Merapi dalam Sajak: Sebuah Kesaksian Intuitif

Indonesia berduka. Slogan “Pray for Indonesia” bergaung di mana-mana; sebuah seruan empatik untuk menguatkan Indonesia yang tengah menangis; meratapi kepergian para korban banjir bandang Wasior, Tsunami Kepulauan Mentawai, atau Letusan Merapi. Berbagai Posko dan Gerakan Peduli Bencana serentak bertaburan di sudut-sudut kampung dan kota; sebuah aksi kemanusiaan untuk menguatkan nilai solidaritas di tengah situasi Indonesia yang tak kunjung berhenti dilanda musibah demi musibah. Dalam situasi berduka seperti itu tidak selayaknya kita menyalahkan siapa-siapa. Tak seorang pun yang menghendaki musibah itu terjadi. Yang penting dan mendesak untuk dilakukan adalah membantu para korban semampu kita; menguatkan kepekaan, dan melatih berempati terhadap sesama.

Pada sudut yang lain, para “penyair” dengan kepekaan intuitifnya juga memberikan kesaksian terhadap Merapi berdasarkan gaya tuturnya masing-masing. Sajak, apa pun wujudnya, bisa dimaknai sebagai sebuah genre sastra yang bisa menggemakan nilai solidaritas, menggeliatkan kepekaan terhadap nasib sesama, dan menguatkan derajat ketabahan para korban, ketika murka alam membadai dalam sebuah situasi yang serba tak terduga.

Merapi

Berikut adalah tiga sajak tentang Merapi yang mengungkap kesaksian intuitif sang penyair dengan gaya tutur khasnya masing-masing. Semoga bisa kita jadikan sebagai bahan refleksi diri dalam menghadapi musibah yang seringkali datang tak terduga itu.

Maafkan aku, Merapi
(Setelah pulang dari Jogja)

Maafkan aku Merapi,
Dia tidak mengerti. Aku juga tidak mengerti.
Mengapa cinta tidak bisa diberi.
Mungkin orang seperti aku dan dia merusak bumi
yang kami pijak dan mengotori
dengan segala cinta, keterpaksaan, dan duniawi

Mungkin ketika mereka meminta benda-benda gaib berterbangan ke sana-ke mari untuk dipakai sebagai jampi-jampi,
“Beri kekuasaan, beri kami harta, beri perempuan, beri pria, beri itu ini…”
Kamu menangis, Merapi.

Tertegun aku di sini,
melihatmu mulai akan menyemburkan api
Tolong jangan, jangan Merapi
jangan lukai kami
terimalah terimalah persembahan kami untuk bumi
maafkan maafkan kami
sampah yang kami buang, sampah juga di dalam hati.

Kembali pada cinta, Merapi
kegaiban cuma milik Sang Gusti
dan alam menyimpannya rapi-rapi
sehingga aku berlutut dan menyerah diri
“Ia telah meminta untuk dicintai. Orang lain mengguna-guna karena tidak bisa mencintai. Sementara aku mencintai, tapi dibenci orang di sana-sini. Dan aku akhirnya menyendiri. Ia dikunci. Kekasih hati tidak peduli.”

Duh Gusti,
sabarkan Merapi
apalah artinya mati?
jika masih banyak juga yang tidak peduli?
sementara aku sudah berperang melawan mereka, seorang diri.
tapi Gusti dan Merapi,
aku tahu telah mendapat teman sejati.

Duh aduh Gusti,
katakan pada Merapi
aku sendiri telah menyimpan cinta walau inginnya jadi api
karena cinta mendidih setelah merasa dikhianati
(“Sabar, sabar, Nduk. Wong sabar dikasihani. Kamu dan dia akan menjadi dekat karena Gusti. Sabar. Sementara orang-orang yang meminta duniawi? Oh, mereka akan ‘mati’.”- kata guru yang tinggal di kaki Merapi.)

Sabar, sabar, duh Merapi
sabarlah bersama aku di sini.
(Ketika keluarga Niken mengadakan pengajian, aku rasa mereka ikut memintamu, Merapi. Agar jangan mengeluarkan api. Hingga kami mati.)

***

MERAPI

Semalam kau
menggeliat hebat
mencoba mengeluarkan isi perutmu
yang telah penuh
getaranmu
menggetarkan semuanya
bahkan isi dada ini
mulutku yang biasa berteriak pongah
kini terdiam seribu bahasa
dan yang tersisa hanya
do’a yang berkepanjangan
ku tahu
kau hanya melakukan
takdir yang harus kau jalani
untuk tetap menjaga
bumi ini berdiri tegak
menjadikan tanah tempat ku berpijak
dapat ditumbuhi lagi
walau
itu buatku terpuruk
dan berlari ketakukan
melihat langit malam gelap
penuh debumu
mendengar teriakanmu yang
memekakkan telinga
kini
banyak kudengar
alunan do’a memuji kebesaran-NYA
karenamu
kulihat banyat hati melembut
dan menyatu
yang biasa bercerai berai
karna kepentingan
yang tersisa
dari semuanya
akan buatku bangkit
untuk meneruskan langkah hidup
yang belum usai dijalani

***

Merapi

Sejukmu,
heningmu,
kesahajaanmu,
selalu menyita rinduku.

Tiada jumawa,
walau perkasa,
hangat menyambut,
para perindu kedamaian.

Murkamu,
membawa pilu,
ada air mata di sana,
ada pula dukaku di sini.

Kembalilah sejukmu,
kembalilah heningmu,
kembalilah sahajamu,
jangan murka lagi, Merapi.

***

Meski secara lahiriah tak bisa langsung menghentikan prahara, tetapi secara batiniah dan spiritual, sajak bisa dijadikan sebagai media untuk memberikan kesaksian, bahkan bisa menjadi “mata zaman” untuk mendekati setiap bencana dengan sentuhan kemanusiaan yang lebih subtil dan mengharukan. Mungkin Sampeyan punya koleksi sajak tentang Merapi atau sajak tragedi musibah yang lain? ***

Comments

  1. gambaran meletusnya malah jadi nggak ada ya pak?
    tapi namanya juga sajak kan bebas sudut pandangnya 😀

    • memang benar, mas surya. utk mengatakan sesuatu yang tragis, penyair memiliki banyak diksi utk mengekspresikannya.

  2. Ya Allah… Jangan ada lagi bencana yang menimpa negeri ini…

  3. waw

    membuat kita jadi makin merenung…
    apa yg kita perbuat untuk alam ini…

    • merenung sudah pasti, mas dewanto. kita berharap semoga alam tidak semakin murka terhadap negeri yang kaya raya ini.

  4. Semoga berbagai bencana alam yang melanda Indonesia akhir-akhir ini membuat kita lebih sadar betapa pentingnya memelihara dan melindungi alam.

    • amiiin, memang seperti itulah yang kita harapkan. semoga makin banyak pihak yang peduli terhadap lingkungan.

  5. Semoga bencana alam yang bertubi-tubi menghantam negeri kita akan membuat kita semua lebih sadar pentingnya memelihara dan melindungi alam.

  6. Semoga semua bencana yang kita alami sekarang menjadi intropeksi diri untuk lebih mencintai alam lagi.

  7. indonesia berduka – saatnya menundukkan kepala sejenak untuk berdoa, smoga para korban mendpatkan kesabaran dan kekuatan . amin.

    • amiin, sebuah ajakan yang penuh empati, mas. semoga keluarga korban diberikan ketabahan dan bencana segera berakhir.

  8. merapi dalam sajak. anak-anak cucu kita kelak akan membaca dari banyak sumber tentang apa dan bagaimana merapi, dan sajak salah satunya. mari terus membaca.

    • bener sekali, mas. karya sastra, termasuk puisi bisa menjadi sebuah saksi zaman. semoga saja karya2 semacam ini bisa mewaris sampai ke anak cucu kelak.

  9. Puisinya oke banget pak. Sangat mewakili dari kondisi yang terjadi selama ini. Terus berkarya… 🙂 (banana_cool)

    • puisi hasil browsing, mas harry. semoag saja bisa dijadikan sebagai bahan renungan dan refleksi di tengah situasi yang penuh duka ini.

  10. dulu di rumah ada kumpulan sajak ketika Gunung Galunggung meletus pak. Itupun buka saya tapi adik saya yang rajin karena memang tertarik di dunia sastra. Ada nuansa tersendiri memang ketika baca sebuah puisi yang berisikan tentang bencana alam. Seakan kita hanyut di dalamnya.
    Trims Pak.
    Salam hangat selalu 🙂

    • salam hangat juga, pak yayat. memang karya sastra selalu tampil beda. selain indah, muatan isinya juga senantiasa mengajak kita utk memuliakan nilai2 kemanusiaan.

  11. semoga ibu pertiwi lekas tersenyum kembali

    Trima kasih udah pingback tulisan sederhanaku…
    salam….

    • amiiin, sama2, mas gurit. meski pendek, puisi mas gurit bagus juga utk dijadikan sbg bahan renungan dan refleksi. salam kreatif.

  12. puisi yang bagus ya pak.saya suka sekali puisi.semua bencana itu teguran dari ALLAH.

    • memang benar, mbak diah. semoga saja isi puisi ini bisa dijadikan sbg bahan renungan dan refleksi di tengah situasi yang penuh duka ini.

  13. @sawalituhusetya ,keberhasilan sobat menarik nurani siswa menyuarakan dengan sentuhan emosi jujur ,selamat sobat berhasil .BTW karena Merapi membawa pengaruh besar kepada setiap rasa dan hati .

    • semua gejala alam, termasuk merapi, memang selalu menarik dan inspiratif utk dijadikan sbg teks sastra, mbak.

  14. semoga saja gada lagi penderitaan di negara kita ya pak sawali….badai pasti berlalu… (tears)

    • amiiin, semoga memang demikian, mas. kita doakan, semoga keluarga diberikan ketabahan. bencana segera berakhir dan ndak akan terulang lagi.

  15. Reezkka

    hemb…
    kita semua berduka untuk jogja…
    mari kita berdoa… semoga yang msih hidup diberi ketegaran…
    dan yang sudah meninggalkan dunia semoga tenang dan diterima disisi-NYA…
    kunjungi juga gan
    http://um.ac.id/

  16. Ikut berduka cita untuk korban Merapi…

    “ku tahu
    kau hanya melakukan
    takdir yang harus kau jalani”

    (Petikan puisi di atas)

  17. Semoga diberi ketabahan bagi korban gunung Merapi di Jogja

  18. Memang benar, Pak, penyair memiliki tugas lain yang sebenarnya sangat berat karena terkait dengan “penciptaan” atau lebih tepatnya pemulihan benak yang terluka yang membutuhkan pencerahan. Bahkan, penyair memiliki energi untuk menggerakkan banyak orang untuk turut merasakan dan ambil bagian dalam berpeduli kepada korban.

    Salam kekerabatan.

  19. kita harus selalu saling mendukung dan mensupport satu sama lain agar saudara kita semua yang tertimpa musibah bencana ini dapat dengan teguh menghadapinya hingga itu semua berlalu. semoga indonesia tetap jaya dan semua bencana ini cepat berlalu. amin……….

    silahkan mengunjungi website ane di http://krisdeline.com

  20. Semoga musibah yang menimpa negeri ini segera usai…..
    kasihan sekali saudara-saudara kita itu…..
    kehilangan keluarga, harta benda (masih bisa di cari)…hmm…. (tears)

    syairnya bagus-bagus Pak… 🙂

  21. Turut beduka dengan bencana yang dialami masyarkat di sekitar gunung merapi, semoga kedepan nya masyarakat disana bisa menikmati muntahannya sehingga bisa membuat subur daerah disana.
    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

  22. Merapi, cantik ketika diam tertidur, menakutkan ketika bangun
    Untung pas letusan ga sampai tempat saya. Cuma kemarin kena abunya pas hari sabtu :mrgreen:

  23. Semoga yang tertimpa musibah sabar, dan yang selamat tidak nekat kembali menengok ternaknya. Janganlah keselamatan diganti ternak kan ?

  24. Apa Kabar Pak Sawali? semoga selalu sehat dan terus berkarya..sudaah lama saya tidak nge Blog dan mampir ke sini..Salam Hormat, dan turut berduka cita atas bencana bertubi yang melanda negri ini.

    • alhamdulillah, baik dan sehat, mas unik. salam sejahtera juga, terima kasih komentar dan sikap empatiknya terhadap para korban bencana merapi.

  25. I’ve meant to write about something like this on my website and this has given me an idea. Thanks.

  26. sungguh bencana sudah ada dimana2 skrg.. itu semua ujian bagi orng2 yang beriman..

  27. Nowe

    Maaf, aku cuma mau nitip di sini. Tentang Merapi dalam Sajak. Boleh kan?
    Kubaca PesanMu di Atas Merapi
    Kala bom itu Kau ledakkan di atas puncaknya
    Dan Kau luluhlantakkan desa-desa di bawahnya
    Siapa berani bilang Kau teroris super perkasa?
    Lewat Merapi Kau bicara
    Lewat Merapi Kau tunjukkan
    Lewat Merapi Kau minta kurenungkan
    Apa yang sebenarnya terjadi
    Di negeri tercinta ini.
    Yogyakarta, 6 November 2010

  28. Merapi selalu mencatatkan diri dalam sejarah, bahkan dalam “Babad Tanah Jawi” undurnya pasukan Pajang dalam penyerangan ke Mataram juga karena amukan Merapi …
    Salam hangat dari Solo

  29. Update Merapi sekarang untuk Sleman sudah diturunkan batas aman sampai dengan +10 km. Awal yang baik tentunya dan sambil berharap merapi mengurangi aktivitasnya.

  30. Hiks…hiks…:(

    Kita sebagai sesamanya harus bisa membantu mereka yg sedang kesusahan…

    Mohon Bantuannya yach..!!!
    Tpi Bagus juga tuch pak Puisi “Merapi” nya..:)

  31. gunung merapi sungguh sangat cantik ketika diam tertidur, menakutkan ketika bangun.

  32. I would adore to create and say what an excellent occupation you did on this, as you have place a lot of operate into it.,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *