepohonan yg menyejukkan maupun gaya hidup smkin shat amien,,,

    1. setuju banget,m mas ridwan. justru aksi2 besar itu dimulai dari langkah2 kecil seperti itu. jika semua orang peduli dan mau melakukannya, insyaallah akan menjadi kesadaran kolektif hingga akhirnya bisa memberikan manfaat besar buat bumi tercinta.

    1. hmmm … agaknya bukan hal yang mudah utk biosa memberikan penyelesaian secara tepat dan tuntas, mas. tapi jika setiap orang memiliki kemauan dan kepedulian tinggi utk menjaga kelestarian lingkungan, insyaallah sumber air kehidupan itu masih bisa dipertahankan.

  26. tak banyak yang menyadari bahwa air milik Allah SWT yang patut di syukuri kenikmatanya yang tentu harus di jaga kemanfaatanya , tak jarang kebutuhan egosentris terhadap air memicu perpecahan perang antar pemakai yang tidak memahami kebersamaan
    walah kang sandimin mesti ke gunungkelir untuk mengambil air suci pak wakakakakakak
    selamat berpuasa untuk pak sawali sekeluarga
    .-= Baca juga tulisan terbaru genthokelir berjudul Jadilah Bapak =-.

    1. hehehe … betul sekali, mas totok. sesekali dia akan saya ajak ke puncak g kelir utkl melihat betapa melimpah ruahnya air di sana. terima kasih, mas totok, selamat menjalankan ibadah puasa juga, mas. salam hangat buat keluarga.

  27. retakan tanah seperti foto di atas terkadang memberikan inspirasi bagi pelukis untuk berkarya. btw, kang sandimin ini cerita asli pak? bikin saya terharu juga
    .-= Baca juga tulisan terbaru antown berjudul Berjihad Visual =-.

  28. sebenarnya ngeri juga membayangkan ketersediaan air bersih sekian tahun mendatang. beberapa waktu yang lalu saya ke klaten, ngobrol2 dengan bapak-bapak di sana, muka air tanah terus turun. sumur yang dulunya kurang dari 9m sekarang kedalamannya harus lebih dari 15m. katanya, hal itu mulai terjadi sejak ada ‘pabrik’ air mineral di sana.
    iya juga… saya pernah mendapat penjelasan teknis tentang hal ini. saya paham penjelasan waktu itu tapi tidak ingat detilnya gimana. yang jelas, turunnya muka air tanah dalam itu sangat berpengaruh pada turunnya muka air tanah dangkal. artinya, kalo MAT-dalam turun sedikit saja, MAT-dangkalnya bisa turun berlipat-lipat.
    kalo manusianya susah diajak memikirkan hal ini, bisanya cuma berdoa deh, semoga Allah masih memberikan air untuk manusia…
    .-= Baca juga tulisan terbaru Latree@dandelion berjudul Warak Ngendhog, a tradition. =-.

    1. terima kasih tambahan informasinya, mbak. kita tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada masa2 mendatang jika kerusakan hutan yang menjadi penyebab kekeringan ini tak bisa secepatnya teratasi.

  29. fenomena tahunan yang terjadi di negeri ini kian tahun kian tambah parah saja pak, karena mereka pembabat hutan punya baking yang kuat dan dapat dengan mudahnya hukum dikelabuhi
    .-= Baca juga tulisan terbaru Achmad Sholeh berjudul Seleksi Alam =-.

    1. betul sekali, mas janggleng. atmosfer lingkungan yang makin abai terhadap persoalan2 nilai dan moral agaknya sangat berpengaruh terhadap gaya hidup manusia pada masa kini hingga kepedulian mereka terhadap masalah lingkungan jadi makin berkurang.

  30. Benar sekali, Pak. Konon hutan di Pulau Kalimantan tinggal 30% saja dan saat ini penambangan batubara dan penebangan illegal yang menggerus hutan terus berlanjut..

    Entah bagaimana nasib anak cucu kita nanti, sedih juga memikirkannya.

  31. manusia,gak bisa hidup tanpa air,begitu kok masih berani bersifat sombong.keren pak ceritanya he he tak pikir tadi mau cerita mistik air kehidupan

  32. kemarin waktu kegiatan 17an, masyarakat yang membuat jampana buat karnaval agustusan harus mengeluarkan anggaran 200% lebih besar dari biasanya … karena sayuran dan produk pertanian lainnya yang mereka biasa mereka produksi … kini harus mereka beli dengan harga lebih mahal tentunya …
    Apa sebab mereka tidak bisa berproduksi seperti biasa … karena air untuk menunjang kegiatan mereka sulit didapatkan ..

    tapi hebatnya mereka tidak pantang menyerah tetap berpikir dan bertindak untuk mengatasi masalah tersebut …

    {lho kok komen saya ngawur yahh.. maaaf] 😡

    Salam Ramadhan Al Mubarok 1430 H
    Salam Hangat Selalu dari AbulaMedia.com
    .-= Baca juga tulisan terbaru Abula berjudul 4 Prinsip Pelayanan =-.

  33. Air memang sebuah organ kehidupan yang sangat banyak sekali manfaatnya yang di anugerahkan Allah SWT kepada Makhluk-Nya.. Dan kadang kita lupa hal tersebut termasuk saya sendiri :d.. makasih Pak sawali atas postingannya yang sekaligus mengingatkan saya..
    .-= Baca juga tulisan terbaru Mukhtar berjudul MALINGSIA Di Hajar Saykoji =-.

  34. Beberapa hari lalu saya membahas negara kita ini dengan ibu saya. Waktu itu dengan sedih kami bicara bahwa betapa kayanya Indonesia ini (sampai Belanda begitu rakusnya tak mau melepas Indonesia), semua ada, semua disediakan, hanya tinggal manusianya saja yg berusaha sedikit agar menghasilkan.

    Tapi ternyata manusianya sendiri yang rakus, hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, & merampas hak orang lain. Sebelah sini ada yang kekeringan, smtr di pulau seberang air berlimpah. Sebelah sini ada yg kelaparan, smtr di pulau seberang hasil tanam melimpah ruah. Hanya butuh satu tangan saja kok untuk mengatasinya. Tangan pemerintah. Saya tidak terima melihat begitu banyak orang kaya di negeri ini tp tidak perduli pada si miskin di pulau seberang.. **sedihhhh…………
    .-= Baca juga tulisan terbaru zee berjudul gempa woi… gempa… =-.

    1. @zee,
      wah, pasti diskusinya menarik, mbak zee. saya kira benar banget itu, mbak. kesalahan kolektif kita yang cuek diperparah dengan oknum perusak lingkungan telah membikin sumber kehidupan jadi makin sulit didapat.

  35. Apa tindakan yang bisa kita lakukan?. Bisa dimulai dari hal yang kecil, dari lingkungan keluarga, memanfaatkan limbah wudhu untuk menyiram tanaman.

    Saya coba terobosan baru, tugas dikerjakan di blog atau dikerjakan via email. Suatu saat bukan hanya air yang sulit kita dapatkan namun kertas akan menjadi barang mewah di negeri ini karena semakin langkanya penyediaan bahan baku akibat banyak hutan yang gundul.
    .-= Baca juga tulisan terbaru Puspita berjudul Pendidikan Holistik, Upaya Mencetak Generasi Berkarakter (1) =-.

    wah, salut banget, bu pita, benar2 sebuah terobosan yang sangat ramah lingkungan.

  36. Salam

    Membaca komentar di tulisan ini rasanya seperti sedang mengikuti kopdar Blogger Bekasi, Blogger Surabaya dan Blogger lainnya.
    Semua kawan-kawanku ada disini dan saling bersahutan memberikan komentarnya.
    Mungkin karena air memang salah satu dari kunci kehidupan setelah udara, sehingga menjadi menarik untuk dibahas dan diperbincangkan.

    Kok ya pas mbak Ajeng komentar tentang sholat malam aku menulisnya juga sehabis sholat malam.

    Salam kompak selalu ….
    .-= Baca juga tulisan terbaru eshape berjudul "Kehangatan Koprol" =-.

    1. salam hangat juga, mas eshape, makasih banget support dan apresiasinya, kebetulan mas irfan dan hendra, dua blogger bekasi, yang hadir di sana. salam hangat dan salam ngeblog buat temen2 be-blog.

  37. kira-kira apa yang bisa memperbaiki keadaan ini? kita butuh solusi? agar orang-orang yang terlibat secara langsung dan tidak langsung melakukan perusakan…bisa sadar bahwa bencana yang terjadi karena ulah mereka ulah manusia…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *