Saya bukan pengamat bola, lebih-lebih pemain. Namun, setiap kali Tim Garuda main, baik dalam event regional maupun dunia, Garuda dan Merah Putih selalu bersemayam di dada. Ada nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme yang tertoreh di sana. Imajinasi yang tumbuh liar di kepala, selalu saja membayangkan para pemain Timnas kita yang dibesut ketat dari 230-an juta penduduk di negeri ini bisa membobol gawang lawan. Eskpektasi besar selalu membayang di benak. Di tengah karut-marut dan beban persoalan bangsa yang makin berat dan rumit, kehadiran Tim PSSI diharapkan mampu menjadi media pemersatu bangsa sebagaimana digagas pendirinya, Soeratin Sosrosoegondo. Soeratin yang menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada 1927 dan kembali ke Tanah Air pada 1928, menyadari sepenuhnya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diputuskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Soeratin melihat sepak bola sebagai wahana terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda dalam menentang Belanda.
Dinamika PSSI pun mengalami pasang surut sebelum akhirnya benar-benar babak-belur. Bukan pada persoalan institusinya. Juga bukan persoalan skill dan mental pemain, melainkan lebih pada kekisruhan di level kepengurusan yang tak pernah bisa akur. Selain arogan dan egois, mental pengurus PSSI yang saat ini bercokol di ranah elite, makin kehilangan elan vital dan passion untuk membangun PSSI. Mereka lebih mengutamakan konglomerasi dan kongkalingkong “busuk” untuk memburu ambisi pribadi dan kelompok. Lihat saja kiprah pentas LPI (Liga Primer Indonesia) dan LSI (Liga Super Indonesia). Terbelahnya persekutuan sepak bola tanah air dalam dua kubu yang saling “berseteru” jelas-jelas berdampak serius terhadap para pemain yang tak “berdosa”. Para pemain yang tergabung di LSI yang dianggap ilegal tidak boleh memperkuat Timnas. Akibatnya, talenta dan potensi besar anak-anak bangsa dalam bermain bola gagal teroptimalkan di atas pentas.
Walhasil, Tim Garuda Senior dilibas dan dipermalukan 0-10 oleh Tim Bahrain dalam pertandingan lanjutan prakualifikasi piala dunia 2014 zona Asia, Rabu, 29 Februari 2012 di Manama Stadion, Bahrain. Sementara, Tim Garuda Muda tak berdaya dihajar Tim Brunei Darussalam 0-2 dalam final perebutan Hassanal Bolkiah Trophy di Stadion National Brunei, Bandar Sri Begawan, Jumat, 9 Maret 2012. Dua kegagalan beruntun semacam itu seharusnya mampu membuka ruang kesadaran bagi para pengurus PSSI yang merasa hebat dan cerdas itu untuk kembali ke “khittah” dan kembali ke jalan yang benar.
Pasca-kepemimpinan Nurdin Halid yang dinilai “korup” dan arogan, PSSI diharapkan mampu merevitalisasi diri di bawah kepemimpinan Johar Arifin. Namun, agaknya setali tiga uang. Kepengurusan PSSI justru makin semrawut dan kian tak jelas visinya. Kompetisi elite sepak bola tanah air di bawah LPI dan LSI jelas makin membuktikan betapa nilai nasionalisme pengurus PSSI kita benar-benar berada di titik nadir. Kemelut berkepanjangan yang gagal dikelola hingga berdampak pada “kenyamanan” dan masa depan pemain telah melukai hati publik sepak bola tanah air. Prestasi makin menyurut, sementara para pengurus sibuk berapologi dan bermain retorika dalam menyelesaikan kemelut.
Sungguh, kita sangat berharap, PSSI tidak ikut-ikutan menambah beban persoalan bangsa yang sudah amat berat dan kompleks. Justru sebaliknya, PSSI diharapkan mampu menjadi “obor” di tengah kegelapan yang menyelimuti bumi nusantara tercinta ini. Dan itu bisa terwujud, jika prestasi demi prestasi mampu dipersembahkan untuk menyembuhkan luka bangsa ini. Ayolah, Bapak-bapak Pengurus PSSI yang terhormat, satukan dulu LPI dan LSI, duduk bersama dengan kepala jernih dan penuh wisdom. Kesampingkan pamrih-pamrih sempit dan naif! Lantas, hidupkan dan dinamiskan kompetisi dalam berbagai kelompok usia sejak dini, hingga kelak para pemain bola kita bisa tampil ngedap-edapi; skill hebat, berkarakter kuat, tangguh dan bernyali.
Ini hanya suara rakyat kecil yang masih menyimpan mimpi besar untuk melihat kiprah Timnas PSSI di pentas dunia. Haruskah mimpi besar itu kembali tenggelam akibat kepengurusan PSSI yang tidak visioner? ***
wah, walaupun beda pengungkapan, pak sawali dan saya punya kerinduan yang sama terhadap timnas indonesia dan agar pssi sadar diri dan jangan main politik melulu.
Kenapa jadi seperti ini ya..
Sepertinya jiwa pemenang perlu ditumbuhkan untuk setiap pemain kita
gimana bisa berprestasi jika lembaganya aja eker-ekeran terus seperti itu, otomatis mempengaruhi psikis pemain..
Hm… Bahkan di olah raga pun ada perebutan kekuasaan ya pak.
Indonesiaa ki jan elok tenan 😀
Saya juga ga terlalu ngerti bola. Tapi sedih juga kl lihat timnas kalah terus. Apa yang salah gitu?
kasihan timnas kalah terus,,,,
semangat dong timnas!!!!
dalam pandangan saya, garuda senior harus ditata ulang seperti PSSI yang harus harus dibongkar pasang.
untuk PSSI muda, hanya butuh motivasi kuat dan berlatih pantang menyerah, sudah juara 2 berarti tinggal satu langkah ke juara 1, harus tetap didorong dan disupport dengan maksimal
memalukan sekali ya itu gawang sampe jebol gitu ihh !
senior juniar tak bisa di harapkan ….
masih untung tidak 11-0?
Diluar sepakbola masih ada segmen-segmen yang patut dibanggakan dari Indonesia. Justru anehnya kenapa sepakbola menjadi “panutan” padahal sepakbola bukan tradisi nenek moyang bangsa Indonesia.
“Lha yo sak pas to nek kalah.“
yang semuanya perlu perjuanga, tapi koq Indonesia sela;u tidak pernah menag ya…mungkin mental juaranya yang harus dibina…
memang benar-benar memilukan pak 🙁
Setiap memasuki babak final, mengapa timnas Indonesia selalu gagal meraih kemenangan? Apakah ini dilandasi seiring dengan kekurangmampuan PSSI dalam menangani beberapa kekurangannya?
Wah, jelek juga prestasi sepak bola Indonesia di awal tahun 2012 ini, harus ada perbaikan sistem nih 🙂
saya kadang jadi males lihat tim kita pak kasihan jadi bulan2an tim lawan, dan muak sm pengurus PSSI yang hanya seneng bikin ribut jabatan danintinya uang
Karena alasan kepengurusan PSSI yang sumrawut juga itulah pak mangkanya RD mengundurkan diri dan jadilah prestasinya tambah juweblog.
Yah, kita tidak bisa mempersalahkan teman-teman kita yang secara nyata berjuang di lapangan hijau sana tentang prestasi mengecewakan Timnas kita sekarang ini, saya harap bapak-bapak terhormat yang menjadi pengurus, benar-benar sanggup untuk mengurus.
miris saya kalau hrus dgar tentang PSSI yang memalukan di tambah kepemimpinan yang korup.
betul banget pak tidak visioner tapi mementingkan golongan !
Andai saja memakai skuard tim nas sebelumnya dan untuk garuda muda juga diperkuat oleh titus bonai pasti akan menghaasilkan sesuatu yang lebih baik dari ini
kalah 2-0 ama brunei tpi aku dengar komentator peringkat indonesia 147 dan brunei 200 apa benar ??!
Setidaknya Pak Sawali, mereka sudah berjuang demi nama bangsa. Meski belum sesuai harapan. Untuk urusan politisnya, saya tidak tahu hehhe…
pengurusnya yang rusuh, korbannya pemain dan seluruh rakyat Indonesia, seharusnya harus ada revolusi besar2an di tubuh PSSI ini
Jangan salahkan anak didiknya,salahkan orang tuanya yang berantem melulu. akhirnya kepentingan nasional jadi korban
Hmm,darisulu saya gakhabis pikir,yang ilegal jadi legal, yang legal jadi ilegal. Sampai mengorbankan hal yang lebih besar. Dari dulu saya juga punya feeling,kalo dua liga ini malah bikin kacau, bukan bikin hebat. Harusnya yang membuat ide bikin liga tandingan lebih bijak kalau beli klub saja. Di eropa juga orang kaya raya gak menggagas liga tandingan, tapi justru membeliklub dan membangun klub. Ini hanya ambisi perseorangan saja,dan menghancurkan semangat nasionalisme
maju terus sepak bola indonesia ….
hiduplah indonesia raya…. 😀
di tengah semangat 45 para pemain yang ingin menghraumkan nama bangsa di kancah sepak bola dunia …para pengurus pssi malah mengobarkan semangat 45 nya untuk mencari tempat ternyaman di kepengurusan pssi ..
Sudah tradisi kita membagi lembaga menjadi beberapa bagian. Pasalnya duitnya itu lho, pak. setiap lembaga kan punya jatah masing2. kalau disatukan malah nanti lembaga yang tadinya berdiri sendiri malah ngga dapet saweran lagi 🙁
itu lah Negara kita, rasa solidaritasnya tinggi, bahkan kalah pun mengikuti rasa solidaritas 😀
Permisi berbagi info sedikit 😀
Kontes SEO TOTAL HADIAH 30 JUTA
Mudah-mudahan belajar dari kekalahan2 menjadikan sepakbola Indonesia menjadi lebih maju lagi…BRAVO…
tau deh nih pak,,PSSi mau gimana lagi,,dua-duanya pemimpin sekali tiga uang atau dlam bahasa saya sebelas dua belas dah, kayaknya..hehe
ya ya ya memang beginilah kenyataannya pak, mau berkata apalagi coba? Ya di bawah teriak-teriak tapi yang di atas gedung sana kagak denger atau pura-pura tuli. Walau pun demikian, kalau bukan kita, siapa lagi yang akan membanggakan negara ini 🙂 Semangat Indonesia!
waaaaaaaa….
ayo semangat indonesia….ada baiknya kita berbagi pengetahuan dan informasi yang makin hari makin berkembang ini silahkan kunjungi kami di http://ict.unsri.ac.id terima kasih.
gooooo indonesia
kita bisa b’tukar info d web kmi http://unsri.ac.id
Sepertinya yang cocok digunakan adalah paribahasa, “Keluar dari mulut buaya masuk ke mulut serigala, Pak!” 🙂 Nyatanya, semakin tampak ada ‘permainan dalam’ di tubuh PSSI ya 🙂
Untuk apa malu,,,,,,,,
yang kami butuhkan adalah semangat kalian bukan malu,ayo kobarkan lagi semangat 45 kalian.,,,,,,,,,,,,,
boleh juga kok mampir ke website kami http://unsri.ac.id
Assalamu alaikum…
Saya setuju dengan pendapat Bapak. Jika dalam internal PSSI diperbaiki bisa jadi prestasi sepakbola kita bisa meningkat.
Oh ya, katanya tim Brunai Darussalam itu mempersiapkan kompetisi sejak Agustus tahun 2011. Sedangkan tim Indonesia persiapannya hanya sebentar.
Tim kita kalah mungkin kurangnya persiapan. Bisa jadi itu karena kondisi internal PSSI.
Maaf kalau ada salah.
🙂
Kekalahan ini pun spontan mendapatkan reaksi yang beraneka ragam. Ada yang tetap semangat, ada yang menghujat PSSI, ada yang menghujat pemain timnas, dan berbagai macam reaksi lainya.
kekalahan memang menyakitkan, tapi lebih menyakitkan lagi kalau tidak pelajaran yang bisa dipetik dari kekalahan tersebut,
ayo indonesia… benahi, kembangkan, raih prestasi..
politik memang lebih banyak berakibat jelek ketimbang baik untuk sepakbola. kasian para pemain 🙁
Garuda tetap didadaku…
selama PSSI masih kisruh dijamin sepak bola Indonesia gak bisa maju pak
garuda didadaku., tapi sayang aku kurang suka bola., 🙂
bola adalah kegembiraan sedangkan politik adalah keseriusan jangan biarkan politik mengganggu kegembiraan kita
tp masih mending garuda muda
mereka berjuang ampe titik darah penghabisan
ane yakin garuda muda akan berkembang dan menjadi garuda yang ditakuti di asia maupun dunia
ayo garuda di dadaku
berharap lebih ke PSSI apalagi pemerintahan bikin nyesek pak… 🙁
garuda tetap jaya
tetap menghargai setiap perjuangan sang garuda 🙂
pak dhe, garuda di dadaku, garuda di blogku.
hehehehe… keren, pak dhe memang pengamat sejati.
gak habis pikir juga bang timnas senior yang kalah 10-0 tu,kenapa para pemain yang kayak gitu di panggil di timnas ?? pemain yang samasekali tidak punya pengalaman bermain di ajang Internasional .. MEMALUKAN ..
makanya benahi kpngurusan dulu baru bicara prestasi
Ya, sungguh menyakitkan dan memang kita semua sedang sakit …
Dulu saya juga suka nonton Timnas main Pak. Tapi sekarang daya pikatnya udah jatuh akibat intrik para pengurusnya.
hmmm… mang harus lebih ditingkatkan lagi… 😉 yg penting doa para rakyat Indonesia untuk Indonesia… hidup pesepakbolaan ina meski kadang memalukan… 😀
Kalah menang, garuda di dadaku .
Memimpikan PSSI sebagai juara piala dunia.., tapi kapan ya???
Mungkin ini semua proses pendewasaan
mungkin memang blm saatnya indonesia dapet piala, sepertinya PSSI’y emang harus bnyak perbaikan lagi…..
Wah ngga ada habisnya ngomongin PSSI, kayaknya PSSI memang harus diinstall ulang pak …
Semua ini merupakan proses perjalanan dunia olahraga persepakbolaan bangsa ini agar lebih banyak belajar dewasa tanpa memikirkan kepentingan golongan, atau dapat bertindak lebih dewasa lagi dalam menyikapi segala sesuatunya.
Bangsa kita perlu diberi waktu supaya setiap pencapaian menjadi maksimal.
Aku sih percaya kalo suatu hari sepak bola kita kan lebih baik..
Maju terus garuda…
SDM yang besar menunggu penggodogan yang optimal, inggih Pak …
kunjungan pagi gan, mantab artikel nya
ini semua suatu proses,,,,,
smoga garuda qt slalu lbh baik dr sblumx
Masalah persepakbolaan nasional tidak akan kemana mana bila masih seperti ini. Pihak yang berwenang kalau boleh dibilang sebenarnya tidak pernah sungguh2 peduli dengan sepak bola karena hanya dimanfaatkan sebagai salah satu kendaraan kekuasaan. Memang sangat ironis bahwa ditengah banyaknya sumberdaya manusia indonesia namun orang yang berada diatas hanya sibuk dengan kepentingan masing2
maju terus pantang mudur untuk tim garuda muda , berjuanglah dengan semaksimal mungkin dan sebaik mungkin . tunjukan kepada semua orang bahwa sepak bola kita pasti juara dan membuahkan hasil yang baik .
jangan bersedih jika pemain sepak bola kita mengalami ke gagalan , tapi suport dan beri dukungan kepada mereka agar mereka bersemangat lagi dalam berlati dan bertanding dalam sepak bola .
aku yakin ke gagalan bukan akhir dari segala”nya tapi ke gagalan itu harus di jadikan pembelajran kita agar nantinya dalam pertandingan sepak bola lebih bagus dan lebih baik lagi.
dan aku yakin sepak bola kita suatu saat nanti akan mendapatkan ke juaraan dan membawa harum nama bangsa indonesia .
maju terus pantang mudur untuk tim garuda muda , berjuanglah dengan semaksimal mungkin dan sebaik mungkin . tunjukan kepada semua orang bahwa sepak bola kita pasti juara dan membuahkan hasil yang baik .
jangan bersedih jika pemain sepak bola kita mengalami ke gagalan , tapi suport dan beri dukungan kepada mereka agar mereka bersemangat lagi dalam berlati dan bertanding dalam sepak bola .
aku yakin ke gagalan bukan akhir dari segala”nya tapi ke gagalan itu harus di jadikan pembelajran kita agar nantinya dalam pertandingan sepak bola lebih bagus dan lebih baik lagi.
dan aku yakin sepak bola kita suatu saat nanti akan mendapatkan ke juaraan dan membawa harum nama bangsa indonesia .
semangat terus untuk sepak bola kita ..
semangat dan kekuatan hati dan kekompakan tim dapat menjadi tim yg solid, itupun di iringi dengan mental sekuat BAJA saya yakin pesepak bolaan Indonesia akan makin maju, ditambah lagi banyak pemain muda yg
SAlam kenal gan 🙂