Entah, tiba-tiba saja saya tergelitik untuk merespon komentar seorang pengunjung berikut ini menjadi sebuah postingan.
Mengapa saya tergelitik untuk merespon komentar Bung Abi –kalau boleh memanggilnya demikian– ke dalam sebuah postingan? Pertimbangan saya sederhana saja. Pertama, respon terhadap komentar Bung Abi cukup panjang sehingga lebih tepat dan relevan jika saya sajikan ke dalam sebuah postingan. Kedua, respon terhadap komentar tersebut tidak cukup hanya diketahui oleh Bung Abi, tetapi juga bagi komunitas pendidikan atau pengunjung yang lain.
Baik, terpaksa saya harus buka kartu untuk menjawab judul postingan ini. *Mohon maaf kalau ada ungkapan atau pernyataan yang agak narcis, hehehehe 😀 *
Sebelum ngeblog, saya memang sudah sering menulis di media cetak, seperti Kompas, Republika, Media Indonesia, Suara Merdeka, Wawasan, Solopos, dan sebagainya, baik berupa artikel opini, esai, maupun cerpen –untuk Kompas dan Republika cerpen saya belum pernah dimuat. Untuk mendapatkan bahan tulisan, saya seringkali harus berselancar ke dunia maya lewat warnet terdekat tempat saya tinggal (1 jam saya harus bayar 5 ribu). Kalau ke warnet saya betah berjam-jam, minimal 4 jam-lah. Dan tentu saja itu saya lakukan setelah mengajar. Rata-rata setiap minggu saya berkunjung ke warnet antara 3-4 kali. Materi downloadan itulah yang sebagian besar menjadi sumber inspirasi saya untuk menulis artikel, esai, atau cerpen ke koran, untuk selanjutnya saya kirim via email.
Makin lama berselancar, ternyata semakin mengasyikkan. Saya menemukan banyak blog gratisan lewat Paman Google yang cukup menarik. Saya baca tulisan-tulisannya cukup bagus. Lewat blog-blog yang ditunjukkan Paman Google itulah saya tersugesti ikut mencoba membuat sebuah blog sendiri. Saya pun terpaksa meluangkan waktu ke toko buku untuk membeli buku panduan ngeblog. Semua buku yang berbau blog pokoknya saya beli. *Maklum saat itu saya belum tahu kalau di internet banyak sekali tutorial ngeblog yang praktis*
Ketika pertama kali membuat blog, saya pilih blogspot. Dari buku panduan yang saya baca, konon blogspotlah yang paling gampang dikelola. Saya pun makin bersemangat untuk membuat postingan. Blog di blogspot bisa dilihat di sini. Namun, setelah punya blog, saya pikir kurang efektif jika harus pergi ke warnet setiap hari. Saya mulai berpikir untuk pasang sendiri di rumah. Karena kesulitan pasang telepon kabel, saya memutuskan untuk beli HP CDMA yang bisa disambung ke PC saya di rumah. Akhirnya, saya pun bisa ngeblog tanpa harus pergi lagi ke warnet hanya dengan fren atau flexi. Namun, ternyata borosnya nggak ketulungan Dalam seminggu, saya bisa menghabiskan 700 ribu untuk beli pulsa. Uang yang cukup berharga bagi seorang guru seperti saya hanya sekadar untuk bisa ngeblog, hehehehe. 😀
Lantaran terlalu boros, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti ngeblog. Hampir sebulan, blog Jalan-Mendaki tidak saya urus. Lagian, setiap kali usai memosting tulisan, saya agak kecewa, karena hampir tak ada pengunjung yang meresponnya sehingga keinginan saya untuk bisa bersilaturahmi, berdiskusi, dan brainstorming lewat blog gagal terwujud. Buat apa saya ngeblog kalau saya gagal menjalin silaturahmi, berdiskusi, dan brainstorming, pikir saya waktu itu. Ini juga pernah saya posting di sini.
Beruntunglah seorang sahabat di daerah saya menawarkan fasilitas untuk berlangganan internet dengan membeli bandwith hanya dengan biaya 175 ribu per bulan yang fulltime alias non-stop 24 jam per harinya. Saya pun tertarik. Memang resikonya saya harus membayar Rp2.125.000 pada bulan pertama untuk keperluan registrasi, pemasangan antena, dan thethek-mbengek yang lain yang saya sendiri tidak mudheng. Namun, saya pikir ini lebih murah ketimbang pakai HP CDMA. hehehe 😀
Semangat saya untuk ngeblog kembali muncul. Buku panduan ngeblog yang pernah saya beli saya lahap habis, lalu cari-cari produk blog yang paling gampang dan praktis untuk bersilaturahmi, berdiskusi, dan brainstorming. Ada macam-macamlah. Nah, saya pun tanya-tanya paman Google untuk menampilkan khusus blog wordpress. Seperti biasa yang tampil paling atas langsung saya klik. Ketika saya melihat beberapa postingan, ternyata banyak sekali pengunjung yang meninggalkan komentar. Bisa jadi, produk blog inilah yang saya cari.
Syahdan, saya pun memutuskan untuk membuat blog di wordpress setelah baca tutorialnya. 11 Juli 2007 saya posting tulisan pertama kali. Apa yang saya lakukan? Saya memperkenalkan diri sebagai blogger baru dengan cara blogwalking sambil memberikan komentar sebisanya, kemudian minta izin ngelink blognya. (Mohon maaf kepada sahabat-sahabat blogger yang saya link blognya di sidebar tanpa seizin dulu. Itu saya lakukan karena saya merasa perlu untuk menambah silaturahmi dan memang sangat saya perlukan sebagai media untuk berdiskusi dan brainstorming).
Ternyata teman-teman blogger WP memberikan respon yang bagus –bahkan luar biasa yang belum pernah saya dapatkan ketika membuat blog di tempat lain– dan meninggalkan beberapa komentar. Itulah kelebihan blogger-blogger WP. Meski rata-rata mereka sudah memiliki jam terbang tinggi di arena blogosphere, mereka tidak merasa berkurang keseniorannya dengan memberikan komentar dan apresiasi bagi blogger baru. Sebuah pengalaman batin yang cukup mengharukan. Saya merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas blogosphere WP, meski hanya secara online. Semangat kekeluargaan dan persaudaraan itulah yang membuat saya merasa nyaman di WP. Meski demikian, jangan coba-coba membuat postingan yang nyrempet-nyrempet unsur SARA, sarat intimidasi, dan arogan jika masih ingin bertahan dengan nyaman di WP. “Jangan membangkitkan harimau yang sedang tidur”, kata orang tua kita. Mereka dikenal cerdas dan kritis. “Kegarangan” mereka seringkali melebihi — pinjam istilahnya Bangaip— “kekejaman” redaktur koran atau majalah yang langsung memasukkan naskah ke tong sampah ketika membaca naskah pengirim yang dianggap hanya “sampah”. Para blogger WP seperti memiliki aliran “darah” yang sama untuk menjadikan WP sebagai arena ngeblog yang cerdas, mencerahkan, memberikan “katharsis” bagi pengunjung.
Mengingat ikatan persaudaraan dan kekeluargaan yang begitu bagus dari teman-teman blogger dan pengunjung, saya mulai suka itu. Keinginan saya untuk menjalin silaturahmi, berdiskusi, dan brainstorming dengan pengunjung akhirnya kesampaian. Hingga postingan ini saya buat, statistik blog saya pun belum stabil, naik-turun. Namun, itu bukan hal yang terlalu penting bagi saya. Kehadiran saya bisa diterima oleh teman-teman blogger dan pengunjung itu sudah merupakan penghargaan yang tak ternilai buat saya.
Berikut saya sajikan statistik blog saya pada 4 September Oktober 2007 pukul 19.38 WIB yang saya comot dari sini.
Jumlah kunjungan terstatistik seperti berikut ini.
Berdasarkan statistik tersebut terlihat bahwa sejak 11 Juli 2007 saya telah menghasilkan tulisan sebanyak 111 judul –apa pun yang saya tulis, entah serius atau sekadar sampah, dengan 537 komentar, jumlah tag 20, dan komentar yang berhasil ditangkap oleh akismet sebanyak 20 89 komentar SPAM. Sebuah gambaran blog yang masih jauh dari ideal dan bermutu, tapi saya menyukainya. Mudah-mudahan WP tidak salah mendatanya, hehehe 😀 dan saya mempercayainya. Terima kasih Mr. Matt.
Lalu, apa manfaatnya ngeblog buat saya? Saya pikir banyak, kecuali dua hal, yakni ketenaran dan sensasi. Dua hal ini memang tidak masuk dalam kamus ngeblog saya. Hehehehe 😀 Yang jelas, saya bisa bersilaturahmi, berdiskusi, dan brainstorming dengan sesama blogger dan para pengunjung. Kepada merekalah saya berguru dan belajar. Ucapan terima kasih tak luput saya sampaikan kepada rekan-rekan sejawat blogger dan para pengunjung yang telah berkenan untuk menjadikan blog Jalur Lurus sebagai ajang untuk bersilaturahmi, berdiskusi, dan brainstorming dengan nyaman, akrab, penuh canda, sarat persaudaraan dan kekeluargaan. Satu hal yang saya harapkan, –ini harapan saya sebagai guru– mudah-mudahan blog dilirik oleh pemerintah yang notabene berwenang untuk mengambil kebijakan berkenan menjadikan blog sebagai nilai tambah bagi guru dalam meningkatkan profesionalismenya. Lihat juga postingan ini. Mungkin lantaran ngeblog sudah menjadi bagian dari keseharian saya, saya pun sudah mencoba untuk membuat blog yang memiliki domain sendiri yang bisa ditengok di sini.
Rekomendasi bagi Rekan Sejawat Guru
-
Sudah saatnya rekan-rekan sejawat memiliki blog sebagai media untuk menjalin silaturahmi, berdiskusi, dan brainstorming untuk menunjang profesionalisme kita dalam upaya membangun dan meningkatkan mutu pendidikan.
-
Pilihlah blog yang gampang dikelola, cepat loading-nya, dan tidak merepotkan pengunjung dalam memberikan komentar terhadap postingan kita. Kalau saya menyarankan untuk menggunakan WP. Tutorialnya sudah saya pasang di sidebar. Hanya tinggal klik dan ikuti langkah-langkah selanjutnya.
-
Jangan jadikan blog sebagai media untuk mencari ketenaran atau sensasi. Fakta sudah banyak membuktikan hal itu. Seleksi alam yang akan membuktikan bahwa blog semacam itu tak akan berumur panjang.
-
Tetapkan pola dan desain isi blog yang akan dibuat sesuai dengan bisikan hati dan nurani kita. Usahakan tidak memosting tulisan yang kita sendiri tidak tahu maksudnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga konsistensi dalam mengelola blog.
-
Untuk fasilitas internet yang dinilai masih tergolong mahal, pada era sekarang ini saya pikir kok masih terjangkau oleh kantong guru. Kalau masih terlalu berat bisa memanfaatkan fasilitas internet di sekolah atau di warnet.
-
Budayakan ngeblog di luar jam-jam mengajar di sekolah. Jam kerja guru saya kira masih terlalu pendek jika dibandingkan dengan waktu luangnya. Nah, akan lebih bagus jika waktu luang tersebut kita manfaatkan untuk melakukan aktivitas ngeblog yang sangat bermanfaat untuk membangun tradisi keilmuan.
Nah, mudah-mudahan postingan ini bisa menjawab komentar dan rasa penasaran dari Bung Abi sekaligus mungkin bisa memberikan inspirasi bagi rekan-rekan sejawat yang kebetulan belum memiliki blog. Terima kasih untuk semuanya. “Mari kita budayakan ngeblog di kalangan guru.” Saat ini juga! Nah, salam hangat. ***
cerita yang sangat bagus… 🙂
betul pak, menulis di blog itu seperti sebuah kebutuhan akan aktualisasi diri. saya juga mendukung guru ikut menulis di blog sebagai sarana meningkatkan kualitas diri.
btw, SPAM-nya masih kurang banyak pak… 🙂 saya sejak nge-blog di wordpress Juli 2006, spam yang ketangkap akismet sampai saat ini sudah 11 ribuan. Apa salah saya ? 🙂
hidup ngeblog… !!!
Makasih Bung Fertob atas apresiasinya. Wah, udah kembali dari hiatus ya, Bung! Selamat datang kembali di blogosphere 😀 Kehadiran Bung Fertob pasti akan menambah semarak suasana diskusi WP ini, hehehe 😀
Ya, hidup ngeblog, Bung!
Eh, ada yang terlupa, nih untuk Bung Fertob. Tentang tertangkapnya komen nakal oleh akismet, nggak tahu tuh Bung. Ada baiknya tanya sama Mr Matt kali, ya? Hehehehe 😀
wah. ternyata begitu sejarahnya ya pak? wah, betul-betul bisa diceritakan dengan runut dan detail tanpa mengurangi kebosanan untuk terus dibaca. betul-betul jalur yang lurus. selamat pak! sudah memposting 111 tulisan. saya kagum!
Wah, hebat. Salut. Blog pelajar kan udah ada, buat juga blog guru pak!
Terus terang saja, saya masih hitungan bulan kenal dengan dunia per blog an. Miskin pengalaman en gaptek banget ya ??? h3w.
ceritanya bener-bener ngasih banyak ilmu pak, terutama buat pemula kayak saya, mesti banyak belajar nih mengelola blog di WP. kalo boleh minta tips lagi, gimana ya cara menghindari atau mensolusi terjadinya salahpaham antar pengguna blog ?
cerita yang bagus, seharusnya sekolah menyediakan fasilitas internet yang baik sehingga guru dan siswanya bisa sama-sama ngeblog ya pak
Waow…bagus ohm ceritanya…kebanyakan di awal sama ya, selalu dimulai dengan blogwalking dulu…tapi ada yang mengganjal saya ohm, mohon maaf ini tapi…perulangan brainstorming…walopun sudah dicetak miring…tapi sepertinya mandan menjadi kontra dengan tulisan ohm sawal juga beberapa saat yang lalu…*sebenarnya saya hanya penasaran, apa padanan kata untuk brainstorming tersebut??*
111 post yah.. angka cantik nich 😀
@atas
ntar malah muridnya kebanyakan ngeblog n nyampah ngga jelas daripada belajar donks
mengapa sayah ngeblog di blogger ya? *mikir..*
sayah ini pengen pindah wordpress, tapi kok ya..
@ ClixsenseR:
Trims ya atas apresiasi dan silaturahminya. OK, salam hangat.
@ atmo4th:
Kalau guru dan murid sama2 ngeblog kan jadi rame, Bung, hehehehe 😀
Repotnya kalau muridnya kasih komen sampah kepada gurunya *halah* gimana? Pasti seru kali, ya?
@ sQ:
Wah, memang Pak Sam pernah ngalami kesalahpahaman semacam itu? Menurut hemat saya, sih, kita perlu mencermati isi postingan yang akan tulis. Hindarkan kata2 yang kemungkinan bisa menyinggung *halah sok menggurui* perasaan pihak lain. Kalau dah telanjur keceplosan, ya minta maaflah dengan argumentasi yang menurut kita masuk akal. Kecuali kalau hal-hal yang menyangkut masalah keilmuan. Kebenaran kan mestinya tidak bisa disalahpahami, hehehehe 😀 Perlu didalami dulu substansinya.
OK, Pak Syam, trims.
@ anggara:
Hahahaha 😀 Usulan yang bagus, Pak Anggara. Idealnya begitu, pak. Hare gene masih ada sekolah yang belum punya komputer dan fasilitas internet memang agak lucu dan ironis, ya, Pak. Kalau guru dan murid sama2 ngeblog? Pasti rame, pak. Jangan2 nanti muridnya banyak yang komen nyampah di blog gurunya, hehehehe 😀
@ goop:
Wah, trims banget Mas Goop sangat cermat mengamati istilah “brainstorming”. Sebenarnya sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, yakni “ramu otak”. Hanya saja, justru padanan kata “ramu otak” ini saya pikir malah terasa lebih asing dari istilah aslinya, hehehehe 😀 Contoh lain, padanan kata mangkus dan sangkil untuk menggantikan istilah efisien dan efektif. Ternyata, masyarakat malah lebih kenal dengan istilah efisien dan efektif ketimbang mangkus dan sangkil Ini artinya, istilah2 asing yang sudah memasyarakat saya kira kok nggak perlu repot2 dicarikan padanannya.
@ funkshit:
Makasih, kawan, atas apresiasinya.
Hehehe 😀 Ya, ya, benar, kalau guru dan murid sama2 ngeblog, repotnya ya itu tadi. Banyak murid yang anonim komen nyampah di blog gurunya. Wah, bisa terjadi perang urat syaraf kali, ya?
@ -tikabanget-:
mengapa sayah ngeblog di blogger ya? *mikir..*
sayah ini pengen pindah wordpress, tapi kok ya..
Wah, maaf, ini, pandangan saya pribadi, lho, kawan. Kayaknya saya kok tampak sreg ngeblog di WP, hehehehe 😀 Saya kira teman2 blogger punya kebebasan untuk memilih produk blog yang dianggap paling tepat mampu mewakili pikiran, perasaan, dan kepribadiannya. OK, salam hangat, trims atas kunjungannya.
wah pak guru patut di contoh neh………
saya ajah baru satu bulan ngeblog dan tulisan saya masih acak kadul
*mohon bimbingannya, master* 😆 kayak pelem china ajah
Postingan yang bagus, pak. Bisa belajar banyak nih.
Kebetulan masih bego tuk ngurus blog, he he he.
Hidup guru-guru … sebarkan trus virus ngeblog, dijamin ngak rugi … wawasan menjadi makin melebar dan itu berari akan berdampak positif bagi profesi keguruan. Salut. Slamt buat guru-guru Indonesia yang semakin sadar akan arti informasi dan menuangkan pikiran.
Paman Swali T: Coba tenbus http://www.radarbanjarmasin.com tulisan Samopeyan dimuat hari ini
@ abeeayang
Trims atas apresiasinya Mas Abee. Ya, mari kita sama2 belajar gitulah. Bagusnya blog kan memang dimanfaatkan untuk saling belajar.
@ Hanna:
Makasih Mbak Hanna atas apresiasinya. Yuk, sama2 belajar, ya?
@ Ersis Warmansyah Abbas:
Trims banget Pak Ersis. Mudah2an virus ngeblog bisa menular ke seluruh guru di negeri ini, hehehehe 😀
Wah, makasih kalau tulisan saya dimuat di radar banjarmasin, Pak.
Lalu, apa manfaatnya ngeblog buat saya? Saya pikir banyak, kecuali dua hal, yakni ketenaran dan sensasi. Dua hal ini memang tidak masuk dalam kamus ngeblog saya.
Saya suka dengan kalimat bapak itu. Moga teman kita para blogger juga punya pemikiran yang sama.he3.
Tenyata bapak berhati mulia lho. Sudah terbukti di sini lho.
selamat pak, anda bergabung dengan blog yang benar…
hehehe…. 🙂
brainstorming itulah yang membuat saya akhirnya mempunyai blog di wordpress. 😀
@ Hanna:
Wah makasih, Mbak Hanna dan juga komennya yang kedua, hehehe 😀 Salam.
@ aRuL:
Wih, Mas Arul, ternyata saya nggak salah pilih WP, ya? OK, makasih, ya, Mas. Salam
@ danalingga:
Agaknya kita punya pandangan yang sama ya Mas Dana. Salah satu tujuan ngeblog adalah untuk brainstorming. Wah, makasih kunjungan dan komennya, Mas. Salam.
setuju, pak…
saya ngeblog biar otak ga gampang tumpul
dan mudah-mudahan sih ada manfaat buat orang lain
Bagus sekali pak,
Guru emang harus Go Blog… biar sharing ilmunya tidak hanya dibatasi oleh dinding kelas, tapi bisa dinikmati khalayak. syukur-syukur bisa menghasut para murid buat ngeblog, biar terbiasa menulis.
@ caplang™:
Nah, sama dong pandangan kita tentang ngeblog, OK banget!
@ tan andalas:
Setuju banget, Bung. Lantas untuk para murid apakah juga sudah saatnya diajak ngeblog, Bung, hehehehe 😀 Ntar komen nyampah dan OOT di blog gurunya
Pengalaman Pak Sawali sedikit banyak paralel dengan pengalaman saya! 😀 Pertama saya juga nge-blog di Blogger (memakai bahasa Inggris), lalu
karena ada sedikit rasa kebangsaan saya, saya buka juga sebuah blog dalam bahasa Indonesia dengan WordPress. Pertama kali saya tidak sadar dan tidak peduli apa kelemahan dan kelebihan masing-masing bloghost, pertimbangannya ya kebetulan saja kedua bloghost tersebut yang paling populer. Mula-mula saya beranggapan bahwa Blogger lebih superior daripada WordPress, karena di Blogger, kita bisa memasang Widget dari luar, dan Blogger dapat menerima object JavaScript, CSS full-supported blog, dll. Namun setelah sekian lama, baru saya menyadari bahwa WordPress mempunyai kelebihan tersendiri yang menyentuh, walaupun kelebihan itu bukan kelebihan teknis. Ya, WordPress berhasil membuat kehangatan di antara para anggotanya, keinteraktifan di antara para anggotanya begitu lancar dan hangat, saya baru sadar bahwa faktor itulah yang terpenting, faktor itulah yang membuat seorang blogger bersemangat untuk terus berkarya! 🙂Bapak termasuk aktif menulis ya .. baru 3 bulan sudah 111 tulisan dihasilkan. Good job.
@ Kang Yari
Setuju banget .. karena di WP saya bertambah sahabat yang hangat. Sampai kopdar segala. Hal ini tidak saya jumpai di multiply, friendster, blogspot dll.
Oya pak .. mohon maaf lahir bathin kalau ada kata2 saya yang menyinggung. Lebaran pulang kampung ga?
okee..pak, kebenaran kan tidak bisa disalah pahami. betul banget. ngomong-ngomong bapak tinggal di Kendal ? itu deket pantai ya ? o iya. artikel bapak yang dimuat di radar Bjm jadi inspirasi saya nulis artikel selanjutnya.
Bener Pak, Persis banget alasannya seperti apa yang bapak uraikan, saya juga guru lho…
@ Yari NK:
Tepat sekali, Bung Yari. Itulah pengalaman saya ngeblog di WP. Silaturahmi antarblogger WP sangat khas; hangat, dan penuh persaudaraan sehingga termotivasi untuk terus berkarya.
@ erander:
Terima kasih apresiasi dan kunjungannya, Pak erander. Dalam hal ngeblog tampaknya kita punya pandangan yang sama kalau WP memang memiliki nilai lebih, terutama dalam menjalin silaturahmi.
Sama2 Pak Erander. Saya juga mohon maaf jika ada salah2 kata. Taqaballahu minna waminkum.
@ SQ:
Betul, Pak Syam, dekat pantai, sumuk, hehehehe 😀 Ok, Pak Syam, mumpung masih muda terus berkarya.
@ Deni Triwardana:
Terima kasih Pak Deni atas kunjungan dan apresiasinya. Salam hormat untuk Bapak. Sudah lama blog Bapak saya link –dan saya telah minta izin, lho, hehehehe 😀 . Ya, semoga aja makin banyak teman guru yang mengikuti jejak kita, Pak, biar dapat predikat tambahan: Blogger Guru.
wuih pak… OLnya malam2… nunggu sahur yah?
Ass,saya sangat setuju dengan pandangan bapak tentang ngeblog,tujuan utama adalah bisa menjalin silahturahmi dan kita juga mendapat tambahan ilmu juga wawasan ya pak…apalagi bapak senang mengomentari tulisan- tulisan saya wah saya tambah semangat berteman dan menjalin hubungan dengan orang seperti bapak salah satunya hehehe saya jadi tau kekurangan saya pada tulisan yang saya posting,sip pak yuk kita ngeblog yuk kita jalin silahturahmi bersama-sama.Wassalam.
@ aRuL:
Iya, nih, Mas Arul. Nunggu sahur sambil nulis2 apa sajalah gitu, hehehe 😀 Mas Arul lagi OL juga rupanya.
@ fira:
Aduh, Mbak Fira, pandangan kita sama dong kalau gitu. Baiknya memang ngeblog untuk menjalin silaturahmi, saling belajar, dan menajamkan *halah* wawasan, hehehehe 😀
Yuk, Mbak Fira, memang itu tujuan kita, kan. OK, banget nih ajakannya.
Sejarah dan proses yang panjang ya pak Guru 😉
Salut…salut…
Yah, dan aku yakin kita tidak bisa berdiri sendiri tanpa orang lain, sebuah karya (bagus atau tidak bagus) yang besar juga ada karena ada peminat-nya kan? dan menurut aku di blogosphere ini, kita semua adalah bayi yang masih merangkak dengan kemampuan kita masing-masing terlepas dari ke-senior-an dan ke-junior-an, bener kan pak Guru? 😉
Wah, makasih Bung. Agaknya seorang guru memang butuh sejarah yang panjang untuk bisa ngeblog, hehehehe 😀 Saya sangat setuju, Bung, di blogosphere ini memang semuanya perlu saling belajar dan mengasah diri. Di sinilah kita bisa menimba banyak ilmu dan pengalaman dari sahabat2 kita yang lain. Tanpa kehadiran komunitas semacam itu, agaknya kita kok tidak akan berarti apa2. OK, thanks. Salam militus.
Terlepas dari dibaca atau “belum” dibaca (saya lebih senang menyebut belum, daripada tidak), budaya nge-Blog akan meningkatkan budaya tulis menulis yang berhubungan dengan budaya baca, yang juga akan meningkatkan kemampuan beropini yang baik (jujur, lugas, dan dalam perspektif yang benar).
Salam kenal yaa Pak. Thanks banget buat tulisannya yang memotivasi kembali saya untuk terus nge-blog hehehehe…. 🙂
salaam,
BaRT…
Btw,
blog stats nya bikin ngiri deh Pak 🙁
Tapi semua itu khan hasil perjuangan yaa Pak? Bolehlah saya belajar banyak ….
Sumpah saya terharu sampek mata sayah berkaca-kaca. Guru elok tenan…
Keduanya, sayah setuju kalok ngeblog cari sensasi bakal “dihajar” secara alamiah oleh komunitas. Contoh kasus, Ratu Adil Sontoloyo….
He…he…he….
wah blognya di WP banyak pak yah?
mati satu tumbuh seribu….
bapak pasti tahu pak guru urip dgn helgeduelbek-nya? dulu dia dedengkot wp. bagaimana kalau bapak buat blog jaringan guru? guru makin pintar, pasti murid makin jauh lebih pintar… demi masa depan bangsa pak
mantap! jadi lebih terinspirasi lagi buat nge-blog…
salam kenal ya pak, dan aslam juga buat temen2 blogger disini di Indonesia…
@ BaRT: Setuju banget dengan pendapat Bung Bart, budaya nge-Blog akan meningkatkan budaya tulis menulis dan baca, yang juga akan meningkatkan. Keduanya saling berkelindan.
*Ah jadi geer nih, kawan*
OK, salam kenal juga, Bung!
@ mbelgedez:Wa, makasih apresiasinya Mas, tapi jangan terlalu berlebihan, jadi geer, nih, hehehehe 😀 Betul sekali, Mas Mbel, kalau ngeblog hanya ingin cari sensasi, bukan di WP tempatnya karena pasti akan dihajar beramai2,
@ passya.net: Wah, untuk bikin jaringan perlu persiapan yang matang, Bung. Untuk sementara sambil memperkenalkan blog untuk para guru, saya masih akan konsentrasi untuk mengelola blog yang masih perlu terus dilakukan.
@ bakazero: OK, makasih, kawan, salam kenal juga, mudah2an salam Bung juga kebaca oleh para blogger di sini. OK, salam hangat.
Hi, enak juga kalo semua guru dinegeri kita kayak bapak, gw baru belajar nih mohon sarannya.
btw, Pa Sawali…
Coba juga buat aggregator untuk blog Guru…
biar lebih mudah membuat jaringan sesama guru…
kebetulan saya sekarang mau mencoba memulai membuat aggregator untuk kampus, soal data guru khan, bisa cari di friendster.com, atau akucintasekolah.com
btw, dah lama ga ketemu guru SD, SMP, SMA nih…
Terima Kasih atas jawaban Pak Sawali, saya sering membantu ngajari temen-temen guru untuk ngeblog, hanya saya bisa ngajarinya sebatas teknik sedangkan kebanyakan temen-temen guru yang di butuhkan adalah motivasi.
Moga-moga jawaban Pak Sawali bisa membantu meningkatkan motivasi temen-temen guru untuk ngeblog dalam rangka meningkatakan pendidikan di Indonesia.
Terima Kasih
Wassalam
Abimanyu
*Tanpa membaca komentar-komentar orang lain*
Wah ceritanya panjang juga, tapi asyik untuk disimak sampai ludes ceritanya, Pak. 😀
Saya tertarik dengan pernyataan:
“Meski rata-rata mereka sudah memiliki jam terbang tinggi di arena blogosphere, mereka tidak merasa berkurang keseniorannya dengan memberikan komentar dan apresiasi bagi blogger baru.”
@ bambangtko: Makasih Bung Bambang atas apresiasi dan kunjungannya. Tapi bagusnya memang kita sama2 belajar, hehehe 😀 Kita bisa memanfaatkan blog untuk sharing dan berbagi pengalaman apa saja. OK, salam hangat.
@ bakazero: Makasih banget Bung informasinya. Mohon nanti dibantu, ya? Mudah2an dengan cara semacam itu budaya ngeblog di kalangan guru bisa terwujud.Akan saya coba! OK, trims. Salam hangat.
@ Abi:
Oh, begitu, ya, Bung Abdi. OK, kita memang perlu kompak untuk melakukan sebuah perubahan. Blog di kalangan guru memang sudah saatnya dibudayakan. Dan itu blogger2 yang sudah berpengalaman, termasuk Bung Abi, perlu bersama2 untuk menggandeng para guru. OK, salam hangat.
@ mathematicse:
Ya, begitulah Pak Al-Jupri. Untuk ngeblog, sebagian besar guru memang perlu beberapa tahapan. OK, salam hangat, pak.
saya pindah ke WP karena pasword yang di blogspot hilang, sekrang kesemsem, sama dengan jenengan saya memulai pada bulan juli juga
Semoga fasilitas share yg luar biasa ini dapat membuat kita lebih saling memahami demi interaksi bahkan kerja sama yg lebih baik dan lebih nyata lagi.
Oh ya pak, apakah fasilitas di blog ini juga dapat dimanfaatkan oleh siswa2 kita ya ? Misalnya dengan penyediaan bahan ajar atau apalah gitu… 🙂
Pak Sawali dah 111 postingan ya ? Wow…
Saya aja baru 50 an sejak Maret 2007.
Keep blogging…
Keep sharing…
🙂
@ Imam Mawardi:
O, begitu toh, Pak Mawardi. Tapi sekarang makin mantap kan di WP, hehehehe 😀
@ Herianto:
Setuju, banget Pak Heri. Mudah2an bisa kita wujudkan suasana sharing dan berbagi pengalama itu. Wah, untuk anak-anak kayaknya belum, Pak. Suatu ketika mungkin anak-anak juga akan diperkenalkan tentang cara belajar lewat blog dan jaringan internet.
OK, makasih, Pak Heri.
Salam hangat untuk semuanya.
kalau saya pake wordpress karena mungkin sudah bosen ngeblogs di friendster yang makin kesini makin ngga terurus aja hehehehe, tapi di wordpress ini ada sensai baru untuk ngoprek walaupun masih jauh dari harapan, dan yang paling penting saya ingin belajar menulis saja
@ Hendriadi:
Oh, begitu, ya, Pak, kini makin enjoy pakai WP, kan, hehehe 😀
ahh…pak…blogspot ndak separah friendster…
ini pake wordpress djoega karena dipaksa…
sebenarnja ik ndak terlaloe soeka ngeblogg karena ik boekan tipe orang jang pintar berbitjara..hampir semoea tjeloteh ik adalah sampah…tapi setelah membatja postingan ini…spertinja ik orang jang sombong dan ndak sopan sekali…
betewe…statistiknja keren betoel….
*kagoem*
@ celo *kagak log in*:
Sayangnya saya belum pernah pakai friendster, ya, jadi nggak bisa membedakan.
Ya, kalau nggak suka ngeblog ya nggak usah dipaksakan, toh. Tapi wong ngeblog itu nggak harus pada cas-cis-cus, nggak harus pintar ngomong. yang penting dah lancar ngetik, ada ide, jadilah postingan.
OK, makasih, ya.
Salam kenal pak Sawali,
Ingatan saya tentang Kendal adalah urusan banjir di jalanan. Tapi itu sudah lama sekali…. Asyik juga malam ini ketemu situs dan membaca pengalaman bapak ngeblog dari Kendal. Saya sudah ‘bookmark’ situs bapak dan kalau sempat saya akan kembali lagi.
Yang jadi pertanyaan saya, bapak mengeluarkan biaya Internet sebanyak itu, apa tidak ada rencana untuk mendapatkan kembali biaya yang telah bapak keluarkan? Saya belum sempat baca seluruh tulisan bapak, tapi apakah kalau bukukan pengalaman bapak di sini dan diterbitkan bisa menutup kembali ongkos yang sudah bapak keluarkan? Saya melihat angka-angka rupiahnya waktu membaca tulisan bapak ini lalu timbul pertanyaan tersebut. Saya liat di situs ini juga tidak iklan, tetapi mungkin memang di sana tidak pakai iklan ya. Maaf, ini pertama kali saya temukan situs yang membuat saya ingin komentar.
Salam dari Amerika, dan salut untuk pak Sawali.
@ drt:
Wah, benar2 dapat kunjungan kehormatan nih. Betul sekali, kawan, Kendal memang akrab dengan banjir, tapi saya kira juga nggak beda jauh dengan kota lain, apalagi Semarang yang kemarau saja sering banjir rob,
Blog WP memang bukan untuk tujuan komersial. Hingga sekarang untuk pasang adsense agaknya belum diizinkan Mr Matt tuh, sang pemilik WP ini. Tapi aku bersyukur dah boleh nunut. Tujuan saya ngeblog di WP memang bukan untuk cari duwit, tapi bersilaturahmi, berdiskusi, dan brainstorming gitulah.
Tidak rugi? Wah, saya kira nilai silaturahmi dan bisa saling belajar dengan sesama blogger dan pengunjung itu lebih tinggi nilainya dan tak bisa diukur dengan rupiah, kawan. Saya merasakan kenyamanan di WP ini meski harus menyisihkan duit untuk online dan bayar listriknya. Tapi semuanya lancar2 saja kok, nggak sampai periuk dapur njomplang atau sang istri marah2, hehehe 😀
Agaknya saya sulit meninggalkan blog yang besar manfaatnya untuk menunjang tugas dan profesi saya sebagai seorang guru. Makanya saya sudah siap2 bikin blog yang berdomain di http://sawali.info/ untuk jaga2 sih.
OK, makasih banget, kawan kunjungannya. Mudah2an kita bisa terus bersilaturahmi mesti hanya sebatas di dunia maya.
Saya sempat juga berkunjung ke blog Anda yang berbahasa Inggris. Wah, padahal bahasa Inggrisku masih kacau. Kalau bikin komentar postingan berbahasa Inggris dijamin pasti OOT-nya
Salam dari Kendal, Indonesia.
salam mas sawali..
sepertinya menarik juga jika sesekali (kebetulan saya 2 tahun terakhir membantu PTKPNF dalam pengembangan ICT) saya mengambil contoh mas sawali kl lagi training dengan guru2 di PTKPNF. for inspiring. kadang tanpa contoh, sulit sekali 🙂
sesekali berkunjung pak, ke web kita di
http://www.sekolah2000.or.id
http://www.oke.or.id
http://www.jugaguru.com
siapa tau kunjungan bapak (seperti ke jugaguru) bisa inspiring banyak guru lainnya 🙂
ok Good
Maaf, pak Sawali baru sekarang sempat balas. Hehehe, saya pasang linknya ke situs yang satu pak, terus mumet juga untuk cari di mana komentar saya pak.
Setelah membaca komentar pak Sawali, saya pikir mungkin ada baiknya juga menulis blog dalam bahasa Indonesia. Apalagi kebetulan saya lihat ada kesempatan dalam dua hari ini untuk menunjukkan kehadiran kita yang berbahasa Indonesia dalam dunia maya ini.
Aduh, belum selesai komentarnya, salah pencet lagi. 🙁 Memang sudah malam, sudah saatnya istirahat.
Salut atas semangat pak Sawali mengasuh ruangan ini.
Tabik dari Amerika.
nb: Saya ingat banjir bukan jelek-jelekan Kendal lho pak. Tapi dulu waktu masih mahasiswa, tiap minggu wakuncar pasti lewat Kendal. Jadi nostalgia pak. 🙂
@ drt:
Oh, rupanya bakal ramai pertarungan dua raksasa di dunia adsense itu, ya, Pak.
*Nggak apa2, Pak. Rupanya dulu Bapak sering apel di kendal, toh*
OK, Pak, makasih. Salam dari Indonesia.
Pak Sawali, blog sawali.info nya kok ngga bisa di akses? anyway by the way busway, aku baru tahu nih alasannya ngeblog. Pada dasarnya semua blogger punya keinginan yang sama, menulis. yang membedakan mungkin tujuannya saja. Saya ngeblog dah lama, pake blogspot pula. tapi tewas semua ngga keurus. namanyapun juga ikut lupa! 😀
Tengkiu juga dah nyoba tutorial sederhana ku. Versi Amatir lho…. kedepan akan saya bahas lebih kompleks lagi.
Sekali lagi salut buat bapak. 2 jempol!
@ benbego:
http://sawali.info/ lancar2 saja tuh, Mas. Bisa dibuka kok. Blog saya di blogspot hingga sekarang masih aktif. Cuma nggak pernah saya update.
OK, Mas, kalau ada info2 terbaru ttg ngenet cepet2 diposting ya? Biar aku bisa nunut, hehehe 😀 Dasar Gaptek sih
OK, makasih banget lho Mas.
ngeblog memang mengasyikkan pak..
salam kenal 😀
Beruntunglah seorang sahabat di daerah saya menawarkan fasilitas untuk berlangganan internet dengan membeli bandwith hanya dengan biaya 175 ribu per bulan yang fulltime alias non-stop 24 jam per harinya. Saya pun tertarik. Memang resikonya saya harus membayar Rp2.125.000 pada bulan pertama untuk keperluan registrasi, pemasangan antena, dan thethek-mbengek yang lain yang saya sendiri tidak mudheng. Namun, saya pikir ini lebih murah ketimbang pakai HP CDMA. heheh
>> eh mbok saya minta penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini….
@ macanang:
Salam kenal juga, kawan. Iya, ya, selain asyik, ngeblog juga memacu kita untuk terus belajar. OK, trims.
@ restlessangel:
Di daerah Bapak/Ibu sudah ada agen jasa semacam itu? Kalau dah ada kan gampang, tinggal kontak mereka aja. Soal teknis saya juga nggak mudeng tuh. OK, mudah2an biasay internet di negeri kita makin murah dan meriah sehingga makin banyak yang bisa memanfaatkannya. OK, makasih.
WordPress emang paling OK.
Tapi lebih ok lagi kalo wordpressnya berbayar. Alias punya domain sendiri 🙂
Wordpressnya bisa di otak atik sesuai selera kita. 🙂
@ Agam:
Yak, setuju banget. Untuk itu, saya juga mengelola blog sawali’s site. Jika sempat, silakan Mas Agam mampir di http://sawali.info/ Ok, makasih, salam ngeblog.
Pingback: sawali’s site | Membudayakan Aktivitas Ngeblog di Kalangan Guru
Post yang sangat bermanfaat. Saya juga sedang menerapkan mekanisme blog bagi mahasiswa-mahasiswa di mata kuliah jurnalistik. Setiap mahasiswa saya wajibkan membuat blog untuk memposting tugas-tugas praktikum, baik itu tulisan, fotografi maupun desain tata letak. Jadi, blog merupakan sebuah wahana di dunia maya yang multifungsi…….
Salam.
@ sofwan {kalipaksi}:
Makasih, pak. Wah, memang sudah saatnya proses pembelajaran menggunakan media TIK agar lebih menarik dan menyenangkan, Pak. Strategi yang Bapak gunakan OK banget tuh. Dengan cara demikian, mahasiswa tidak lagi “buta” terhadap media online yang sangat bermanfaat pada era global ini. OK, makasih kunjungannya, pak, salam.
Kami mengundang Pak Sawali menjadi juri di http://muhshodiq.wordpress.com/2007/11/19/pemilihan-top-posts-september-oktober-2007/
Sebagaimana juri lain, boleh memilih postingan sendiri, boleh pula postingan orang lain. Terima kasih.
Pingback: Teriakan “Bocah-bocah” Nakal « JALUR LURUS
Pingback: Blog Guru « JALUR LURUS
Pingback: Catatan Sawali Tuhusetya | Catatan Sawali Tuhusetya
Pingback: sebuah kesempatan « Wastusastra’s Weblog
Salam kenal pak??
Sangat beruntung sekali saya datang ke blog anda..
dan juga untuk para guru”.
Jangan lupa mampir juga ya pak keblog saya??
karena wordpress.com mantapp…
semakin tak habis pikir aku, bagaimana membagi waktu antara posting dan membalas komentar dari teman-teman. ketiga blog yang saya temmukan semuanya terisi secara terus menerus
Pingback: Catatan Sawali Tuhusetya
Pingback: SMP 2 Pegandon Online