Selamat Jalan Sang Jenderal Besar!

Sejak masuk RS Pertamina Jakarta, 4 Januari 2008 yang lalu, Sang Jenderal Besar itu makin tak kuasa melawan penyakit yang tak henti-hentinya menggerus dan menggerogoti tubuhnya yang kian ringkih dan rapuh. Ya, Soeharto, mantan penguasa Orde Baru lebih dari tiga dasa warsa itu, akhirnya menyerah juga. Betapapun hebatnya usaha para dokter kepresidenan dalam upaya memulihkan kesehatan Jenderal Besar yang selalu tersenyum itu, Allah sematalah yang berkehendak. Sang Malaikat Maut telah diutus untuk menjemput roh Pak Harto, pada hari Minggu, 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB. Daun sidratul muntaha di puncak Arsy pun telah luruh; menandai berakhirnya riwayat dan masa hidup Pak Harto dari dunianya yang fana selama lebih kurang 86 tahun.

pak-harto.jpg

“Innalillahi wa innaillaihi raji’un”

Suasana hening menyelimuti bumi pertiwi yang tengah berduka. Gending Megatruh perlahan-lahan merambat ke dinding langit, lantas mengabarkan duka itu melalui sinyal-sinyal informasi ke berbagai belahan dunia. Warga dunia yang sudah hidup dalam satu atap serentak menengadahkan wajah ke langit; seraya berdoa dan mengucapkan salam terakhir buat almarhum.

Selamat Jalan Sang Jenderal Besar, semoga diberikan kelapangan jalan menuju ke haribaan-Nya; diampuni segala dosa dan kesalahanmu, serta diterima semua amal baikmu.

Sebagai rakyat kecil yang pernah merasakan kepemimpinanmu, kami turut berduka. Sampeyan telah memberikan pembelajaran yang penting dan bermakna bagi bangsa ini; “aja dumeh, aja adigang, adigung, adiguna”. Semoga generasi dan anak-anak masa depan negeri ini bisa mengambil sisa-sisa kepemimpinanmu yang layak diteladani, sekaligus sanggup membentengi dari sikap arogan dan korup yang hanya akan menjadi penghambat jalan menuju ridha-Nya.

Sang Jenderal, doa kami tulus, semoga bisa menjadi salam dan kado terakhir menuju ke alam keabadian. ***

No Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *