Refleksi Menjelang Hari Guru 2008

Kapan sekolah kami lebih baik dari kandang ayam. Kapan pengetahuan kami bukan ilmu kedaluwarsa. Mungkinkah berharap yang terbaik dalam kondisi yang terburuk

…..

Bolehkah kami bertanya, apakah artinya bertugas mulia, ketika kami hanya terpinggirkan, tanpa ditanya, tanpa disapa.

Di sejuta batu nisan guru tua yang terlupakan oleh sejarah, terbaca torehan darah kering.
Di sini berbaring seorang guru, semampu membaca buku usang, sambil belajar menahan lapar, hidup sebulan dengan gaji sehari.
Itulah nisan seorang guru tua yang terlupakan oleh sejarah.
(Winarno Surahmat dalam apel HUT Ke-60 PGRI di Solo, Jawa Tengah)

Masih ingat penggalan lirik yang diucapkan dengan nada pilu oleh Winarno Surahmat tahun 2005 yang silam? Ya, ya, ya! Agaknya, lirik itulah yang membuat Wapres, Jusuf Kalla, tersentak.

Saya yakin sekolah kita tidak seperti kandang ayam. Saya yakin banyak sekolah yang jauh lebih baik daripada itu. Gaji Anda memang belum cukup, tapi saya yakin bahwa gaji Anda tidak hanya cukup untuk hidup satu hari. Janganlah kita semua mengejek-ejek bangsa ini,” timpal Jusuf Kalla dengan mimik dan nada agak emosional, sebagaimana diberitakan di sini.

logoSekadar refleksi menjelang Hari Guru Nasional, 25 November 2008, ada baiknya kita buka kembali arsip peristiwa yang berada di dalam rak dunia pendidikan kita, terutama berkaitan dengan keberadaan guru yang diyakini banyak kalangan senantiasa berada di garda depan dalam pengembangan kualitas peradaban bangsa.

Dalam konteks Indonesia, secara jujur harus diakui, menjadi guru bukanlah prioritas utama sebagai profesi hidup. Kalau dilakukan sebuah survey, bisa jadi profesi guru akan menempati urutan yang ke sekian. Kalau memang benar, hal itu tidak berlebihan, sebab apresiasi publik terhadap profesi guru belum sehebat dengan profesi lain yang lebih menjanjikan harapan hidup. Yang lebih ironis, sebagian mahasiswa yang masuk ke fakultas keguruan ditengarai lantaran “tersesat” setelah tak diterima di fakultas-fakultas favorit. Bahkan, konon, sebagian pelamar CPNS guru memiliki kualifikasi ijazah non-keguruan. Hanya lantaran memiliki akta IV di bidang keguruan, akhirnya mereka dinilai memenuhi syarat. Saya tidak tahu pasti, benar atau tidak tengara semacam itu, karena saya sendiri sejak kecil memang sudah bercita-cita menjadi guru, berkat sugesti yang begitu kuat dari guru-guru SD saya di sebuah kampung yang sunyi.

2005Meski demikian, saya tetap menaruh rasa hormat dan salut kepada rekan-rekan sejawat, terlepas apa pun latar belakang keilmuan mereka. Yang pasti, mereka telah siap mengemban amanat untuk bisa melepaskan anak-anak masa depan negeri ini dari kubangan keterbelakangan dan kebodohan. Di tengah minimnya apresiasi publik terhadap profesi guru, mereka tetap dituntut untuk tampil di depan memberikan teladan, di tengah membangkitkan prakarsa dan kehendak, dan di belakang mampu memberikan dorongan dan motivasi yang inspiratif sebagaimana tersirat dalam motto: “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani”, yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara.

Memang bukan tugas yang ringan dan mudah untuk menekuni profesi sebagai guru. Selain mumpuni dalam menjalankan tugas-tugas institusi, mereka juga diharapkan mampu memiliki kepribadian terpuji sekaligus mampu bergaul secara sosial di tengah-tengah komunitas masyarakatnya. Mengingat demikian pentingnya keberadaan guru dalam membangun sebuah peradaban bangsa, sangat beralasan jika Kaisar Jepang pernah bertanya: ”Masih berapa guru yang tersisa di negeri ini?” pasca-peristiwa bom atom tahun 1945. Sang Kaisar justru tidak bertanya, berapa tentara yang tersisa. Agaknya, dia sangat mencemaskan kelanjutan masa depan Jepang seandainya negeri Matahari terbit yang sedang menghadapi masa-masa sulit semacam itu kehilangan figur seorang guru. Dengan kata lain, untuk mengumpulkan puing-puing peradaban Jepang yang hancur, guru dirangkul dan diposisikan secara terhormat dan bermartabat. Tak heran jika dalam perkembangannya kemudian, negeri Dai Nippon itu mampu menjadi salah satu “Macan Asia”, bahkan dunia.

Bagaimana dengan posisi guru di negeri kita? Dari sisi kesejahteraan, kehidupan guru memang sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Apalagi, janji dan pasal dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 (UU Guru dan Dosen) tentang tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sudah terealisasi, kecuali guru yang bernasib kurang beruntung, termasuk saya; dapat sertifikat, tetapi tunjangan tidak cair-cair juga.

Meski demikian, apresiasi terhadap profesi guru tak hanya sebatas tunjangan finansial. Mereka juga membutuhkan rasa aman dan nyaman dalam menjalankan tugas-tugas profesinya. Sungguh menyedihkan ketika banyak kejadian kekerasan yang masih saja menimpa para guru. Tak jarang, mereka harus menerima ancaman kekerasan dari siswa atau pihak orang tua murid, ketika sedang menjalankan tugas. “Pembidaban” semacam ini, apa pun motifnya, jelas keliru dan tak bisa ditolerir. Taruhlah guru bersalah dalam mengambil keputusan, karena mereka juga manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Namun, sungguh tidak adil kalau guru lantas harus diperlakukan kurang manusiawi melalui tindakan-tindakan konyol dan kurang beradab. Ini tidak lantas berarti, guru mesti dibiarkan berbuat semaunya, karena sudah ada kode etik yang mengikat mereka dalam menjalankan tugas-tugas profesionalismenya. Dalam konteks ini, sungguh relevan lirik pilu Winarno Surahmat: “Apakah artinya bertugas mulia, ketika kami hanya terpinggirkan, tanpa ditanya, tanpa disapa.”

Yang tidak kalah menyedihkan, masih saja ada upaya sistematis untuk membungkam suara kritis para guru. Mereka tak segan-segan kena semprit kalau ikut-ikutan melakukan kontrol terhadap berbagai bentuk penyimpangan yang terjadi, seperti menyuarakan kecurangan ujian nasional, memperjuangkan nasib rekan sejawat yang teraniaya, atau memobilisasi guru untuk kepentingan-kepentingan politis.

Pada sisi lain, para guru juga mesti melakukan refleksi dan otokritik. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan, para guru juga harus berusaha meningkatkan kompetensi diri. Empat kompetensi guru, yakni kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial, sudah seharusnya tak hanya sekadar hafalan dan retorika belaka, tetapi benar-benar menyatu secara afektif dan mewujud dalam aksi nyata. Sungguh ironis jika rekan-rekan sejawat gencar berdemo menuntut kesejahteraan, tetapi justru mlempem setelah tuntutan mereka terpenuhi.

Nah, selamat melakukan refleksi rekan-rekan sejawat! ***

No Comments

  1. selamat hari guru pak dan buat guru se Indonesia.
    dilema guru senantiasa selalu ada, kasihan juga sih melihat guru bermaksud mengajarkan malah disalahartikan oleh siswa ataupun orang tua.
    Sekarang peran guru tidak sekedar di sekolah tapi ikut juga menjaga komunikasi antar siswa, ortu dan sekolah 🙂

    Baca juga tulisan terbaru aRuL berjudul Palopo, My Hometown

    1. terima kasih, mas arul. itulah kenyataan yang masih terjadi di tengah masyarakat kita. guru belum sepenuhnya mendapatkan advokasi dan perlindungan hukum yang memadai, meskipun aturannya sudah jelas tersurat dalam UU Guru dan Dosen.

  2. Bingung mengomentari nasib guru di Indonesia ini, Kang Sawali 🙂

    “Slamat Hari Ulang Tahun Sobat-Sobat Guru, smoga pengabdian kita diterima Yang Maha Kuasa “

  3. selamat hari guru pak…
    saya bisa turut merasakan bagaimana perjuangan profesi guru di negeri ini, karena kebetulan orang tua saya pensiunan profesi tersebut yang pernah bertugas mengajar di daerah transmigrasi di bengkulu sana.
    semoga kedepan perhatian semua komponen bangsa ini terhadap profesi guru bisa lebih baik dan apresiatif dan para guru di seluruh pelosok negeri ini bisa tetap gigih menciptakan generasi penerus bangsa nan tangguh.
    sekali lagi selamat hari guru!

    1. wah, trnyata orang tua mas epat guru juga, jadi tahu dong jerih-payahnya tugas seorang guru. btw, kita harapkan ke depan guru2 kita makin profesional, mas epat sehingga anak2 masa depan negeri ini bener2 jadi generasi yang cerdas dan kreatif!

  4. selamat hari guru buat guru seluruh indonesia..

    semoga kedepannya pemerintah memberikan perhatia lebih kepada profesi guru karena merekalah sebuah bangsa bisa menjadi cerdas..

    *silahkan diambil awardnya pak di tempat saya 🙂

  5. Dengan rencana kenaikkan penghasilan guru tahun 2009 nanti, Insya Allah banyak lulusan-lulusan terbaik sekolah menengah yang akan menjadi guru. Dampaknya mungkin baru dirasakan dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.
    Semoga dengan ini guru akan menjadi lebih profesional dan dapat menjadi agen-agen perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.
    Selamat hari guru.

    Baca juga tulisan terbaru Dudi berjudul Koneksi Speedy di Ubuntu 7.04

    1. duh, keliru komennya, mas ardy, kekeke …. terima kasih ucapan selamatnya, mas vay, semoga semangat para guru makin berkibar,. hehehe … walah, kok ndak dijelaskan maksud jarwa dhosoknya, itu, mas vay, haks.

  6. Selamat hari guru pak,
    titip pesan buat rekan guru,
    minta tolong lebih ditingkatkan lagi ajaran budi pekerti pak,
    karena semakin hari, semakin miris saja melihat berita-berita di tv seputar tingkah dan kenakalan murid bahkan sampai mahasiswa
    meski orangtua juga mempunyai peran utama
    salam,-

    Baca juga tulisan terbaru mascayo berjudul Waspada Dampak Krisis Finansial Global

    1. terima kasih ucapans selamatnya, mas cayo, semoga bisa menjadi pemicu semangat saya dan rekan2 sejawat. terima kasih saran dan masukannya juga, mas. memang bukan hal yang mudah jadi guru pada masa sekarang. pengaruh dari luar sngat kuat sehingga banyak pelajar yang abai terhadap persoalan moral dan budi pekerti.

  7. Jangan Patah Semangat Pak…jadi guru ngak mesti ngajar di depan kelas….karena semua proses pembelajaran bisa berada dimana saja dan dari siapa saja…saya salut dengan perjuang para guru di daerah terpencil, dengan sekolah kandang ayam, tapi masih tetap mampu menjaga idealismenya…MAKA JADI GURULAH AGAR HIDUP MULIA

    SELAMAT HARI GURU

    Baca juga tulisan terbaru imoe berjudul ‘mohon maaf’

  8. saya merasa kualitas guru-guru kita sangat luar biasa, salah satu bukti konkrit adalah dengan banyaknya guru-guru yang memiliki blog hebat dan berkualitas.
    menjadi guru memang diperlukan keikhlasan yang luar biasa dalam mengemban tugas yang tak mudah ini, yakni sebagai ujung tombak kemajuan bangsa. dengan demikian tantangannya tentu sebanding pula dengan nilai kepentingannya.

    selamat hari guru kepada para pahlawan tanpa tanda jasa, para sejawat guru di seluruh nusantara. mari memajukan pendidikan di indonesia!

    Baca juga tulisan terbaru marshmallow berjudul Sculpture by The Sea

    1. terima kasih support dan apresiasinya, mbak yulfi. semoga saja rekan2 sejawat selalu berusaha utk meng-upgrade dan mengasah kompetensi sehingga tidak akan ditinggalkan oleh zamannya. terima kasih juga ucapan selamatnya, mbak yulfi, semoga membuat rekan2 sejawat makin bersemnagt dalam menjalankan tugas dan pengabdiannya.

  9. Selamat hari guru pak..
    semoga pemerintah memikirkan kesejahteraan guru. jangan ada lagi guru yang nyambi ngojek (bukan bermaksud merendahkan profesi tukang ojek lho)
    saya anak guru, jadi merasakan susahnya kehidupan guru saat itu. persis seperti oemar bakrie. lho kok saya yang mengeluh…

    Baca juga tulisan terbaru endar berjudul mbetulin tampilan

    1. terima kasih ucapan selamatnya, mas endar. wew… ternyata orang tua mas endar guru juga. mudah2an ke depan, para oemar bakri bisa segera berubah nasibnya sehingga jangan sampai ada guru jual rokok ketengan atau ngojek.

  10. Selamat Malam Pak Sawali. Kapan sekolah kami tidak seperti kandang ayam dan kapan ilmu kami tidak kadaluwarsa? Sungguh menyedihkan. Dulu Indonesia juara di Asia Tengara, bahkan orang Afrika sekolah di Indonesia. Sekarang dengan Vietnam saja kita kalah bersaing.

    Baca juga tulisan terbaru laporan berjudul Well, Come to Reality

  11. kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Sepakat sekali. Saya pikir ini adl kompetensi yg memang harus dijabarkan hingga tataran aplikatif di lapangan, dalam bentuk2 yg membuat sang Guru punya gambaran riil bagaimana semua itu diterjemahkan dalam kebiasaan keseharian.

  12. Selamat hari guru..semoga guru benar2 dapat menempatkan posisinya sebagai orang yg layak di gugu dan ditiru yg slanjutnya diiringi dengan peningkatan kualitas tenaga pendidik, anak didik n yg pasti…kesejahteraannya dunkk..y g mas?? Amin gitu llhoo..

    Nb : Minta maaf atas ketidaknyamanan mas tuk “komen” di blog saya…tlg diulang kembali mas..dan terus semangat…kwkwkwk..trims.

    Baca juga tulisan terbaru Nyante Aza Lae berjudul Chauvinism Sang Kopral !

    1. terima kasih, mas kurnia, ucapan selamatnya, semoga harapan itu bisa terwujud. btw, saya masih mengalami kesulitan utk komen di blogspot dengan model komen yang baru. kalau model yang lama malah lancar banget, tuh.

  13. Tersentak baca tulisan di awal.
    Kok pak Wapres malah menutupi kenyataan yang ada.
    Pernah turun ke lapangan g sih??
    Faktanya banyak sekolah seperti yang dideskripsikan lewat lirik tersebut.
    Miriiisss…

    Baca juga tulisan terbaru Gaby berjudul Pantech Slate Cell Phone

    1. saya juga yakin sekolahnya masih lebih baik dari kandang ayam. saya tahu sekolah yang gedungnya bobrok, tapi masih lebih baik dari kandang ayam. yang lebih penting adalah guru dan muridnya, bukan sekolahnya.

      1. ya, memang begitu harfiahnya, pak iwan. lirik pak winarno surahmad merupakan bentuk kritik betapa banyak gedung sekolah yang hampir ambruk. kalau masalah guru dan muridnya jekas lebih penting.

  14. Apapun yang terjadi. Bagaimana pun kenyataannya.

    SELAMAT HARI GURU
    SEMOGA PROFESI GURU KEDEPAN AKAN SEMAKIN MENDAPAT TEMPAT DI MASYARAKAT INDONESIA.

    SAAT INI BANYAK ALUMNI UGM, ALUMNI UI, UNDIP, ITB YANG TELAH MENJADI GURU.
    UU GURU DAN DOSEN TELAH DISAHKAN.
    KESEJAHTERAAN GURU PUN MULAI DIPERHATIKAN.

    SEMOGA PEMERINTAH KOMITMEN UNTUK MENJALANKAN SEMUA UU TERSEBUT.

  15. jadi inget beberapa hari yang lalu waktu hadir di lomba debat dengan tema “kenaikan gaji guru terhadap kinerja guru” disebutkan ada guru yang bahkan cari sampingan jadi tukang ojek!!

    harus diakui memang.. gaji kebanyakan guru memang belum selayak di negara2 lain. MAJU TERUS PARA GURU INDONESIA!!

    Baca juga tulisan terbaru daun berjudul Hijau Manfaat Tanaman Lamtoro

  16. saya ingin garisbawahi tulisan bapak pada alinea terkahir:

    “Pada sisi lain, para guru juga mesti melakukan refleksi dan otokritik. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan, para guru juga harus berusaha meningkatkan kompetensi diri. Empat kompetensi guru, yakni kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial, sudah seharusnya tak hanya sekadar hafalan dan retorika belaka, tetapi benar-benar menyatu secara afektif dan mewujud dalam aksi nyata. Sungguh ironis jika rekan-rekan sejawat gencar berdemo menuntut kesejahteraan, tetapi justru mlempem setelah tuntutan mereka terpenuhi.”

    saya sangat setuju dg hal tersebut; harus seimbang antara hak dan kewajiban… jangan hanya bisa menuntut, tapi mesti juga harus bisa membenahi diri!

    selamat hari guru!

    Baca juga tulisan terbaru vizon berjudul tajamuk classic91

    1. citraan semacam itu sudah lama muncul, pak, sepertinya istilah pahlawan tanpa tanda jasa itu akan sangat sulit diubah, hanya waktu dan peradaban yang akan bisa mengubahnya, hehehe … amiiin, terima ksih supportnya, pak.

  17. Salam kenal Pak Sawali. Saya terharu membaca postingan ini. Saya langsung teringat dengan istri saya yang seorang guru juga sering mengeluhkan seperti apa yang Pak Sawali tulis.

    Saya sendiri terkadang sedih dan tak tega melihatnya mengeluh karena pengabdiannya itu sangat jauh dari bayaran setimpal.

    Tapi saya kagum saat melihatnya setiap pagi-pagi benar sudah berangkat ke sekolah dengan tegar, bersemangat, dan seolah telah melupakan semua keluhannya.

    Semoga momentum hari guru ini menggugah para pemimpin negeri kita untuk benar-benar memperhatikan nasib para guru.

    SELAMAT HARI GURU PAK SAWALI…SALAM KENAL

    seperti melupakan semua keluhan-keluhan itu.

    Baca juga tulisan terbaru gasgus berjudul Preman Yang Cemas

    1. salam kenal juga, mas gasgus. wah, ternya istri mas gasgus seprofesi dg saya, hehehe … begitulah tugas guru, mas. tapi saya yakin banyak rekan sejawat guru yang bener2 menjadikan guru sebagai panggilan hidup sehingga bener2 total dalam mengabdikan dirinya, seperti istri mas gasgus itu. terima kasih ucapan selamatnya, mas, semoga mengilhami saya dan teman2 guru utk mengoptimalkan kompetensi dirinya dalam mencerdaskan anak2 bangsa.

  18. saya bisa membaca dan menulis tak lepas dari jasa seorang guru dan para petinggi pembuat kebijakan mereka juga terlahir dari seorang guru namun kenyataanya sampai hari ini masih belum nampak jelas untuk membalas budi dari keberadaan para guru undang undang masih sekedar tulisan tapi perlindungan serta kesejahteraan belum di perjuangkaan
    selamat hari Guru
    perjuangan Pak Sawali sebagai guru masih kita butuhkan untuk membangun negeri

    Baca juga tulisan terbaru genthokelir berjudul Buah Manis Persaudaraan

  19. Kapan sekolah kami lebih baik dari kandang ayam.
    *nggak komentar deh! ini lagu lama, dan alasan ketika pemerintah tidak bisa memenuhi hak ekosob adalah “butuh partisipasi masyarakat”.

    Kapan pengetahuan kami bukan ilmu kedaluwarsa.
    *Banyak juga pengetahuan yang nggak ada kedaluwarsanya pak! isalnya 4+4=16, hehehe… Susahnya, ada yang memanfaatkan kalimat itu untuk selalu produksi buku pelajaran, padahal buku lama masih relevan, hehe.

    Sungguh ironis jika rekan-rekan sejawat gencar berdemo menuntut kesejahteraan, tetapi justru mlempem setelah tuntutan mereka terpenuhi.
    *Saya pernah mengalami ketika mendampingi komunitas buruh, seorang aktivis buruh yang mulanya vokal dan jelas keberpihakannya, tiba-tiba melempem setelah mendapat kenaikan jabatan (dan bayaran) dari perusahaan… huh, tobat..

    Baca juga tulisan terbaru Andy MSE berjudul Sekar Lawu

    1. lirik pak winarno surahmad itu seperti jadi legenda utk menggambarkan nasib sekolah justru ketika mendapatkan sorotan tajam dari pak jusuf kalla. yaps, mudah2an rekan2 sejawat tidak kehilangan idealisme ketika kesejahteraan mereka makin membaik.

  20. Kang Sawali….yang rajin menebar warta. Salut atas refleksi anda dihari guru ini. Memang tak dapat dipungkiri bahwa profesi guru hingga kini konon masih termarjinalkan di negeri ini,apakah realita itu harus diratapi…? justru ini menjadi bahan renungan, wahana mawas diri dari jajaran “pahlawan tanpa tanda jasa” mengapa itu terjadi ? ayo kita cepat-cepat untuk bergegas dan berbenah diri, ayo kita bersama tingkatkan: etos kerja, budaya mutu, profesional,kerja tanpa pamrih walau sekolah gratis, n bersama kita bisa !
    Bukankah pemerintah telah mencanangkan bahwa profesi Guru sekarang ini sama dan sejajar dengan profesi lain. Jadilah Guru yang profesional. Selamat ulang tahun Guru Indonesia semoga tetap Jaya.
    from: kang guru soens Spegaluh Smg.

  21. Guru juga adalah tugas bagi tiap manusia untuk mempersiapkan mereka yang sangat berarti (anak-anak) dalam mengarungi kehidupan
    Hendak menjadi apa anak2 nanti adalah juga hasil pendidikan orangtua:)>-8-|:d/

    Baca juga tulisan terbaru tomy berjudul HASTA BRATA _02

  22. :d/
    Hallo Pak Guru anank Bangsa, apa kabar ? Lama tak mampir yah Pak? Mohon maaf karena sedikit malas membaca yang berat berat. Selamat hari Guru yah Pak, jangan pernah jera mengajar kami, jangan pernah jenuh membekali kami ilmu.

    1. alhamdulillah, sehat, mbak melly. gpp, mbak. mbak melly bisa mengunjungi blog ini kapan saja ada waktu dan kesempatan kok, hehehe … btw, selamat ya mbak atas sukses bukunya, semoga segera terbit buku2 yang mencerahkan berikutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *