Postingan ini masih berkaitan dengan postingan saya sebelumnya sebagai ekspresi kegelisahan saya dalam menghadapi “kebiadaban” Akismet. Sebenarnya saya sudah putus asa, bahkan frustrasi. Selama 3 hari (3-5 Februari 2008), saya “dituduh” sebagai SPAMMER oleh Akismet. Saya harus merasakan “sadis”-nya perlakuan Akismet. Kebebasan saya dalam berekspresi, terutama dalam memberikan komentar terhadap postingan teman, dipasung. Mulut saya dibungkam; tidak boleh berteriak-teriak. Begitu buka mulut, Mr. Aksimet dengan lincah dan cekatan langsung melabrak dan memasukkan saya ke ruang “tahanan”-nya yang sumpek. Rasain loe!
Sungguh tidak enak menghadapi tuduhan sebagai SPAMMER. Ketika kebetulan meninggalkan jejak komentar di rumah seorang teman, saya sering berteriak-teriak minta tolong untuk menyelamatkan saya dari ruang “tahanan” Aki Ismet itu. Alhamdulillah, teman-teman memang baik hati. Setelah saya kunjungi kembali, jejak komentar saya yang memang tak bermutu itu sudah bisa nongol bersama tamu-tamu yang lain. Tapi, sanggup bertahan berapa lama saya harus teriak-teriak minta tolong semacam itu? Arghhhhh …. Saya benar-benar tak habis pikir, mengapa saya dituduh sebagai SPAMMER yang suka berteriak-teriak kurang ajar di rumah orang sambil melakukan adegan-adegan mesum? Hah …!
Selama tiga hari dalam sekapan Aki Ismet itu, saya merenung *halah* dan berusaha mencari cara agar saya dibebaskan dari sekapannya. Toh status saya masih sebagai tersangka yang sedang menghadapi tuduhan. Ruang pengadilan juga belum digelar. Jadi, saya masih punya kesempatan untuk melakukan lobi dan negosiasi, hiks. Mumpung Pak Hakim belum nongol, hehehehehe 😆
Iseng-iseng saya membaca beberapa komentar teman yang ada di postingan ini. Bagus juga. Setidaknya, teman-teman telah ikut meringankan beban “duka” yang tengah saya sandang, hiks. Terima kasih, kawan. Lantas, saya tertarik terhadap komentar Pak Iwan Awaludin. Konon, beliau juga pernah menghadapi masalah yang sama dengan saya.
Saya sudah beberapa kali kena aki ismet ini. Pertama kali, gara-gara salah masukin angka. Yang kedua kali gara-gara IP nya di blok. Tapi bisa lapor koq ke si aki, ya lewat website nya aki ismet.”
Nah, saya pun iseng lapor ke Mr. Mark-Akismet sesuai saran Pak Iwan lewat menu contact us. Dengan bahasa linggis yang kacau dan amburadul, saya pun kirim pesan singkat melalui contact form kepada Mr. Mark pada 5 Februari 2008 pukul 17.00 WIB. Berikut ini skrinsutnya.
Saya pun pasrah, hiks. Kalau direspon alhamdulillah, kalau tidak ya sudah! *Frustrasi* Pukul 20.00 hingga 22.30 saya mengikuti rapat RT yang kebetulan berlangsung di rumah saya, hehehehe 😆 Usai rapat, saya segera mengacak-acak kotak pesan di email box. Namun, belum ada juga respon yang muncul dari Mr. Mark-Akismet. Sambil menunggu, saya coba mengganti avatar dan juga saya sempatkan blogwalking ke beberapa rumah teman. Ketika kembali mengecek email box, perasaan saya berdenyar-denyar ketika ada pesan baru masuk dari Mr. Mark-Akismet. Berikut skrinsutnya.
Alhamdulillah, akhirnya direspon juga. Saya pun berteriak kegirangan. Lantas, mencoba kembali nyampah di blog teman, sekaligus test comment. Kalau tidak salah postingan Mas Cempluk, Mas Anang, Mbak Siwi, dan Bung Budi Maryono yang menjadi “korban”. Wah, ternyata komenku yang tak bermutu itu bisa langsung ikut nangkring di bawah postingan. Merdeka! Akhirnya, terbebas juga dari ruang “tahanan” Aki Ismet itu, meskipun hingga saat ini saya belum tahu, mengapa saya dituduh sebagai SPAMMER. Hal itu saya anggap sudah tidak penting lagi. Thank Mr. Mark-Akismet, you are a friendly and good steward. *halah, kacau juga bahasa linggisnya, hiks!*
gambarnya kok gak muncul ya pak??
kira2 pesannya gimana pak??
mohon bantuan… :)
hmmm … apa email utk blog mas adi kena karantina akismet juga? hmm …. ada baiknya kontak langsung ke pengelolanya, mas. pengalaman saya dulu, ndak lebih dari sehari sdh direspon, kok.
Kebetulan yang baik 🙂
Ternyata apa yg sedang saya alami *tercekik akismet* terjadi pada Pak Sawali, bahkan sudah ada solusi yang terbukti 🙂
Tips sedang dilayangkan 5 menit yg lalu & menunggu hasil, terimakasih Pak 😉
*test coment, padahal yakin masuk kotak spam juga nih, sigh…
ooo
wew … ternyata mbak shinta sedang dibenci juga sama aki ismet, yak. mudah2a segera terbebas mbak.
Pengalaman orang lain adalah guru terbaik.
STR’s last blog post..Tawa Knalpot
oOo
yap, sepakat banget mas satria.
Wah, bersyukur deh kalau gitu. Mungkin mesti jadi pelajaran. Kali aja selama ini komennya Pak Sawali dianggap sebagai sampah beneran oleh Mas AKi 😀
*Becanda Mode : ON*
Abied’s last blog post..Hujan ?Menurunkan? Kadar Keimanan
oOo
walah, itu yang aku ndak mudheng mas abied. kayaknya komenku ndak mengandung unsur2 yang bikin orang keki, kok.