Ketika Kobaran Api Mengepung Shinta

Dalang: Ki Sawali Tuhusetya Sisa-sisa perang dahsyat masih terasa. Di sana-sini, terlihat gedung-gedung, kantor-kantor pemerintah, rumah-rumah penduduk, atau bangunan lain yang porak-poranda; hangus dan hancur berkeping-keping bercampur darah kering; darah…

Pasang Surut Menyusuri Kompleks Blogosphere

Terdorong oleh semangat bersilaturahmi dan mendokumentasikan pemikiran, opini, dan refleksi "gado-gado" kehidupan, serta catatan-catatan ringan seputar masalah pendidikan, bahasa, dan sastra, saya telah "terlempar" ke kompleks blogosphere. Tepatnya 31 Juli…

Pringas-Pringis

(Sekadar jampi sayah di tengah kenaikan harga BBM)

Berbeda dengan teman-teman sekampungnya yang larut dalam antrean demo bayaran menentang kenaikan BBM, Karjo Puyeng justru asyik dengan dunianya sendiri. Seirama dengan usianya yang sudah memasuki masa puber, hasrat untuk memiliki pasangan hidup semakin menggerus ubun-ubunnya. Matanya yang bundar-lebar kayak mata barongan itu selalu jelalatan kalau melihat gerombolan cewek yang tengah melintas. Itu terjadi gara-gara calon istrinya dibawa kabur orang. Malam ndak pernah bisa tidur hingga matanya yang liar itu jadi ngiyip. Jangan heran kalau saban hari biyungnya ngomelin habis-habisan bak bibir sak tumang kari sak merang.

“Apa kamu nggak malu jadi tontonan para tetangga. Saben hari kerjanya kok ngluyur terus. Mbok nyoba-nyoba nglamar jadi priyayi,” celoteh biyungnya ceriwis.

“Semua ini gara-gara Sampeyan kok, Mbok! Milihkan jodoh nggak cocok!” sahut Karjo Puyeng sembari mengepulkan asap rokok tingwe alias nglinting dhewe.

“Eeee … Lha kok malah nyalahkan aku? Kamu ini saya sekolahkan sampai es-em-a, supaya kamu bisa jadi priyayi. Kalau jadi priyayi, cah wedok kan mesti datang sendiri, tahu?”

Setelah Berpindah Server

Selama empat hari, saya tidak bisa meng-up date blog. Bukan apa-apa, melainkan sedang terjadi perpindahan server oleh dapurhosting (DH). Lewat e-mail, DH menyarankan supaya saya tidak meng-update blog selama 2…

Cukup Satu Malin Kundang Saja!

Baru saja kita menyaksikan sebuah adegan drama di atas panggung kehidupan sosial. Tragis dan ironis sekaligus. Tragis lantaran harus ada korban. Kaum muda kita, mahasiswa-mahasiswa yang gencar menyuarakan penolakan kenaikan…

Arogansi Tumenggung Wilmuna

Dalang: Ki Sawali Tuhusetya Mata Tumenggung Wilmuna melotot. Jidatnya yang lebar berkerut-kerut. Belum tuntas berita dalam majalah itu dibaca, buru-buru dibanting keras-keras di atas meja kerjanya yang mengkilat. Wayang separo…