Ulang Tahun ke-2 TPC dan Martil UU ITE: Sebuah Refleksi

Apa yang menarik dari serangkaian acara yang digelar oleh TPC (tugupahlawan.com) dalam merayakan HUT-nya yang kedua? Sahabat-sahabat blogger dari berbagai komunitas yang kebetulan hadir di kota pahlawan ini, bisa dipastikan tak begitu gampang melupakan acara kopdar bareng atau Tour de Surabaya City yang digelar panitia. Selain itu, keramahan shohibul bait dalam menyambut setiap tamu yang datang, setidaknya bisa menghapuskan kesan elitisme di kalangan blogger, sehingga serangkaian agenda yang digelar 28-29 November 2009 itu bisa berlangsung lebih cair dan egaliter. Kekompakan awak TPC dalam mendesain acara dan keberhasilannya dalam menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, juga bisa makin membuktikan bahwa posisi blogger makin diperhitungkan dalam beragam aksi di dunia nyata. Kesan bahwa blogger hanya asyik di puncak menara gading dunia maya yang kurang membumi pun bisa ditepisnya.

HUT TPCHUT TPCHUT TPCHUT TPCHUT TPCHUT TPCHUT TPCHUT TPCHUT TPCHUT TPCHUT TPCHUT TPCHUT TPCDialog interaktif yang mengusung tema “Kebebasan Berekspresi di Dunia Online” pun tak kalah menarik. Mengapa? Tema besar ini diangkat kembali ke permukaan lantaran kelahiran UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dinilai bisa menjadi ancaman serius buat para blogger dalam berekspresi. Bahkan, suatu ketika bisa menjadi martil yang menghantam para blogger ketika aparat penegak hukum kehilangan fatsoen dan kearifan dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.

Dalam pengantarnya, Mas Budiono, yang didaulat sebagai moderator, langsung membidik kasus yang menimpa Bu Prita Mulyasari –yang menjadi “tumbal” kehadiran UU ITE– sebagai “peluru” dialog. Menurutnya, ketika kasus yang diduga mencemarkan nama baik RS Omni Internasional Tangerang itu mencuat ke permukaan, ada keresahan di kalangan blogger. Mereka jadi takut untuk berekspresi karena ancaman pidana yang ditebarkan oleh UU ITE, khususnya pasal 27 ayat 3 yang berkaitan dengan pencemaran nama baik.

Lalu, bagaimana sikap para blogger dalam menghadapi “represi” UU ITE? Haruskah para blogger terus berada dalam situasi tertekan hingga akhirnya tak punya keberanian untuk memanfaatkan kebebasan berekspresi? Langkah dan trik apa yang perlu dilakukan agar para blogger tetap aman dan nyaman dalam berekspresi di blognya masing-masing? Setidak-tidaknya, itulah beberapa pertanyaan penting yang mengemuka dalam dialog interaktif yang berlangsung di lantai VII Gedung Telkom Margoyoso Surabaya pada hari Sabtu, 28 November 2009 mulai pukul 09.30 s.d. 12.30 WIB itu.

Tak Perlu Takut Berekspresi
Menyikapi lahirnya UU ITE, Wawali Surabaya (Pak Arif Afandi) yang menjadi keynote speaker, menyatakan bahwa para blogger tidak perlu takut terhadap UU ITE. Di hadapan sekitar 250-an penggiat dunia maya, Pak Arif Afandi mengimbau untuk memanfaatkan kebebasan berekspresi dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga tak terkena jerat pasal-pasal UU ITE.

Saya yang kebetulan juga didaulat untuk berbicara lebih banyak menyoroti kebebasan berekspresi di dunia maya dari sudut pandang pragmatik. Sambil menunggu perkembangan kemungkinan dilakukannnya uji materiil terhadap UU ITE yang dinilai bertentangan dengan UUD 1945 tentang hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dan pendapat di muka umum, saya menyatakan bahwa sesungguhnya ada atau tidak ada UU ITE, para blogger tidak perlu takut untuk berekspresi, asalkan mempertimbangkan prinsip kerja sama dan kesantunan dalam berekspresi. Prinsip kerja sama menganjurkan kepada setiap penutur untuk memperhatikan empat bidal dalam berekspresi, yakni bidal kuantitatif, kualitatif, relevan, dan cara. Keempat bidal ini menyarankan adanya bukti, fakta, dan argumentasi yang kuat dan meyakinkan dalam setiap tulisan agar para blogger tak gampang dijerat pasal-pasal UU ITE. Sedangkan, prinsip kesantunan menyarankan agar memperhatikan nilai-nilai etika dan moral sehingga pendapat yang disampaikan di muka umum (termasuk di dunia maya) tidak membangkitkan sentimen SARA.

Sementara itu, Mas Donny, BU dari ICT Watch, yang juga didaulat sebagai narasumber membeberkan dampak dan efek yang timbul akibat lahirnya UU ITE secara visual. Melalui gambar slide yang ditayangkan, tampak jelas betapa dahsyatnya ancaman yang ditimbulkan oleh UU ITE itu terhadap kebebasan berekspresi di dunia maya.

Gayung pun bersambut, meski sang moderator mesti berkali-kali membangkitkan “adrenalin” peserta untuk berdialog dengan menawarkan doorprize. Ketika persoalan dan wacana itu dilemparkan Mas Budiono kepada audience, ada beberapa respon yang muncul dari peserta dialog berkaitan dengan kebebasan berekspresi melalui facebook, budaya latah dalam memanfaatkan media virtual, dan batasan tentang unsur pornografi di internet. Namun, keterbatasan waktu agaknya tak memungkinkan diskursus kebebasan berekspresi bisa terbahas tuntas dalam dialog. Tak mengherankan jika diskusi ini berlanjut dalam acara kopdar ramah-tamah yang berlangsung di Wisma Sejahtera, tempat bermalam panitia dan tamu undangan.

Sayangnya, saya terlambat mengikuti kopdar ramah-tamah itu. Usai dialog dan istirahat beberapa saat di wisma, saya meminta Mas Novi Setiyarso untuk berkenan mengajak jalan-jalan ke Suramadu. Sungguh disayangkan kalau sudah ke kota Pahlawan, tetapi tidak bisa menyaksikan kemegahan jembatan sepanjang 5,5 km itu, apalagi saya tak bisa mengikuti acara Tour de Surabaya pada hari Minggu, 29 November 2010. Kebetulan, Mas Irfan dan Mas Hendra, perwakilan dari blogger Bekasi, bersedia ikut. Jadilah kami berempat menuju ke Suramadu dengan mengendarai roda dua menyusuri kemacetan Surabaya.

Setelah berhasil melewati arus lalu-lintas Surabaya yang padat, akhirnya kami berhasil melintasi jembatan sekitar pukul 17.00 WIB. Agaknya, jembatan Suramadu tak pernah sepi. Jembatan ini terbagi dalam empat lintasan. Lintasan bagian tengah untuk kendaraan roda empat; satu lintasan untuk jurusan ke Madura dan satu lintasan lagi untuk jurusan ke Surabaya. Lintasan tengah diapit dua lintasan lagi untuk kendaraan roda dua; satu lintasan menuju jurusan Surabaya dan satu lintasan lagi untuk jurusan Madura. Kami sempat parkir sejenak di seberang jembatan dan mengambil beberapa gambar.

Menunggu Lebih dari Satu Jam
Ketika berada di kawasan Madura, Mas Novi tiba-tiba menawarkan alternatif pulang ke Surabaya lewat Pelabuhan Kamal. Karena penasaran, kami pun sepakat untuk memilih alternatif itu. Setelah berjalan memutar dengan kondisi jalan yang kurang begitu mulus, akhirnya kami tiba juga di Pelabuhan Kamal sekitar pukul 18.30 WIB. Sayangnya, ferry tak segera jalan. Lebih dari satu jam, kami terpaksa harus menunggu. Keinginan untuk menyaksikan jembatan Suramadu dari pelabuhan Kamal agaknya tak bisa dilakukan, karena jembatan Suramadu tak berlampu lagi. Yang terlihat hanya samar-samar lampu kendaraan yang melintas.

Setelah jenuh menunggu, akhirnya ferry pun mulai melintas menuju ke Surabaya dengan kecepatan lambat. Sekitar 20 menit, ferry pun merapat di Tanjung Perak. Kami bergegas menuju tempat parkir. Sayangnya, selama perjalanan menuju Wisma Sejahtera kami dihadang hujan deras. Jalanan Surabaya, seperti halnya kota-kota besar lain, agaknya tak sanggup menolak derasnya hujan yang tumpah dari pintu langit. Jalanan banjir. Banyak kendaraan yang macet. Kami sempat bernaung di sebuah emperen toko karena tak sanggup melawan ganasnya hujan. Setelah agak reda, perjalanan pun berlanjut. Sayangnya, situasi jalanan yang banjir membuat Mas Irwan dan Mas Endra tak bisa melihat laju kami yang berada di depan dengan jelas. Akibatnya, ketika masuk di Jalan Kranggan dan berhenti tepat di warung lontong balap Garuda, kedua blogger Bekasi itu jauh melintasi kami. Mas Novi pun memburunya. Setengah jam kemudian, kami baru bisa bertemu dan menikmati salah satu makanan khas Surabaya, lontong balap; sebuah menu khas Surabaya yang diracik dari lontong, tahu, kecambah sepiring penuh, kuah, dan sambal. Paduan kecambah dan sambal khas itulah yang membedakan lontong balap ini dengan menu lontong yang lain.

Kopdar Ramah-tamah yang Hangat
Usai menikmati lontong balap, hujan agak mereda, meski jalanan masih dilanda banjir hingga sebatas lutut. Kami pun sepakat menuju ke wisma. Sampai di sana, rupanya kopdar ramah-tamah sudah berlangsung. Dari kamar, saya mendengar suasana diskusi yang ramai dan ingar-bingar. Saya pun bergegas mandi dan ganti pakaian. Tiba di tempat acara, sudah berkumpul teman-teman blogger dari berbagai komunitas dan agaknya tengah ramai mendiskusikan kontroversi UU ITE yang belum sempat terbahas tuntas dalam dialog interaktif di gedung Telkom. Di sana, tampak Mas Blontank Poer, Mas Suryaden, Pak Gempur, Mbah Sangkil, Mas Novianto (Ketua Panitia), atau Mas Budiono yang tengah gayeng mendiskusikan kontroversi UU ITE. Saya pun segera ikut nimbrung dalam forum diskusi yang hangat itu. Dalam diskusi disentil juga keberadaan forum blogger nasional semacam pesta blogger yang seharusnya memiliki posisi tawar yang tinggi untuk memberikan tekanan terhadap kehadiran UU ITE, tetapi justru mandul dan tiarap dalam menghadapi kekuatan martil UU ITE. Bahkan, terkesan memunculkan elitisme tersendiri di kalangan blogger yang nihil kepeduliannya terhadap ancaman pasal UU ITE yang bisa mengancam kebebasan blogger dalam berekspresi.

Memang tak ada rekomendasi apa pun yang bisa dihasilkan dalam ajang kopdar ramah-tamah di Wisma Sejahtera itu. Namun, setidaknya ada tiga alternatif yang bisa dilakukan oleh para blogger dalam menyikapi kehadiran UU ITE –mohon dikoreksi kalau ada yang salah. Pertama, para blogger dengan kesadaran sendiri membuat postingan khusus tentang penolakan pasal 27 UU ITE tentang pencemaran nama baik. Kedua, membuat website khusus tentang penolakan UU ITE, tempat para blogger menyuarakan keprihatian terhadap lahirnya UU ITE yang dinilai menjadi ancaman para blogger dalam berekspresi. Dan ketiga, memasang banner “Tolak pasal 27 ayat 3 UU ITE” di blog, khususnya buat blogger yang terang-terangan menyatakan dukungannya.

Begitulah hal menarik yang mengemuka dalam rangkaian acara HUT ke-2 TPC Surabaya, sebuah perhelatan yang dengan amat sadar dilakukan untuk menyentuh persoalan-persoalan riil yang dihadapi oleh para blogger agar kiprah mereka benar-benar memberikan kemasalahatan bersama. Selamat Ulang Tahun yang kedua buat TPC, semoga makin eksis berkibar, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Hidup Blogger Indonesia! ***

Comments

  1. Masih pertamax ? Salam blogger. Semoga para blogger bisa ikut membangun negeri ini dan ikut menyumbangkan kritikan dan masukan UU ITE. Sekali lagi, salam blogger !!!
    .-= Baca juga tulisan istiyanto berjudul "Linux Mint Lancar di HP 1013" =-.

  2. Salam,
    Perjalanan yang menarik Pakde, setuju dengan empat bidal yang dikemukakan Pakde, ya kebebasan ekspresi adalah hak tapi itu ya tetep harus dapat dipertanggungjawabkan, tapi kalau di blognya banyak menceracau seperti saya, bagaimana ya Pakde 😀

    • salam juga, mbak ney. wew… siapa bilang tulisan di blog mbak ney menceracau? hehe … tulisannya ok dan khas, kok.

  3. sayang kadang masih terjebak sesuatu yang pragmatis aja, bukan substansinya
    .-= Baca juga tulisan suryaden berjudul "tanpa nyawa" =-.

    • sama2, mas arul, terima kasih juga atas sambutannya yang hangat dan bersahabat. semoga silaturahmi semacam itu bisa terus berlanjut. bravo TPC!

  4. Saya juga tidak setuju dengan ancaman represi UU ITE. Seperti kembali ke zaman ORBA. Tapi, dengan adanya represi, membuat para penulis jadi kreatif untuk menyuarakan opini.

    • memang ada keuntungannya, mas rache, tapi kalau represi semacam itu terus berlangsung bisa membuat kompleks blogosphere kalang kabut.

  5. Hidup Blogger Indonesia!
    Blog itukan lintas wilayah, jadi acamaan represi UU ITE harus di blog 😀

    Salam hangat @Mas Sawali.

    #Haniifa.
    .-= Baca juga tulisan haniifa berjudul "Mujizat Muhammad" =-.

  6. terimakasih banyak atas kehadiran pak sawali di kota surabaya, semoga bisa makin mempererat silaturrahmi antara blogger indonesia. mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan.

    blogger jangan takut UU ITE! he he..

    • sama2, mas dion, terima kasih juga atas sambutannya yang hangat dan bersahabat. semoga silaturahmi semacam itu bisa terus berlanjut. bravo TPC!

  7. Yang membuat kacau itu adalah tafsir, setiap yang baca punya penafsiran yang berbeda. kata jaksa nya begini, kata pengacara begono, katanya kita-kita bukan begitu, datang lagi jaksa agung, wah itu masih debatable loh, :d
    .-= Baca juga tulisan Wempi berjudul "JaMU-1 JUG Bukit Barisan" =-.

  8. selamat dan sukses acaranya tapi sayang gak bisa datang pak sawali hehhehe :d
    .-= Baca juga tulisan dameydra berjudul "Page View Blog" =-.

  9. Deni

    Guru yang satu ini emang mantap abis…:d/

  10. Wah sayangny saya nggak bisa ikut karena ada acara lamaran keponakan saya je.

    —–Rasa cinta pasti ada
    Pada makhluk yang bernyawa
    Sejak dulu hinggi kini
    Tetap suci dan abadi
    Tak kan hilang selamanya
    Sampai datang akhir masa
    (Lagu Renungkanlah, ciptaan dan dinyanyikan siapa ya,lupa…)
    ——–
    —-OOT—–
    Apakah anda mempunya rasa cinta ? Jika ada tuangkanlah dalam puisi dan daftarkan pada acara PARADE PUISI CINTA di http://abdulcholik.com/acara-unggulan/acara-unggulan-parade-puisi-cinta
    Sahabat yang lain sudah disana semua,tinggal menunggu puisi anda. Hadiahnya menarik lho, maka segera ikuti acara unggulan ini.
    Salam hangat dari Surabaya

  11. Rasa cinta pasti ada
    Pada makhluk yang bernyawa
    Sejak dulu hinggi kini
    Tetap suci dan abadi
    Tak kan hilang selamanya
    Sampai datang akhir masa
    (Lagu Renungkanlah, ciptaan dan dinyanyikan siapa ya,lupa…)
    ——–
    Apakah anda mempunya rasa cinta ? Jika ada tuangkanlah dalam puisi dan daftarkan pada acara PARADE PUISI CINTA di http://abdulcholik.com/acara-unggulan/acara-unggulan-parade-puisi-cinta
    Sahabat yang lain sudah disana semua,tinggal menunggu puisi anda. Hadiahnya menarik lho, maka segera ikuti acara unggulan ini.
    Salam hangat dari Surabaya

    • sama2, mas fay, terima kasih juga atas sambutannya yang hangat dan bersahabat. semoga silaturahmi semacam itu bisa terus berlanjut. bravo TPC!

  12. Wah mendengar ceritanya saja sudah asik, apalagi kalau saya ikut. Jadi pengen + mampir ke suramadu, kan belum pernah 🙂

  13. Terima kasih dan terimakasih (itu yang bisa Yanti ucapkan saat ini…). Untuk itu, selamat, Anda termasuk Blogger terbaik dan mampu memotivasi saya untuk menulis. YOU ARE NICE BLOGGER award ini Yanti persembahkan buat anda pak Sawali. Salam Hangat. Yanti

    • terima kasih banget atas pemberian award-nya, mbak yanti. tapi belum sempat saya posting nih, hehe …

  14. Terima kasih dan terimakasih (itu yang bisa Yanti ucapkan saat ini…). Untuk itu, selamat, Anda termasuk Blogger terbaik dan mampu memotivasi saya untuk menulis. YOU ARE NICE BLOGGER award ini Yanti persembahkan buat bapak Sawali Salam Hangat. Yanti
    .-= Baca juga tulisan terbaru <strong>yanti tukang kerupuk</strong> berjudul "Lomba menulis kisah kasih Ibu dari Mizan" =-.

  15. sing cetho, matur nuwun sanget pak.. nyuwun pangapunten mbok bilih mboten trep ing manah panjanengan babagan papan lan suguhan .. nyuwun agunging pangeksami…
    .-= Baca juga tulisan terbaru Gempur berjudul "Free Software Download" =-.

    • sama2, pak gempur. terima kasih juga atas sambutannya yang hangat dan bersahabat. semoga silaturahmi semacam itu bisa terus berlanjut. bravo TPC!

    • sama2, pak gempur, terima kasih juga atas sambutannya yang hangat dan bersahabat. semoga silaturahmi semacam itu bisa terus berlanjut. bravo TPC!

  16. DV

    Wah panjang dan gayeng ceritanya, Pak Sawali.
    Saya salut atas teman2 di TPC, para pembicara dan utamanya sampeyan.
    Dalam nyaris dua tahun belakangan ini, Anda dan komunitas2 blogger di wilayah jawi wetan adalah hal yang saya amati dan saya nikmati keberadaannya.

    Terus berjuang untuk ‘tampak’ menjadi sebuah nyala api di luar Jakarta, Pak! Mari terus berjuang untuk blogging!

  17. Terima kasih sudah datang ya, Pak..
    Akhirnya saya sudah bertemu langsung dengan pak sawali..
    .-= Baca juga tulisan terbaru Anas berjudul "Bikin NSP Sesukamu!" =-.

    • sama2, mas anas. terima kasih juga atas sambutannya yang hangat, sungguh senang sdh bisa ketemuan sama mas anas.

  18. Reportase yang sangat lengkap, Pak.. Kalau berkenan, tolong pasang link di nama saya ke sekitarkita dot info ya, Pak.. Biar nambah BL.. hehehe

    Jadi ingat cerita waktu kami hilang.. Saking lama nunggunya, Pak Sawali duluan makan Lontong Balap… hehehe

    Kapan kita bisa jalan-jalan naik motor lagi, pak..?
    .-= Baca juga tulisan terbaru Irfan berjudul "Cellular and Camera News" =-.

    • iya, mas irfan, sungguh sebuah pertemuan yang tak mudah dilupakan. sungguh menyenangkan kita bisa bertemu, lantas jalan bareng ke suramadu. mantab!

  19. Wah ndak tahu saya…. padahal dekat dengan lokasi.. dan Margoyoso dulu adalah homebase saya..

  20. wah bisa menikmati perjalanan melalui pelabhuna pak, sayang saya hanay menikmati perjalanan melalui jembatan suramadu saja. semoga di lain kesempatan bisa bertemu kembali pak 🙂
    .-= Baca juga tulisan terbaru dafhy berjudul "Mengenal Lebih Dekat Kota Surabaya" =-.

  21. si Rusa

    aku ikut pada seminar yg bapak juga ikut sbg pembicaranya
    presentasinya keren pak
    maju terus pak Sawali

  22. Kapan yah bisa ketemu sama pak Sawali hehehe selalu saja acaranya bentrok *hiks*
    .-= Baca juga tulisan terbaru ajengkol berjudul "Etika Ngeblog" =-.

  23. Ria

    :d ramai benar perayaan ulang tahun TPC ya 😀
    dan semoga UU ITE bukan mempersulit tetapi menjaga pengguna agar lebih baik 😀
    .-= Baca juga tulisan terbaru Ria berjudul "Kecewa Karenamu" =-.

    • memang rame dan meriah, mbak ria. kita berharap begitu. UU ITE jangan sampai menjadi belenggu blogger utk tetap kreatif menulis.

  24. belum sempat nih mengkaji tentang UU – ITE, semoga tidak mengkooptasi dan menggunting kreatifitas kita ..btw, belum membayangkan nih punya kesempatan kopdar dengan blogger2 senior .. semga kesmpatan itu datang.
    trims pak sawali buat reportase lengkapnya. salam optimis dari solo.

    • wah, ternyata mas hatta tinggal di solo. ndak jauh2 amat dg semarang, kan, mas. semoga suatu ketika kita bisa bertemu dan ngobrol bareng.

  25. Maaf Pak Sawali, kemarin saya tidak bisa hadir karena acara ULTAH TPC itu bersamaan dengan Pensi yang diadakan di sekolah saya. Sebenarnya saya ingin sekali bertemu dengan Pak Sawali, tapi apa daya kita belum berjodoh, Pak. Hehehe.
    Tapi untung ya, Pak Sawali bisa menyaksikan langsung Jembatan Suramadu yang menjadi kebanggaan Surabaya. Saya saja masih belum sempat ke sana, Pak.
    Moga-moga di lain waktu kita bisa bertemu, Pak.

    • doh, mas novi, saya yang justru sangat berterima kasih pada mas novi yang telah repot ngajak saya muter2 surabaya, bahkan nganter juga sampai ke bungur asih. mohon maaf telah merepotkan mas novi.

  26. Maaf Pak Sawali, tidak bisa hadir hikhik… Tewrnyata saya masih harus mencari seonggok rumah…

  27. Lah kok komentar awalku ga kelihatannn wahahahha…..
    Maaf pak Sawali tidak jadi ketemu di Surabaya.
    .-= Baca juga tulisan terbaru Kika berjudul "Jogjakarta View" =-.

  28. salam hangat dan selamat pagi pak…
    mudah2an tidak trlalu prontal pak untuk para blogger kita semuanya..

    nice infonya pak

    • salam hangat juga, mas ari. kalau tujuannya utk membatasi kebebasan berekspresi, UU ITE memang layak dikritisi, mas.

  29. waaahhh..
    menyesal ndak bisa ikutan ngumpul2…
    semoga ada kesempatan lain…

  30. bukan hanya UU ITE..
    tapi penyelenggaraan negara ini memang sudah carut marut…

    • bener juga tuh, mas mahendra. peraturan sebagus apa pun kalau penyelenggara negara tak memiliki kearifan, doh, makin repot.

  31. wah acara yang hebat! sayang saya tak bisa datang pak..

    walaupun bukan rekomendasi, tapi semoga alternatif tersebut bisa di realisasikan pak..
    .-= Baca juga tulisan terbaru azaxs berjudul "New Moon Twilight" =-.

  32. lah.. komentar saya kok kosong?

    acara yang dahsyat pak! sayang saya ndak bisa datang…

    selamat ulang tahun TPC. walaupun bukan rekomendasi, tapi alternatif diatus harus di apresiasi oleh blogger indonesia!
    .-= Baca juga tulisan terbaru azaxs berjudul "New Moon Twilight" =-.

    • saya juga ndak tahu nih, mas azaxs, banyak teman bloger yang mengeluh komennya jadi hilang. tapi ternyata muncul juga tuh.

  33. ‘pasal 27 ayat 3 yang berkaitan dengan pencemaran nama baik’

    Gimana caranya ya…membersihkan Pencemaran Nama Baik melalui Blogger ?

    Salam TPC…selamat Ulang Tahun

    • wah, kalau itu sudah masuk ranah hukum, mas, hehe … ayat ini yang sedang hangat diperbincangkan teman2 blogger karena bisa multitafsir dan suatu ketika blogger akan terkena imbasnya.

  34. sayang sekali saya tidak bisa mengikuti acara tersebut, padahal kepengen banget.
    semoga semakin terjalin keakraban dari semua komintas blogger.
    jembatan suramadupun belum pernah saya lihat. kasihan saya ya pak hehehe

  35. Betul memang, tak usah takut berekspresi..tetapi hati – hati juga tetap perlu. Buatlah tulisan sesantun mungkin, walopun isinya kritikan.

    contoh seperti ini : Assalamualaikum Pak Sawali, tulisan nya sungguh sangat menginspirasi saya dan temen – temen blogger lainnya. Tetapi maaf blog nya rada lemot di akses, mungkin karena banyak gambarnya jadi agak berat. hehe..Piss

    • wakaka … terima kasih masukannya, mas, ndak tahu juga nih, padahal sdh saya coba berkali2 agar loading blog ini bisa jadi entheng. ternyata masih berat juga, yak?

  36. Betul memang, tak usah takut berekspresi..namun berhati – hati juga tetap perlu. Buatlah tulisan sesantun mungkin, walopun isinya kritikan..:-)

    Contohnya : Assalamualaikum pak Sawali..tulisannya bagus – bagus, sangat menginspirasi saya dan temen – temen blogger lainnya. Tapi maaf, blognya lemot sekali di akses..mungkin karena banyak gambar nya kali ya..hehe..piss

  37. saya menyesal tidak bisa hadir di Surabaya, tapi apa beloh baut… banyak tugas berkaitan dengan Idul Qurban sampai selesai hari Tasyrik…

  38. Barusan komen, telatte puol… koneksi internteku bikin kehilangan banyak informasi…

    Sukses buat TPC dan pak Sawali 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *