Refleksi Menjelang Agustus-an

Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Lanjutkan Pembangunan Ekonomi Menuju Peningkatan Kesejahteraan Rakyat, serta Kita Perkuat Ketahanan Nasional Menghadapi Tantangan Global.

Itulah tema yang diusung panitia peringatan HUT ke-63 RI. Ada dua entry-point yang ditekankan dalam tema itu, yakni pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional. Tentu saja, ada misi dan tujuan tertentu, mengapa dua variabel itu diangkat sebagai titik pusat perhatian dalam momen 63 tahun Indonesia merdeka.
Pembangunan ekonomi, jelas ini menjadi bagian dari pengamat ekonomi untuk membedahnya. Namun, sebagai rakyat kecil, saya bisa ikut merasakan betapa pembangunan ekonomi yang berlangsung selama ini masih belum berpihak kepada rakyat. Lumbung ekonomi hanya dikuasai oleh beberapa gelintir orang dan kelompok tertentu. Desain pembangunan ekonomi yang kurang berpihak kepada rakyat dinilai juga telah melahirkan kelompok sosial tertentu yang amat konsumtif. Mereka umumnya tinggal di kota-kota besar, mengonsumsi sekitar lebih dari sepertiga pendapatan nasional, gemar berbelanja, memiliki rumah dan mobil-mobil mewah, bergaya hidup glamor, menjadi anggota berbagai klub eksekutif yang mahal, tetapi cenderung bersikap cuek terhadap gagasan-gagasan perubahan.

Kondisi perekonomian yang amat timpang semacam itulah yang dianggap telah menjadi pemicu merebaknya berbagai konflik horizontal yang berlangsung di tengah-tengah panggung kehidupan sosial kita. Tekanan ekonomi yang begitu berat bisa menjadikan seseorang atau kelompok sosial tertentu mengalami frustrasi akibat merasa tersingkir dari persaingan hidup komunitasnya. Imbasnya, jika mereka mendapatkan kesempatan untuk melampiaskan frustrasi, aksi kekerasan dan kerusuhan sosial menjadi cara yang jitu dan sah bagi mereka. Lebih-lebih gaya hidup para OKB (orang kaya baru) yang suka pamer kekayaan, sungguh, tak ubahnya seperti memantik kepekaan emosional untuk mencari cara-cara agresif dalam melampiaskan kemiskinan dan penderitaan hidupnya.

Ketimpangan kondisi perekonomian semacam itu diperparah dengan merajalelanya praktik korupsi dan kejahatan krah putih yang justru dilakukan oleh kaum elite dan para pejabat yang seharusnya menjadi “patron” sosial dalam mempraktikkan gaya hidup bersahaja. Lebih ironis lagi, pemerintah tak henti-hentinya menaikkan BBM atau tarif dasar listrik (TDL) yang membuat daya beli rakyat makin hancur.

Bagaimana mungkin rakyat bisa hidup sejahtera kalau aliran ekonomi (hampir) tidak pernah mengucur dan menetes hingga ke lapisan bawah? Bagaimana bisa rakyat tersenyum dan tertawa ketika kaum elite yang gembar-gembor membentangkan slogan “hidup sederhana” dan “mengencangkan ikat pinggang” justru mempraktikan pola hidup yang sangat konsumtif dan hedonis, sampai-sampai sekadar untuk beli sapu tangan saja mesti ke Singapura?

Harus diakui secara jujur, rakyat di tingkat akar rumput selama ini hanya bisa mendongak ke atas untuk menyaksikan perilaku hedonis orang-orang kaya yang tak henti-hentinya mengumpulkan pundi-pundi kekayaan melalui otoritas dan kewenangan yang dimilikinya. Rakyat hanya sekadar disuguhi permainan dan mimpi-mimpi lewat Pemilu. Dalam permainan itulah rakyat dijadikan sebagai “tuhan” bagi para petualang politik. Mereka paham benar bahwa “suara rakyat adalah suara tuhan”. Namun, rakyat juga begitu gampang dilupakan ketika kursi empuk para petualang politik sudah didapatkan. Perihal janji-janji yang pernah bertaburan di mimbar-mimbar kampanye hingga berbusa-busa, “memang gue pikirin!” Begitulah nasib rakyat, setidaknya dalam tiga dekade terakhir ini. Hanya bisa mengeluh dan bertanya tanpa bisa memperoleh jawaban.

Kondisi kemiskinan yang mencekik rakyat, disadari atau tidak, juga telah “melumpuhkan” ketahanan nasional kita. Adagium “sedumuk banthuk senyari bumi” (mempertahankan sejengkal tanah dengan darah dan air mata) yang menjadi “doktrin” selama ini telah lenyap entah ke mana. Posisi tawar bangsa kita yang rendah akibat keterbelakangan dan kemiskinan telah memicu munculnya “nyali” bangsa lain untuk mengusik hak-hak terotorial kita. Beberapa pulau di negeri ini telah dicaplok orang lain tanpa bisa berbuat apa-apa. Demikian juga halnya dengan simbol-simbol budaya bangsa kita yang demikian gampang diklaim orang. Sungguh, kalau hal itu terus dibiarkan, bukan mustahil negeri ini akan kehilangan “roh” dan simbol-simbol kebangsaan.

Kini, 63 tahun sudah negeri ini terbebas dari cengkeraman kaum kolonial. Dalam rentang usia yang semakin matang, idealnya bangsa kita juga makin arif dan cerdas dalam mengelola aset dan potensi bangsa. Namun, agaknya kita telah lama menjadi bangsa pelupa sehingga selalu gagal belajar dari sejarah.
Semangat heroik dan kepahlawanan yang demikian sangat jelas dipraktikkan oleh para pendiri negeri ini demikian gampang terkubur. Kita hanya bisa mengingat nilai-nilai heroik dan kepahlawanan itu dari kulit luarnya saja. Itu pun hanya terjadi ketika bulan Agustus menjelang. Umbul-umbul warna-warni dan kibaran sang saka Merah-Putih begitu marak hingga (seolah-olah) menyentuh dinding langit. Gapura-gapura masuk kampung pun dicat mengkilat dengan slogan-slogan yang khas. Berbagai lomba dan pertandingan pun marak digelar, mulai anak-anak hingga orang tua. Para pejabat yang selama ini asyik bergelut dengan tumpukan dokumen di belakang meja pun tak jarang ikut “latah” membaca puisi heroik untuk menunjukkan sikap nasionalismenya.

Kita sangat berharap, romantisme pada saat Agustusan tidak terjebak ke dalam proses seremonial belaka, tetapi juga mesti menyentuh hingga ke gendang kepekaan nurani kita. Jangan sampai lupa, bahwa di balik romantisme itu, kita masih melihat para koruptor yang bergentayangan, supremasi hukum yang babak-belur hingga muncul istilah “mafia peradilan”, pembalakan hutan yang jelas-jelas sangat merusak ekosistem, atau sistem pendidikan kita yang dinilai telah gagal melahirkan generasi masa depan yang cerdas dan bermoral.

Semoga, Agustus-an tahun ini bisa menjadi momen yang baik untuk mewujudkan misi kehidupan berbangsa yang telah dicanangkan oleh para pendiri negeri ini, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yakni “membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”

Ingatan kita pasti tidak lupa itu. Nah, bagaimana? ***

Comments

  1. Pertamax….
    Indonesia Berulang Tahun,
    Indonesia Merdeka Lagi,
    Semoga tidak ada Penjajahan lagi di Bumi tercinta ini
    Salam sukses Dari Petani Indonesia

    semoga, pak sumintar. salam sukses juga, pak 💡

  2. sudah merdeka blm ya sebenernya kita skrg?
    seharusnya utk kampanye, beliau2 kerjasama dgn para sastrawan..ngga asal janji2 aja.. 🙂
    tumbuhkan budaya malu
    apakah memang bgt mudahnya seseorang berubah stlh terbawa arus ‘sistem’/budaya [korupsi dll] yg ada

    danis last blog post..Elearning Indonesia melalui Inisiatif Edufiesta

    wah, kalau kerja sama dg sastrawan saat kampanye, bis2 mereka ndak bisa sebebasnya mengobral janji, pak dokter, hehehe 😆

  3. Pak, memang gak ada logo lain yang menunjukkan kita merdeka 63 tahun yang lalu ya? Sepertinya perlu dirubah, supaya ada rasa baru dalam mengisi kemerdekaan. dari Ultah yang ke 61-63, yang berubah cuma angka dan benderanya. Dari situ saja, pemerintah memang terkesan gak mau merubah (reformasi) tatanan yang sudah nyaman ini… :DD :DD

    He..he..he.. cuma usul aja kok Pak, sapa tau pak Sawaliada logo Ultah RI kita yang lebih baik? :205 :205

    Iis sugiantis last blog post..Andaikan manusia jadi tanaman atau hewan?

    waduh, ndak tahu juga, mbak is, kenapa logo HUT RI ndak pernah ganti, yak? ttg logo biasanya kan sudah melalui proses yang jelas. konon ndak bisa sembarangan orang bisa bikin logo, haks :oke

  4. 17 agustus seharusnya menjadi puncak perayaan keberhasilan bangsa…, seharusnya menjadi ajang untuk mengukur keberhasilan bangsa…, seharusnya menjadi moment intropeksi diri individu2 bangsa…

    Semoga Tahun ini secara individu kita memaknai lebih arti dari kemerdekaan…

    jazilis last blog post..Marvelous Weekend in Taman Dayu

    sepakat banget, mas jazili 💡

  5. Harapan baru, haluan baru, pemimpin baru.

    Partai Gerindra mengusung ekonomi kerakyatan, Pak. Ini akan menjadi jawaban atas permasalahan pembangunan ekonomi yang Pak Sawali angkat.

    Partai Gerindra juga berjuang untuk mewujudkan kemandirian bangsa, mempertahankan harkat, martabat dan jatidiri bangsa.

    Silakan pelajari deklarasi partai, AD dan ART Partai Gerindra. Setelahnya. Mari berjuang untuk kejayaan Indonesia.

    arifs last blog post..Kantor Pajak Yang Lambat Dalam Melayani Perlu Diganti Orangnya

    wah, selamat bergabung, mas arif, semoga gerindra bener2 mengabdi utk rakyat :oke

  6. adipati kademangan

    Sebelum menyatakan akan meningkatkan pembangunan ekonomi, mungkin perlu diketahui dulu tingkat ekonomi kita sudah sampai dimana, metodologi apa yang digunakan untuk menentukan tingkat ekonomi bangsa kita dan review apa yang telah dilakukan untuk bisa menentukan langkah kedepan (apa yang harus dilakukan). jika ada yang bilang ekonomi kita membaik, maka tidak heran banyak yang pesimis. karena statement dan kenyataan di lapangan sangat jauh berbeda.
    Sebaiknya rakyat diberikan penjelasan tentang kondisi ekonomi bangsa dan dilakukan review tentang masalah yang ada kemudian menentukan langkah-langkah konkrit yang akan ditempuh untuk memajukan perekonomian.

    wah, terima kasih banget tambahan informasinya, pak adipati. saya setuju banget itu 💡

  7. Meski sudah 63 Tahun kita terlepas dari belenggu penjajahan, tapi rasanya muncul lagi penjajahan2 baru dengan bentuk yang lain semoga negara ini bisa mengatasinya dan mensejahterakan warganya bukan hanya sekelompok orang saja yang sejahtera… salam

    Achmad Sholehs last blog post..Veri Idham Henyansyah (Ryan), Politikus Busuk dan Koruptor

    semoga penjajahan dalam bentuk apa pun bener2 bisa lenyap dari bumi indonesia, pak sholeh 💡

  8. moga mawon tema tidak sekedar berhenti di dunia wacana nggih pake?:wink:

    leres sanget ndoro, 💡

  9. pemerintah pastilah bukan orang bodoh pak
    cuma maslahnya apakah mereka semua orang yang bisa mengemban amanah?

    Nah itu di
    padahal proklamasi itu sudah terdengungkan berpuluh tahun lamanya

    saatnya rakyat Indonesia merdeka seutuhnya 😮

    achoey sang khilafs last blog post..Gadis Berjilbab Itu (Bag. 2 Fisksi)

    setuju, mas achoey. semoga saja pemerintah bisa amanah dalam mengisi dan mewujudkan makna kemerdekaan buat bangsa :oke

  10. Semoga saja peningkatan ekonomi bagi rakyat Indonesia bukanlah hanya sekedar mimpi dari para pejabat negeri ini…

    Pak, sekalian mau nanya, isian untuk nama, e-mail dan URL jadi sama besar dengan isian komentar? Atau mungkin browser serta koneksi saya yang lagi kacau… 🙂

    sapimotos last blog post..Berbenah Tags

    semoga harapan itu bisa terwujud, mas sapimoto. btw, ttg box isian itu memang sama panjang dng box komentar, kok, mas. jadi bukan karena borwser yang digunakan mas sapimoto :oke

  11. “Kutitipkan negara ini kepada kalian”, begitu bapak bangsa kita pernah memeberikan wasiatnya 💡
    bagaimana kita mempertanggungjawabkan titipan ini? 😮
    dalam keheningan doa, terlihat wajah penuh darah 😉 saat kutanya siapakah anda? jawabnya :akulah Indonesia 😥
    oh Indonesiaku begitu parahkah wajahmu
    apa yang bisa kami para pemuda ini perbuat?
    sebuah tanya yang terus mengejar & menghantui….

    tomys last blog post..SANG TOKOH TELAH MATI

    wah, refleksi yang bagus, pak tomy, makasih banget, ya, pak, ini makin memicu kesadaran nurani kita utk memaknai kemerdekaan dalam arti yang sesungguhnya :oke

  12. :DD Kriminalitas yang meningkat, makin nekad dan kejam, sudah menggambarkan semuanya.

    Potret jelek itu disempurnakan oleh maraknya kekerasan, konflik sosial, dan praktek politik sadis yang senang mengadu domba rakyat 😥

    Tolong dong Mas kasih tahu, bagaimana caranya menemukan sepercik cahaya harapan di tengah kegelapan bangsa ini.

    Robert Manurungs last blog post..Undangan Simpatik Buat ADINDA BAKRIE : Datanglah Berbulan Madu ke Desa Siring, Sidoarjo

    waduh, bung robert, rumit juga. ndak mungkin saya bisa melakukannya, bung, haks 🙁

  13. Merdeka !, saya hidup setelah indonesia merdeka, tapi katannya masa penjajahan juga banyak yang hidup enak, tak tahulah perbandingnannya, banyak yang hidup enak sebelum merdeka atau setelah merdeka ?

    ubadbmarkos last blog post..JANJI BUPATI

    konon, bagaimanapun keadaannya, hidup di alam merdeka itu lebih bagus ketimbang dalam masa penjajahan, pak marko :oke

  14. Indonesia sekarang masih dijajah oleh kemiskinan, kebodohan dan yang paling parah adalah dijajah rasa inferiorimse terhadap orang2 asing serta dijajah rasa kurang percaya diri di kancah internasional.

    Tapi mudah2an jika kemiskinan dan kebodohan sudah lepas dari bangsa kita, Insya Allah kita sanggup “menjajah” bangsa-bangsa lain dengan membuat mereka merasa minder atau rendah diri terhadap kita. Walaaah….. kira2 mungkin nggak ya?? Mimpi kaleeeee….. wakakakakak….. :292

    Yari NKs last blog post..Indonesia Membawa Pulang Dua Medali Emas Olimpiade Fisika

    wah, mimpi yang visioner, bung yari. mungkin mimpi itu baru bisa terwujud setelah melewati beberapa generasi, bung 😀

  15. merdeka!
    panglima sudirman dahulu berjuang memerdekakan negeri ini hingga dia ditandu sambil menahan derita penyakitnya.
    bagaimana dengan pemimpin-pemimpin bangsa ini sekarang? berjuang memerdekakan perut dan nafsunya masing-masing hingga harga diri pun tak bernilai…
    masih adakah tempat yang layak untuk para pemimpin yang seperti itu? hanya peti matilah satu-satunya tempat yang layak, mungkin…

    memang tragis banget nasib negeri ini, mas epat. semangat pak dirman kayaknya sudah lenyap entah ke mana? semoga masih ada semangat pak dirman dalam nurani para pemimpin kita :oke

  16. angka 63 selalu bikin saya mawas diri. Pada angka inilah nabi agung muhammad dipanggil kepangkuan-Nya. tapi bila dikaitkan dg negara kita, apanya ya yg akan dipanggil oleh-Nya? harapan saya Allah memanggil segala kebekuan yg ada di hati manusia.

    Merdeka!

    Zulmasris last blog post..Dalam Sakit

    harapan yang indah, pak zul 🙄

  17. Ternyata umur 63 tahun tidak terasa tetap saja bangsa ini selalu tertinggi dengan bangsa-bangsa lain yang seumuran, tetap saja kemiskinan dan kebodohan lebih tinggi dari pada bangsa-bangsa lain yang seumuran. Kebijakan pemerintah belum maksimal, memiliki rapor merah! Semoga untuk pemilu 1999, kita jangan tergiur oleh janji-janji kosong belaka. Merdeka pak sawali ! :DD :DD

  18. Ternyata umur 63 tahun tidak terasa tetap saja bangsa ini selalu tertinggi dengan bangsa-bangsa lain yang seumuran, tetap saja kemiskinan dan kebodohan lebih tinggi dari pada bangsa-bangsa lain yang seumuran. Kebijakan pemerintah belum maksimal, memiliki rapor merah! Semoga untuk pemilu 1999, kita jangan tergiur oleh janji-janji kosong belaka. Merdeka pak sawali ! :DD :DD :DD

    laporans last blog post..Politik Asmara Mataram

    bener, pak aryo, semoga saja monen agustus kali ini bisa membuat para pemimpin kita mulai peka terhadap nasib rakyat dan bangsanya, amin 🙄

  19. Salam
    Sudah 63 tahun Ya Pakdhe, tak terasa, tapi makin sini kok saya merasa Indonesia makin bergerak mundur, angka kemiskinan tidak berkurang, kesulitan hidup makin bertambah, ya penjajahan fisik memang berlalu tapi penjajahan pemikiran, budaya dsb tetap berlanjut. But semoga ini tak menjadi kendala untuk tetap semangat dan optimis membangun negeri. Agustusan semiga bukan hanya seremonial belaka tapi benar-benar ada langkah nyata kita semua untuk perbaikan indonesia,. Setuju kan Pak dhe 💡

    nenyoks last blog post..Menikmati Mentari Sore

    semoga demikian, mbak nenyok, agar pengorbanan para pejuang negeri ini tak sia2 :oke

  20. Semoga pak.. Tiap tahun kita peringati, tiap tahun kita melihat ke belakang, tapi keadaan ya tetep aja, malah semakin menggila.. Mungkin perlu diruwat kali ya pak?

    taligucis last blog post..okonkwo

    diruwat? haks…. seperti di kendal yang baru saja meruwat anak2 yang dianggap sukerta, hehehe 😀

  21. Semogaa di Upacara tanggal 17 Agustus ntar, aubade-nya ga lupa lirik & nada lagu Hari Merdeka :292

    Fifis last blog post..Reminder : 1 Agustus 2008

    yang pasti itu sebuah keharusan, mbak fifi, hehehe 😆 kan hanya lewat itu semangat kepahlawanan bisa diapresiasi oleh anak2 didik sekarang ini 🙄

  22. Selagi masih memiliki harapan, Pak Sawali. Paling tidak selagi itu yang masih kita miliki…

    yaps, sepakat banget, mas daniel 🙄

  23. Siapapun yang menjadi pemimpin di Indonesia ini haruslah orang yang kuat…memimpin suatu negara kepulauan, dengan berbagai etnis, agama dan kultur yang sangat berbeda. Juga sifat manusianya…..tapi saya percaya masih ada hari esok yang lebih baik…

    Selamat ulang tahun Indonesiaku…..semoga nama Indonesia tetap berkibar dan tak hilang ditelan zaman…

    edratnas last blog post..“Award”

    bener banget, bu enny, semoga saja pera pemimpin kita ndak pernah lupa pada nasib rakyat yang dulu berjuang bersama2 utk merebut dan mempertahankan kemerdekaan 🙄

  24. Logo HUT RI kali ini mengingatkan saya pada logo HUT RI ke-50. Hampir mirip ya 🙂

    Indonesia merdeka? So ? 🙂

    Selamat pagi, Pak Sawali!

    Donny Verdians last blog post..Kriteria Cewek Seksi, Seperti Apakah ?

    selamat pagi juga, mas donny. ttg logo,dari tahun ke tahun agaknya ndak banyak bedanya, mas :oke

  25. Saya baru sadar, Pak, bahwa kita sebenarnya hidup di negara merdeka. Tapi kenapa ya hak-hak rakyat koq masih belum merdeka?

    Edi Psws last blog post..Sadis

    walah, kalo gitu sama dengan saya, pak edi, hehehe 😆

  26. wahhh menutur saya sih mas kita belum merdeka hehehheh masih dijajah dengan bangsa sendiri mas 😀 paling 17 san nanti bagusnya hening cipta ja mengngat jasa pahlawan yang telah berjuang mas

    yaps, setuju banget, mas mus 🙄

  27. Merdeka itu hanya ada di blog he he he he 😀

    Affans last blog post..ANTHONY DE MELLO

    wew… begitukah, mas affan? kayaknya bener juga tuh, hehehe 😀

  28. Pak..nitip link postingan nyang berjuwedul “Indonesia dlm sebuah retorika” nyang pernah saya posting di bulan Feb’08 lalu… Silakan nyang berkenan nge-klik di:
    http://serdadu95.wordpress.com/2008/02/05/indonesia-dlm-sebuah-retorika/

    **mungkin inihh juwega bisa dijadikan “refleksi menjelang agustusan” ** Tq.

    serdadu95s last blog post..Sebuah Postingan Dalam Rangka Memperingati Postingan Saya Nyang ke-100

    yaps, makasih banget infonya, bung serdadu. 🙄

  29. Posisi tawar bangsa kita yang rendah akibat keterbelakangan dan kemiskinan telah memicu munculnya “nyali” bangsa lain untuk mengusik hak-hak terotorial kita. Beberapa pulau di negeri ini telah dicaplok orang lain tanpa bisa berbuat apa-apa. Demikian juga halnya dengan simbol-simbol budaya bangsa kita yang demikian gampang diklaim orang. Sungguh, kalau hal itu terus dibiarkan, bukan mustahil negeri ini akan kehilangan “roh” dan simbol-simbol kebangsaan.

    Mungkin Indonesia memang sudah kehilangan nyawa, Pak.

    Daripada dijajah oleh bangsa sendiri (yaitu para koruptor), bagaimana kalau negara ini kita serahkan saja secara sukarela kepada negara lain yang lebih beradab?

    wah, pernah juga ada temen yang berpendapat seperti pak shodiq ini, haks…. tapi, konon, hidup merdeka itu lebih baik daripada hidup nyaman karena dijajah, pak, haks ….

  30. Iya ney… penjajahan aktif emang udah hilang untuk sementar…tapi penjajahan pasif sperti inverstor asing yang dengan mudahnya menbabat jatah org indonesia tetap ada n lancar selalu…wuihh.. :DD

    eastjafunks last blog post..Mencekamnya Malam

    wah, dapat istilah baru nih, mas. penjajahan aktif dan pasif. makasih tambahan infonya 🙄

  31. Wellbutrin and seizures….

    Smoking marijuana and taking wellbutrin. Wellbutrin side effects. Wellbutrin side effects pale skin. Wellbutrin and seizures. Wellbutrin….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *