Blog, Politik, dan Sebuah Perubahan

kotak_pemiluTak lama lagi, bangsa kita akan menggelar pesta demokrasi; sebuah piranti negara yang amat strategis sebagai momentum untuk melakukan sebuah perubahan. KPU telah mengesahkan 34 parpol yang akan melaju dan melenggang dalam pesta demokrasi itu. Ini artinya, persaingan akan semakin ketat. Setiap parpol akan terus bersaing dan berjuang untuk meraih simpati rakyat dengan berbagai cara. Para elite partai dipastikan telah merancang berbagai strategi jitu untuk mengumpulkan suara rakyat ke dalam pundi-pundi politiknya. Rakyat pun memiliki harapan besar akan terjadinya sebuah perubahan.

Era multipartai, diakui atau tidak, telah membuka atmosfer kebebasan para elite untuk menunjukkan perilaku politik yang sesungguhnya kepada rakyat. Mereka bisa berdialog dan berinteraksi dengan rakyat melalui bahasa-bahasa politik yang merakyat dan mengena hingga ke lapisan masyarakat akar rumput. Dengan cara demikian, fungsi parpol yang notabene bermaksud untuk mengangkat persoalan-persoalan rakyat ke dalam ranah kehidupan berbangsa dan bernegara bisa terwujud. Namun, secara jujur harus diakui, hasil-hasil pemilu selama ini belum berhasil melakukan sebuah perubahan yang signifikan. Rakyat masih terabaikan, bahkan cenderung hanya dijadikan sebatas objek ambisius para elite yang kehilangan nurani kerakyatan.

Dari dua kali pemilu pada era multipartai, hanya terdapat enam sampai tujuh parpol yang bisa lolos electoral threshold sesuai dengan ketentuan UU, yakni Golkar, PDIP, PKB, PAN, Demokrat, PPP, dan PKS. Ironisnya, sejumlah partai besar ini dinilai (nyaris) abai terhadap persoalan-persoalan kerakyatan. Mereka hanya sibuk memikirkan agenda-agenda politik menjelang siklus lima tahunan dan sibuk memikirkan kalkulasi untung-rugi dalam berpolitik, bahkan tak jarang sejumlah kader parpol yang gontok-gontokan dengan sesamanya. Yang lebih parah, ada sejumlah elite partai yang tersandung kasus korupsi. Tak berlebihan jika sejumlah parpol besar ini mulai kehilangan pamor. Perubahan besar yang gencar diobral di atas mimbar kampanye pun hanya jadi retorika dan slogan belaka.

Lantas apa hubungan politik dan perubahan itu dengan keberadaan sebuah blog? Bisakah blog dijadikan sebagai media strategis untuk ”mempropagandakan” misi-misi politik sebuah partai dalam ”menaklukkan” suara rakyat?

Secara langsung tidak ada memang. Eksistensi sebuah parpol lebih ditentukan oleh kepiawaian para elite partai dalam membangun jaringan interaksi dan komunikasi dengan publik. Publik politik di negeri ini sebagian besar tinggal di daerah pedesaan yang masih dihadang kendala terhadap akses informasi. Praktik komunikasi politik yang langsung berdialog dengan rakyat dalam bentuk tatap muka jelas akan lebih mengena dan bermakna ketimbang menggunakan media komunikasi yang lain.

Meski demikian, kita juga harus jujur mengakui, kendali politik masih dipegang oleh kelas menengah. Merekalah yang selama ini menjadi mediator kepentingan antara elite partai dan rakyat. Dalam pemahaman awam saya, kelas menengah ini terdiri dari para birokrat, tokoh-tokoh organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, kaum intelektual, dan kaum muda yang sebagian besar didominasi oleh mahasiswa. Kaum elite partai yang berhasil merangkul kelas menengah, jelas akan memiliki prospek komunikasi politik yang lebih cerah dan menjanjikan. Dalam konteks demikian, keberadaan sebuah blog pada era gelombang informasi ini akan menjadi sebuah media komunikasi politik yang strategis dalam melakukan pencitraan positif terhadap publik. Bukankah kaum kelas menengah sudah demikian akrab dan bersahabat dengan sebuah blog?

Nah, mulai memudarnya pamor parpol besar akibat dihadang banyak masalah, seharusnya menjadi momentum yang tepat bagi parpol pendatang baru untuk merangkul kelas menengah melalui sebuah blog. Blog bisa dijadikan sebagai media untuk menjaring suara-suara rakyat melalui kelas menengah yang selama ini diabaikan. Persoalannya sekarang, sudah banyakkah para politisi yang dengan amat sadar dan punya ”nyali” menggunakan blog sebagai media untuk menyuarakan kepentingan-kepentingan politiknya dalam upaya melakukan sebuah perubahan? ***

No Comments

  1. Setahu saya sudah ada beberapa politisi yang memanfaatkan blog untuk menjalin interaksi dengan konstituennya. Sebut saja Yusril Ihza Mahendra, atau Hidayat Nurwahid (hidayatnurwahid.blogdetik.com). Di tataran lokal, Taufiqurrahman telah lebih dulu menjadi blogger sebelum mencalonkan diri sebagai walikota Bandung meskipun akhirnya kalah. Dan tentunya sampeyan tak asing lagi dengan Moh Arif Widarto alias Kang Kombor, yang sekarang baru semangat-semangatnya mengkomunikasikan Partai Gerindra di blognya. Pak Sawali nyoblos, eh nyontreng partai apa? Pastinya yang peduli pendidikan dan nasib guru ya?

  2. apapun yang terjadi dan bagaimanapun sistemnya! yang jelas rakyat menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik! itu klo menurut saya

    saya juga sepakat banget, masciput. rakyat jelas butuh perubahan ke arah yang lebih baik 😆

  3. wah.. saya baru koment lo, pak!
    O.. masarif yang lain to.. 😀

    btw, sedang menunggu dan bersiap kenalan dengan elit politik yang ngeblog.. semoga ada yng membaca tulisan P Sawali ini, sehingga mereka ‘sedikit’ tahu tentang efektifitas blog terhadap kampanyenya.

    hehehehe 😆 itu mas arif widarto yang punya blog kangkombor itu, hehehe 😆 walah ini juga hanya postingan iseng kok, masarif, hehehe 😀

  4. suatu hari sy pernah posting tentang pemilu, ketauan kalo beberapa partai emang hi tech, karena punya byk pendukung di Internet.. dengan jumlah koment pendukung partai tertentu.
    masing2 partai memiliki lahan yang beda2, ada yg lahannya pengusaha, rakyat kecil, PNS, da juga yg lahannya memang di internet…
    siap2 panen yg mana yang paling bagus dan efektif 😀
    FYI : jumlah partai skrg sudah 38 lho pak 😀 malah rencana tambah satu lagi 😀

    wah, katanya KPU ndak mungkin menambah partai lagi, mas aRul. 34 sudah terlalu banyak, kenapa masih nambah lagi, yak? 😀

  5. Sayangnya satu Pak, pengguna internet (dengan kata lain calon pembaca blog) masih belum sampai ke berbagai pelosok tanah air. Jadi kampanye menggunakan media blog mungkin hanya akan bermanfaat di kota-kota besar saja 🙁

    yaps, bener banget, mas riyo. makanya, blog hanya efektif utk media politik bagi kelas menengah, hehehe 😆

  6. Baru-baru ini saya juga mbuatin blog caleg pak guru! Hehehe…
    Cah mBoja, Kendal. Nggak jauh tho dari sampean?
    Ada di http://www.royhana.murya.info
    Ndak tahu seberapa efektifnya nanti, tapi berhubung ybs cuma caleg dengan nomor sendal, targetnya ya cuma belajar, bukan untuk meraih suara.

    memang ada baiknya dicoba dulu, mas andy 😎

  7. Nah kenapa tidak pak Sawali menggunakan blog untuk media kampanye……………..
    Tentu dengan partai baru yaitu partai guru atau partai BLOGER
    ……………………………………………………………………………………………..
    dari tulisan pak Sawali diatas dapat ditangkap bahasa kultus bahwa seorang politisi yang di bawah naungan kelompok yang dinamakan partai ,bahwa ternyata beliau 2 Elit politik memang jelas dan nyata tidak memikirkan kepentingan rakyat dan hanya memperalat rakyat untuk kepentingan partainya sendiri, itu mungkin terjadi karena pemahaman bahasa para politik menjadi dangkal dan pada kenyataanya para politisi tidak memahami benar bahasa rakyat ( meski belajar pada Pak Sawali ) sedang mestinya mereka para politisi harusnya tahu makna dan arti Partai ,partai kan bisa di ambil dari bahasa inggris yaitu
    1.PART yang berarti komponen atau bagian
    jadi mestinya harus bersama untuk membentuk sesuatu karena tanpa bagian atau komponen tersebut tidak ada wujud sama sekali
    2.PARTISIPASI
    Yang kalau nggak salah dari makna membangun pengertian tenggang rasa untuk mewujudkan sesuatu,jadi tanpa kebersamaan ibaratnya ada gelas ( rakyat ) diatas meja ( negara ) dan para politisi memegang setiap sisi kaki meja dan pingin membawa atau memindahkan meja tersebut tapi apa jadinya kalau mengangkatnya tidak bareng, dan atau tujuannya nggak sama tentu mejanya rusak ,dan gelasnya Tumpah ( kira kira seperti itu bangsa kita pak )

    sedang sebagian para politisi memilih mengartikan dan memahami kata partai dari :
    PARTY
    yang berarti berpesta ,berpesta uang rakyat ,bersenang senang diatas kesengsaraan bangsa,mabok atau lupa diri bahwa mereka mengemban tugas amanat rakyat, bicara orang mabok biasanya ngelantur bicara, diluar kendali kemanusiaan ,menghalalkan segala cara,dan…………….weh panjang juga baiknya saya posting aja

    Lantas kenapa kita milih partai kalau politisinya PARTY…..kalau menurut saya ( saat ini ) pilihan terbaik adalah tidak memilih ( sekarang lho belum saatnya milih haahahaha)

    wah, makasih banget, mas totok tambahan infonya. bener2 baru tahu kalau partai ternyata dari istilah2 semacam itu. repotnya, yaitu, mas, partai malah disalahgunakan menjadi “party”; menjadi ajang utk pestapora dan bancakan uang rakyat, haks 🙂

    1. Gak tau… saya seneng baca blog ini :)>-
      hehe….kangen sama wacana2 seger dan baik…
      sejak masuk blogosphere… nuansaku adsense, review, affiliasi…
      disini enak… adem…. mo marah2 juga masih boleh kok asal argumentasinya logis…
      bersukur ketemu blog ini…

  8. Aku masih percaya: perubahan baru akan terjadi di Indonesia jika kaum muda yang ambil peran. Out semua “orangtua” yang kadung masuk ke dalam sistem masa lalu. Perubahan radikal, tidak bisa tidak!

    Aku bukan tidak percaya pada kendaraan yang ada saat ini. Tapi apa yang sudah dihasilkan? Mari jujur-jujuran, partai-partai besar itu ketika sudah masuk ke dalam sistem, baik di eksekutif maupun legislatif, belepotan dengan korupsi. Bagi-bagi kue. Jual-jual aset. Kepentingan rakyat semata bedak ginju saat kampanye. Menggelikan! Sungguh menggelikan! Bagaimana tidak menggelikan jika saat ini banyak mulut yang terlampau gembar-gembor soal rakyat. Letih!

    Aku tidak apatis. Tetap percaya pada perubahan. Tapi kalau melihat 10 tahun ke belakang, no way! Kita masih terseok-seok di jalan setapak demokrasi.

    Dalam beberapa tahun ke belakang ini, memang ada partai yang mulai kuperhatikan sepak terjangnya. Tapi intinya satu: apakah ia tetap bisa mempertahankan komitmennya. Biasanya kalau sudah masuk sistem, lupa diri.

    Kita tentu masih berharap republik ini akan menjadi lebih baik lagi. Bukankah begitu.

    saya sepakat dg mas daniel. kita tetap optimis bahwa perubahan itu akan tetap ada. memang parpol yang ada hingga saat ini masih perlu dipertanyakan kredibiltasnya. biasanya kalau sudah dapat kursi empuk lupa utk bangkit dan menyapa rakyat, haks 🙁

  9. Dan blog, masih sebatas bedak gincu bagi sosok-sosok maupun partai tertentu. Paling tidak itu yang kulihat di Bandung beberapa saat ke belakang (apa boleh buat, ini pengalaman pribadi).

    Blog malah tampak terasa lebih jujur jika dimiliki individu seorang diri.

    hehehehe :mrgreen: iya, mas daniel, blog hanya salah satu media di antara sekian media politik yang bisa digunakan oleh para politisi. :oke

  10. apapun blognya, apapun partainya yang penting Presiden terpilih nanti bisa membawa bangsa ini maju di segala bidang 😉

    bener, mas andi, mudah2an harapan itu bisa terwujud 😎

  11. Kalo saya jadi caleg kira-kira ada yang nyoblos partai saya gak yah kang …

    *bermimpi punya pamor politik*

    walah, yang pasti ada dong, mbak rindu, bahkan pasti bakal jadi wakil rakyat, hehehehe :mrgreen:

  12. Ping-balik: PARTAI BLOGGER
  13. Partai bloger…. bisa juga tuh pak.
    Tapi kayaknya saya Golput lage saja…
    Blog bisa efektif buat kampanye kalau dah tenar duluan bukan yang masih kacangan..

    bener juga tuh, mas silo. ➡

  14. nggih pak sawali, saat ini sudah mulai banyak politisi melirik dunia internet sebagai slah satu media yg kedepan bisa membawa mereka ke arena eksekutif legislatif.. sudah ada bbrp capres yg ikutan2 Mas BArack obama dlm metode kampenye melalui internet.. bikin milis2 bikin artikel2 yg provokatif dan memberi harapan.. namun sy pikir, itu memang hany utk komunitas tertentu pak sawali, krn masih banyak bukti klo masy indonesia mayoritas masih blm terlalu familier dgn internet..

    yaps, bener banget, mas sigma. blog hanya efektif utk kalangan tertent saja, hehehehe 😀

  15. Kalau berkampanye melalui blog pada saat sekarang ini di Indonesia menurut saya kok masih kurang efektif Pak Sawali, karena ngeblog belum menjadi aktivitas rutin bagi mayoritas penduduk. Paling efektif untuk kampanye Pemilu 2009 masih tetap sama dengan dulu, yaitu: panggung musik dangdut!!

    ya, pak aryo. blog baru sebatas efe,tif utk kalangan klas menengah ➡

  16. bagus tu pak. Kita juga senang kalau wakil-wakil kita yang mewakili rakyat ini nge blog. Komunikasi jadi lebih lancar. Ngak perlu lagi mesti kontek2 ajudan kalau mau menyuarakan suara hati (kalau mereka sudah terpilih). Kira-kira harus ada pelatihan atau tutorial blog nggak buat mereka pak? 😆

    hehehehe 😆 nanti anggarannya makin membengkak, mas syam.

  17. mau nambah info, pak….salah seorang capres independent, M. Fadjroel Rachman dalam salah satu acara debat capres di media mengakui bahwa dengan modal yang terbatas maka upaya kampanye “gerilya”nya dilakukan melalui blog.
    jika yang lain berbondong-bondong bikin iklan, MFR malah memilih media berbasis blog dan yang dipilih adalah blog gratisan hehehehehehe….

    makasih infonya, mbak icha 😎 semoga dg cara bergerilya melalui blog, visi dan misi perubahan yang akan dicapai bisa tersosialisasikan dg baik ➡

  18. Mudah-mudahan para elit kita bisa merangkul semua kalangan dan bukan hanya sekedar basa-basi politik saja tapi lebih jauh lagi untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi Bangsa ini pak Sawali

    yaps, sepakat, pak sholeh. mudah2an harapan itu bisa tewujud, pak ➡

  19. Saya kira, website parpol beralih ke sistem blog, atau politisi berbondong-bondong ngeblog (saat ini sudah ada beberapa) tinggal nunggu waktu saja, Pak. Nah, yang ingin saya lakukan adalah kebalikannya, bloger jadi politisi.

    Selama ini sebagai bloger, siapa pun tentu menyuiarakan pandangan-pandangan dan pemikiran-pemikirannya secara jujur. Setelah nyambi molitik, insya’ Allah saya pun akan tetap begitu. Jujur dalam menulis.

    yaps, saya hanya bisa memberikan dukungan dan doa aja, mas arif, semoga harapan mas arif bisa terwujud, amiin 😎

  20. ngeblog itu yang penting niatnya kok, tergantung darimana mereka akan gunakan blog tersebut, dipake politik itu hak mereka, dipake berdagang itu hak mereka, dipake buat meramaikan antar blogger juga hak mereka… bagi saia, blog ada bentuk ide pemikiran dari personal yang mencoba untuk menyampaikan kepada publik. uda capek ngurusi masalah politik…

    iya, bener juga, mas. tapi sejatinya politik bisa menjadi wacana yang menarik asalkan para politisi kembali ke “khittah”. 😎

  21. Kalau menerut hemat saya, pemilu itu hanya pemborosan uang semata. Dari data PilPres 2004, biaya kampanye salah satu pasangan capres-cawapres ada yang mencapai 1 Triliun Rupiah. itu baru satu pasangan saja loh, bagaimana dengan pasangan yang lain.

    terus itu baru biaya kampanye loh. belum termasuk biaya operasional pelaksanaan pemilu yang juga menelan dana triliunan rupiah.

    Dan jika sekiranya uang sebanyak itu digunakan untuk membantu rakyat miskin untuk mengembangkan usaha, Subhanallah, Insya Allah angka kemiskinan di negara ini akan berkurang.

    Tapi bukan berarti pemilu gak ada gunanya. Salah satu manfaat yang ada adalah, para elit politik seperti Rizal Malarangeng telah menggunakan media blog untuk berpolitik. Intinya blogger tanah air secara kuantitatif telah bertambah. hehehehe

    ternyata gede juga, modalnya, ya mashair. btw, mestinya tak hanya semata2 kuantitasnya, tapi juga kualitas para politisinya ➡

  22. sepertinya, beriklan di blog akan sulit, karena blogger cenderung cerdas, karena untuk posting blog ajah harus banyak-banyak membaca, dengan membaca blogger sulit untuk dibohongi, kecuali blogger tersebut yang ingin berbohong karena butuh uang.

    itulah tantangannya, mas raja ➡

  23. Miris ya Pak
    Kalo boleh bertanya, bisa kah Bapak menunjukan secara objektif partai mana yang reltif lebih baik dari yang Bapak sebutkan di atas.
    Karena saya ingin, harpan ini tidak mati. 🙂

    hehehehe 😆 mas achoey pasti dah tahu sendiri jawabannya, kan? 😎

  24. Sebetulnya, dimanakah kita bisa membaca visi/misi masing-masing partai calon peserta pemilu tsb? Atau saya yang ketinggalan? Ada info?
    Tanpa memahami karakteristik masing-masing, nanti hanya melihat tokoh capres nya saja, dan ini bisa bias.

    hampir setiap partai sekarang sudah punya web, bu enny. visi dan misi mungkin bisa dibaca dg mengunjungi alamt web-nya 😎

  25. Saya sepakat dengan Anda, Pak Sawali.
    Sudah waktunya mereka para politikus itu memang semakin mendekatkan diri dengan konstituennya dengan cara-cara yang “mudah dicerna” dan salah satunya adalah blog.

    Meski blog masih sering dianggap sebagai satu tren karena belum terlalu lama mengakar akan tetapi lambat laun saya percaya bahwa media online yang satu ini akan berbicara banyak seiring kemajuan pola pikir bangsa ini.

    Btw, Pak, melalui komentar ini saya ingin menyampaikan pula bahwa kiriman buku Bapak untuk saya sudah sampai, Terimakasih sekali saya haturkan untuk kesempatan yang Anda berikan untuk memiliki buku tersebut secara cuma-cuma!

    Oh ya, satu lagi, saya juga telah membuat postingan tentang hadiah dari Anda tersebut hehehe… 🙂

    mudah2an saja kehadiran blog tak hanya sebatas aksesoris politik, mas donny ➡

  26. bagi saya, blog hanyalah media, seperti halnya koran, balihoo, televisi, bahkan telepon seluler (jadi ingat bung DM pernah komplen soal SMS dan YM yang dirusuhi oleh para politikus pencari dukungan).
    hanya saja karena sekarang trennya adalah blog, maka digunakanlah ia sebagai media IT yang lumayan efektif.
    tapi apa pun media yang digunakan, yang penting toh kejujuran dan komitmen sang politisi sendiri.
    kalau saja blog bisa mendeteksi kadar kejujuran dan komitmen ini; tapi kan gak mungkin ya, pak?
    kalau begitu, tak bedalah ia dengan media yang lain.
    perkara efektif, kalau kita tak bersimpati juga tak kita kunjungi.
    jadi saya pikir, mendingan jadi blogger dulu baru jadi politisi atau apalah, ketimbang sebaliknya.
    kalau seseorang sudah simpatik sebagai blogger, cari dukungan mustinya tak sulit lagi.

    iya, bener juga, mbak yulfi. bisa saja disalahgunakan. tapi publiklah yang akan menilai, apakah blog para politisi bener2 mencerahkan atau sekadar cari sensasi 😕

  27. di Medan setahu saya blm ada satupun politisi punya blog pribadi,
    kalaupun ada kadangkala yg mengisi blognya bukan dia
    tapi orang lain….yang beginian malah bikin problema baru lg
    blog mmng blm bs diharapkan menjd sarana dukungan
    sbg contoh, sy berdomisili di Medan
    tp pengunjung blog sy mayoritas warga di luar Medan
    alias bukan konstituen saya
    Tapi, apapun ceritanya politisi yg pny blog
    pastilah politisi kelas satu
    bravo mas Sawali

    yaps, mudah2an blog bisa dimanfaatkan secara benar oleh para elite partai. tak hanya latah atau mengikuti trend belaka 🙁

  28. Ah…. yang namanya politisi tetap aja lidahnya bercabang. Yang tadinya partai kecil, lantas jadi partai besar, sudah menjadi besar lidahnya bercabang pula. Bahkan ada juga partai kecil yang politisi2nya lidahnya juga udah bercabang.

    Ah… membereskan persoalan suatu bangsa bukan hanya lewat jalur politik kok. Masih banyak dengan cara2 lain. Bagi orang seperti saya yang sudah apatis dengan dunia politik, ya memperhatikan saja dari luar. Kalau ada yang lucu, ya saya tertawakan saja…. ternyata saya sadar bahwa politisi2 bisa lebih bloon lucu daripada para pelawak ya….. huehehehe…. :mrgreen:

    hehehehe 😆 sikap bung yari layak saya apresiasi ketika dunia politik kita belum berjalan pda track yang bagus. salut atas konsistensi sikap bung yari 😎

  29. saya setuju dengan mas daniel dan mas achoey. saya juga lagi mengamati sepak terjang satu partai yang sedang naik daun, dan sudah sedikit memasuki sistem di republik ini. semoga partai itu dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. tentang blog untuk kampanye, itu menunjukkan bahwa calon tersebut intens dengan dunia IT, dan ini modal bagus untuk memajukan dunia IT indonesia. namun semoga tujuan beliau2 itu gak hanya untuk kepentingan sesaat dan diri sendiri melainkan untuk kemashlahatan umat. pemimpin sebagai contoh, masyarakat bergerak ke arah kemajuan. semoga. ayo, jangan golput, kalo partai2 itu tidak sobat2 semua sukai, pilih aja partainya pak Sawali ini. setuju semuanya? 😎

    yaps, semoga blog tak hanya sekadar latah atau mencari sensasi, tapi bener2 dimanfaatkan sbg media komunikasi politik yang mencerahkan 😎

  30. Boleh juga tuh pak, kampanye lewat blog. Tentunya yg bisa nimbrung adalah orang2 yg bisa ngakses internet.
    Kalo yg ga bisa ya teteup turun ke lapangan dunk. Ga mungkin diabaikan, jumlah mereka lbh banyak.
    Apapun medianya, yg penting adalah kinerjanya setelah terpilih.
    Saya ikut berdoa deh utk Indonesia yg lebih baik.

    yaps, sepakat banget dg. mbak tini 😎

  31. bener bos… tak pikir2 orang2 partai tuh kebanyakan gak mikir masalah rakyat malah lebih banyak yang mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya masing-masing.

    baru seperti itulah kualitas politisi kita, mas ario 🙁

  32. Perubahan, ya salah satu harapan pak. Tapi… kelihatannya masih meragukan, apakah semua parpol akan menjunjung ‘amanat’ rakyat, atau malah rakyat yang dipaksa menjunjung ‘amanat’ parpol?

    yaps, kita hanya bisa berharap, kang atep, semoga perubahan itu bisa terwujud 😎

  33. Salam
    Ada ga ya itung2annya kira-kira komunitas blog sekitar berapa prosen ya dari seluruh jumlah suara, mungkin bisa jadi pertimbangan juga untuk jadi lahan pendukung suara, yang jelas menurut saya blog bisa jadi media efektif buat kampanye kalie. tul ga Pak de?

    bisa jadi bener, mbak fras 😎

  34. 🙁
    Mari berpesta (*lho!)
    Saya gak suka politik Pak Sawali.
    Kebanyakan cuma janji. Kalau mereka bikin blog, jangan-jangan banyak kata-kata janji manis pula…

    bener juga, pak, omongan para politisi kayaknya sering ndak dapat dipercaya 🙁

  35. Saat ini mana yang bisa dipecaya, mungkin sedikit misalnya yang saya tahu PKS, tapi apa selamanya PKS bisa bersih, sebab dia sering berkoalisi dengan partai yang kotor. lama lama juga terkontaminasi juga.

    Terlalu sulit di jaman sekarang orang yang benar benar memikirkan rakyat, kebanyakan hanya memikirkan golongan, dan perut sendiri.
    Lihat saja partai sekarang dengan terungkap kasus korupsi maka semakin jelas apa yang iya lakukan. Itu kalau di ungkap semua dijamin 95 persen kena kasus juga.
    Wah tidak berprasangka yah, ini kenyataan yang kita lihat.
    Maaf kalau salah.

    hehehehe 🙂 pak sumintar nggak sa;ah kok, pak. realitas politik di negeri ini memang baru sebatas itu, haks 🙁

  36. Mudah-mudahan ada caleg yang punya nyali berkampanye melalui blog. Manfaat langsungnya, si caleg akan belajar berkomunikasi dua arah; jadi tidak melulu berpidato dan mengumbar janji-janji muluk.

    Ngeblog juga akan mendidik para caleg memperlakukan konstituen sebagai sesama warga negara, dalam hubungan setara yang saling menghargai. Bisa mengurangi kadar feodalisme dalam diri mereka.

    Lebih simpatik lagi kalau ada caleg yang punya keberanian moril meminta bantuan dana dari masyarakat untuk membiayai kampanyenya. Tentunya, sebelum minta sokongan, si caleg harus lebih dulu membuka diri termasuk membeberkan kondisi keuangannya.

    Obama melakukan cara ini, dan bagus dampaknya karena membuat pencalonan kandidat menjadi tanggung jawab masyarakat pendukungnya. Sebuah modal berharga untuk membangun civil society.

    Salam merdeka!

    yaps, mudah2an saja mereka bisa berkampanye di blog dg cara yang sehat, cerdas, dan mencerahkan, bung robert 😎

  37. assalamualaikum wr wb

    silaturrahmi lagi pak 🙂

    politisi yg beridelogi kuat, saya yakin, punya tulisan-tulisan yg menggambarkan prinsip dan langkah juangnya. mungkin politisi2 ideologis itu masih membaca seberapa kuat dampak blog bagi penyebaran ideologi dan penokohan dirinya.

    mungkin juga mayoritas politisi sekarang tanpa ideologi (pragmatis saja).

    pengennya semakin banyak politisi ideologis yang bisa mencerdaskan bangsa ini lewat tulisan2nya. tak cuma jual tampang di tv, baligo atau fs dan facebook.

    yg pragmatis? kelaut aja.

    * selamat menikmati berkah ramadhan

    sepakat banget dengan pak lubis, nih. para politisi yang sdh kehilangan idealisme utk membangun bangsa sebaiknya memang dibuang ke laut saja, haks 🙁

  38. Setelah UUD PA (Pemerintah Aceh) disahkan, di Aceh bertambah 6 partai lagi, yaitu Partai Lokal (PARLOK) jadi totalnya menjadi 40 partai di Aceh…
    Jadi tambah bingun lagi nie…

    Oya, pak. Boleh tau, apa plug in yang bapak pasang sehingga bisa tampil seperi (281 views) di bawah judul di akhir tanggal poting itu. Saya kepingin apsang di blog saya, bolehkan pak?

    walah, jumlah partai ternyata malah bertambah, makin tambah bingung, haks.. btw, ttg views sdh saya jawab di blog bung ozank.

  39. media blog menjadi senjata kuat barrack obama. karena diamerika sendiri, media internet sudah “merakyat”. lha, kalodi indonesia kan masih kecil banget persentase pengguna internet. itu mungkin yang menjadi kendala ogahnya politikus ngeblog.

    salam kenal pak sawali, tulisannya bagus.

    salam kenal juga, mas ershad. walah, hanya tulisan iseng kok, mas, tapi makasih apresiasi dan kunjungannya.

  40. 😈

    partai lama partai baru!!! sama-sama

    mereka sama-sama punya landasan yang sasa-sama bagus, tidak ada dalam ad-art partai mereka menindas rakyat. terbukti di setiap kampanye mereka memberikan angin-angin syurga, namun sama-sama kita tau bahwa ketika mereka mendapatkan kekuasaan maka mereka sama-sama menindas

    1. itulah politik, mas kamjak. waktu kampanye, para politikus gencar gembar-gembor utk melakukan perubahan, wew… setelah dapat kekuasaan, mereka banyak yang lupa sama rakyat yang telah memilihnya, repot!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *