Hari ini Indonesia boleh tersenyum. Pasalnya, di tengah desingan ledakan gas elpiji yang mengancam, ribuan anak jalanan yang hidup terlunta-lunta, ribuan anak-anak yang menjadi korban kekerasan, atau ratusan anak-anak yang tersekap dalam ketakutan, ada jutaan anak-anak yang tengah merayakan hari “kebesaran”-nya. Ya, ya, ya, 23 Juli ini, anak-anak Indonesia sedang berupaya menarik perhatian dan simpati dunia melalui momen “Hari Anak Nasional”. Harapan kita, perayaan semacam itu tak semata hanya sekadar slogan, tetapi lebih dari itu, perlu dijadikan sebagai “starting point” untuk bersikap serius menyelamatkan mereka dari ancaman kekerasan sekaligus mengantarkan hidup mereka pada masa depan yang lebih cerah, beradab, dan berbudaya.
Kalau kita sejenak melakukan kilas balik, sudah terlalu banyak anak-anak yang harus hidup dalam suasana penuh ancaman dan ketakutan. Bahkan, jumlah mereka yang menjadi korban kekerasan terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama tahun 2009, misalnya, data World Vision Indonesia menunjukkan angka 1.891 kasus. Setahun sebelumnya, ada sekitar 1.600 kasus kekerasan yang melukai kehidupan anak-anak. Beberapa surat kabar nasional selama tahun 2009 juga menemukan data sekitar 670 kekerasan yang menimpa anak-anak. Sementara, tahun 2008 sebanyak 555 kasus. Pengaduan ke KPAI selama tahun 2008 ada 580 kasus dan tahun 2009 ada 595 kasus. Data Bareskrim Polri selama tahun 2009 juga menunjukkan angka kekerasan yang menimpa anak-anak sekitar 621.
Kasus-kasus kekerasan pada anak yang sempat terdata, bisa jadi hanya sebuah fenomena gunung es. Di balik kasus memperihatinkan itu, masih banyak kasus kekerasan yang tak terungkap karena faktor internal keluarga yang tak ingin kasusnya mencuat ke permukaan. Kalau dugaan ini benar, alangkah tidak nyamannya jadi anak-anak yang hidup dan dibesarkan di sebuah negeri yang konon menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan itu. Apa pun alasannya, kekerasan terhadap anak mustahil bisa ditolerir. Anak-anak adalah pewaris sah negeri ini yang akan menentukan laju peradaban di tengah tantangan zaman yang makin bopeng dan carut-marut. Kalau masa depan mereka tercederai akibat pola asuh yang salah urus, atmosfer kekerasan yang terus meneror, atau sikap lingkungan yang sama sekali tidak berpihak kepada masa depan mereka, bukan mustahil kelak mereka benar-benar akan menjadi generasi yang hilang.
“Bila seorang anak hidup dengan kritik, ia akan belajar menghukum. Bila seorang anak hidup dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan. Bila seorang anak hidup dengan olokan, ia belajar menjadi malu. Bila seorang anak hidup dengan rasa malu, ia belajar merasa bersalah. Bila seorang anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Bila seorang anak hidup dengan keadilan, ia belajar menjalankan keadilan. Bila seorang anak hidup dengan ketenteraman, ia belajar tentang iman. Bila seorang anak hidup dengan dukungan, ia belajar menyukai dirinya sendiri. Bila seorang anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan, ia belajar untuk mencintai dunia!” Begitulah “warning” yang pernah diungkapkan oleh Dorothy Law Nolte, betapa pentingnya menyelamatkan dan mengawal masa depan anak-anak agar sanggup menjadi pewaris bangsa yang tangguh dan berkarakter.
Pada momen Hari Anak Nasional tahun ini, mari kita gandeng tangan anak-anak dengan kemesraan yang sempurna, kita tatap wajah polos dan lugu mereka dengan senyuman, kita sentuh tubuh mereka dengan kelembutan kasih sayang, untuk selanjutnya kita kawal masa depan mereka melalui pola asuh yang bisa membuat mereka terbebas dari rasa takut. Jangan sampai Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak hanya sekadar menjadi ayat-ayat hafalan di luar kepala, tetapi pada kenyataannya nafsu membunuh masa depan anak-anak justru makin liar dan tak terkendali.
Nah, Dirgahayu Anak-anak Indonesia!
(Tulisan ini sekaligus sebagai wujud apresiasi saya terhadap inisiatif Bang Iwan yang tengah menggelar “posting kolaborasi” dalam rangka melakukan refleksi terhadap “Hari Anak Nasional 2010”).
kita berharap, pada Hari Anak Nasional sekarang ini, muncul kesadaran baru untuk lebih peduli dengan anak-anak di negeri ini. semoga.
amiiin, itulah yang kita harapkan, gus. semoga tak ada lagi kekerasan terhadap anak2.
Mari bersama kita berusaha memberikan sesuatu yang lebih bermakna dalam hidup anak-anak kita. Tidak hanya anak-anak kita sendiri, tapi juga anak-anak yang lain.
Sebuah kehormatan Pak Sawali bisa ikutan,… terima kasih banyak.
Mudah2han sumbang saran, opini, atau uneg-uneg yang kita tulis nantinya bisa menjadi sumber referensi dan instropeksi untuk lebih mendorong kepedulian kita terhadap Anak Indonesia sebagai pewaris dan penerus cita-cita bangsa.
walah, biasa saja, bang. kebetulan saya juga cocok dg tema posting kolaborasi itu, terima kasih, bang.
betul sekali, bang iwan. karena di tangan merekalah nasib masa depan negeri ini dipertaruhkan.
efek gambarnya bagus 😀 saya juga pernah menjadi anak-anak, sangat saya syukuri karena nasib saya dulu tidak pernah sesadis nasib anak-anak yang sekarang…
hmm …. sangat ditentukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya, mas reza.
yg di kotak ijo tu saya copy pak. catatan yg bisa mengingatkan saya bgmana mendidik anak saya kelak. trimakasih buat artikelnya.
mangga, mas. terima kasih kalau memang ada manfaatnya.
semoga anak – anak Indonesia bisa hidup damai dengan perasaan tenteram dan bisa mengenyam pendidikan
amiiin, seperti itulah yang kita harapkan, pak munir. semoga bisa terwujud.
Kenapa komentarnya hilang pak apa flock nggak terdeteksi ya
wah, mungkin sedang ada masalah dengan comment.php-nya, pak, hehe …. bukan karena browser yang pak munir pakai, kok.
OKe, maju terus Bang, kolaborasinya keren, udah banyak yg post gitu 😀
salam kenal nih sebelumnya, kunjungan perdana nih, biar bisa update postingan terus, blognya saya follow yah.
Jika berkenan silahkan mampir dan follow juga, sekalian tukeran link yuk^
Thx
salam kenal juga, mas. ok, terima kasih sudah mem-foloow blog ini. nanti blog mas damar akan saya masukkan ke google reader.
terimakasih artikel nya Pak! Jadi Ingat kalau hari ini adalah hari anak nasional.
Terkadang kita bisa lemah lembut terhadap anak didik, atau anak orang lain, tapi kita keras dan kasar pada anak kita.
Kita hanya bisa mengelus dada melihat nasib anak jalanan yang hidupnya tak punya masa depan tanpa tahu harus berbuat apa….
Hanya do’a yang bisa terucap : semoga anak-anak Indonesia -semuanya- bisa meraih masa depannya tanpa ada kekerasan dan airmata..
amiiin, doa seperti itulah yang perlu terus kita kumandangkan, mas pur. semakin banyak yang berdoa, semakin bagus buat anak2 masa depan negeri ini.
Mengenai kekerasan anak-anak yang marak selama ini, kita sebagai masyarakat harus berperan aktif dalam memecahkan dan menanggulanginya. Kebanyakan kekerasan anak akhir-akhir ini kebanyakan mereka anak-anak jalanan dan terlantar. Kita harus menggunakan pola orang tua asuh. Satu keluarga yang mampu harus mengambil mereka dari jalanan untuk di didik dan dibina hingga mereka berhasil. Walaupun pola orang tua asuh seperti ini tidak maksimal dalam menanggulangi anak jalanan yang ribuan bahkan jutaan, tapi minimal meminimalisir kekerasan yang ada pada anak jalanan.
setuju banget itu, mas marada. idealnya memang seperti itu. mudah2an saja makin banyak orang berduwit yang mau peduli dan memperhatikan nasib anak2 jalanan dan telantar lainnya.
semoga tuLisan-tuLisan posting koLaborasi akan berguna bagi masa depan anak-anak Indonesia…
amiiin, terima kasih support dan apresiasinya, mas hari.
SELAMAT HARI ANAK NASIONAL 😛 😛 😛
selamat hari anak nasional sekaligus selamat hari ulang tahun huat mas ginting. semoga panjang umur dan tambah sukses, amiin.
oke pak selamat hari Anak..hahahaa saya masi anak2
hehe …. mestinya mas adib yang merayakan, hehe …. bukan lagi dirayakan, haks.
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam nge-Blog
Benar seperti apa kata pak sawali tuhusetya
“Pada momen Hari Anak Nasional tahun ini, mari kita gandeng tangan anak-anak dengan kemesraan yang sempurna, kita tatap wajah polos dan lugu mereka dengan senyuman, kita sentuh tubuh mereka dengan kelembutan kasih sayang, untuk selanjutnya kita kawal masa depan mereka melalui pola asuh yang bisa membuat mereka terbebas dari rasa takut.”
Dan terimakasih ppula telah mengingatkan saya tentang tuturan dari Dorothy Law Nolte…10 tuturannya dulu saya ingat saya pikirkan sampai termenung saya……
Dan selain itu yg dalam mendidik sang anak,,saya jd ingat puisinya Kahlil Gibran..
mungkin bapak ingat ini:
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
Kerana hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Oh ya,
Perkenalkan, saya bloger dari catatanbumi.co.cc
Lama saya melirik duni perblogeran.
S/d akhirnya saya membuat catatanbumi.co.cc
Panggi saja saya Bumi Al Fattah.
Silahkan datang, dan ambil hadiah spesial khusus untuk bloger spesial dan senior seperti kakak.
Saya mohon bimbingannya….
dan saya tunggu kunjungan perdananya
Silahkan….
– – – catatanbumi.co.cc – – –
terima kasih salam dan silaturahminya, mas bumi al-fattah. ya, ya, antara khalil gibran dan Dorothy Law Nolte pernah juga saya sandingkan di Mereka adalah Anak-anak yang Memiliki Dunianya Sendiri terima kasih tambahan infonya.
minggu besok ini di KBRI phnom penh diselenggarakan hari anak nasional dan sumbang darah ke red cross..yah turrut menyemarakkan hari anak lah…
oh, ya? di phnom pen ternyata juga ada momen serupa, ya, mas. selamat!
yah,,,,, tapi sangat disayangkan,, anak2 sekarang lebih kenal Facebook dan twitter dibanding petak umpet dan kucing2an…
by the way,,, selamat hari anak nasional 2010 ….. ^^
hmm … asalkan terkontrol dan terbimbing ndak masalah juga, kok, mas.
Selamat hari anak nasional pak, nice post!
terima kasih ucapan selamatnya, mbak rosy.
Selamat Hari Anak Nasional.. Semoga anaki-anak nanti menjadi generasi masa depan yang tangguh, bertaqwa, dan merubah menjadi lebih baik.
amiiin, harapan seperti itulah yang perlu terus kita kumadangkan, mas.
Nice post..
Selamat Hari Anak Nasional.
Pola pendidikan anak sejak dini memang menentukan akan menjadi apa dia kelak.
betul sekali, bang fiko. mudah2an anak2 negeri ini tdak lagi menjadi korban kekerasan atau justru menjadi korban ambisi ortunya sendiri.
Kita beri kasih sayang, permainan, tempat bermain, hiburan, dan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak! Ayo kita mulai dari lingkungan kita masing-masing, bukan hanya untuk anak kita saja tapi yang lainnya juga! Buat mereka selalu tersenyum!
setuju, mas edi. semoga dengan cara seperti itu, anak2 bisa tumbuh dan berkembang seperti harapan kita semua.
Gambarnya bisa goyang-goyang pak …
sepertinya dibalik ya tampilan gambarnya untuk arahan mousenya ..
tapi gambar 2 yang diatas sepertinya rezisenya belum di set ya pak
walah, saya ndak ngoprek scriptnya, mas. resize pun lupa ndak saya lakukan, hehe ….
Selamat hari anak, semoga semakin banyak orang tua yang sadar bahwa tak ada orang tua yang tak bermula dari anak-anak. Apa yang anak-anak harapkan sekarang adalah sama seperti yang kita harapkan dahulu, perhatian dan kasih sayang. tunaikan kewajiban orang tua kepada anak, berikan hak anak dengan bijak, itu semestinya.
terima kasih tambahan infonya yang mencerahkan, pak, semoga apa yang kita harapkan bersama bisa segera terwujud, amiin.
Selamat hari anak nasional… Anak-Anak Indonesia…. Kamu pasti bisa… Bangunlah bangsa ini dengan kejujuran..
@fendik,
amiiin, support yang bagus dan mencerahkan, mas fendik. matur nuwun!
mengerang karena penyakit, ayahnya meninggal ,dan ibu menjadi TKI dinegeri orang.betapa kenyataan yang harus dibenahi.
mwncari hidup dijalanan ,di bis-bis ,di pasar, didalam kereta api sambil menyanyi sember karena ngantuk dan laper,dan bau tidak mandi.
apalagi diawasi laki2 yang tega memeras hasil keringatnya.
kalianlah yang tidak pernah menikmati apa tanggal 23 juli itu artinya.
mudah2an masih ada masa yang bisa merubah nasibmu . amin
sungguh menyesakkan dada menyaksikan nasib anak2 jalanan seperti itu, mbak. mudah2an makin banyak orang berduwit yang peduli terhadap nasib mereka.
Selamat hari anak… semoga di hari ini (dan seterusnya) anak2 kita bisa tersenyum menyongsong masa depan, karena tak akan ada lagi kekerasan yg mereka terima.
amiiin, mudah2an hal itu bisa segera terwujud, ya, mas, agar mereka bisa menyongsong masa depan yang lbih baik.
Postingan yang mantap… semoga menggugah kita semua utk memberikan banyak perhatian dan kasih sayang pada anak2 kita. Agar anak2 dapat tersenyum menyongsong masa depannya.
amiiin, memang seperti itulah yang kita harapkan, mbak reni. semoga biusa terwujud.
wah, sebagai guru saya sedikit merasa malu, karena saya tidak tahu, bahwa hari ini adalah hari anak nasional =(
btw. quote dr Dorothy Law sangat menarik menurut saya. Terima kasih atas info nya ya pak =)
walah, ndak apa2, mas norland, tulisan ini juga berkat postingan bang iwan, kok, hehe ….
Selamat hari anak nasional, semoga anak-anak indonesia dapat menggapai cita-citanya
amiiin, mudah2an doa mas rifky terkabul.
Selamat hari anak nasional, semoga anak anak indonesia selalu bahagia dan dapat meraih cita citanya
ucapan selamatnya kok dobel, mas rifky. postingan komentarnya tdk langsung kelihatan, ya, hehe ….
semoga kedepannya generasi penerus bangsa ini jadi lebih baik….
baca post sy jg dunk pak guru.. 😀
amiiin, semoga hal itu bisa terwujud, ya, bang.
semoga kedepannya generasi penerus bangsa ini jadi lebih baik….
baca post sya jg dunk pak guru .. 😀
Pingback: Tweets that mention Catatan Sawali Tuhusetya -- Topsy.com
Semoga saja kepesimisan Pak Sawali akan anak-anak negeri, yang tersirat dalam postingan kali ini,berubah menjadi sikap optimis atas kerja bareng yang melibatkan banyak pihak, keluarga, pemerintah, dan masyarakat, ya Pak.
kita semua berharap seperti itu, pak. dari pesimis ke optimis. namun, kalau tak ada komitmen para pengambil kebijakan utk melakukan perubahan, sepertinya sikap pesimis itu sulit berubah juga, pak, hehe …
Selamat hari anak nasional, berharap terjadi perubahan dikehidupan anak2 jalanan.
@bayangin waktu masih kecil:…..
Betapa riang gembira bisa bermain bersama teman2, berenang di sungai belakang rumah, seru bangets
@bayangin ngeliat anak kecil sekarang….
Bergandengan tangan dengan pacar 🙂
hmm …. zaman agaknya memang sdh jauh berubah, mas tri. semoga saja anak2 masa depan negeri ini tdk sampai tenggelam dalam lubang kekerasan dan berbagai perilaku anomali sosial yang lain.
Saya juga merasa bangga pada anak Indonesia yang sebenar mempunyai potensi dan kemampuan yang baik, jika dibina dari kecil. Contohnya kemaren ini, anak Indonesia mendapat 2 medali emas pada olimpiade Biologi yag diikuti oleh ratusan negara lain. (Selain olimpiade2 yang lain)
ya, ya, betul sekali, mbak. talenta dan potensi anak2 negeri ini tak kalah dg anak2 negeri lain. sayangnya, potensi dan talenta mereka blm ditumbuhkembangkan secara optimal. bahkan, luar negeri yang mengincar mereka utk disekolahkan sampai tamat.
semoga kita semua bisa membantu anak-ana yang kurang beruntung terutama yang berada di sekitar kita.
amiiin, semoga demikian, pak, agar masa depan anak2 yang selama ini terabaikan bisa terselamatkan.
semoga anak-anak indonesia semakin terjamin masa depannya
amiin, mudah2an hal itu bisa terwujud, ya, om.
anak bukanlah milik orang tua..
anak hanyalah titipan..
jadi janganlah merasa memiliki untuk diperlakukan seenaknya seperti miliknya
itu dia seperti yang pernah disitir oleh Khalil Gibran, mas pradna. sayangnya, masih banyak anak2 yang harus menjadi korban ambisi ortu-nya.
KOMEN KU KOK HILANG/ gak bisa muncul , ini joga mungkin.
kasih sayang anak harus dimulai dari keluarganya sendiri.
Jika keluarganya (ortu) nya tidak sayang ya kasihan anak-anak.
Ada ortu yang hobi menganiaya anaknya karena urusan yang sepele.
Masya Allah, sebagian manusia ada yang sangat mendmbakan kehadiran anak, tapi ada sebagian lagi yang menyia-nyiakan anaknya.
Mari kita sayangi anak-anak kita agar mereka kelak juga menyayangi anak-anaknya, demikian seterusnya secara berantai.
terima kasih pak guru.
Salam hangat dari BlogCamp.
hm … miris juga, ya, pakdhe, sebagian besar anak2 di negeri ini menjadi korban ambisi dan ketidakpahaman ortu-nya sendiri. semoga momen hari anak nasional tahun ini menjadi awal yang bagus utk melakukan perubahan. terima kasih juga tambahan infonya, pakdhe.
Selamat hari anak…
Benar..banyak sekali kekerasan pd anak2 dan mengajari anak2 untuk mencuri, mengemis, dll.
Bagaimana bisa menjadi penerus bangsa bila saat kecilnya anak dibegitukan???
Bagi orang tua, memang haruslah mendidik anaknya dengan benar dan baik…
Salam kenal sob…
hehe keren image di blog bisa membesar.
salam kenal juga, mas. hmm …. itulah kenyataan yang terjadi. masih banyak anak2 yang harus menjadi korban kekerasan, bahkan oleh ortu-nya sendiri.
wah..wah.. selamat hari anak, semoga tingkat kekerasan terhadap anak menurun.
Kunjungi jug : http://www.sayaindonesia.com, budaya dan pariwisata.
amiiin, mudah2an saja demikian, mas. terima kasih support-nya.
makin sakit ati nih, gag bisa ikutan kolaborasi untuk yang ini..:(
ketinggalan info masalahnya,
hehe .. ndak apa2, mas. masih ada momen lain yang bisa diikuti, kok.
selamat sore…. ^_^
Kekerasan secara fisik kepada anak2 dapat terlihat jelas tetapi terkadang kita terlena oleh kekerasan secara psikis kepada anak2. Kata2 kasar misalnya, menjadi tekanan mental yang tidak terlihat seperti kekerasan fisik. bahkan utk mengobati kekerasan secara psikis ini lebih sulit. 🙂
betul sekali, bu ita. kalau dikalkulasi, mungkin kekerasan psikis ini seperti membuka kotak pandora. makin bejibun jumlahnya.
hari anak masih sekedar sebuah seremonial belaka
nasib anak indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan dan selalu saja menajdi korban keadaan
negara tak pernah mau bertanggungjawab
apa salah mereka? apakah salah mereka karena lahir di indonesia dengan pemerintahan yang ra genah???
mungkin itulah risiko yang mesti dihadapi anak2 di tengah situasi negara yang dikendalikan oleh para pengelola negara yang miskin kepeduliannya terhadap nasib anak2, mas santri. doh!
stop kekerasan secara fisik dan psikis kepada anak2. kekerasan secara fisik, terlihat jelas tetapi kekerasan psikis seperti berkata kasar atau mendidik dengan emosional akan menimbulkan luka yang dalam dan lebih sulit diobati 🙂
setuju banget dg imbauan simpatiknya, bu ita.
anak-anak adalah mahluk unik, mereka bukan manusia mini, namun seringkali manusia dewasa memperlakukannya seperti manusia mini…
seperti itulah yang terjadi, mas andy. yang ironis, tak jarang anak2 yang harus menjadi kroban ambisi ortunya sendiri.
hari anak, PR besar bagi pemerintah kita, tak hanya guru yang saban hari ketemu siswa, namun atmosfer lingkungan kita sekarang ini semakin tidak bersahabat dengan tingkat perkembangan anak
setuju banget, pak arka. pendidikan anak memang mesti menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan. makin repot kalau hanya diserahkan ke ranah pendidikan formal semata.
Pingback: Hari Anak Nasional 2010 Versi Blogger | Bot Okeep
Selamat hari Anak, Pak..
Eh Pak kok ada iklan “Rahasia Kuat Sex” segala tho sekarang heheheh
wah, itu dia, mas don, mohon maaf kalau sdh membuat teman2, termasuk mas donny risih, hehe … pemasangan iklan ini dah telanjur saya setujui, bahkan sdh transfer pemasangan iklan selama sebulan. saya ndak ngecek content-nya terlebih dahulu. terima kasih masukannya, mas don!
Selamat hari anak nasional!! mangstab postingannya gan.. salam kenal 🙂
terima kasih supportnya, mas. semoga menjadi momen yang bagus utk peduli pada nasib anak2.
Saya suka anak-anak
mereka jujur lugu polos
dan tanpa dosA
ya, ya, itulah sebabnya hari anak nasional perlu dijadikan sbg momen yang tepat utk melakukan refleksi, mas ilyas.
web nya Bapak sawali tambahhari
tambah bagus saja
widih, jadi tersanjung nih, mas ilyas, hehe …. biasa2 saja, kok.
kami mengagumi opini bapak sawali
yang komit berkarya melalui web.info nya
hehe … biasa sajalah, mas ilyas. jangan ketinggian menyanjungnya. jadi makin besar kepala nih saya nanti, hehe ….
Mana nih.. tulisan barunya…
@Kandang Tips,
hehehe …. belum update, mas.
selamat hari anak om,tetap senyum anak Indonesia
terima kasih support dan apresiasinya, mbak jasmine.
selamat hari anak nasional… *telaatt**
terima kasih support-nya, mbak ida.
Selamat hari Anak Nasional pak …
semoga untuk kedepan tidak ada lagi kekerasan terhadap anak …
semoga untuk kedepan KEMERDEKAAN DAN KEBEBASAN HAK ANAK lebih di kedepankan … amin.
amiiin, mudah2an harapan seperti itu bisa segera terwujud, mas bayu!
Selamat hari minggu pak …
salam hangat dari Kalimantan Tengah.
wah, telat saya meresponnya, mas yusa, hehe …. sekarang dah hari selasa, haks.
selamat hari anak kembali pakk
sip, mas. semoga anak2 negeri ini bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan zamannya.
anak tersebut merupakan penerus generasi sekarang semoga mereka kelak bisa berbuat terbaik untuk negeri ini melebihi generasi saat ini
setuju banget, mas endar. idealnya memang demikian. semoga bisa terwujud.
Anak Indonesia, potret yang harus dilindungi dan didik.
setuju banget, mas. semoga mereka tak lagi tereksploitasi.
Membicarakan anak memang tak habis2, namun jua tak henti2 ada pemberitaan menyedihkan tentang mereka…
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan memulai rekonstruksi dari diri kita masing2, bagaimana kita mengasuh anak2 kita tuk menjadi generasi yg lebih unggul di masa mendatang, setuju?
setuju banget, mas darin. mereka adalah potret masa depan negeri ini. menyia-nyiakan mereka sama saja berbuat kejam dan biadab terhadap masa depan negeri ini.
ayo maju anak2 Indonesia, tunjukan prestasimu.
Buat pemerintah semoga ada program yang efektif untuk menanggulangi anak jalanan. Amin
amiiin, mudah2an harapan seperti itu bisa secepatnya terwujud, mas hamdani.
artikelnya bagus banget…
hmm …. terima kasih apresiasinya, bos.
Kalau membunuh anak-anak secara langsung, mungkin tidak ya, Pak. Tapi, lingkungan di sekitar kita saat ini sepertinya sudah sangat tidak kondusif lagi bagi anak-anak, sangat tidak mendidik. Kemarin malam saya nonton acara Opera Anak, ealah, kok kaya OVJ cuma yang main anak-anak. Pas nyanyi, kok lagunya malah lagu-lagu cinta-cintaan. Hmmm, mau jadi apa anak-anak nanti kalau televisi masih berpikiran mengeksploitasi anak alih-alih memberi pendidikan. Jadi inget TPI tahun 90-an dulu. ^_^
itu dia yang sering jadi masalah, bung eko. anak2 sekarang secara psikis telah mengalami banyak kekerasan, termasuk ketika mereka didaulat utk main dg setting lakon orang dewasa. hanya fisiknya yang tampak anak2, tapi pikiran mereka dipermak seperti orang dewasa.
1) Jaminan sosial bagi anak jalanan perlu direvisi ulang agar hidup anak jalanan dapat dijamin oleh negara.
2) Koordinator anak jalanan perlu dihukum seberat-beratnya karena mereka yang mengeksploitasi anak jalanan demi setoran uang.
wah, setuju juga nih. siapa pun mereka yang terlibat dalam proses eksploitasi anak memang layak utk mendapatkan hukuman setimpal.
Asslm,,,,
Kunjungan Balik nih Sob,
Thanks ya udah Berkunjung ke Rumahku…hehehe
Rumahnya (Blognya…red) tambah oke aja,
Gak bosen deh saya sempatkan untuk Datang ke Sini lagi..!!
Sob saya punya Blog baru nih,
Sempatkan untuk berkunjung ya, ini Rumah Baruku…
http://bisnisusahamakanan.blogspot.com
http://obat-sakitgigi.blogspot.com
http://obatpenyakitjantung.blogspot.com
Salam Blogger, Sukses Menjalin Silaturahmi….
Wassalm,,,,
ok, makasih banget kunjungan baliknya!
Luar biasa Pak.. Tulisan yg sangat berkualitas yg pernah saya baca. Selamat Hari Anak Nasional, semoga Exploitasi Anak semakin berkurang ke depannya! Kembalikan Dunia Mereka! Trims Pak Sawali..
walah, tulisan biasa saja kok, mas andi, hehe ….. semoga saja anak2 masa depan negeri tdk terus2an menjadi korban ambisi, baik orang tuanya maupun orang2 di sekitarnya.
sweet post! Thanks for Sharing
thanks infonya
Jangan sampai kita kehilangan wajah anak” yang ceria itu…
Semoga tidak ada lagi kekerasan kepada anak di bawah umur…
kasihan kan mereka..liat fotonya aja udah kasian,,,
artikel yang bagus banget