Ketika Bhisma Diburu Bayangan Dewi Amba

Bhisma menelan ludah. Napasnya tiba-tiba terasa sesak. Dadanya yang bidang turun-naik. Berulang-ulang, lelaki berdarah biru yang telah bersumpah untuk tidak mencium bau ketiak perempuan itu mengernyitkan kening. Wajahnya yang tampan seperti diselimuti kabut. Tiba-tiba saja bayangan Amba berkelebat. Ya, ya, ya, perempuan cantik dan sintal dari negeri Kasi itu tak juga sanggup dia lupakan dari dalam layar memorinya. Semakin dilupakan, bayangan Amba justru kian dahsyat membadai dalam kubangan ingatannya.

“Kanda telah berbuat kejam! Kelak, aku akan balas dendam! Tunggu sampai peperangan besar itu terjadi, Kanda! Kanda akan mati di tanganku!” ancam Putri Amba sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir.

Bhisma benar-benar menyesal. Bukan semata-mata ancaman Putri Amba yang berniat membalas dendam, melainkan tangannya yang telah belepotan darah perempuan yang amat mencintainya itu. Bhisma masih bisa memutar kembali kepingan peristiwa tragis itu dengan jelas ketika dia hendak bertemu gurunya, Ramaparasu. Ketika tiba di sebuah tikungan, Bhisma mendadak mendengar suara pekik perempuan. Bhisma tersentak ketika menyaksikan tubuh Putri Amba jatuh terguling-guling. Lantas, dengan segala macam cara, perempuan berwajah putih dengan dagu menggantung indah itu, merajuk dan menghiba agar diberi kesempatan untuk melayani dan mengikuti ke mana pun Bhisma pergi.

“Kanda, mencintai tidak harus menjadi istri, kok! Aku rela meskipun tidak harus menjadi istri Kanda Bhisma, asalkan aku diberi kesempatan untuk melayani dan mengikuti ke mana pun Kanda Bhisma berada. Itu saja!” seloroh Putri Amba dengan suara tertahan di dada.

Bhisma benar-benar kehabisan akal untuk memberikan pengertian-pengertian kepada Putri Amba. Sumpahnya untuk menjalankan dharma sebagai seorang ksatria yang bertekad menjaga jarak dari kepungan harta, tahta, dan wanita pun tak sanggup memengaruhi Dewi Amba. Perempuan itu terus membuntutinya hingga akhirnya terjadilah tragedi itu. Seperti dituntun oleh sesuatu yang gaib, Bhisma melolos pistol, lantas dengan cekatan melepaskan beberapa timah panas ke tubuh Dewi Amba. Tak ayal lagi, tubuh perempuan itu pun tersungkur mencium bumi.

”Aku benar-benar telah menjadi seorang pembunuh!” gumam Bhisma sembari menatap rembulan sepotong yang menggantung di bawah langit yang kelam.
***

Bayangan Dewi Amba baru hilang dari bilik ingatan Bhisma ketika situasi Hastina mulai berkecamuk.

Citranggada, sulung (almarhum) Santanu dan Dewi Satyawati, agaknya memiliki darah ekspansionis. Dia suka berperang. Angkatan bersenjata Hastina yang cukup tangguh didukung pasokan senjata supercanggih dari negeri tetangga, dimanfaatkan Citranggada untuk mengumbar nafsu kanibalnya. Kamus hidupnya hanya dipenuhi kosakata ”perang” dan ”perang”; tak peduli lagi berapa ribu anak atau perempuan yang terpaksa harus jadi yatim dan janda. Kecaman dunia dan berbagai macam resolusi untuk menghentikan kejahatan perangnya tak pernah sanggup dia gubris. Citranggada justru bisa menikmati betul ketika menyaksikan daerah taklukan yang porak-poranda, penuh ceceran darah segar, dan puing-puing bangunan.

BhismaBhisma dan Satyawati pun gagal membujuk Citranggada untuk ikut menciptakan tatanan dunia yang bebas dari perang dan kekerasan. Maka, terjadilah malapetaka itu. Di tengah alun-alun yang biasa digunakan untuk arena week-end para remaja tanggung yang sedang jatuh cinta itu, tiba-tiba hadir sosok Citranggada kembar. Lantas, terjadilah campuh dahsyat hingga salah satu Citranggada terkapar mencium tanah. Negeri Hastina pun bergetar. Ternyata, Citranggada, pemimpin merekalah yang justru telah tamat riwayatnya. Citranggada palsu berubah menjadi monster mengerikan dan lenyap seketika seperti ditelan perut bumi.

Sepeninggal Citranggada, adiknya, Wicitrawirya, yang menduduki tahta Hastina. Perangainya yang tenang, lembut, dan teduh membuat suasana Hastina jadi tenteram. Negeri-negeri taklukan diberikan otonomi penuh untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Tatanan dunia jadi lebih damai, santun, beradab, dan berbudaya. Berbagai macam resolusi untuk menghentikan kecamuk perang menggema dan bergetar di seantero jagad. Namun, masa pemerintahan Wicitrawirya tak berumur panjang. Wicitrawirya meninggal akibat tak sanggup menahan ganasnya virus mematikan yang tak henti-hentinya menggerogoti kekebalan tubuhnya.

Maka, tipislah harapan Satyawati agar keturunannya mampu menjadi pewaris Hastina. Kedua anaknya meninggal sebelum berhasil memberinya seorang cucu. Kini, impian satu-satunya hanya terletak pada Abiyasa. Namun, Satyawati ragu, apakah Abiyasa yang bukan keturunan langsung Prabu Santanu berhak menjadi pemimpin bangsa Kuru? Apa kata dunia kalau dia memaksakan kehendak dan keinginannya agar Abiyasa diberikan kesempatan untuk menduduki tahta Hastina? Bisakah Bhisma yang seharusnya menjadi pewaris sah tahta bangsa Kuru menerima kehadiran Abiyasa?

”Ibu tak usah khawatir! Meskipun Abiyasa bukan keturunan langsung almarhum ayah, dia kan juga keluarga besar bangsa Kuru? Dus, nggak ada salahnya kok kalau dia kita angkat sebagai pemimpin bangsa Kuru?” tegas Bhisma dalam sebuah perbincangan dengan Satyawati di pendapa istana Hastina yang sejuk.

”Benarkah demikian Bhisma?” tanya Satyawati seolah tak percaya.

”Walah, apa saya punya potongan untuk menjadi seorang pembohong? Ibulah yang justru berhak untuk menentukan siapa yang layak untuk memimpin Hastina! Bukan saya?”

”Wew …. tidak bisa begitu, Bhisma! Engkaulah yang sangat disegani dan dihormati seluruh rakyat negeri Hastina! Sungguh berdosa kalau saya lancang tanpa membicarakan hal ini dengan Engkau!”

”Sudahlah, Bu! Saya sudah bertekad untuk menjalankan dharma! Ibu masih ingat, kan? Meski dunia kiamat, saya tak akan terusik untuk berurusan dengan masalah tahta, harta, dan wanita!”

Perbincangan itu berakhir dengan ending yang manis buat Satyawati. Wajah perempuan yang dulu pernah mengidap virus ”bau amis” itu berbinar-binar. Terbayang sosok anaknya, Abiyasa, buah pernikahannya dengan Prof. Parasara itu, bertahta di atas singgasana Hastina dengan aura kewibawaan yang terus memancar dari balik penampilannya yang jujur dan sederhana.

Usai perbicangan dengan ibu tirinya, Bhisma kembali ke bilik abadinya. Di kamar yang sejuk ber-AC itulah Bhisma biasa melakukan kontemplasi untuk menggapai kesejatian diri; membenamkan segenap perasaan dan emosinya untuk mendapatkan katharsis dharma kehidupannya. Namun, lagi-lagi bayangan Dewi Amba kembali mengusik ketenangan batinnya. Entah, tiba-tiba saja, sosok perempuan berwajah putih dengan dagu menggantung indah itu, hadir silih berganti di dinding kamarnya. Sesekali, Dewi Amba tersenyum menggoda. Namun, pada saat yang lain, wajah perempuan bertubuh sintal itu mendadak belepotan darah dan berteriak-teriak histeris sambil menunjuk-nunjuk wajah Bhisma dengan penuh kebencian. ***

152 Comments

    • @ciwir,
      begitulah kata2 yang tersirat dari dewi amba ketika cintanya ditolak sang bhisma yang telah bertekad utk tdk bersitri.

  1. wah memang tragis juga ya mas ceritanya…
    seandainya saja semua dapat berjalan dengan baik namun bila terbentur masalah cinta kadang bisa membuat kita gelap mata… 🙂

    Baca juga tulisan terbaru hanhan berjudul Cerita perjalanan ke Ujung Kulon

    • @hanhan,
      konon ada yang bilang, cinta itu bisa bikin syurga, tapi juga bisa bikin neraka, mas hanhan, hehehe … agaknya, cinta juga yang telah membuat dewi amba mabuk berat sama sang bhisma.

    • @albri,
      wah, silakan, mas albri, hehehe … hanya sekadar kisah wayang slengekan, kok. hehehe … wajar juga, mas albri, karena durasi pergelaran wayang biasanya semam suntuk. seringkali kita ndak sanggup utk menontonnya sampai tuntas.

    • @masciput,
      hiks, kok sukanya merendah, toh, masciput, hiks. wayang tuh sebenarnya asyik loh utk dibikmati, apalagi kalau dalangnya sedikit ngedan seperti ki manteb, joko edan, atau ke enthus.

  2. Jujur nih, Pak Sawali, saya pribadi awalnya nggak suka cerita wayang. Tapi setelah membaca cerita perwayangan ala Pak Sawali yang ada kemiripan dengan kejadian zaman ini, ternyata wayang enak juga sebagai media bercerita dan menyampaikan gagasan.

    Baca juga tulisan terbaru Syamsuddin Ideris berjudul AYO BOIKOT PRODUK ISRAEL CS !!!

    • @Syamsuddin Ideris,
      wah, makasih, pak syam, hehehe … apalgi sekarang wayang kan dah go-nasional, bahkan go-dunia. jadi tak lagi identik dg jawa.

    • @mathematicse,
      hiks, memangnya kisah apaan, pak jupri, di jawa barat kan ada wayang golek juga. kisahnya juga ndak beda2 amat, hehe …

  3. saya paling seneng cerita yang beginian, usia SD saya sudah diperkenalkan rama-shinta dan mahabrata…memang cerita yang selalu ingin dibaca..apalagi kalo terdapat versi2 yang berlainan..

    Baca juga tulisan terbaru boyin berjudul System apa yang Tuhan Jalankan kali ini?

    • @boyin,
      wew… salut banget, ternyata mas boyin malah sdh kenal kisah pewayangan sejak SD. kalau yang ini hanya kisah wayang slengekan, kok, mas, hehehe ….

    • @edratna,
      hiks, begitulah, bu enny. kesetiaannya kepada hastina telah membuat bhisma rela utk tdk lagi berurusan dg masalah keduniaan, termasuk mewarisi tahta hastina.

    • @toim,
      bener banget, mas toim. tapi karena seorang ksatria *halah* mau atau tidak, bhisma mesti konsisten dg dharma-nya.

    • @gajah_pesing,
      walah, sukanya kok merendah toh, mas vay. jawa timur kan juga gudangnya wayang toh, hehehe ….

    • @Perspektif Senja,
      wew… memangnya kenapa, mas rizky? meamng pernah merasakan hal yang sama seperti sang bhisma? kekeke ….

  4. SJ

    pengen punya kecintaan total terhadap negara, memuliakan bangsa, tapi sisi kemanusiaannya berbisik… dewi amba… hmmm… barangkali emang tidak selayaknya bisma mungkur kadonyan sebelum menjalani peran sebagai lelaki normal 😀

    Baca juga tulisan terbaru SJ berjudul Rasa Adalah Kesadaran Manusia?

    • @SJ,
      hmmmm … sungguh layak dikagumi kesetiaan sang bhisma dalam menjalankan dharma-nya, mas jenang. sungguh bukan hal yang mudah utk menghindari dari godaan harta, tahta, dan wanita.

  5. malam pak sawali salam kenal dari saya..

    kemarin saya dapat oleh2 dari mas andi buku perempuan bergaun putih

    karya jenengan.terimakasih sekali saya di beri kesempatan tuk mengenal jenengan

    klo ada waktu silakan mampir..ethok2e saya belajar nulis sajak..masih ajaran

    sugeng dalu…

    Baca juga tulisan terbaru dyahayu berjudul Selamat Datang..

    • @dyahayu,
      malam juga, mbak dyah, salam kenal juga, mbak. makasih kunjungan dan komentarnya, yak. loh, buku kumcer dari mas andy? memang mbak dyah sering ketemu sama mas andy?

  6. @Sawali Tuhusetya, Ibu Dyah adalah kader Posyandu di Solo yang merupakan dampingan Pattiro Surakarta, jadi, saya memang sering ketemu, hehehe

    • @Andy MSE,
      wow … begitu toh ceritanya. wah, kader pattiro ternyata hebat2. rata2 sdh pada punya blog, mas andy. bener2 bikin salut!

  7. Kisah Bisma adalah salah satu sesi favorit saya di antara cerita2 di Bharatayudha… Awalnya karena saya mengidolakan Srikandhi, hehehe… menelusur ke belakang ternyata Bisma ada di sana…
    *Baru kali ini saya menikmati sajian Wayang Mbeling dari pak Sawali*… cool!!!…

    Baca juga tulisan terbaru Andy MSE berjudul Tenda Biru

    • @Andy MSE,
      sama dong mas andy dg saya. dalam kisah banjaran bisma tergambar perpaduan antara cinta, kemanusiaan, bahkan juga ketuhanan. bener2 komplit.

  8. Kisah ini pertamakali saya baca dalam bentuk komiknya RA Kosasih.
    Eh kalo gak salah, Dewi Amba akan menitis pada Srikandi ?
    Ribuan Srikandi yang menghujam tubuh Bhisma, membuat Bhisma terbaring menatap langit, dan dikala perlawan raganya kian memudar, sukma Dewi Amba memeluknya dengan penuh cinta… mengajaknya melayang menuju nirwana, swargamaniloka

    Sebuah akhir yang mengawali kisah abadi keduanya

    Entah kenapa, saya berpikir mahapatih gajahmada terilhami kisah bhisma.
    dan sedihnya, seorang dyah pitaloka harus gugur karenanya ..

    Baca juga tulisan terbaru lelouch berjudul Review : “Bung Hatta – Pribadinya Dalam Kenangan” (1)

    • @lelouch,
      walah, gpp, mas dadan. tapi salut juga nih, menunjukkan kalau mas dadan cukup cermat dalam berkomentar!

    • @domba garut!,
      hehehe …. bener juga, mas, cinta membuat hidup jadi lebih dinamis meski kadang membuat hidup seperti di neraka, hiks.

  9. Usai perbicangan dengan ibu tirinya, Bhisma kembali ke bilik abadinya. Di kamar yang sejuk ber-AC itulah Bhisma biasa melakukan kontemplasi untuk menggapai kesejatian diri; membenamkan segenap perasaan dan emosinya untuk mendapatkan katharsis dharma kehidupannya. Namun, lagi-lagi bayangan Dewi Amba kembali mengusik ketenangan batinnya. Entah, tiba-tiba saja, sosok perempuan berwajah putih dengan dagu menggantung indah itu, hadir silih berganti di dinding kamarnya. Sesekali, Dewi Amba tersenyum menggoda. Namun, pada saat yang lain, wajah perempuan bertubuh sintal itu mendadak belepotan darah dan berteriak-teriak histeris sambil menunjuk-nunjuk wajah Bhisma dengan penuh kebencian.

    bayangan ini akan selalu menghantui bisma, yang terlalu idealis dalam memegang prinsip… tidak mau mendengar melihat dan mengakui bahwa kadang air sungai itu berbelok untuk mencari tempat yang lebih rendah dan baru mengalir kembali ketika sudah memenuhi tempat yang longgar….

    Baca juga tulisan terbaru suryaden berjudul PRaWARd dari Indonesia Crying

    • @suryaden,
      bener juga, mas suryaden. demi memenuhi dharmanya, bhisma harus rela kehilangan semua yang sah menjadi miliknya. ternyata ada ruginya juga yang terlalu idealis seperti bhisma?

  10. wah-wah sebuah rekontruksi yang halus…., inilah bagian dari proses pengenalan dan mewariskan budaya yang mulai ditinggalkan. lepas dari isi ceritanya. he he maju terus Kang

  11. Pak Sawali yang semakin asoy 🙂
    Postingan ini membuat saya kembali ingin belajar tentang wayang…
    Saya dulu pernah ingin belajar tapi ya dari dulu sampai sekarang masih sekadar ingin, ingin dan ingin….

    Inginnya belajar lagi.. ya ingin 🙂

    Baca juga tulisan terbaru Donny Verdian berjudul Menikmati U23D

    • @Donny Verdian,
      nah, bagusnya memang keinginan itu diubah jadi kenyataan, mas dony, hehehe …. konon kalau di luar negeri malah bisa lebih intens kalau hendak mempelajari budaya negeri sendiri.

  12. Kanda, mencintai tidak harus menjadi istri, kok! Aku rela meskipun tidak harus menjadi istri Kanda Bhisma, asalkan aku diberi kesempatan untuk melayani …

    *asyiikkk…*

    Baca juga tulisan terbaru Rindu berjudul Riak Riak Kampus …

  13. dendam karena penolakan cinta memang mbebayani tenan nggih pak?
    padahal cinta kan mestinya mendamaikan dan menentramkan to?

    Baca juga tulisan terbaru Ndoro Seten berjudul FAJAR DI MAGELANG

    • @Ndoro Seten,
      wah, konon ada yang bilang, cinta itu bisa menjadi syurga, tapi juga sekaligus bisa jadi neraka *halah* kalau tak pandai2 menyikapinya.

  14. wah jangan” kenangan nya mas sawali nih, tapi dituliskan dengan perumpaan 😛

    • @harianku,
      widih, nggak juga, kok, mbak. mana bisa aku seperti sang bhisma seperti itu, kekeke ….

  15. Begitulah cinta. Selalu bermata 2: kadang membahagia, kadang melukai. Kadang memuliakan, kadang membunuh

    • @ch susanto,
      wew… bener sebuah kontradiksi, pak santo, hiks. memuliakan sekaligus bisa membunuh. ungkapan yang menarik.

    • @Achmad Sholeh,
      walah, ndak tahu juga, tuh, pak, kekekeke … kayaknya kok ndak ada hubungannya, hiks.

  16. dulu waktu masih kecil sering nonton wayang, kalau ada tetangga yang mampu dan punya hajat biasanya nanggap wayang. yang paling saya senangi adalah adegan ngopyok dadu di tempat gelap, nonton doang nggak ikut judi. hehehe..
    makanya sampai sekarang nggak pernah ngerti cerita wayang

    Baca juga tulisan terbaru endar berjudul Kopdar pertama saya

    • @endar,
      walah, ada wayang malah nonton dadu kopyok. tapi kayaknya judi macam begitu sudah hilang sekarang, mas endar, hehehe … entah kalau di banyumas.

  17. 🙂 wahh saya jd inget bacaan PERANG BARATAYUDHA pak,,
    o iya sorry jarang mampir ke sini, byk pr soalnya 😉

    thank’s

    • @Ochim,
      wew…. salut juga kalau mas ochim pernah baca buku ttg perang bharatayudha, asyik banget memang, mas. walah, gpp, mas ochim, blog ini b isa dikunjungi kapan saja, kok.

  18. yang diriku kagumi dari bisma mau merelakan kerajaanya demi
    eh demi apa ya pak guru?
    hanya mau jadi guru bangsa…….
    dan kematian yang menjemputnya adalah pertemuan yang indah dengan dewi amba….
    romantis abissssssssssssss

    Baca juga tulisan terbaru suwung berjudul 0oo ooo Soewoeng Ketahuan

    • @suwung,
      iya, sosok bhisma memang tokoh yang bikin kagum, mas suwung, hehehe … yaps, begitulah ceritanya setelah ajal menjemput sang bhisma dalam perang bharatayudha yang tragis itu.

  19. Duh perumpamaannya susah dibayangkan:”tampan berselimut kabut”?, kemaring aku pulang dari rumah Lus, sepanjang jalan penuh dengan kabut…sampai-sampai aku tak bisa melihat jalan loh!

    Heheheh…ceritanya sangat menarik!

    Baca juga tulisan terbaru Juliach berjudul Temanku: Lus

    • @Juliach,
      wew… kok langsung dikaitkan dg pak lus yang baik itu, hehe … memang perancis selalu berkabut, ya, mbak?

  20. Salam …walah cerita jaman saya masih umur belasan ,singkat cerita Cinta tidak harus memiliki karena Cinta tertanam di dalam Hati ,tidak seorangpun yang tahu kalau dia tidak mengungkapkannya sendiri 🙄

    kita mencari Cinta dan cita- cita pastilah banyak rintangannya …makasih

    • @doelsoehono,
      betul banget, mas doel. konon begitulah dinamika cinta, termasuk yang dialami sang bhisma.

  21. Cinta kadang membuat kita jadi bukan kita sebenarnya….
    Tapi Cinta bisa buat kita jadi penuh pesona tiada tara
    cinta pula kadang membawa nestapa…
    Memang Cinta itu maut dan dahsyat.
    Cinta pula kita akan mendapat sesal dan bahagia….

    Baca juga tulisan terbaru Jahid Klw berjudul RENUNGAN SALING CINTA

    • @Jahid Klw,
      konon begitulah, om jay, cinta itu. bisa jadi syurga, tapi juga bisa jadi neraka kalau tdk bisa menyiasatinya. hehehe ….

  22. Kalau membaca cerita ini, orang2 sekarang pasti akan terbawa akan cerita rama dan sintha.
    Tapi dari semua cerita tersebut endingnya semua masalah cinta.
    betul nggak ya pak ?

    Baca juga tulisan terbaru dikma berjudul Test DNS

    • @dikma,
      hehehe … cinta memang universal, mas rudi, hehehe … selalu ada kisah cinta pada setiap zaman dan peradaban.

  23. SubhanAllah… sudah saatnya generasi muda harus ada yang meneruskan cerita cerita yang menjadi legenda dan adat istiadat saat ini…

    jujur saja pak… saya mau kok meneruskan menjadi generasi muda tersebut…

    Baca juga tulisan terbaru alfaroby berjudul sistem hukum

    • @alfaroby,
      semoga demikian, mas faroby. salut juga dg mas faroby yang peduli pada budaya bangsa yang adiluhung itu.

  24. saya suka nonton wayang pak walau gk 100% bahasanya saya bisa mengerti, cmn sering gk tahan bgadangnya tuh. Paling demen kl sdh mulai musik2nya tuh ..wah tmbh ‘gayeng’. Sambil ngopi + rokok … mantep 🙂

    Baca juga tulisan terbaru Norjik berjudul Israel bukan negara manusia

    • @Norjik,
      hehehe … memang enaknya nonton wayang itu sambil santai, mas norjik, hehehe … apalagi kalau ditemani kopi dan rokok. kalau saya bisa klar sampai pertunjukan selesai, hehehe …

  25. Saya juga suka wayang Pak, tapi hanya beberapa cerita saja yang saya paham dan tidak sampai mengenal karakter masing2 personil seperti Pak Sawali.

    Atau mungkin saya yang masih belum bisa mengambil makna terkandung dari cerita pewayangan ya.

    Luar biasa Pak Sawali.

    Baca juga tulisan terbaru Seno berjudul eh mampir lg penasaran dgn caranya …hehehe kabur…

    • @Seno,
      wah, konon sih, wayang mengandung banyak nilai moral yang mencerminkan bayangan hidup yang sesungguhnya, mas seno, hehe …

  26. waduh… udah byk nih yang komentar mau koment apa ya???

    • @Lyla,
      hehehe… komen di blog ini ndak ada tuntutan dan syarat, kok, mbak lyla, silakan komen apa saja, hehehe …

  27. “Kanda, mencintai tidak harus menjadi istri, kok! Aku rela meskipun tidak harus menjadi istri Kanda Bhisma, asalkan aku diberi kesempatan untuk melayani dan mengikuti ke mana pun Kanda Bhisma berada. Itu saja!”

    —-
    semoga kekasih2 gelapku membaca blog ini dan terinspirasi akan kutipan tsb. Biar gak pada nuntut minta kawin. :’

    Baca juga tulisan terbaru novi berjudul Palestina koq Dibantu

  28. Ketika cinta tak menyapa di akhir cerita
    Biarkan berlalu toh mungkin itu dah semestinya

    Pak, aku sang pengagum dirimu

  29. hehehhe..segar sekali cerita ini pak…sesegar ac ruangan kontemplasi bhisma
    setahu saya, dewi amba sebenarnya tidak mencintai bhisma, namun karena ia yang memenangkan sayembara dan berhak memboyong dewi amba, maka dengan serangkaian pergulatan dewi amba pun akhirnya berserah pada bhisma meski hatinya sebenarnya diletakkan pada salwa. eh kok malah bhisma malah menolak demi sumpahnya…lalu kutukan itu pun terucap, bhisma akan gugur oleh tangan reinkarnasinya yaitu srikandi dalam baratayudha…begitu kan ya pak?

    Baca juga tulisan terbaru icha berjudul Lomba Blog “Aku untuk Negeriku”

    • @icha,
      wah, sepertinya banyak versi ttg sosok bhisma ini, mbak, demikian juga dg amba. saking banyaknya versi seringkali kisah aslinya jadi maki kabur. makasih mbak icha tambahan infonya.

  30. wah……, bener juga, ya, lok cinta itu gak harus memiliki,………

  31. Oby

    “Kanda, mencintai tidak harus menjadi istri, kok! Aku rela meskipun tidak harus menjadi istri Kanda Bhisma, asalkan aku diberi kesempatan untuk melayani dan mengikuti ke mana pun Kanda Bhisma berada. Itu saja!”
    —-

    Putri Amba, malang nian nasib cintamu. Seperti tak ada laki-laki lain saja. Banyak yang lebih segalanya darinya.
    Bhisma ancaman putri Amba jangan kau acuhkan. Perempuan penuh misteri.

    • @Oby,
      hehehe … namanya juga dinamika, hidup, mbak oby, hiks. mungkin yang merancang kisah mahabharata tahu betul dalam memainkan perasaan penikmatnya.

  32. mas sawali ternyata suka wayang
    saya juga suka mas..
    ikut melestarikan budaya

    • @budi tarihoran,
      kisah serial mahabarata memang keren, mas budi. dibaca berulang-ulang ndak bosen juga.

  33. Semoga cinta saya tidak seperti Bhisma :mrgreen:

    maturnuwun pak masang banner saya.. 🙂

    Baca juga tulisan terbaru azaxs berjudul STOP WAR!!

    • @azaxs,
      hehehe … iya, mas azaxs, mudah2an gak menimbulkan sakit hati, hiks. btw, bannernya saya taruh di halaman depan sekarang, mas.

  34. Saya dapat pelajaran Bahasa Jawa (Daerah) sekitar 9,5 th. tapi kok tidak mudeng2 cerita yang demikian, apa mungkin harus 12 th ya sekalian Wajar 12th

    Baca juga tulisan terbaru wahyubmw berjudul IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

    • @wahyubmw,
      hehehe … kok langsung dikaitkan dg wajar 12 tahun, toh, pak wahyu. bahasa pedalangan memang beda kok pak dg bahasa jawa gaul, hiks.

  35. cerita-cerita perwayangan memang selalu bisa menjadi bahan referensi untuk menjalani hidup agar lebih arif. bukan begitu pak?

    • @onabunga,
      wah, ungkapan mbak lintang kok jadi tragis banget, hiks, sepertinya memang begitu, mbak.

    • @purwaka,
      walah ternyata cinta sejati memang bukan hal yang mudah utk ditemukan, ya, mas pur? hehehe ….

    • @Gelandangan,
      amiiin, semoga demikian, seperti halnya mas maulana yang selalu mengangkat budaya bugis. salam budaya!

  36. duh, kalau soal wayang, keok saya, pak. rasanya kekayaan budaya indonesia yang satu ini pelan-pelan mulai mengusik saya.

    tapi tak urung cerita ini mengingatkan saya akan pementasan teater yang baru saya nikmati. wayang dibalut dengan setting modern agaknya bisa membantu belajar seni budaya tradisional ini dengan lebih baik.

  37. wah kalo ini namanya wayang milenium. Soalnya dah ada Pistol. trus ruang bertapa Bhisma dah pake AC.

    Dewi Amba itu mirip Dewi persik gak ya?? 😆

    Baca juga tulisan terbaru wahyu berjudul Jambret..

    • @wahyu,
      kekeke …. namanya aja wayang slengekan, mas wahyu, hiks. walah, bisa juga tuh, mas, dewi amba mirip dg selebritis masa kini, keke ….

  38. salut, bersedia mengingatkan budaya negeri ini 🙂

    salam kenal Pak 🙂

    • @Daniel Mahendra,
      walah, mas daniel bisa ajah. sepertinya bhisma akan terus dihantui bayangan dewi amba sampai terjadi perang bharatayudha, hiks.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *