Untuk kedua kalinya, rekan sejawat saya, Pak Riyadi, guru SMP 15 Purworejo yang kreatif itu, kembali mengirimi saya sebuah buku. Buku yang didesain “bilah dua”, separuh bunga rampai cerpen (Imazonation) dan separuhnya lagi bunga rampai puisi (Phantasy Poetica) ini sungguh menarik disimak. Ia tidak saja mendedahkan kreativitas penulis yang tergabung dalam komunitas penulismuda Indonesia, tetapi juga menunjukkan keberagaman gaya tutur dan latar budaya para penulis. Bahkan, juga menunjukkan keberagaman tema yang dengan amat sengaja diangkat dan dieksplorasi para penulis sebagai wacana literer “kebhinekaan” melalui persoalan-persoalan kontekstual kebangsaan dan kemasyarakatan.
Komunitas penulismuda Indonesia yang digawangi Pak Wardjito Soeharso yang juga salah seorang pembina Agupena Jawa Tengah agaknya amat serius dalam menjaring para penulis muda yang bertalenta dan berbakat. Meski digarap secara “maya”, mereka yang tergabung dalam komunitas ini mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara intens, sehingga bisa saling asah dan asuh dalam mendedahkan pemikiran-pemikiran kreatif melalui teks. Pola asah dan asuh semacam ini menjadi penting ketika banyak penulis muda sedang berupaya memburu jati diri kepenulisan yang acap kali gagal tertuntaskan di dunia nyata. Sekali lagi, komunitas penulismuda Indonesia bisa menunjukkan bukti bahwa pada era digital dan virtual seperti saat ini media maya bisa menjadi wadah alternatif untuk menyemai dan menumbuhsuburkan potensi dan talenta kaum muda.
Sungguh, di tengah penerbitan yang mulai “menghamba” pada kekuatan industri, tidak mudah untuk melahirkan buku-buku sastra. Perhitungan untung-rugi selalu dijadikan alasan utama. Konon, buku-buku sastra dianggap kurang memiliki “nilai jual”, sehingga tak sedikit penerbit besar yang “membuang muka” ketika disodori naskah-naskah bergenre sastra. Oleh karena itu, pm-publisher Semarang layak diberikan apresiasi tersendiri ketika punya “nyali” besar untuk menerbitkan bunga rampai karya para penulis muda. Semoga langkah dan terobosan visionernya untuk melahirkan penulis-penulis muda bertalenta tidak “sekali berarti sesudah itu mati” setelah terbitnya bunga rampai ini, tetapi sebaliknya, justru makin terpacu untuk mengumpulkan penulis-penulis muda, untuk selanjutnya mengabadikan karya-karya mereka menjadi sebuah buku.
Harus diakui, buku dalam versi cetakan masih menjadi “mainstraim” dalam khazanah literer kita, meski kini juga telah menjamur penerbit-penerbit digital yang tak pernah berhenti menerbitkan ebook digital. Buku masih mampu menjalankan fungsinya sebagai “pencerah peradaban” untuk mengabadikan teks-teks yang berserakan hingga akhirnya sampai ke tangan publik.
Saya ucapkan selamat kepada para penulis muda yang karya-karyanya, baik yang bergenre puisi maupun cerpen, telah terabadikan ke dalam sebuah buku. Semoga bisa menjadi pemacu “adrenalin” untuk terus melahirkan teks-teks kreatif yang mencerahkan, “liar”, dan mencengangkan. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada rekan sejawat saya, Pak Riyadi, yang telah berkenan memberikan saya sebuah buku yang amat berharga untuk menambah “pundi-pundi” literer di ruang perpustakaan pribadi saya. Nah, salam budaya dan salam kreatif! ***
selamat.. mudah2an bisa terus berlanjut..
Buat Sdr. z4nx: amiin3x.
Postingane Pak Sawali kanggoku wis ngungkuli Buku…
Begitulah kalau Penulis Menulis…
Kosakatane manteb, misalnya:
Mendedahkan (aku ngertine cuman dadah alias pagar)
Bilah Dua (dibiyak koyo model rambut ya Pak)
Literer (Opo iki wong sing penggaweane ngliteri minyak tanah?)
Pokoke tak kumpulke, tak pelajari & tak nggo nambah kosakataku…
Salam Budaya… (aku tiru2 wae)
Salam Olah Raga (iki aneh, salam kok olah raga)
malah ono sing aneh maneh, yoiku Salam SCTV…
Wis pokoke Salam kanggo Pak Sawali & Keluarga…
Meh Mudik Purwodadi kapan Pak?
Weh…
Komentarku meh sak buku dawane…
Termasuk rekor 😀 (banana_rock)
Buat Sdr. marsudiyanto: hehe … (lmao)
Buat Sdr. marsudiyanto: hehe … bener, pak mar, komennya bisa jadi postingan tersendiri, hiks.
terlalu tinggi . . semangat
Buat Sdr. Ka Damar: apanya, ka damar yang terlalu tinggi?
Penulis muda biasanya lebih dapat mangakomodir keinginan pasar, Terutama anak2 muda. Karena mereka biasanya selalu up to date dengan dunia pergaulan masa kini. salut untuk mas Riyadi— sukses selalu untuk Agupena
Buat Sdr. mediatangsel: terima kasih support dan apresiasinya, mas khairudin.
wahhh
kegiatan yang positif banget nuy
ada yang menggawangi
tapi klo aku jadi penulis kekna
pembaca kabur smua hahahah
😀
semrawut tulisanku
Buat Sdr. darahbiroe: hehe …. ndak juga, kok, mas.
semoga muncul lebih banyak lagi penulis-penulis muda di dunia sastra Indonesia
Buat Sdr. achmad sholeh: amiiin, mudah2an hal itu bisa terwujud, pak.
wow… kereennn…
sastrawan muda yang kreatif dan produktif
semoga terus mengembangkan sastra indonesia
salam sukses..
sedj
http://sedjatee.wordpress.com
Buat Sdr. sedjatee: amiiin, terima kasih buat supportnya, mas.
Semoga akan lahir Sastrawan-sastrawan baru Indonesia
Buat Sdr. Elong Bujang: amiiin, mudah2an demikian, pak.
amin ya rabb.. terima kasih Bp Sawali atas pandangan Bapak tentang buku antologi kami. Salam kenal dari Yathi Hasta, salah satu kontributor buku Imazonation.
Buat Sdr. yathi hasta: oh, ya? sama2. semoga bukunya jadi best seller.
menjadi seorang sastrawan muda yang kreatif dan produktif tentunya butuh ide yg selalu update dan cemerlang ya pak..
Buat Sdr. julicavero: agaknya memang benar, mas ginting. mas ginting sudah punya modal yang lebih dari cukup utk menerbitkan buku juga.
Berarti mungkin sejenis dgn karya2 underground seperti halnya band2 indie begitu ya? Hmm.. bagus juga tu pak 🙂
Buat Sdr. Darin: hmm … band indie? saya alah belum dapat referensi ttg band ini, mas.
wah keren Pak infonya…
Buat Sdr. Bahasa Pena: utk mengapresiasi karya teman, mas.
Bagus Pak, semangat menulis harus benar-benar kita tanamkan pada generasi muda kita …..
Buat Sdr. Rubiyanto: terima kasih support dan apresiasinya, mas rubi.
terimakasih untuk infonya Pak, minimal bisa memotivasi saya tentang mimpi yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi nyata…
Salam
Buat Sdr. Sukadi: salam juga, mas sukadi. terima kasih apresiasinya.
karya anak muda emang gag ada abisnya,,.:)
Buat Sdr. TUKANG CoLoNG: setuju, mas.
pak tulisan ini memacu saya untuk terus berkarya…
Buat Sdr. julicavero: harus dong, mas ginting. ayo terus berkarya, kalau sudah ngumpul, terbitkan jadi buku. tetep semangat!
mudah-mudahan era dimana sastra akan makin digemari dan masuk dalam hitungan yang amat berarti ,dibutuhkan kehadirannya.
Buat Sdr. maria: amiin, terima kasih support dan apresiasinya, mbak.
Selalu salut melihat, ternyata masih ada yang dengan rela mengabdikan diri untuk pendidikan, bahasa dan sastra….Maju terus Pak….
Buat Sdr. ded: terima kasih support dan apresiasinya, mas dherdian.
Salut banget,pak. usaha yang tentu akan sangat memperkaya sastra kita. Dan, itu dapat menjadi pemicu sastrawan-sastrawan muda lain untuk bereksplorasi.
Salam kekerabatan.
Buat Sdr. Sungkowoastro: salam kekerabatan juga, pak. terima kasih support dan apresiasinya.
Menjalani hidup sebagai sastrawan memang harus siap dengan keadaan saat karya-karyanya tidak memiliki “nilai jual” di mata industri. Kualitas sebuah karya sastra memang tidak berbanding lurus dengan “nilai jual” yang diukur oleh pasar dan industri.
Gimana kabarnya, Pak Guru? Lama tidak bersilaturahmi ke blog panjenengan. Salam hangat.
Buat Sdr. racheedus: salam hangat juga, mas rache. alhamdulillah baik dan sehat, mas. semoga mas rache juga demikian.
artikel yang menarik..!
makasih…! (banana_rock)
Buat Sdr. kibagus: terima kasih support dan apresiasinya.
mas wali,
…………………. makaten inggih sae
……. mugi lawe menika rince
… kagem brayat panyerat
Buat Sdr. Im Tri Suyoto: pak im? hmm … terima kasih kunjungan dan komentarnya, pak im.
Pak Sawali memang guru yang blogger sejati. Manakala mengulas buku sembari memperluas cakrawala pandang dengan wawasan yang gemilang. Begitu pula sebagai dalang senantiasa lihai memainkan wayang digitalnya. Salam kreatif Pak Sawali. Sama-sama pun kembali kasih pula.
Buat Sdr. Riyadi: walah, biasa saja, pak. sekali lagi terima kasih atas kiriman bukunya, pak. terus berkarya, ya, pak?
benar juga pak. kalau menurut saya pribadi, kalau dah masuk toko buku besar macam gramedia saya kesulitan menemukan buku2 sastra besar. adanya sastra2 biasa yang kurang ruh sastra-nya. atau saya yang mulai kesulitan membaca sastra ya. akibat efek industri yang menuntut instan, cepat, dst sehingga tak ada ruang untuk memahami isi sastra
Buat Sdr. novi cuk: hmm …. tidak salah kok kalau mmas novi punya kesan semacam itu.
turut mengucapkan selamat juga untuk para penulis penulis muda, tetap semangat !!
Buat Sdr. riFFrizz: betul, mas rifky. terima kasih support dan apresiasinya.
Makasih Pak info review bukunya neh… salam kenal…
Buat Sdr. Anak SMK: sama kenal juga, mas. terima kasih support dan apresiasinya.
Kita perlu berterimakasih dan berbangga pada komunitas penulismuda indonesia yang berupaya untuk menghimpun dan membimbing para penulis muda. Mudah-mudahan dari sana akan lahir sastrawan-sastrawan terkemuka yang mampu berbicara di tingkat nasional, regional dan internasional.
Buat Sdr. Moh Arif Widarto: betul sekali, mas arif, semoga keberadaan komunitas penulismudaindonesia makin eksis dalam menumbuhkembangkan talenta penulis muda.
bois bgtz,n maju terus buat penulis2 indonesia ………….
Buat Sdr. ali: amiiin, mudah2an demikian, mas ali.
selamat.. mudah2an bisa terus berlanjut…emoga muncul lebih banyak lagi penulis-penulis muda di dunia sastra Indonesia
maka dari pada itu,,
pemuda baru harus lebih kreatif lagi melebih pak sawali..:)