Ketika perhatian publik tersedot oleh dampak tragedi tsunami Jepang dan pemberitaan dua media massa Australia terhadap kredibilitas Presiden SBY alias Tsunami Jepang dan “Tsunami” Indonesia, tiba-tiba saja kita disentakkan oleh teror bom yang dikemas dalam sebuah kiriman paket buku. Sebagaimana diberitakan banyak media, kiriman paket tersebut ternyata berisi bom dan meledak di Kantor Berita Radio 68H, Utan Kayu, Matraman Jakarta Timur, Selasa (15 Maret 2011) pukul 16.05, yang mengakibatkan tiga orang anggota kepolisian terluka. Konon, paket tersebut ditujukan kepada aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, yang kini menjadi salah satu Ketua DPP Partai Demokrat.
Spekulasi pun bermunculan. Ada yang mengaitkannya dengan ranah politik dan taktik pengalihan isu, tetapi tak jarang yang mengaitkannya dengan aktivitas lelaki kelahiran Pati, Jawa Tengah, 11 Januari 1967 itu, yang sering membela kelompok minoritas dan tak jarang berselisih paham dengan kelompok Islam fundamentalis. Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Inspektur Jenderal (Purn) Ansyaad Mbai, pelaku bom Utan Kayu jelas teroris.
”Pelaku itu membutuhkan keahlian khusus. Lihat saja, begitu rapi. Pasti punya organisasi. Ada yang mengantar, ada yang merakit. Ada juga yang membungkus itu jadi paket dan mengantarnya. Ini semua membutuhkan perencanaan, jam berapa kamu antar, caranya mengantar bagaimana, dan sebagainya,” ujar Ansyaad kepada para wartawan di Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Selasa (15 Maret 2011) sebagaimana dikutip kompas.com. Dikatakan, pola pengiriman bom secara personal ini telah menjadi tren internasional. Mantan Kepala Desk Antiteror ini pun menjelaskan, kasus serupa pernah terjadi di Inggris, Italia, dan Amerika. Kantor Kanselir Jerman Angela Merkel pun pernah dikirimi paket bom.
”Dan kalian juga sudah tahu kan siapa yang dianggap menghambat itu adalah musuh dan darahnya halal? Dan kalian ingat kan serangan atau target terhadap Ulil bukan yang pertama walau ada pernyataan bahwa selama menjabat di parpol, ini yang pertama kali. Bahkan, pada tahun 2004 sempat ada fatwa bahwa darah Ulil halal,” tutur Ansyaad. Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Marsudi Suhud pun mengecam keras pengirim paket bom yang meledak itu. Menurut Marsudi, sebagaimana dikutip okezone.com, kekerasan dengan alasan apa pun tidak dibenarkan sekaligus meminta agar aparat kepolisian mengusut tuntas motif maupun dalang pengiriman bom tersebut.
Marsudi khawatir teror melalui pengiriman paket bom tersebut membuat warga takut dan trauma. “Yang terpenting itu jangan sampai masyarakat kehilangan rasa aman, maka aparat harus menindak tegas siapa pelaku maupun dalang dari aksi teror itu,” ungkapnya. Mengenai keterkaitan aksi bom tersebut dengan pembelaan Ulil Abshar Abdala terhadap Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), menurut Marsudi, tetap tidak bisa dibenarkan, sebab penyelesaian kasus Ahmadiyah tidak harus menggunakan cara-cara kekerasan, tetapi yang terpenting adalah mengedepankan dialog. Dia kembali menegaskan bahwa berdakwah tidak harus dengan cara-cara kekerasan.
“Ingat dakwah yang efektif itu menggunakan cara-cara damai melalui dialog untuk menyelesaikan perbedaan,” tegasnya.
Sementara itu, Ulil Abshar Abdalla, berita selengkapnya bisa dibaca di okezone.com, mengaku teror bom yang ditujukan kepadanya sangat sarat dengan kepentingan politik. Hal itu dikatakan Ulil usai menjenguk korban ledakan bom dalam paket buku di Kantor JIL, yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.
“Saya anggap motif politik hitam dalam peristiwa ini, selain juga terkait dengan advokasi dan aktivitas saya selama ini yang menyuarakan isu pluralisme dan kebebasan bergama, tapi saya merasa ada politik yang kental di sini,” paparnya kepada wartawan. Ulil juga mengaku prihatin atas peristiwa tersebut dan meminta agar pemerintah segera mengusut tuntas agar tidak semakin memperkeruh isu kerukunan umat beragama di Tanah Air.
Ironis dan menyedihkan memang. Untuk ke sekian kalinya, negeri yang multikultur dan plural ini kembali digoyang teror dan kekerasan. Taruhlah ada pihak tertentu yang berseberangan pendapat dengan pihak lain, haruskah dituntaskan dengan cara naif dan tidak manusiawi semacam itu? Haruskah fanatisme kelompok dibangun dengan cara melenyapkan kelompok lain yang dianggap tidak sepaham?
Kalau memang benar teror bom Utan Kayu dilandasi motif “kebencian” terhadap Ulil Abshar Abdalla yang mustahil bisa “dipaksa” dengan cara apa pun untuk memberangus paham yang dianutnya, apakah dengan sendirinya JIL akan mati lewat teror bom? Saya kira tidak! Ulil tidak sendirian dalam menggerakkan jaringannya. Lebih dari itu, ini menyangkut persoalan keyakinan yang tak mungkin bisa dipaksa-paksakan. Ibarat belitan gurita, cengkeramannya sudah menyatu ke dalam setiap aliran darah dan sumsum tulang. Hampir mustahil bisa membunuh sebuah ideologi dengan cara melenyapkan nyawa pemiliknya. Secara pribadi, saya kurang begitu mengenal Ulil dan JIL. Saya hanya sebatas mengapresiasi pandangan-pandangannya yang lebih moderat; lebih mengedepankan sikap humanis ketimbang otoritarian, inklusif dan tidak pernah menganggap dirinya paling benar ketika berdiskusi dan melontarkan wacana-wacana publik.
Negeri yang multikultur dan plural ini mungkin akan terasa lebih damai dan menyejukkan apabila membiarkan setiap orang meyakini paham dan ideologinya masing-masing. Sungguh amat tidak menguntungkan bagi bangsa kita yang sudah sarat dengan persoalan yang rumit dan kompleks jika terus diperkeruh oleh “konflik ideologi” berbasiskan sentimen dan fanatisme sempit. Bangsa kita yang majemuk ini akan terus berkutat di balik semak belukar jika terus digoyang oleh konflik akibat perbedaan paham, agama, dan keyakinan yang sejatinya menjadi hal yang paling asasi setiap warga negara. Kapan kita sempat membangun kekuatan genius-lokal? Sementara, negara lain yang sudah mampu membebaskan diri dari mitos-mitos keyakinan tertentu sudah berjalan mulus di jalan tol peradaban dunia.
Atau, jangan-jangan mereka yang suka melakukan teror dan kekerasan berbau SARA memang memiliki skenario agar nilai-nilai pluralisme di negeri ini mati? Wallahu a’lam! ***
Hmmm, pluralisme memang memliki kontroversi dari berbagai kalangan, tetapi sebenarnya perbedaan pendapat tidak harus berhujung pada hal-hal yang mengarah pada kekerasan dan teror.
betul banget, mas ruby. ajaran agama apa pun tdk pernah mengajarkan kekerasan dalam menyelesaikan setiap perbedaan pendapat.
(Maaf) izin mengamankan KEDUAX dulu. Boleh, kan?!
Kajadian yan makin memiriskan kita. Beda pendapat kirim bom, beda keyakinan kirim bom, beda haluan kirim bom, beda politik kirim bom. Mau jadi apa negeri ini?.
jelas makin kacau dan amburadul, mas alam, kalau teror demi teror, kekerasan demi kekerasan terus terjadi, tanpa ada upaya serius utk meredamnya.
mungkin kiriman dan teror bom itu untuk mematikan pluralisme bangsa ini
peeratian kita memang sedang tertuju pada Tsunami dan kebocoran reaktor nuklir di Jepang. Jadi kurang begitu tahu sama kejadian ini
memang menyedihkan, mas. mungkin karena memang belum jelas sebab-musababnya, maka banyak spekulasi yang berkembang di tengah2 masyarakat.
terror makin merajalela kayaknya ..
bukan kayaknya lagi, mas yudan, hehe … tapi memang sudah bener2 riil menjadi ancaman di depan mata, hiks.
Prihatin Pak..
Saya kemarin ngeliatnya di televisi (via parabola) serem amat…
Semoga cepat baik!
itulah yang menyedihkan, mas don. kenapa selalu saja ada peristiwa teror dan kekerasan yang sulit terdeteksi oleh aparat?
ini akibat pemerintah yang ga tegas terhadap tindak kekerasan
bisa jadi, mas, sehingga mereka bisa dengan mudah dan leluasa berbuat keonaran.
Gawat, buku udah dijadikan sarana buat pengiriman bom.
Perbedaan pendapat adalah rahmat.
sayangnya, banyak pihak yang masih sulit menerima perbedaan pendapat, mas alris.
Sebelumnya saya gak ngerti duduk persoalannya, ternyata menyangkut agama dan politik ya mas,,
Pluralisme beda ya sama Libralisme?
karena motifnya belum jelas, spekulasi pun bermunculan, mas. ada yang mengaitkannya dg masalah politik, ada juga yang mengaitkannya dg persoalan “ideologi”. hmm … pluralisme setahu saya sangat berbeda dengan liberalisme, mas.
Sangat menyedihkan bahwa ditengah2 keadaan bangsa kita yang sedang dilanda berbagai masalah, seperti kenaikan harga bahan2 pokok, biaya pendidikan semakin mahal dll. ada orang-orang yang berpikiran sangat sempit dan seringkali mengaku atas nama agama, bisa berbuat demikian jahat.
itulah yang menyedihkan dan membuat banyak pihak tak habis pikir, mas harry. kenapa mesti menghalalkan cara2 teror dan kekerasan kalau motifnya hanya lantaran berbeda paham atau ideologi?
kami rakyat biasa yang tidak tahu politik,merasa was was dan prihatin,apakah semua masalah dinegeri ini harus diselesaikan dengan kekerasan,padahal masih bayak cara untuk berdialog
betul sekali, bos. semoga saja mereka yang suka menghalalkan cara2 teror dan kekerasan seperti itu segera bertobat dan menyadari kesalahan2nya.
judul buku : mereka harus di bunuh..
modus yang sangat rapi…teroraganisir moga ini bukan sebuah rekayasa politik, sara atau pengalihan isu…..semoga bangsa ini terhindar dari hal yang berbau terorist atau sebagainya
konon bom buku sudah pernah dilakukan oleh para teroris utk melakukan teror terhadap tokoh2 tertentu yang dianggap membahayakan menurut versi mereka, mas.
Di dunia, selalu ada lebih dari satu kepentingan yang saling tumpang tindih. Sulit mengetahui kepastiannya, semuanya kembali ke niat awal kita sebagai manusia.
Duh, aneh-aneh saja Indonesia ini. Kapan bisa benar-bnar demokratis di negara yang konon paling plural ini ya? Btw, saya jadi mengert, kenapa kok 2 kali terima paket dai Jakarta dan Jogja via Pos dan JNE, selalu saja paket saya yang besar-besar disobek seperti ingin mengintip isinya. Mungkin dikira bom sama kemanannya. Hehe…
mungkin itu langkah antisipatif, mas eko. mudah2an saja teror bom seperti itu terjadi utk yang terakhir kalinya agar masyarakat tdk dihantui rasa takut dan cemas.
Paket bom buku, sangat tidak cocok dengan atmosfeer demokrasi di sebuah negara, termasuk Indonesia. Ana rembug pada di rembug.
setuju, pak. hanya mereka yang sudah buta mata hatinya yang mau menggunakan cara2 teror dan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.
bagus sekali informasinya
biasa saja, bos. terima kasih atas apresiasinya.
saya rasa itu hanya sekedar pengalihan isu saja, buktinya polri tidak cekatan dalam mengatasinya
Hari ini giliran Ahmad Dhani yg dpt ‘kado’ ini.
lakum dinukum walyadin..
keyakinan dan makna ketuhanan setiap orang pasti berbeda, dari cara dan hasil pemahamannya terhadap tuhan dan dirinya… jadi ketika ada sebuah perbedaan maka itu adalah hal yang wajar, sebagaimana yang ada dalam pancasila, dimana pancasila yg saya tahu adalah hasil menerjemahkan 5 rukun islam ya mas
Bicarakan Indonesia ini ga ada habisnya dari kasus ahmadiya, penyerangan gereja di Temanggung dan sekarang bom, semua PR ini masih numpuk statusnya padahal kalo ibarat merapi ini udah status AWAS! Thanks for sharing.
duh, dimana2 bom dimana2 bom, bikin gak tenang saja.
salam kenal om, info yang menarik
sekarang kok pada senengnya bomboman y, agama tidak mengajarkan yang seperti itu wahai sodaraku para teroris, mending maen bombomkar aja jangan bomboman
artikele yg bagus..salam knal.
baru bljar ngblog nih..mohon dsarannya ya..
Ngeri pak, hanya dengan buku bisa mencelakakan orang disekitarnya.
miris dengan bangsa Indonesia sekarang, . .
semakin beraneka ragam masalah masalah nya .. .
intimidasi dengan teror adalah langkah mundur dari peradaban negeri ini
semoga tak ada lagi orang yang dizalimi hanya karena berbeda pendapat
sedj
saya kok malah berfikir ini tidak ada kaitannya dengan pluralisme ,aupun ideologi JIL.
namun malah berprasangka hanya sebagai pengalihan isu.. ulil sendiri saat ini berada didalam lingkaran demokrat, jadi sangat wajar jia dikemudian hari SBY kembali memainkan politik mengiba untuk pencitraan demokrat, apalagi menuju 2014 parpol silih berganti berusaha mencuri hati masyarakat…
ah.. apapun bisa terjadi dalam dunia politik pak.. 🙂
sedang dimanakah nurani mereka yang menteror?
Ahmad Dani juga dapet kiriman ternyata, Mas…..
Sebenarnya sih ini langkah ke sekian puluh dari ratusan rencana untuk pengalihan isu lain.
Namanya juga orang sirik tanda tak mampu…
sirik sama Indonesia yang damai
semakin membuat rakyat cemas saja dengan adanya teror bom, seperti ingin memancing di air keruh
atmosfir di indonesia dan bahkan mungkin bumi sedang tidak kondusif, sehingga membuat orang berpikir sempit. dia kira dengan mengebom bisa masuk surga, kenapa orang-orang tidak mau menggunakan sedikit akalnya untuk memahami ayat-ayat kauniyah.
banyak aspek kehidupan di alam semesta ini, bukan hanya itu-itu saja, bom, teror, teriak-teriak kalimat yang seharusnya tidak perlu diteriakkan. emangnya klo yang di sebut tuli, sampai harus teriak-teriak. kenapa gak bisa menyebut dengan hati, hati yang lembut…. dsb
Nilai-nilai pluralisme yang telah membawa nama besar Indonesia di kancah dunia harus tetap dijaga dengan penuh kekuatan, kebersamaan, dan tekad yang besar. Menyedihkan jika Indonesia yang raya, kaya keberagaman, yang mestinya dibiarkan berkembang itu, dikacaukan oleh sekelompok kecil keinginan yang tak realistis itu.
salam kekerabatan.
Atau, jangan-jangan mereka yang suka melakukan teror dan kekerasan berbau SARA memang memiliki skenario agar nilai-nilai pluralisme di negeri ini mati? Wallahu a’lam!
saya quote yang diatas pak, karena memang secara jelas nilai pluralisme negeri ini semakin mandul dan berarah ke kematian. saya bukan termasuk agamis, namun mengikuti pergerakan berbagai perlawanan terhadap agama saya yaitu islam. tehnik social engineering yang digunakan oleh pihak2 yang mensponsoripun begitu rapi. JIL saya anggap sudah melenceng dari aqidah karena cenderung mengutamakan nafsu duniawi dan pembolehan. kemudian bagaimana pihak sponsor kafirisasi islam dengan sukses mendoktrin masyarakat jika orang berjenggot atau becelana ngatung adalah teroris. salah satu contohnya penangkapan saya di berbagai bandara akibat kecurigaan yang berlebihan.
Namun teror bom saya setuju tidaklah dilakukan, karena semua yang menjadi korban belum tentu ikut jalan yang dipermasalahkan. masih banyak keluarga yang mereka bina akhlaknya, jalan damai sering buntu karena doktrin yang diciptakan untuk mengelak dari hukum agama sudah kental dimasyarakat kita.
Berpulang dari ideologi yang kita pelajari dan apakah kita mau mendekatkan diri lebih jauh kepada Tuhan dengan lebih mendalami ilmu agama, atau sekedar semau diri kita sendiri? pilihan akhirat yang harunya tidak dipermainkan.
nilai plurarisme atau wacana SARA moga ini bukan sebuah wacana pengalihan isu atas berita yang hangat yang berkembang…tolong jangan melibatkan AGAMA…indonesia bukan negara TERORIST…indonesia negara plurar yang menghormati hak hak manusia…
Yang aneh korbannya emang berpendirian dan berkarakter ‘keras’ ya pak, kayak yang baru, Ahmad DHANi… hihihi
Pak Aku mw koment di postingan2 lamanya boleh pak.. apa di itung nyepam ya… he
jangan ada bom diantara kita 🙂
Berkunjung kembali di malam minggu, Pak..
Cepet beres deh, jangan ada bom-boman lagi…
Kasus korupsi, Gayus, Century kemana nih..he..he…
kapan ya rakyat ini bisa hidup damai….. adem ayem sejahtera
salam persahbatan dr MENONE
Agama islam itu tidak ada yang namanya islam liberal, ahmadiyah, mereka di islam liberal itu saling melindungi sebaliknya Ahmadiyah supaya tetap eksis di tanah air mereka mengaku islam tp mereka menyelimpang dr islam mereka membela hak asasi manusia tp hak Asasi alloh di di langgar hapuskan ingat itu wahai JIL ( jaringan Iblis laknatulloh)
kl sy gak setuju dgn yg nmx pluralisme karna mnurut sy kata isme sndiri mempunyai makna faham, jadi pluralisme adl faham yg menganggap smua tuhan sama artx smua agama adl benar, pdhl hnya islam yg bnar dimata Allah. NAH kl pluralitas sy setuju krna lbh bermakna kita menghormati tnpa mengakui perbedaan yg ada… begitu bunyinya
(maap maap kate kl salah)
semoga saja suatu saat nanti semua negara aman tenteram damai sejahtera tanpa gangguan teror. Amieeeen,,,,
salam kenal pak sawali, sukses selalu buat anda,,
(^_^)
haduhh,, makin rame aja nih negara,,,
orang jadi mikir yang nggak2 kalo dapet paket
menurut saya, itu bagian dari pengalihan isu,!!
ya emang gitu kan pak
saya sangat setuju kalo ini adalah pengalihan isu disaat pemerintah sedang banyak masalah
Ku tak tahu.
Gara2 teror bom, jasa paket sebelah kekurangan omzet, mas. Bikin susah aja, rusak ekonomi saya!
Nice info.
Thankyou..
kalau menurut saya bukan masalah politik/agama tapi ekonomi pak…
lihat aja kalau perekonomian negara kita sedikit membaik, pasti ada huru hara
Jagi takut juga nih, Mas…
nanti kalau ada kiriman kerumah saya, waah….langsung panggil tim gegana deh..he..he.
kebetulan Ulil..tempat kelahirannya sama ama saya hehe…sama2 dari Pati…makanya saya ya bela Ulil donk hehe….ga nyambung yaakk
eniwe….bom itu kejahatan…hanya mereka yg udah dikuasai setan gentayangan yang mau bersusah payah bikin bom yg ga bermanfaat itu….
Ulil…teruskan perjuanganmu…tapi kok jadi pengurus partai ya….hmmm…nyambung ga yaa??
kemarin di komp. saya juga ada kiriman paket, dan isunya bom sampai2 tim gegana datang..
TEror lagi teror lagi ya, Pak…
kasus-kasus besar seperti korupsi seolah-olah teralihkan…
berkunjung lagi pak, dah lama gak absen disini hehe….
salam jumpa lagi
Menurut saya itu pengalihan isu, Pak Guru.
Dan, itu memang benar-benar dilakukan oleh teroris, karena tujuannya utk memberi teror kepada Ulil. Perlu ada tindakan tegas dari aparat.
Yang jadi masalah adalah, semoga jangan sampai penangkapan teroris itu disalah-tuduhkan kepada yang tidak melakukannya. Leres makanten njih, pak.???
Saya sih enggak ikut-ikutan, takut kena bom. 🙂
Mohon sarannya untuk weblog baruku,
sebagai anak putra daerah Dabo Singkep
Kepulauan Riau hanya itu yang bisa
aku persembahkan buat kampungku yang tercinta…
Hal yang sama juga berlaku untuk jaringan pelaku pengeboman. Apa dengan menangkapi dan menghukum mati pemimpin mereka lantas kita berharap aksi mereka akan berhenti? Mereka bukan kriminal biasa yang menghintung untung rugi. Terlepas dari benar salah, mereka pun melandaskan semuanya pada ideologinya.
Jadi menghujatnya dan menangkapinya sama saja membuat jaringan ini tambah besar dan subur. Bahkan sekelas al-qaeda yang sudah digempur habis-habisan sehebat Amerika pun masih belum bisa dihilangkan. Jelas selama ini pendekatan kita salah dalam mengatasi masalah “terorisme” ini.
Banyak orang salah faham atau salah kaprah dalam memaknai nilai-nilai agama. Bahkan dengan agama yang sama “Islam” hanya beda aliran atau oraganisasi bisa saling bantai.
Padahal, kenapa tidak dibuat damai saja hidup ini. Banyak hal yang bermantfaat ketimbang menciptakan sebuah terror!
Astagfirullah…
Ya Allah ya Rabb, semoga parapelaku terror seperti itu Engkau beri peringatan dan kesadaran supaya kembali ke jala-Mu.
Engkau mahakuasa menegakkan agama-Mu dengan cara damai ya Rabb!!!
Jangan terlalu cepat percaya pada isu-isu yg marak terjadi sekarang karena boleh jadi semua itu hanya sandiwara yang dibuat untuk kepentingan tertentu atau untuk menaikkan citra tokoh-tokoh tertentu. Boleh jadi bom tersebut memang dibuat sendiri oleh orang2/pengikut JIL/partai tertentu untuk menaikkan rating atau untuk mengambil hati masyarakat sehingga masyarakat bersimpati dan merasa kasihan pada orang yg menjadi korban padahal itu hanya kepura-puraan.
Biasa, negeri ini kan sekarang terkenal dengan negeri panggung sandiwara dan politik pencitraan..
negeri ini akan damai bila semua berpikir seperti pak guru 🙂
Grosir Tas Branded Murah menerima reseller,belanja tas online praktis tidak pake ribet,grosir tas mangga dua,grosir tas impor,butik tas fashion
mampir ke web kita http://www.mybrandedbag.com CS : 081945316160
Ass. pa, semoga makin sehat dan sukses. silaturahmi aja pa.
sepertinya harus dipahami apa itu pluralisme, batasan plural itu apa? supaya duduk perkaranya jadi jelas, mana yang harus ditindak tegas. ah.. ini mah dari orang awan pa guru.
Yang pasti, tidak akan ada asap kalau tidak ada api, ini tentunya merupakan peringatan dari Allah bagi orang yang dikirimi bom karena “ada rahasia dibalik rahasia” (mengutip kata-kata dari sebuah sinetron, hi..hi..)
Uraian yang bagus seperti biasanya Pak Sawali, semoga Allah SWT memberikan petunjukNya selalu kepada kita dan memberikan tuntunan-Nya selalu karena tanpa tuntunan-Nya niscaya kita selalu tersesat. Salam hangat dan sukses selalu.
wah… jujur ane orang yang kurang setuju untuk masalah teroris…
Hanya Orang Gila Yang Suka Kekerasan
saya dari dulu suka dengan bapak ulil ini dari setiap pernyataan2 yang beliau buat di twitter. tajam
lalu kemudian diperkeruh dengan Dewan Revolusi Islam
ddduuhhhh…
makin pusing aja nih rakyat kecil…
sedj
kalo boleh skeptis, menurut saya ini merupakan serangan terhadap islam dengan langsung menyentuk wilayah ideologi… luar biasa berbahaya
kalo boleh skeptis, menurut saya ini merupakan serangan terhadap islam dengan langsung menyentuk wilayah ideologi… luar biasa berbahaya jika terus dibiarkan
Semoga masalahnya dapat segera terungkap. Saya yakin hal ini tidak akan dapat menghilangkan pluralisme di Indonesia. Suka atau tidak itulah Indonesia dengan segala keragaman suku, bahasa dan agamanya
Seperti biasa, selalu ada pengalihan issue… 🙁
Pengalihan issue atau memang ada skenario khusus untuk memperburuk citra SBY. Untung ini masa demokrasi.. coba masa ORBA bilang ini pengalihan issue bisa diciduk.
pengalihan isu? tapi taktik yang jitu juga.
adakah di dunia ini kehidupan yang menjunjung tinggi nilai kesaudaraan dari pada uang-uang-dan uang
nice info …
keep postig…
salam kenal….
Aku kurang yakin kl itu pengalihan isu.menurut saya itu memang bener2 ancaman pada kesatuan RI,saya ga berani bilang itu teroris atau apalah,yang penting itu bom,salah satu cara untuk menghancurkan indonesia.Apalagi bom yang di kemas dalam bentuk buku,gmn dengan anak2 sekolah,apakah ini tidak membuat kekhawatir mereka takut akan buku…?
Semoga ini semua bisa terungkap motifnya oleh pihak yang berwajib.
Soal ancaman bom di indonesia,saya ga heran lagi,krena sdh dari dulu hal ini sy dengar2 dan liat sendiri bom bom bom di indonesia.Mungkin para pelakunya mengangap indonesia tempat yang paling cocok dan aman untuk ancaman bom.
Soal ancaman bom di indonesia,saya ga heran lagi,krena sdh dari dulu hal ini sy dengar2 dan liat sendiri bom bom bom di indonesia.Mungkin para pelakunya mengangap indonesia tempat yang paling cocok dan aman untuk ancaman bom.
Semoga dpt pelakunya.
Kapan berhenti ya…..? teror teror macam itu…kita semua jadi ketakutan kalau nerima Paket
saya juga jadi takut baca buku. takut bukunya meledak
resiko baru jadi orang terkenal om …..
paling tidak, jika memang ini adalah sebagai ancaman real, kita berharap yang bekepentingan “menjaga” negara bisa segera “berfungsi”
Merindukan damai di negeriku 🙂
mampir ngliat fotonya pak Ulil… 🙂
klo kayak gini agen JNE takut klo mengirim paket 😀
itu agen JNE, kalau agen yang terus mau dibawa kemana itu,,
heheheee…