Membangun Ingatan Kolektif tentang Kemegahan Nusantara

“Nenek moyangku orang pelaut
Gemar mengarung luas samudera
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa

Angin bertiup layar terkembang
Ombak berdebur di tepi pantai
Pemuda berani bangkit sekarang
Ke laut kita beramai-ramai”

Lagu anak-anak yang berbalut suasana heroik sebagaimana tersirat dalam lirik lagu tersebut sudah demikian akrab dalam gendang telinga kita sejak kecil. Ada rasa bangga sebagai anak-anak maritim ketika menikmati lirik-liriknya. Namun, dengan nada sedih, kita harus mengakui bahwa kebanggaan sebagai keturunan bangsa pelaut makin memudar. Berbagai kecelakaan tragis yang menelan banyak korban di tengah samudra lepas, disadari atau tidak, membuat imaji keperkasaan sebagai bangsa pelaut kian meluntur.

nusantaraPadahal, dalam catatan sejarah dan geografi, negeri kita sudah lama dikenal sebagai kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas sekitar 18.000 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau itu terbentang dari timur ke barat sejauh 6.400 km atau sepadan dengan jarak London dan Siberia dan sekitar 2.500 km jarak antara utara dan selatan. Garis terluar yang mengelilingi wilayah Indonesia adalah sepanjang kurang lebih 81.000 kilometer dan sekitar 80% dari wilayah ini adalah laut. Dengan bentang geografis itu, Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas yaitu 1,937 juta kilometer persegi daratan, dan 3,1 juta kilometer teritorial laut, serta luas laut ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta kilometer persegi. Republik Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam suku, bahasa, dan budayanya. Secara fisik antar satu budaya dan budaya lain dipisahkan oleh laut, namun dari sisi kemaritiman pemisahan itu tidak pernah ada karena seluruh perairan yang ada di Nusantara adalah pemersatu yang mengintegrasikan ribuan pulau yang terpisah-pisah. Dalam proses perkembangannya tingkat integrasi dapat berbeda-beda baik secara geografis maupun secara politis, ekonomis, sosial dan kultural.

Dari sisi geografis, kemegahan nusantara jelas mustahil diingkari. Laut tidak harus dimaknai sebagai penghambat budaya, tetapi justru perlu dijadikan sebagai perekat nilai persaudaraan untuk saling terbuka menerima beragam perbedaan. Perekat nilai budaya dan persaudaraan itu makin kuat setelah 13 Desember diperingati sebagai Hari Nusantara. Dalam event memperingati Hari Nusantara 2011, Kementerian Pertahanan menggelar Lomba Karya Tulis dengan mengusung tema “Melalui Peringatan Hari Nusantara, Kita Perkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam Wadah NKRI Dengan Meningkatkan Kemampuan Pertahanan Dalam Rangka Menuju Negara Maritim”. Berikut informasi selengkapnya yang saya kutip dari www.kemdiknas.go.id.

Lomba Karya Tulis Dalam Rangka Hari Nusantara 2011 diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemham)

Tema: “Melalui Peringatan Hari Nusantara, Kita Perkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa Dalam Wadah NKRI Dengan Meningkatkan Kemampuan Pertahanan Dalam Rangka Menuju Negara Maritim”.

Pelaksanaan :

  1. Batas Pengiriman Naskah: 29 September 2011
  2. Pengumuman Pemenang: 25 Nopember 2011
  3. Penyerahan Hadiah: 13 Desember 2011
  4. Kententuan Pemenang: Diambil 4 Pemenang dari 10 Nominator

Kategori Peserta:

  1. Pelajar: SMA / SEDERAJAT
  2. Umum: Mahasiswa dan Masyarakat Umum, TNI, POLRI

Kriteria Penulisan:

  1. Orisinalitas: Tulisan merupakan hasil dari gagasan dan pikiran penulis dan bukan merupakan hasil plagiasi.
  2. Kesesuaian dengan tema : Karya yang disampaikan harus sesuai dengan Tema yang telah ditentukan oleh panitia lomba karya tulis.
  3. Inspiriratif: Karya Tulis dapat memberikan inspirasi dan memberikan nilai positif bagi para pembaca.
  4. Motivatif: Pembaca termotivasi dan mendapatkan semangat baru sehingga dapat memberikan ide dari karya tulis tersebut.
  5. Tulisan Obyektif dan Menarik: Karya tulis harus berdasarkan informasi yang ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menarik pembaca untuk mengikuti alur ceritanya.

Ketentuan Penulisan:

  1. Naskah diketik dengan Font Arial 12.
  2. Ukuran Halaman Kertas A4.
  3. Naskah ditulis dengan Spasi 1,5.
  4. Panjang Tulisan: Pelajar: ± 2000 Kata dan Umum: ± 2500 Kata.
  5. Identitas penulis ditulis terpisah dari naskah karya tulis
  6. Satu Perserta hanya diperbolehkan mengirimkan satu karya tulis.
  7. Naskah yang dikirimkan bukan naskah yang pernah mendapatkan penghargaan atau sedang diikutkan dalam lomba karya tulis lain.
  8. Naskah Karya tulis yang dinyatakan sebagai juara (I S.D III Serta Juara Harapan) Menjadi hak Panitia Lomba.
  9. Naskah dikirim paling lambat 29 September 2011 ke alamat panitia lomba karya tulis sebagai berikut: astri.virgiani@kemhan.go.id

Publikasi
Lomba ini akan dipublikasikan melalui media cetak dan media elektronik nasional.

Hadiah:
Kategori Pelajar:

  1. Juara I: 8 Juta
  2. Juara II: 5 Juta
  3. Juara III: 3 Juta
  4. Juara Harapan:2,5 Juta

Kategori Umum :

  1. Juara I: 12 Juta
  2. Juara II: 8 Juta
  3. Juara III: 5 Juta
  4. Juara Harapan: 3,5 Juta

Ayo, kita bersama-sama membangun ingatan kolektif tentang kemegahan nusantara dengan berpartisipasi dalam lomba! Salam kreatif! ***

No Comments

  1. Hore… ijin mengamankan pertamax.. 🙂
    Negara sibuk ngurusi urusan masing-masing… apalagi urusan politik… Lautnya dilupakan… 🙁
    Btw, Saya dukung pak sawali dah kalau ikutan lomba karya tulis ini.. pasti menang hehehe…

  2. Sebuah event menarik untuk menanamkan kebanggaan sebagai putra putri bangsa maritim yang dari tahun ke tahun serasa makin memudar. Pun mendekatkan kita semua pada kesadaran akan kayanya maritim kita.

  3. Lomba ini sangat penting bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang dikelilingi oleh lautan. Kalau dilakukan secara terus menerus (tiap tahun) akan membuat rakyat selalu sadar betapa besarnya potensi lautan kita baik untuk konsumsi makanan (ikan, tanaman laut), wisata, energi, pertambangan bawah laut dll

  4. wah semoga dengan ajang lomba menulis ini bisa menumbuhkan rasa cinta para generasi bangsa terhadap tanah air yang maha kaya ini pak.

    *blognya tampil beda pak 🙂

  5. theme baru ni pak…
    lagu diatas sebenarnya merupakan bagian dari peradapan kita di masa lalu apa sekedar dongeng saja sih pak? perasaan nggak ada bekasnya dah, nggak ada bau pelaut, baunya perokok dan koruptor (jika dilihat dari kacamata orang terkaya di indonesia nya), bau pembantu jika melihat begitu banyaknya TKI, serta PNS, baik pns betulan maupun yang Pegawai negeri singapura jika begitu banyaknya warga kita kerja di perusahaan yang ternyata pemiliknya adalah singapura…. 🙁

  6. Suwe Ora Jamu….
    Sekali kesini dah beda tampilannya. wah info lombanya menarik untuk diikuti, mudah2an ada ide dan ada waktu untuk bisa membuat tulisan tentang kemegahan nusantara

  7. kesadaran akan kemegahan dan kekayaan Indonesia memang harus terus dibangun, laut kita teramat kaya, banyak tambang emas di laut yang lebih luas dari emas di papua, tapi emas yang harus terus dijaga adalah hasil laut yang harus terus diperbarui, yang biasa dijarah negara lain, saking KURANGNYA ARMADA DAN PENGAWASAN INTENSIF.
    dalam matra pertahanan darat, yang paling berperan sebenarnya adalah rakyat, karena semua berawal dari laporan rakyat, tinggal menerapkannya di laut, karena jutaan nelayan Indonesia bisa menjadi sumber informasi paling penting untuk mengamankan kekayaan bahari Indonesia
    Semoga bisa menambah bahan ide tulisan ya Pak..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *