Ijazah di negeri ini agaknya telah menjadi ”berhala” yang dipuja dan diburu banyak orang. Tak melulu dalam dunia kerja. Hampir semua ceruk kehidupan selalu bersentuhan dengan selembar kertas itu. Bahkan, pernikahan yang disakralkan dan disucikan pun secara tak langsung telah menjadikan ijasah sebagai penentu kualitas prosesi. Sebelum ijab kabul berlangsung, calon mertua tak jarang menanyakan kualifikasi ijasah calon menantunya. Ya, ijasah sudah menjadi bagian jatidiri yang menyatu dalam lembar kehidupan. Pencitraan publik pun lantas dengan cepat memosisikan ijasah sebagai penentu kualitas hidup. Sudah demikian parahkah belenggu ijasah di negeri ini sehingga tak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya?
Maka, ritual tahunan perburuan ijazah pun dimulai. Setiap orang tua rela mengeluarkan ratusan ribu, bahkan hingga jutaan rupiah untuk mengantarkan anak-anak mereka ke tengah ladang perburuan. Para pelaku pendidikan sering tak berdaya membaca memo pejabat. Sungguh tidak nyaman kalau harus menolak. Mereka terpaksa menyusupkan anak ”memo pejabat” itu sebagai siswa didiknya. Sementara, anak-anak dari kalangan tak mampu tidak sedikit yang mesti tersingkir lantaran tak memiliki posisi tawar. Sudah demikian parahkah belenggu ijasah di negeri ini sehingga demikian mudah menciptakan machiavelli-machiavelli baru yang menciderai nilai-nilai kejujuran?
Sungguh, ”berhala” ijazah telah memiliki andil yang cukup besar terhadap merebaknya ketidakdilan akses pendidikan. Berapa juta saja anak-anak cerdas negeri ini yang secara sosial gagal meningkatkan taraf hidup? Altar persembahan beserta para pemuja gengsi hidup agaknya tak sanggup menerima kehadiran mereka tanpa mempersembahkan selembar ijazah sebagai ”tumbal”. Kapankah belenggu ijazah itu berhenti menjerat orang-orang miskin?
Yang lebih parah ketika ”berhala” ijazah itu sudah memasuki stadium gengsi dan harga diri. Mereka yang kemaruk gelar tak henti-hentinya mempertajam indera penciuman untuk mengendus jejak lembaga pendidikan yang menggelar ”program tipu-tipu”. Dengan membayar sekian duwit, gelar dan ijazah dijamin masuk kantong. Tak perlu repot-repot mengikuti kuliah, apalagi menyusun skripsi, tesis, atau disertasi. Semuanya sudah diatur dengan rapi dan lincah lewat sentuhan tangan-tangan terampil dan terlatih. Para tetangga dan kolega pun tersentak. Tak pernah mendengar dan menyaksikan sang pemburu gelar kuliah, tetapi di atas pintu rumahnya tiba-tiba tampak setumpuk gelar di depan dan di belakang nama hingga panjangnya melebihi batas lebar pintu.
”Memangnya gue pikirin? Mau bukti?” begitu kilah sang pemburu gelar menghadapi desakan pertanyaan bertubi-tubi sembari menunjukkan selembar ijazah dengan penuh kebanggaan.
Ah, ijazah itu! ***
Keterangan: Gambar dicomot dari sini.
Lagi iki aku pertama.
Semua gara2 ada alat penerawangan dari Google.
Buru2 tak simpan takut keduluan. Nanti gampang komentar lagi
marsudiyantos last blog post..Navigasi
Susah dibedakan, ijasah itu di”berhala”kan apa di”dewa”kan, tapi demikianlah realitanya. Ada yang bilang kalau negara kita itu sakjane bukan Republik tapi Negara Bukti Fisik. Unjuk Kerja nomor sekian, yang penting ada pendukungnya berupa bukti fisik yang diwakili selembar kertas A4. Pak Sawali pasti melihat fenomena di sekitar kita, mulai PAK, Sertifikasi, Akreditasi, Supervisi dan sederet administrasi yang lain, semua diotak-atik, direkayasa, dimanipulasi yang penting ada bukti pendukungnya berupa kertas sak lembar tadi. Sampai2 “program analisis gadungan” yang saya buat pakai software sederhana laris manis beredar ke mana2, karena guru tinggal masukkan nilai akhir, maka otomatis program akan berjalan mundur, mengisi otomatis kolom di depannya, seakan telah terjadi analisis nilai betulan. Tapi nyatane laku, tapi nyatanya terpakai. Tak cuma ijasah, sertifikat setali tiga uwang. Entah untuk nambahi poin masuk sekolah, untuk nyalon Pamong Desa atau untuk keperluan lain, obral sertifikat marak di mana2. Saya pernah menjumpai saat pendaftaran murid baru, menyertakan sertifikat aneh, juara baca doa. Bagaimana tolok ukurnya seseorang dapat predikat “Juara Baca Doa”?. Makbulnya, apa nyaringnya, apa banyaknya air mata yang menetes, apa intonasinya?. Judheg ngrasakke. Kalau juara Adzan memang ada, tapi mbok jangan dibuat versi lain. Jangan2 nanti ada Juara Wudzu, Juara Batal, dan juara aneh lainnya. Panitia kehabisan akal, lalu cari model tapi kelewat nyasar. Ibaratnya pabrik obat nyamuk bakar, bingung kalah bersaing lalu buat model kothak. Mana Tahan… Malah diguyu nyamuk…
marsudiyantos last blog post..Navigasi
Wah, memang ini kenyataan pak. Mungkin hanya bingung kalo tidak menilai berdasarkan ijasah, lantas berdasarkan apa?
duh, masih ketelen juga.
danalinggas last blog post..Dialog Rakyat
gi mana lagi pak ya namanya dapat aja susah mahal lagi sekarang
Ronggos last blog post..Free Flash News Premium WordPress Theme
ada yang lebih parah pak, pada tender-tender proyek itu biasanya peserta tender melengkapi data-datanya dengan pinjam ijasah disana sini, comot ijasah di brankas data hrd yang penting masuk kualifikasi kekekeke padahal brangkas ijasah itu adalah kumpulan data-data ijasah dari pelamar pekerjaan di perusahaan tersebut yang enggak pernah dipanggil untuk diterima sebagai pekerja.
Jadi inget ijasah S2 saya di Bandung yang sampai detik ini belum diambil.
Padahal lulus sejak tahun 2004 …
Harjos last blog post..Undangan Seminar dari NetApp
yah begitulah.. Kita terlalu bangga dengan kepalsuan. Dari ijasah palsu, kaya palsu (karena korupsi), sampai istri palsu (karena selingkuh).
Kok hukuman sosial kayaknya ga berjalan/mempan yah??
salam
made ekas last blog post..Anggrek kita Dirampok!!
bener banget tuh. malah kebanyakan sekarang orang mengejar gelar, bukan sekedar ilmu saja…
Salam
Gaya hidup materialistis membuat sesuatu yang mestinya bernilai menjadi sekedar formalitas belaka, saya lebih senang menyebutnya ijazah tanpa ruh *halah apa seeh*
nenyoks last blog post..Home SweeT Home
ayo bikin blog dng nama domainmu sendiri, ada yg murah di idbloghosting.com
sepengetahuan saya ijazah memang perlu, pertama sih untuk lolos dulu sebuah tes kerja, setelah itu mekanismenya bukan ijazah lagi, tapi sudah melalui wawancara dan mekanisme lainnya.
Kalo memang ijazah mereka tidak didapatkan dengan benar, berarti dalam proses selanjutnya akan ketahuan 😀
hehhee
aRuLs last blog post..Internet Indonesia mahal
Kenyataan memang begitu pak sawali, dan harganya bervariasi, banyak informasi yang menyatakan bahwa Ijasah hanya formalitas untuk mendapatkan gelar, berapa biaya untuk itu? Ambil kedokteran spesialis Rp.1M, Akpol infonya Rp.200-300jt, dsb. Beginilah Pak sawali, secarik kertas itu haganya bisa sampai ratusan juta hingga 1 milyar.
laporans last blog post..The Indonesian Dragon
😛 sayangnya Bapak tidak menyertakan solusi yang tepat guna untuk memangkas realita yang sudah kebablasan ini… (atau masih dalam penggodokan teori dan aplikasi yang berkenaan dengan ini, pak?)
Salam,
ariss_s last blog post..Seputar Kesalahan dalam Berdo’a ~ Refleksi Kenapa Do’a Jarang Terkabul
Lambat laun, orang dengan sikap dan perilaku demikian juga akan tergusur dari dunia pekerjaan. Dunia sesungguhnya. Karena yang berkualitas baik tetap akan unggul (walaupun gak semuanya sih…he.he..he..).
Katanya mantan pacar saya (caelaaa!): mutiara itu walaupun di lumpur berada, tetap karena cemerlangnya akhirnya akan tertangkap jua oleh mata.
suhadinets last blog post..‘Basobok’ Oejiono (Bersua Oejiono)
pak WALI pak WALi gonta ganti temes niih
Ronggos last blog post..Arti Cinta Tanpa Tinta
nah loo balikkk lagi mantafff niih bisa random tmes pak kok gak masang satatus YM kita bisa ngobroool saya link ya pak aku di link baliik, klo masalah cinta ngikut bapak dah
Ronggos last blog post..Arti Cinta Tanpa Tinta
Salam kenalan mas…
Asyik juga meneliti setiap kata-kata yang dipaparkan sehingga saya bisa membuat satu kesimpulan apabila membacanya hingga ke noktah terakhir.
Apa, masyarakat sekarang meletakkan nilai kehidupan duniawi melebihi daripada kehidupan yang lebih kekal?
Rasuah menguasi kehidupan, golongan atasan akan bertambah kaya manakala golongan tani dan nelayan terus-terusan menikmati kehidupan tanpa perubahan.
Ayuh, lakukan perubahan demi AGAMA…
Salam dari WONG MALAYSIA
Mohon pamit disik, matur sembah nuwun
mbah ijazah saya pada nggak kepake hahaha gelarnya juga nggak kepasang haks
kambingkelirs last blog post..Tentang Tantanganmu
Sedang jengkel sepertinya Pak Sawali ini? Hmm-hmm-hmm… Rupanya berhala tidak hanya ada di zaman Jahiliyah saja ya, Pak Sawali. Apa boleh buat, itu masih lagi dijadikan parameter. Lantas bagaimana? Siapa yang bisa merubah parameter tersebut? Ya kita, Pak Sawali. Kita.
yup… betul pak
Ijazah juga salah satu syarat untuk mencapai Ijabsah..
:293 cilukk ba..
Makin banyak jual beli ijasah, Pak? 😮
Untungnya tidak ada ijasah untuk bloger…
sapimotos last blog post..Cafe Tahu|Aneka Masakan Tahu
eh saya malah ngga pake ijazah waktu ngelamar kerja dulu, bahkan ijazah saya baru saya ambil setelah sudah 2th kerja. 😀
*haris last blog post..Bingung?
Ijazah sastra juga susah dapet kerja kok pak..jadi kayaknya lebih tepatnya memberhalakan ijazah yang jadi gampang dapat kerjanya dan dapet banyak duit..
mungkin itulah sebabnya jual beli ijasah jadinya marak ya pak
itikkecils last blog post..Setelah makan siang
Ada orang yang “mendewa-dewakan” ijazah ada juga orang yang “mendewa-dewakan” pengalamannya dan sebagainya. Pengalaman kerja di perusahaan A atau di bank A yang sudah terkenal, padahal pengalamannya jadi sekretaris dengan ketik-mengetik menggunakan MS-Word. Di suruh kerja “kreatif” sendiri menggunakan MS-Excel memasukkan data2 dan memakai makro yang tidak begitu canggih, eh nggak bisa, serba pusing deh. Begitu juga dengan selembar ijazah yang “didewa-dewakan”, jebolan sastra Jepang, eh mbaca huruf kanji nggak becus, bisanya cuma baca huruf hiragana dan katakana.
Wah… kalau cuma itu sih gua juga bisa!.Yang penting memang sekarang yang dibutuhkan adalah selalu mengasah dan mengembangkan kemampuan diri sendiri dan tidak pernah berhenti belajar, serta cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, itulah kompetensi orang yang paling dicari di era globalisasi saat ini.
Tapi pak, bukankah kita memang selalu mendewa-dewakan yang salah??
Di blogsfer inipun seperti itu, banyak yang hanya mengejar popularitas menjadi seleb kesiangan dengan mutu tulisan yang, yah, begitulah!. Itu hampir sama kan pak?? :411Yari NKs last blog post..Olimpiade Beijing 2008: Akankah Indonesia Pulang Membawa Emas?
ijazah? iya pak sawali. kayaknya sekarang semua selalu ada jalan untuk mempermudah mendapatkan sesuatu, nggak peduli surat penting semacam ijazah. kira-kira kualitas sdm kita mau dibawa kemana ya pak?
Zulmasris last blog post..Pantai Ulak Karang Suatu Malam
Yang paling kasihan, lulusan SMU yang memegang ijazah paket C karena nggak lulus normal di SMU-nya. Pada nyesel deh pas kelulusan, padahal, kalau dilihat, kebanyakan ya karena nggak belajar aja tuh anak, sekolah cuma tawuran doang sama bolos sekalian malak orang tuanya 🙂
Yoyos last blog post..Hidup harus terus berjalan Vs pengadilan manusia
Bagaimana kalau kita mendirikan perguruan saja pak sawali, STIB Sekolah Tinggi Ilmu Blog
laporans last blog post..The Indonesian Dragon
saya dulu waktu kerja di swasta tidak pernah memakai ijasah, cukup dengan transkrip nilai 💡
namun sekarang jadi PNS, ijasah ternyata sangat dibutuhkan sekali, selain untuk kenaikan golongan *juga gaji tentunya* juga sangat diperlukan untuk berkarier (ngoyak pangkat & jabatan) :205
dan ijasah yang dibutuhkan tidak peduli diperoleh dari mana (akreditasi institusi pendidikan?)& bagaimana
banyak dari pegawai yang seharusnya mengambil kesarjanaan teknik malah mencari sarjana ekonomi dari STIE (Sekolah Tidak Ijasah Entuk)Duuhhhhh..malu jadi aparat pangembating praja 😥
Prinsipnya… mendewa-dewakan segala sesuatu itu emang ndak baik dan meraih segala sesuatu dgn jalan nyang ndak benar…itu juwega jelas ndak benar. Jadi…lakukan nyang benar-benar ajahh… nyang ndak benar ndak usah dibenar-benarkan. Kalo-pun sekarang ada (baca:banyak) nyang suka membenar-benarkan segala sesuatu nyang ndak benar biar terlihat benar… sesungguhnya mereka telah benar-benar menggali kuburannya sediri. Tapihh… ada baiknya kalo kita lihat sesuatu nyang ndak benar… sebisa mungkin kita benarkan supaya jadi benar. Benar ndak Pak…??? 😆
**Walahh… komen saya kok jadihh benar-benar mbulet genehh yakk Pak..?? **
capek deh kalo berhadapan dengan orang yang menilai kita dari ijasah. ita sendiri lulusan lokal (pontianak) waktu kerja ato bergaul masih ada aja oknum yang membeda2kan lulusan lokal n universitas di jawa. emang kualitas seseorang dilihat dari megahnya kampus??? :acc
kalo di dunia kerja ada yang mengherankan jg soal ijazah pak, ada perusahaan tertentu yang meminta ijazah asli sebagai jaminan.. aneh, buat apa? ijazah asli calon karyawan mau ditahan segala 😐
sebegitu pentingnya ijazah sekarang ini. selain untuk mendapatkannya sangat mahal, ijazah juga diperjualbelikan 8) hmmh.. kalo yang susah-susah kuliah trus dapet ya wajar kalo bangga, nah yang ngga belajar trus dapet, itu yang nyebelin.. 🙂
Ijazah sebetulnya hanya sarana sebagai standar minimal saat melamar pekerjaan. Karena yang melamar banyak sekali (belasan ribu, padahal yang diterima cuma 100 orang), perusahaan akhirnya melakukan seleksi awal didasarkan pada ijazah dan nilai IPK…padahal saat tahap akhir, ternyata yang lulus cumlaude belum tentu lebih baik dari yang nilainya dibawahnya….disini tetap akan terlihat kompetensinya. Masalahnya yang tak memenehui IPK standard minimal akan gugur sejak pertama kali.
Quote ke yu2n,
Ijazah ditahan, umumnya untuk perusahaan yang memberikan pendidikan pada para karyawan barunya. Saat saya masih aktif, maka rata-rata pekerja baru, biaya pendidikannya sampai dia lulus job training dan ditempatkan, untuk kelas ODP minimal Rp.175 juta. Padahal biasanya, begitu seseorang diterima, karena telah melampaui kira-kira 6 tahap test, dia juga akan diterima ditempat lain. Agar perusahaan tak rugi, yang diterima menandatangani kontrak dan ijazah aslinya ditahan, sebelum bergabung dan mendapat pendidikan. Kalau nggak mau juga nggak apa-apa kok, tapi tentu saja tak jadi masuk perusahaan tsb. Atau membayar ganti rugi, seperti putri temanku, yang telah diterima di Danamon tapi bukan untuk kelas ODP, dan diterima di Bank lain dengan status ODP, dia mau membayar ganti rugi (diperhitungkan biaya pendidikan), saat itu mencapai Rp.60 juta. Memang pendidikan ini mahal, demikian juga bagi staf yang dikirim ke luar negeri untuk mendapat gelar Master juga harus mendandatangani kontrak minimal 2 n + 1. Menurut saya wajar kok….dan ini semua pilihan, karena kalau diterima karirnya juga melejit…dan kalau tak krasan dia juga bisa pindah keperusahaan lain melalui transfer (ada yang ditransfer ke HDBC dengan biaya mahal, yang membayar perusahaan yang mentransfernya)
Catatan: Saat saya mulai bekerja dan mendapat pendidikan selama 2 tahun tak boleh menikah, ijazah juga ditahan…bayangkan saat itu masih tahun 1978.
edratnas last blog post..Terimakasih KPP Pratama Jakarta Selatan
Ass.
bagi sy nggak perlu ijazah dan gelar…yang penting skill-nya
Alex Abdillahs last blog post..Bahagia Sepanjang Hari
ijazah saya palsu pak….
😀
Mana lebih penting: ijazah atau kompetensi? Dua-duanya penting.
Tidak ada yang salah dengan ijazah selagi diperoleh dengan cara yang benar. Di perusahaan kami, misalnya, di kartu nama dan database karyawan tidak ada lagi embel2 gelar. Semuanya tertulis nama tok…
Hery Azwans last blog post..Dituduh Merokok
haiyah mau komen serius dah banyak dibahas …. ini gara2 pemadaman bergilir… selalu terlambat komen… tapi kalo sekedar baca sih lancar lewat reader
😀
Aneh memang Pak
Ketika gelar dan ijazah jauh lebih dihargai dibanding ilmu pengetahuan itu sendiri.
😮
achoey sang khilafs last blog post..Tips Menambah Penghasilan Bagi Karyawan
Pengakuan defakto dan dejure memang kadang-kadang beda ya pak … 🙂
—
Sudah beberapa kali ngasi komen ke sini kok sering gagal pak Sawali.
Mudah2an yg ini masuk.
heriantos last blog post..Belajarlah untuk objektif
sampai saat ini say blom merasakan apa itu manffat dari ijazah
Kata Bang Iwan Fals, Ijazah bagai lampu kristal pak dan Ijazah pula yang kadang bisa membuat orang ibarat “INDAH KEMASAN DARI PADA ISI”. :112
norjiks last blog post..Lolos dari RAZIA
Berbicara ijazah or ijasah, entah mana yang betul emang menarik.
Tapi pak, beberapa bulan ini saya lagi nyari beasiswa S2,pengin kuliah lagi. Tentu bukan sekedar mencari ijazah/ijasah atau gelar tapi pengembangan ilmu and pengembangan diri.
Saya mau tanya pada pak Sawali, apakah kuliah S2 sekarang menjanjikan pengembangan ilmu,pengembangan wawasan dan pengembangan diri atau tidak?
:293
Deni Kurniawan As’aris last blog post..$2,822.70. HARGA BLOGKU
itulah kenyataan yang ada mas..
kita hanya bisa senyum saja 😉
okta sihotangs last blog post..Aku Dapat Kerja ??….ASTRA(9)
hmmm….Simalakama!
Ijasah memang suda di anggap berhala ,jadi kalau iajsah terbakar sepeti sudah nggak punya rasa semangat dan hidup .Memang pada dasarnya di lapangan pekerjaan ijasah no 1.tapi masih banyak pula tidak memerlukan ijasah,yg di perlukana cakap dan ulet ..Opss…maaf pak. betul nggak ya ..:D
Diahs last blog post..Pembagian Dana Gratis di Kampung
Ya contoh konkritnya adalah negeri ini…, yang pemimpinnya dipilih dengan standard ijasah bukan trackrecord perilaku, ancur deh…
Jazilis last blog post..Alternative Making Money Online…
Ya karena ada yang ngajari pak.
Celakanya yang ngajari itu seorang pemimpin tertinggi…
Kalau gak pak pake title gak keren….
Kalau saya di pagawai gaji bukan berdasar ijasah pak,
bahkan ijasah gak saya tanya dan tidak saya buka.
Saya kawatir saya ke pencut dengan nilai yang bagus.
Saya cek hasil kerjanya, kerajinannya, kerujujurannya, komitmennya, dan prestasinya baru saya pikir gajinya.
Petani Internets last blog post..Belajar Bahasa Inggris
harus ada ketegasan dari pemerintah sebagai pengatur kebijakan dan penjaga kualitas pendidikan.
sistem akreditasi harus diperketat..institusi pendidikan yang sekedar jual bangku dan ijazah sebaiknya ditutup dan di proses..karena efek rusaknya sangat tinggi untuk masa depan bangsa ini.
buat pak sawali: hajar terus pak!
😡
arifrahmanlubiss last blog post..Amanah
ijazah sekarang penting lho…apalagi buat anggota dewan yang cuman lulusan SMA….mereka ga kulh tapi beli ijazah, dan hebatnya lagi bisa langsung beli paket ijazah S1 dan S2…kasihan guru, karena menjadi guru wajib mempunyai ijazah S1…tapi anggota DPR dan jajarannya dan bahkan lebih parah lagi, syarat menjadi presiden cuma lulus SMA ajah….nah lho…
rudyahuds last blog post..Dono Kasino Indro dalam “Tangisan Artalita Suryani Tersangka Penyuap Jaksa Urip Tri Gunawan dalam Kasus BLBI” (Part 1)
sekarang ijazah udah mirip tiket pak
dengan adanya itu bisa memiliki akses untuk ikut atau masuk ke sebuah instansi atau organisasi atau bahkan memimpin
ah indonesiaku :DD :DD :DD :DD
lainsijis last blog post..Langka
Saya sangat terkesan dengan tulisan ini!
Sangat setuju dengan pandangan Anda, Pak Sawali.
Ijazah, khususnya gelar kesarjanaan, sangat berpengaruh tak hanya di dunia kerja tapi ikut menjadi penentu “bobot, bibit lan bebet” seorang calon mantu.
Sulit untuk menceritakan kisah pribadi saya berkaitan dengan itu hahaha, tapi satu hal yang harus saya tandai dari diri saya, mau tak mau saya telah ikut terseret arus besar tentang mementingkan ijazah ini.
Sayangnya, demikian!
Betul pak… dan paradigma masyarakat kita masih seperti itu,
dibutuhkan kesadaran kolektiv untuk merubah ini semua… 💡
Wah, repot juga pak, kalau ijasah sudah dijadikan tolok ukur, terutama dijadikan syarat untuk menduduki posisi tertentu dalam dunia kerja.
Padahal ijasah itu belum tentu sesuai dengan skill yang dimiliki seseorang dalam suatu bidang.
Edi Psws last blog post..Ziarah Wali Songo 2008
Btw, ijazah Bapak apa ya? Sudah “dijual” kemana aja Pak?
Salam kenal…
Creative Simos last blog post..Seven Sontoloyo dari Senayan
Wah ,,saya tahunya ijabsah saja Pak Sawali..He..he..hr.. 😀
Iis sugiantis last blog post..Dialog Warisan Sawah Temin!
ngeblog-pun bisa jadi berhala jika nggak hati2…….hihi
btw, komen pak Sawali di blog sy…kok ??? Sy udah 4 taon menikah pak…..hehe 😀
Alex Abdillahs last blog post..16 Juli
Pemberhalaan terhadap ijazah ini nggak terlepas dari sistem di negara kita yang penuh dengan birokrasi dan formalitas. Angka-angka yang tertera dalam selembar kertas kerap kali menjadi acuan dalam penerimaan pekerjaan, dibandingkan kemampuan sebenarnya seseorang. :acc
ngomong-ngomong, termasuk musyrik nggak ya orang yang memberhalakan ijazah… :DD
qizinks last blog post..Pemkot Rekrut 130 Tenaga Magang
Indonesia memang sungguh memprihatinkan Pak 🙁
saya juga kadang heran dan takjub melihat nama yang gelarnya panjang sekali padahal gak genah kuliahnya dimana.
sebenarnya ijasah dapat dicari, bikin aja dipercetakan, cuma mempertanggung jawabkan selembar ijasah yang aga sulit, IPK saya 3,…waduh berat deh mempertanggung jawabkannya. ga tau dosennya ngidolain aku karena blog ini mungkin, jadi ngasih nilainya bagus-bagus, he..he..( gergaji aja gitu pak sawali ? )
ubadbmarkos last blog post..TUKANG KAYU, GERGAJI, KAPAK, SERUTAN DAN PAHATAN.
ijazah adalah keringat! 🙁
Bumi & Langits last blog post..Iya yi, dah hampir ramadhan lagi
berarti intinya sekolah hanya untuk nyari ijazah ya pak,, wah kalo gak di tunjang dengan kualitas manusia juga standar kemampuannya payahh,, mau jd apa negara ini rekk,,,
kecerdasan bangsa indonesia di tentukan oleh masyarakatnya yang kualitasnya sesuai dengan formalitasnya, gitu ya pak,,,
ngoceh gak karuan nich,, 😀
ochims last blog post..Hasil Liburan kemarin
😯 absen pak cari yang baruu lom ada :112
Ronggos last blog post..Foto Telanjang Dada Cut Chyntiara Alona
Sekolah memang buat nyari ijasah saja…terus terang jarang ada ilmu yang didapat di sekolah berguna di tempat kerja.
Yang di sekolah cuman kulit2 nya saja, di tempat kerja baru kita exlore sesuai dengan kemampuan kita.
windras last blog post..Libur kecil kaum kusam
Ijazah saya sudah saya jadikan pembungkus kacang … gak penting buat saya 🙂
Rindus last blog post..Semburat Jingga Rembulan
itu sekarang mas jaman edank semua bisa dibeli dengan uang walaupun itu pendidikan. kasian masyarakat miskin, masarakat terbelakang yang seharusnya diberikan fasilitas pendidikan yang betul-betul setingkat dengan sistem kurukulum yang baru dan ternyata mereka hanya dijadikan barang yang siap untuk dijual ke pemerintah guna mendapatkan bebrapa lembar uang haram saja. bagaimana mana bangsang ini mau maju klo pendidikan saja tidak pernah diperhatikan. toh cuman janji-janji omong kosong saja yang sering diperdengarkan oleh para politikus-politikus busuk perampok mastarakt miskin.
mungkin pendidikan lah merupakan sebuah kunci keberhasilan bangsa indonesia kelak
Apalagi pada masa pesta politik sekarang. Banyak sekali jual beli ijazah dan pemalsuan ijazah terjadi. Selembar kertas yang begitu mahal harganya. :acc
adanya internet peta pekerjaan sudah berubah. tak perlu ijazah lagi, cukup pasang adsense hehhehe
kws last blog post..penyair cyber
Pingback: Mencari Pergi « Myresource
:oke :oke :oke :oke :oke
haduh… saya udah dapet malah puyeng ini pak…
moerzs last blog post..Mencari Pergi
Untung dulu untuk bisa lolos jadi istrinya suami saya ngga perlu pake ijazah-ijazah segala… :411
Ratnas last blog post..Produk ‘Paling Murah’ Carrefour
Wualah piye toh Pak. Sudah terlalu banyak berhala modern, melampaui berhala zaman jahilia. Janganah ijazah dinbatkna jadi berhara (baru) lagi, kenayakan perilaku maksiatnya. Ojawah perlu dan penting, tetapi bukan segalanya.
Ersis Warmansyah Abbass last blog post..Menangguk Ide
hm….
sampai-sampai harus pake ijazah palsu, ya, pak.. 😯
Menyedihkan….menyedihkan
putris last blog post..Kerja Praktek…..Kerja Praktek
ijasah dinegeri inih masih akan selalu menjadi berhala pak, selama pola yg diterapkan tidak diperbaiki.
Waduh, saya jadi khawatir kalau-kalau ijazah yang saya miliki tak memenuhi kualifikasi calon mertua yang kayak gitu…
(Becanda Pak)Iya, ya, gara-gara selembar ijazah, buanyak orang menginginkan lembaran kertas semacam ituh…. 😀
mathematicses last blog post..Belajar Matematika dengan Tahu*
eh.. ada berhala baru ya? .. 🙂
yainals last blog post..Oleh-Oleh dari Jawa Timur: Pilkada, Air, Sampah dan Limbah
eh.. ada berhala baru pak? .. 🙂
yainals last blog post..Oleh-Oleh dari Jawa Timur: Pilkada, Air, Sampah dan Limbah
Butuh ijasah untuk cari kerja?!SMU/SMK:300.000 D3:600.000 S1:1.500.000.UNAIR,UNTAG,STAIN,UGM,ITS,ITATS,STIKOM,PETRA,UNMU,UNIBRAW,STAN,UI,UNMUL,DLL.Juga melayani pembuatan SIM,STNK,KTP,PASPOR,dll.hub:03547117102
mengagungkan ijasah tanpa Ruh..
bangga dibalik kebodohan sendiri.:-w
memang…. itu yang menyababkan banyak orang bekerja tidak sesuai porsinya…[-( jadinya,anggota DPR yang harusnya bijaksana dan alim malah bertindak Brutal lan sangar, kya udah berpengalaman latihan jadi satpam Terminal… ( pist …)
emmm…gmana menghadapi Ortu yang gengsi xlu menantu G pnya ijasah tinggi yachh??! pripun Pak menjelaskan…??!! hwehwehwe :o:o
hehehehe …. mungkin karena selama ini orang lebih banyak melihat martabat seseorang dari ijazahnya, sampai2 dalam urusan pernikahan pun, ada beberapa orang yang menggunakannya sbg salah satu elemen kriteria. duh, bisa jadi masyarakat yang sudah kadung memberhalakan ijazah semacam itu, orang jadi suka menempuh segala cara utk mendapatkannya. bener2 repot.
by jabon
.
kok seperti jaman dulu aja ya berhala… (lmao)
hehehe …. (lmao)
salam kenal saja ya dari saya
walah, kok kenalan terus toh, bos, hiks. (lmao)