Mengapresiasi Blog Special Notes

dany f habibiNamanya –sebagaimana tertulis di sini— Dany Farid Habibi. Usianya baru genap 16 tahun pada tanggal 25 April 2012 nanti. Kini, masih berkutat menimba ilmu di SMAN 1 Babadan Ponorogo. Namun, aktivitas ngeblognya membuat saya terkesan. Iseng-iseng saya melacak arsip tulisan yang terpajang di blog pribadinya yang bertitel Special Notes dengan tagline: “Catatan Kecil Seorang Blogger Amatiran”. Hmm … sebuah tagline blog yang menunjukkan sikap rendah hati. Bersahaja dan sejauh mungkin meninggalkan beban narsisme berlebihan.

Karena tidak ada arsip tulisan, baik yang terpajang di bar samping maupun halaman arsip, saya pun membuka navigasi blog secara manual, hingga akhirnya menemukan tulisan pertama berjudul “Akibat Ulah Dari Co.Cc!” yang diposting tanggal 22 November 2011. Ini artinya, blog Special Notes baru berumur sekitar dua bulan. Namun, melihat tampilan dan content blognya, saya tidak gampang begitu saja percaya kalau Dany –demikian dia biasa saya sapa ketika sedang blogwalking– seorang blogger kemarin sore. Penataan fitur-fitur blognya juga mustahil bisa dipermak oleh seseorang yang baru kenal blog. Kalau saja Dany tak membuat halaman “About Me” atau memajang sebagian jati dirinya di bar footer, mungkin saya tak pernah bisa menduga kalau ternyata dia seorang pelajar SMA. Dari tulisan pertama yang terpajang di blog pribadinya itu, akhirnya saya tahu kalau Dany –meski masih berstatus sebagai pelajar– sesungguhnya sudah memiliki pengalaman mengakrabi ranah virtual sebagai blogger dengan memanfaatkan domain co.cc sebelum dihabisi google.

Berdasarkan amatan awam saya, yang membuat blog Dany “tampil beda” adalah penggunaan bahasanya. Gaya tulisannya lancar, mengalir, dan enak dibaca. Dia tak terjebak pada penggunaan bahasa “gaul” yang seringkali menghinggapi pelajar pada umumnya. Saya tak menemukan sapaan “elu-elu, gue-gue” pada setiap tulisannya. Dia konsisten menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, tanpa kehilangan “kesejatian dirinya” sebagai seorang pelajar yang butuh beraktualisasi diri. Hal ini makin membuktikan bahwa bahasa baku pun mampu digunakan secara optimal untuk berekspresi secara komunikatif, efektif, dan dialogis. Dari sisi ini, Dany sudah mampu menunjukkan bahwa bahasa blog yang komunikatif tidak mesti dijejali dengan bahasa gaul yang belepotan dengan “bahasa prokem” yang terkesan kenes dan vulgar.

special notes

Membuat blog memang mudah, semudah orang membuat akun surat elektronik (e-mail) atau jejaring sosial. Namun, menjaga spirit dan konsistensi ngeblog bukanlah perkara mudah. Jangankan pelajar, blogger-blogger “senior” yang sudah punya jam terbang tinggi di kompleks blogsphere pun seringkali tak sanggup mengatasi sindrom kejenuhan dan kebekuan menulis. Secara pribadi, saya memang belum mengenal lebih jauh, siapa sesungguhnya Dany Farid Habibi yang berada di balik blog Special Notes itu. Namun, membaca dan mencermati postingan-postingannya, Dany memiliki potensi besar untuk menjadi seorang blogger “berkelas”; cerdas, kreatif, konsisten, dan tidak memiliki pamrih untuk memburu popularitas dan sensasi. Semoga memang demikian.

Yang mungkin masih menjadi PR buat Dany adalah me-manage waktu. Bagaimana dia mampu mengatur waktu untuk melakukan aktivitas ngeblog di sela-sela rutinitasnya sebagai pelajar yang tak pernah berhenti bersikutat dengan tugas-tugas sekolah yang menumpuk, itulah “tantangan” yang mesti dijawab. Belum lagi memikirkan koneksi internet, berkomunikasi dengan orang tua dan orang-orang terdekatnya, berorganisasi, atau aktivitas-aktivitas offline yang lain. Dengan kata lain, ngeblog jangan sampai mengganggu dan menjadi penghambat untuk bereksistensi diri di dunia nyata. Ayo, Dany, tetap jaga spirit dan motivasi ngeblog, serta tunjukkan pada “dunia” bahwa blogger pelajar mampu menjaga semangat zaman untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Salam ngeblog dan salam kreatif! ***

No Comments

  1. Ternyata pak Sawali punya apresiasi tersendiri pada blog Special Note ya pak?
    Saya juga menemukan kesan positif saat berkunjung di blog tersebut. Saya suka dengan kepolosan bertutur lewat tulisan-tulisannya.

  2. “Membuat blog memang mudah, semudah orang membuat akun surat elektronik (e-mail) atau jejaring sosial. Namun, menjaga spirit dan konsistensi ngeblog bukanlah perkara mudah. Jangankan pelajar, blogger-blogger “senior” yang sudah punya jam terbang tinggi di kompleks blogsphere pun seringkali tak sanggup mengatasi sindrom kejenuhan dan kebekuan menulis.”

    Setuju banget dengan statemen ini Pak Wali. Dalam hitungan menit, blog bisa dibikin tapi kemudian konsistensi merawatnya yang tidak mudah. hehehe.

  3. Konsisten menulis itu memang kadang terlalu sulit pak guru. Biasanya kalau pas “kebanjiran” ide jadi sebatas nangkring di scheduled post. Pada saat posting muncul di blog, sudah menjadi berita “basi”.

  4. Anak-anak, sekalipun anak-anak, setelah mereka menguasai kata-kata, umur mereka terasa mencelat beberapa tahun keatas yah Pak. Saya juga ikut mengapresiasi anak-anak muda yg bisa menuturkan isi pikirannya secara runut begitu. Saya yg tua saja mengalami kesulitan melakukannya dan butuh lebih banyak latihan lagi…:)

  5. Terima kasih atas apresiasinya, pak Sawali. Terkadang (mungkin karena keasyikan ngeblog) saya jadi kuwalahan sendiri. Padahal masih banyak tugas yang perlu diurusi, memang benar kata pak Sawali.
    “Ngeblog jangan sampai mengganggu dan menjadi penghambat untuk bereksistensi diri di dunia nyata”.
    Mungkin saya harus menyeimbangkan, antara ngeblog dan juga sekolah. 🙂
    Sekali lagi terima kasih banyak pak Sawali. 😀

  6. Ngeblog kini sudah menjadi trend yang semakin memuncak ya pak. Pelajar seperti mas Dany Farid adalah contoh yang bagus untuk hal ini. Karena dgn ngeblog, aktualisasi diri lewat tulisan nakan semakin terasah. Semoga mas Dany terus konsisten dan menjadi penulis masa depan, amiin 🙂

  7. andai blogging di Indonesia masih bersemangat seperti awal saya memulainya dulu, mungkin akan ada lebih banyak blog² inspiratif.
    sayang sekarang banyak inspirasi yang menguap lewat jejaring social media… 😐

    1. hehe … sebenarnya antara blog dan meia sosial bisa saling bersinergi, mas ghani. sayangnya, belakangan ini justru makin banyak blogger yang beralih menjadi facebooker, misalnya, sehingga ndak sempat mengurus blognya.

    1. hehe … pinginnya sih me-review blog teman2, mas bend, khususnya blog pelajar. kebetulan blog special notes dapat giliran, hehe … mas bend punya referensi blog pelajar lain yang bisa saya review juga?

  8. “Ngeblog jangan sampai mengganggu dan menjadi penghambat untuk bereksistensi diri di dunia nyata.” Nasihat yang ‘mak jleb-jleb’ nih bagi saya. Terimakasih telah diingatkan, Pak.
    Wah kebetulan sekali kmrn posting ttg review blog milik sendiri. Jadi ngga perlu berharap diulas panjenengan di sini. Tapi diulas lagi juga boleh. hehe 🙂

  9. dani memang keren, biasanya saya malas blogwalking ke blog blog para abg, tapi lain dengan blog milik dani.

    menurut saya kalau ngeblog memang passion dia, waktu dan infrastruktur akan selalu ia temukan. bagus

  10. Makin banyak blogger muda, Pak. Semangat nulis sekarang meningkat. Temen saya ada yang menwajibkan siswa mereka untuk memiliki blog, dan mereka antusias ko’

  11. Wah, saya sangat terkesan dengan tulisan bapak, kata-katanya puitis banget..
    Semoga Dany dapat menginspirasi blogger-blogger muda untuk terus berkarya

  12. Wah..klo saya masih amburadul bahasanya masih pakai loe – gua..tapi, sekarang banyak loh blogger yang menyamar..dan saya sangat mengetahui itu,,ada yang menyamar bahkan menjadi anak2, remaja dan sebagainya.

    Ada pula yang masih remaja namun blognya di beri mbah atau akang, dan dalam profilnya mengaku usia 30 ke atas..padahal saya tau klo bloggernya masih remaja. [atau sebaliknya]

    Banyak itu saya buktikan ketika saya meng add di FB, twitter dan social lainnya ternyata yang kecil sudah bangkotan dan yang bangkotan malahan anak-anak..so..internet bebas penyamaran.

    1. hmm …. mungkin kalau di jejaring sosial, identitas bisa disembunyikan rapat2, mas amdhas. tapi kalau blog, agaknya justru akan jadi bumerang bagi blogger ybs, apalagi jika biasa blogwalking.

      1. Justru banyakan di blog mas daripada social media saya tau banget itu.. perhatikan saja yang komen di blog saya, seperti anak2 atau anak muda ternyata eh ternyata. tapi di profilnya mengaku masih sekolah, bahkan postingnya katanya besok mau UAS..hahaha..saya hanya tertawa saja.

        Ada lagi yang mengaku sudah menikah di profil blog tapi ternyata masih sekolah. coba lihat blog gus ikhwan yang dulu dia masih muda loh.. tapi banyak pasti yang mengira dia sudah bangkotan. ternyata baru lulus SMA..ada lagi yang pakai bahasa loe gua dan penyampaian seperti anak muda saja,,eh ternyata dia blogger senior dan blognya pun sudah terkenal.

        Ada lagi blog anak2 yang mengaku SD atau SMP padahal yang buat tuh blog bapaknya sendiri.

        1. oke, mas amdhas, terima kasih atas infonya. mudah2an keyakinan saya tidak keliru, dalam konteks dany f habibi, pemegang admin special notes, dia memang pelajar SMA berusia 15 tahun. sesekali ada baiknya berkunjung ke blognya.

          1. baca komen pertama katanya 25 tahun [saya baca loeh komen mas sawali] sekarang ko jadi 15 tahun..hehehe,,saya pernah ko ke blognya..

  13. Ini termasuk paling rajin datang ketempat saya Pak…
    Dan menurut saya, dia ini paling tabah, jatuh bangun tapi tak pernah putus asa.
    Salam untuk “danyf5habibi “. Kamu beruntung sekali, dapat kesempatan direview Pak Sawali.

  14. Mantabs nih… semakin banyak teman-teman SMA yang menulis di blog…
    Semoga dari blognya Mas Dany tersebut, juga bisa menginspirasi teman-teman yang lainnya juga 🙂

  15. review yang menarik pak.. semangat mas Dany yang juga anggota komunitas kotareyog tersebut semoga menular ke saya juga..haha.. Jadi malu, lama ndak update blog pak… 😆

  16. Menarik memang untuk membaca kiriman-kiriman Dhany yang tidak berbahasa Lu Gue di blognya. Apa karena berasal dari Kota Reyog sehingga ia tidak berlugue? Hehehe… Hanya dia tentu yang tahu alasannya.

    Soal konsistensi ngeblog memang susah menjaganya, Pak. Terbukti banyak blog yang dulu sering saya kunjungi sudah pada hiatus atau berbulan-bulan tidak terisi kiriman baru.

  17. Kayaknya untuk menjadi seorang blogger bukan hal yang mudah Pak, butuh adanya ketekunan, banyak meluangkan waktu dan kelincahan dalam hal mengolah kata. Kalau sejak dini sudah terbiasa dengan aktifitas menulis mungkin sangat membantu. Kalau saya sewaktu masa anak-anak sampai remaja tidak suka dengan olah kata (terus terang), baru sejak ambil program s2 lah agak suka dengan aktifitas menulis. Semoga tidak terlambat ya Pak…!

  18. Saya pun berusaha untuk menulis tiap hari di blog, meskipun dengan bahasa yang cukup ringan.
    Salam kenal Pak Sawali, dari saya Guru Madrasah Ibtidaiyah.

  19. Terbukti tulisan ini bisa menjadi inspirasi blogger lain yang “kalah” aktif dengan Dany, semoga ke depan lebih banyak tulisan2 inspiratif seperti ini, karena bangsa ini butuh banyak inspirasi dan semangat lebih untuk kembali bangkit, terutama generasi mudanya

  20. waaaaa ini bagus sekali….….
    semua postingan babak ini sangat bagus untuk dibaca….
    menarik sekali………..
    saya suka ….
    alangkah baiknya kita saling berbagi informasi lainnya,,kunjungi dong web kami http://ict.unsri.ac.id untuk saling mengenal informasi…
    terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *