Blog Guru

Ini postingan pertama pasca-2007. Tiba-tiba saja saya terusik untuk mengangkat blog guru sebagai topik. Maklum, memasuki liburan semester I ini banyak waktu luang yang bisa saya gunakan untuk memuaskan syahwat hasrat bercinta berselancar dengan kekasih blog saya di dunia maya. *halah* “Kayak ndak ada kerjaan ajah!”, ujar Mas Mbelgedez, hehehehe 😆

Ya, ya, ya, setelah hampir 6 bulan lamanya bersikutat dengan rutinitas di sekolah, para guru diberi kesempatan untuk libur. Mungkin setiap daerah beda-beda, yak. Sudah otonomi kok. Jadi, terserah kebijakan Pemda/Pemkot masing-masing. Untuk daerah saya (Kendal), sekitar 2 minggu, para guru bisa menghirup udara bebas di luar tembok sekolah. *halah* 14 Januari nanti baru kembali mencium aroma silabus, RPP, agenda mengajar, buku teks, daftar nilai, dan setumpuk tugas sampingan lainnya di sekolah.

Enak betul, yak, jadi guru! Saya kira tidak salah. Dari sisi waktu, guru jelas banyak diuntungkan. Beban kewajiban mengajar guru hanya 24 jam — berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) — per minggu dari total waktu 144 jam. Ini artinya, masih ada siswa waktu 120 jam per minggu. Selain bisa digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas utama yang lain, seperti menyusun silabus, skenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media/alat bantu, menyusun soal, koreksi, analisis nilai, menyusun program tindak lanjut, beribadah, beristirahat, berkomunikasi dengan keluarga, atau melakukan kegiatan-kegiatan sosial, juga bisa digunakan untuk meningkatkan potensi diri. Membaca dan menulis, menurut hemat saya, sangat tepat dijadikan sebagai aktivitas yang bermakna dalam menunjang kompetensi guru.

Mengapa dua aktivitas itu penting saya kemukakan? Setidaknya ada dua alasan yang cukup mendasar. Pertama, membaca dan menulis bisa menjadi asupan bergizi dalam *halah* khazanah rohaniah kita yang (nyaris) luput dari sentuhan perhatian keseharian kita. Disadari atau tidak, kita lebih “memuliakan” kegemukan lahiriah ketimbang ketambunan rohaniah kita. Kita nekad melakukan demo, bahkan “perang urat syaraf” ketika perut kita merasa lapar. Namun, ketika simpul-simpul syaraf otak dan keliaran imajinasi kita butuh dipermak dan dirawat, kita cuek-bebek; membiarkan pikiran dan imaji kita kelaparan hingga lumpuh.

Kedua, membaca dan menulis masih menjadi fenomena budaya yang langka di negeri ini. Bahkan, bangsa kita sudah lama dikenal sebagai bangsa yang malas membaca. Dari budaya praliterasi, bangsa kita langsung meloncat ke budaya posliterasi (media elektronika). Budaya literasi dibiarkan tenggelam, melapuk, dan memfosil dalam sejarah peradaban bangsa dari generasi ke generasi. Kalau budaya membaca (reseptif) saja masih amburadul, apalagi budaya menulis (produktif). *halah sok tahu, yak* Tak heran ketika Menpan menetapkan ketentuan angka kredit pengembangan profesi untuk kenaikan pangkat dari golongan IV-a ke golongan IV-b dan seterusnya melalui penulisan karya ilmiah, banyak guru yang angkat tangan. :mrgreen: Banyak yang gagal meraihnya sehingga bejibun jumlah guru yang terpaksa ndongkrok di golongan IV-a.

Nah, ketika dunia tak lagi mengenal sekat-sekat geografis, bahkan sudah menyatu dalam sebuah perkampungan global, idealnya aktivitas membaca dan menulis bukan lagi menjadi sebuah kewajiban, melainkan sebuah kebutuhan. Seiring dengan itu, anak-anak sekolah pun mulai banyak yang merambah ke dunia internet. Jika kita perhatikan, sudah banyak pelajar yang memiliki blog. Hebat! Blog yang mereka miliki tak hanya sekadar blog biasa. Mereka rutin meng-up date-nya dengan postingan bermutu. Lihat saja blog chaosregion, Mas Moer, atau bachtiar –untuk menyebut beberapa nama. Ketiga blog ini masing-masing dikelola oleh anak muda yang usianya belum genap berkepala 2. Luar biasa! Salut!

Kalau para pelajar seusia SMA saja sudah punya blog yang bagus, bagaimana dengan para gurunya? *halah* Bisa jadi menjadi sebuah ironi apabila para pelajar sudah melintas kencang di tengah-tengah lalu lintas peradaban dunia melalui blog, sementara para guru masih bersikutat di semak-semak peradaban proliterasi. Kita memang perlu bersikap realistis. Kesenjangan kompetensi guru desa-kota selama ini memang masih cukup lebar. Guru-guru yang tinggal di kota hampir setiap hari bisa mengakses dunia maya. Sementara, guru-guru yang tinggal di pelosok-pelosok dusun masih harus akrab dengan kondisi tempat tinggal yang jauh dari sentuhan signal internet. Namun, saya kira hal itu tidak bisa jadi alasan pembenar bagi rekan-rekan sejawat — terutama yang tinggal di kota– untuk tindak melakukan aktivitas ngeblog.

Selain sudah banyak diungkap di blog lain, saya juga pernah memosting beberapa tulisan yang berkaitan dengan pentingnya ngeblog di kalangan guru di tengah-tengah abad gelombang informasi ini. Simak saja tulisan saya di sini, di sini, atau di sini. Kita juga mengenal blog guru –sekadar menyebut beberapa nama– seperti Aditya-Suandana, akafuji, Awan965, deni3wardana, enggar, eNPe, Gempur, kangguru, Mawardi, Narto, rudyhilkya, urip, Welly Arwanto, Yossi, atau zainurie. Blog-blog tersebut dikelola oleh bloger yang kebetulan juga berprofesi sebagai guru. Mudah-mudahan langkah mereka segera diikuti oleh rekan-rekan sejawat guru yang lain.

Saya kira blog yang mereka kelola bukan sebagai ajang untuk pamer diri, cari sensasi, atau ketenaran, melainkan lebih dimaksudkan sebagai upaya untuk menjalin silaturahmi, sharing, dan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Kehadiran blog guru di dunia maya agaknya juga sangat dibutuhkan untuk kepentingan dunia pendidikan. Lihat saja skrinsut kata-kata kunci pencari dalam situs yang sempat “tersesat” mangslup masuk dalam blog saya berikut ini.

mesin-pencari.gif

Alhamdulillah, tidak ada kata-kata kunci, seperti telanjang, video bokep, bugil, atau porno :mrgreen: yang nyasar ke sini, karena saya memang tidak punya bakat ke situ, hehehehe 😆 Saya menduga, kata-kata kunci tersebut dimasukkan ke dalam mesin pencari oleh rekan-rekan sejawat guru atau mereka yang memiliki kepentingan informasi yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Ini artinya, kehadiran blog guru memang dibutuhkan oleh kaum pendidik dan pemerhati dunia pendidikan. Semoga tahun 2008 menjadi awal yang bagus terhadap bangkitnya blog guru di dunia maya. Siapa tahu kelak blog diakui sebagai angka kredit pengembangan profesi guru sehingga bisa ikut memperlancar dan memuluskan jalan dalam menggapai karier yang lebih baik.

Oh, ya, saat ini di WP juga sudah ada blog yang secara khusus mereview dan meresensi blog guru. Silakan lihat di sini. Blog tersebut dikelola oleh Kelik M. Nugroho, jurnalis dan penulis yang bekerja di Jakarta. Dia alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo, IAIN Jogja, dan masih ingin menyelesaikan kuliah S-2 di Islamic College for Advanced Studies, Jakarta. Blog ini didedikasikan untuk kemajuan mutu guru di Indonesia. Terima kasih Pak Kelik atas kepeduliannya untuk terus mengikuti perkembangan blog guru, semoga maksud mulia ini bisa ikut menyebarkan “virus” ngeblog di kalangan guru. ***

64 Comments

  1. *Lap keringat dulu*

    Pertama, terima kasih karena ada nama saya di meningkatkan potensi diri, he he he. *Tersenyum bangga di balik layar*

    Kedua, saluttt!!! menulis seperti ini bukan pekerjaan yang mudah.

    Ketiga, Marilah kita berusaha agar bangsa ini melek membaca, he he he.

    Keempat, bekas rumahku itu juga tak pernah dapat sesuatu yang porno *tersenyum bangga lagi*

    Okey deh, Pak, Semangat!!!. Siip banget postingannya.

  2. Pak… lho, saya guru loh … kartu PGRI masih saya simpan sampe sekarang.. 🙂 #Siapa lagi yg nanya.. 😆
    —————————————-

    Bagus tenan paparannya pak. Kapan2 ada pelatihan blog, biar tak copy-paste aja sebagian postingan ini… 🙂
    Masalah royalti, minta aja ke adsense google … :mrgreen:
    Lha gak boleh ya di sini …

    Dah ada rencana meng-adsense nih pak ?
    Kayak si Joe itu lho … 🙂

  3. Halah, tulisan ini banyak halahnya juga ya. Halah. 😛
    Sebagai murid dan juga guru, saya ikut mendukung gerakan erotis Pak Sawali ngeblog hue hehehehe.

  4. Gelar tiker sambil mbaca-mbaca obrolan pak guru…
    Selamat liburan pak!

  5. Maju terus pak. Sepertinya memang banyak guru yang butuh informasi, di situlah blog guru dapat berfungsi. 😀

  6. Jadi makin ingin menularkan virus nge-blog kepada bapak saya, biar bisa mirip Pak Sawali…
    Nghhh
    Tapi mungkin harus bersabar lagi, hehe…
    nunggu signal internet nyampe dulu, pendaftaran belum tutup kan Pak??

  7. jingkrak-jingkrak dulu
    ayo go-Blog bersama, bukankah dengan bersama kita bisa
    halah

  8. waaaah, selamat libur mengajarnya, tapi jangan sampai libur postingnya yaa, nanti kita kehilangan bacaan gress dari pak guru.

  9. @ Hanna hiatus:
    Dari mana toh mbak hanna kok pake mengelap keringat segala, hehehehe 😆 ok, mbak, terima kasih suntikan semangatnya ya, Mbak. Kapan selesai hiatusnya, Mbak?

    @ Herianto:
    Oh, pak heri, meski anggota PGRI kan dosen, hehehehe 😆 kalo dosen mah mestinya ngeblog nggak perlu dibahas karena mestinya dosen hukumnya wajib ngeblog. hehehehe 😀 untuk blog beradsense baru mencoba belajar, pak heri. kalo sempat, tolong bisa dilihat http://sawali.info/ mohon saran ya, pak.

    @ Iwan Awaludin:
    *halah* terima kasih pak, saya seneng dengan istilah gerakan erotis untuk ngeblognya, hehehehe 😆

    @ Anang, yb:
    walah, dengarkan obrolan, hehehe 😆 makasih, yak, liburan nggak ke mana2, hehehehe 😆

    @ danalingga:
    makasih mas dana, mudah2an nggak kehabisan obor, hehehe 😆

    @ goop:
    *hayah* emang saya panitia pendaftaran mas goop? hehehehe 😆 mudah2an niat mas goop segera kesampaian, yak!

    @ kangguru:
    setuju kang guru, go-blog bersama. *halah*

    @ hadi arr:
    makasih pak hadi. mudah2an nggak kehabisan obor untuk update tulisan, hehehehe 😆

  10. Kalau guru seperti Pak Sawali, sepertinya pendidikan kita tidak kelabakan terutama dalam masalah pengembangan SDM menulis…

    sayangnya saya bercita-cita jadi guru gak kesampaian nih pak.. apalagi di sekolah formal… padahal lulusan jurusan guru.. duuh jadi sedih *loh kok curhat*

    Untungnya enakan jadi murid saja lah… mengikuti bagaimana guru berbuat.. apalagi banyak yang memperhatikan. Selamat jgua kepada para guru2 muda yang juga punya vitalitas tinggi dalam menulis.. 🙂

  11. hmm…saya jadi guru masih GTT lho Pak Sawali. Umur aja baru 22, saya bikin Blog bertujuan untuk membiasakan anak didik saya belajar lewat internet, maklum aja, saya mengajar didaerah pedesaan. tiap minggu minimal ada 1 ato 2 anak yang ke warnet untuk membuka MATPEL Bhs Jepang yang akan saya bahas. memang harga warnet perjam disini masih mahal, tapi mereka ke warnet dengan biaya patungan. Meskipun saya agak memaksa, tapi saya yakin kalo tujuan saya akan berguna bagi mereka kelak. Buktinya tiap hari selalu aja anak didik saya yang menanyakan cara membuat blog, saya usul ke bagian kesiswaan agar anak MAN dan STM yang saya ajar, juga di ajari cara bikin blog. ( 😀 sedikit revisi Pak Sawali 😀 , link blog saya salah)

  12. Alhamdulillah, tidak ada kata-kata kunci, seperti telanjang, video bokep, bugil, atau porno :mrgreen: yang nyasar ke sini, karena saya memang tidak punya bakat ke situ,

    udah ada ini… siap2 aja pak 😆

  13. *Becanda*.

    Alhamdulillah, tidak ada kata-kata kunci, seperti telanjang, video bokep, bugil, atau porno :mrgreen: yang nyasar ke sini, ..

    Besok-besok bakalan banyak yang nyasar nih… 😀 :mrgreen:

    *Cukup becandanya!*

    Saya ngedukung guru-guru biar pada ngeblog. Biar banyak ilmu yang bisa disebarkan. Bukan hanya di ruang-ruang kelas. Tapi di seluruh dunia (maya). 😀

  14. Ya ya aku dukung … yang penting yang nyata. Ya banyak guru ngblog … tapi kalau dibanding ‘pasukan raksasa’ beranggota 2,7 juta (tambah dosen jadi 3 juta), film spektakular sejenis Gladiator, Lord of the Ring, atau Risalah … mgak ada apa-apanya.

    Atau, kira barangkali ngajarin dulu Kadinas-Kadinas dan kasubdinnya ngeblog, orang2 LPMP, atau birokrat pendidikan supaya jadi ngak lucu, he he. Tapi, intinya memang guru harus berbenah.

    Seorang bloger di blog saya nulis: ada orang LPMP kerjaannya natar PTK, e … dia ngak pernah neliti, ngak pernah nulis. Kalau di kampus ada yang lebih lucu: guru disertifikasi oleh dosen non-kependidikan. Si serifikan belum disertifikasi … masal pula. Kacien dech guru.

    Pak Swali … ada guru yang gerah atas pendapat saya, ngak mau mampir lagi sembari menebar isu yang ngak-ngak. Saya harap Pak Swali melihat inti pikiran saya: saya sangat mencintai guru, makanya jadi guru, dan berharap banyak pada guru.

    Bagaimana guru memerankan perannya saat ini dalam mendidik generasi bangsa adalah taruhan bagi bangsa ini ke depan.

    Guru-guru cerdas, guru pandai ngeblog mari sebarkan kepada guru di lingkungan masing-masing. Salam.

  15. Wah, jadi gr namaku disebut-sebut :). Iya, Pak, sosialisasikan guru ngeblog (Walaupun ternyata susah juga ya). Ayo, semangat.
    Tgl 14 baru masuk, Pak? Saya hari senin sudah berkutat dengan RPP dan teman-temannya lagi nih :).

  16. lapor, pak. saya juga belum genap berkepala 2, lho :mrgreen:
    2,5 maksudnya 😆

  17. @ Kurt :
    walah, hanya biasa saja kok mas kurt. gagal menjadi guru formal bukan berarti gagal menjadi guru dalam kehidupan lho mas kurt. bener, mas kurt, saya juga seneng melihat temen2 sejawat yang “demam” menulis.

    @ akafuji:
    masalah GTT ato bukan bagi saya nggak masalh, bu. saya salut dg perjuangan bu nisya yang terus memberdayakan siswa didiknya agar meu bikin blog, apalgi yang tinggal di pedesaan dg fasilitas internet yang terbatas. maju terus dan semangat bu nisya. oh, ya, maaf, bu, kok setiap kali bikin url blognya bu nisya sering salah, yak. perasaan sudah dua kali ini kesalahan saya lakukan :mrgreen: maaf ya bu, nanti deh saya betulkan.

    @ sitijenang:
    matur nuwun mas jenang ular-ularipun, hehehe 😆 mantap habis.

    @ dobelden:
    walah, mesti ada yang sengaja ingin memasukkan kata kuncinya ke blog ini, yak, hehehehe 😆

    @ mathematicse:
    walah, kok bisa begitu pak al-jupri, jangan main2, ah, hehehe 😆 *jadi malu*
    sepakat pak dan terima kasih supportnya pak, mudah2 makin banyak aja guru yang ngeblog.

    @ Ersis W. Abbas:
    terima kasih supportnya pak ersis. oh, emang ada ya, pak, pengunjug yang gerah dg pendapat pak ersis. ya, setahu saya pak ersis emang punya komitmen untuk mencintai profesi guru. hahahaha 😆 ironis juga tuh pak natar penelitian tapi nggak pernah meneliti, atau ngajari bikin blog tapi nggak pernah punya blog. walah teoretis banget jadinya, ya, pak.

    @ Mardies:
    hanya blog beginian aja kok mas maries. makasih yak kunjungannya.

    @ enggar:
    tetap semangat bu enggar untuk menularkan “virus” ngeblog di kalangan guru. oh, ternyata emang beda2 ya bu liburnya. tapi gpp, kok. selamat memasuki semester 2 ya, bu enggar.

    @ Dekisugi:
    walah pakai laporan segala kayak hansip, hehehehe 😆 kepala 2,5 makusdnya 25 tahun?

  18. saia juga lho pak, saia baru lulus SMA tahun 2007 😀
    ah ya, smoga guru-guru semakin banyak yang ngeblog. sehingga makin bernilai-lah blogosphere Endonesa yang tercinta ini! HIDUP BLOG GURU!!!!!

  19. Blog saya masuk… 😳
    Tapi, tulisan saya akhir-akhir ini jadi ngaco, Pak… 🙁
    Saya sendiri jadi bingung… 🙁

    SEMANGAT!!! 😀

  20. kampret

    Huebattt!!!!!! Semoga pak guru ga lupa ngajar. Lha terlalu sibuk ngurus blog. Nanya pak, murid pak sawali pasti pinter2, lha wong gurunya aja huebatt, tul ga pak?

  21. wah ternyata guru prnya banyak juga yah…
    huhuhuhu

    semangat yah pak guru..
    saya juga murid bapak loh…
    tapi belajarnya lewat blog aja yah pak.
    😀

  22. Salam kenal Pak Sawali..
    saya suami dari seorang guru juga.he he..he..

  23. salut pak, semoga semakin banyak guru yang mengikuti jejak bapak untuk menjadi blogger

  24. Sepakat sekali pak Guru Sawali, ada yg bilang…. dg menulis kinerja otak akan meningkat secara eksponensial….

    Pak Sawali ini bisa dikategorikan guru yang “ing ngarso sing tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”… Ayo..!!! pak guru pak guru yang lain 😀 … Nasib bangsa ini di tangan anda sekalian….*sok filisofis yah…;))*

    berikut ada artikel menarik, bisa juga dibaca: http://jepits.wordpress.com/2007/12/30/bangsa-yang-besar-adalah-bangsa-yang-menulis/

  25. Wow…., andaikan temen-temen guru terbuka hatinya untuk menggunakan media ini. pasti TI di sekolah akan semakin asyik, dan pstinya pembelajaran di sekolah akan lebih berwarna karena gurunyapun punya wawasan ok.
    Makasih… pakde…, makasih karena weblog saya ikut kesebut.
    oh…, ya sehubungan dengan hal tersebut , hari ini nanti jam 13.00 di SMK 2 akan diselenggarakan pelatihan pembuatan weblog bagi guru-guru SMK.

  26. ada nggak blog guru bhs indonesia yg membahas pemakaian kata:

    apotek vs apotik
    shalat vs salat
    sekedar vs sekadar

    dll..

    salam,
    adi.n

  27. @ Hoek Soegirang :
    oh, tapi dah nggak masuk baris ABG kok yak, hehehehe 😆 udah usai hiatusnya mas hoek? makasih yak mas hoek mudah2an makin banyak guru yang “demam” ngeblog.

    @ suandana:
    Bingung kenapa, pak adit? tulisan apa aja bisa dipublish kok. resah ndak dapat2 jodoh *halah* juga bisa dipublish. bisa jadi malah dapat jodoh lewat dunia maya, hehehehe 😆 *halah* ini ngaco juga yak, pak adit? hehehee 😀

    @ kampret :
    walah, biasa2 aja kok mas kampret, hanya karena seneng ngeblog ajah. waktu di sekolah saya kira masih terlalu sedikit dibanding waktu luangnya mas. jadi, mudah2an nggak ngganggu tugas megajar hanya karena ngeblog, hehehehe 😆

    @ bedh:
    tetp semangat mas bedh. hehehehe :lo: kalo di dunia masya sih sebenarnya nggak ada istilah guru-murid, yang ada hanya bloger yang sama2 ingin belajar dan *halah* saling berbagi.
    BTW, blognya ganti baru lagi yak mas bedh?

    @ Ferry:
    salam kenal juga mas ferry. oh, kalo gitu kita keluarga besar guru dong, hehehe 😆

    @ anggara:
    makasih supportnya pak anggara, mudah2an hal tiu bisa terwujud mulai 2008.

    @ Ansori:
    walah, jangan ketinggian mujinya mas ansori, biasa2 aja kok. terima kasih supportnya yak mas ansori.

    @ yoshi rachmartdi:
    sama2 pak yoshi. untuk pelatihannya kan dah bisa langsung ditangani pak yoshi, hehehehe 😆 mudah2an aja makin bertambah temen2 kita yang punya blog, pak. mantab dan semangat!

    @ Gempur:
    bener pak gempur. kayaknya sudah banyak guru yang mulai “demam” ngeblog. untuk artikelnya dah saya baca, pak tuh. hebat dan salut bener. murid2 sdh banyak yang punya blog. BTW, gurunya kok malah bisa ketinggalan, yak?

  28. dari kemaren mo ngoment, tapi blum tau mau ngoment aja, selamat aja buat para guru2, setidaknya selain memberi ilmu di dunia nyata tapi juga di dunia maya.
    oia mau tanya nih pak sawali, gimana kalo ada blog guru yang isinya curhat apa itu ndak apa2 pak?

  29. Moga-moga semakin banyak guru-guru yang ngeblog dan melupakan muridnya2! :mrgreen: , dengan begitu mungkin guru2 menjadi lebih produktif dalam menyebarkan ilmunya yg tidak dibatasi oleh ruang kelas kecuali kalau pada ngobyek wah ngga tahu ya!, yah semoga saja jikalau nanti guru2 sudah pada ngeblog, murid2nya dapat ketularan ngeblog sehingga dapat memperkaya **halaaah** dunia blog-mengeblog di tanah air kita tercinta ini.

    Khusus untuk pak Sawali saya ucapkan selamat berlibur dan selamat mengeblog dengan tidak melupakan sang istri di rumah tentu saja! :mrgreen:

  30. Alhamdulillah, tidak ada kata-kata kunci, seperti telanjang, video bokep, bugil, atau porno :mrgreen: yang nyasar ke sini

    Ngakak mbaca yang barusan 😆

    Ha wong blog kagungane pak Guru, diGUgu lan ditiRU. Pasti hal-hal positif yang diupload.

    Bagaimana kalau request 😆

    *ditimpuk*

  31. lha nick carter itu apa, pak? :mrgreen:

    mudah-mudahan dng masih banyaknya kendala ga bikin perjuangan pak sawali dan guru-guru lain untuk terus berjuang 😀

  32. kok kalimat saya aneh yak?
    mestinya : mudah-mudahan dng masih banyaknya kendala ga bikin surut perjuangan pak sawali dan guru-guru lain untuk terus menyebarkan “guru-ngeblog”
    yaa gitu deh pokoknya… 😳

    *garagara nick carter nih*

  33. Saya setuju dengan Pak Guru…
    Sepertinya membaca memang belum menjadi kebutuhan pokok kita seperti kita butuh makan. Saya pernah menulis soal ini dengan judul Rendahnya Minat Baca Sangat Berbahaya. Mengapa ? karena kurangnya membaca akan membikin tumpul kreativitas kita sebagai manusia. Bahkan ada pemeo yang menyesatkan yakni orang rajin membaca di katakan sebagai “Kutu Buku”. Dengan kata lain, orang yang rajin membaca di samakan dengan serangga atau hama yang berbahaya.
    Salam kenal….

  34. @ adi.nugroho:
    yang membahs kata baku dan tak baku, untuk blog guru bhs. indonesia kayaknya belum ada tuh, mas. mungkin ada temen2 yang tahu? hehehehehe 😆 *kelihatan kupernya, hehehehe 😀 *

    @ aRuL:
    walah, kalo menurut saya sih gpp, mas aRul, Blog itu kan tergantung sepenuhnya kepada sang pemilik. mo dibikin blog curhat ya mangga, kalo mo dibikin blog iptek, ya sah2 saja. *halah* tapi emang sih sebaiknya blog guru disesuaian dengan “khittah”-nya sbg guru yang memosting info2 pendidikan yang saya yakin sangat diperlukan oleh pengunjung, hehehehe 😀

    @ Yari NK:
    mudah2an hal itu bisa terwujud bung yari. terima kasih bung yari, liburan ndak ada kegiatan apa2. hanya mantau musibah banjir yang kin tengah melanda berbagai kabupaten di jawa tengah dan jatim. *halah* utk yang di-strike, hehehehe, bung yari tahu ajah!

    @ sigid:
    hehehehehe 😆 pak sigid, masak request yang begituan, eh, malu dong. kalo pun nyari sampi pusing di blog ini nggak bakalan ditemukan, hehehehe 😆

    @ caplang™:
    trims banget bung caplang, masih tetap semangat untuk mengajar dan ngeblog, hehehehe 😆 dan menyebarkan “virus” ke temen2 guru.

    @ Arsyad Salam:
    sepakat mar arsyad, membaca dan menulis emang bagaikan dua sisi mata uang, sama2 diperlukan untuk merangsang simpul2 syaraf otak kita *halah* agar ndak beku. salam kenal juga, yak, trims telah berkunjung ke sini.

  35. Hmmm, aku sangat-sangat setuju Pak Guru. Sebagai salah satu sarana bagi para Guru meningkat-kan kualitas-nya 😉

  36. pak…
    disekolah saya aja ndak ada guru yang ngeblog…
    gimana yah cara ngajaknya…

  37. @ extremusmilitis:
    makasih suppirtnya Bung Militis. semoga para guru makin bersemangat untuk punya blog dan mengelolanya dengan baik. *halah*

    @ Moerz:
    walah, repot juga yak mas moerz. mestinya gurunya dulu yang memulai dan bikin contoh, hehehehe 😆 bagaimana kalo mas moerz yang mengusulkan kepada kepala sekolah? Nanti mas moerz yang jadi inatrukturnya. Gimana? hehehehe 😆

  38. senang sekali kalo para guru pada ngeblog.. membuka wawasan dan jadi luwes sama murid 🙂

  39. senang sekali kalo para guru pada ngeblog.. membuka wawasan dan jadi luwes sama murid 🙂

    btw, pa kabar pak guru??

  40. @ brainstorm:
    oh, makasih supportnya mas brain. wah, kabar baik, mas, alhamdulillah, makasih, yak.

  41. Lowongan Kerja di LCC-PTC

    Divisi Marketing
    Persyaratan :
    *Punya Pengalaman kerja sebagai sales minimal 2 tahun
    *Minimal D3
    *Punya Kendaraan

    Divisi Pendidikan
    Persyaratan :
    *Punya Pengalaman kerja sebagai Tentor Atau Dosen minimal 2 tahun
    *Minimal S1 Perguruan Tinggi Negri
    *Punya Kendaraan*

    Tentor / Dosen
    *Punya Pengalaman Mengajar Minimal 1 Tahun
    *Lulusan Perguruan Tinggi Negri / Semester Akhir
    *IPK Minimal 3.0

    Hub :
    Mall Pulogadung Trade Center
    Blok B31-32 Jakarta Timur
    Telp : (021)4683-4406
    http://www.lcc-ptc.com

  42. Mas, guru itu sebuah kekuatan. Apalagi pengertian guru tidak sebatas seseorang yang mengajar di depan kelas atau dalam pengertian formal. Jika seluruh potensi guru bersatu dan serempak bersuara tentang kebenaran dan kejujuran, maka dunia akan bergerak ke arah yang lebih baik. Blog adalah salah satu sarana untuk bersuara. Aku berpikir, suatu saat, karya tulis guru melalui blog diakui dan dapat dijadikan unsur penilaian kredit kenaikan pangkat dan sertifikasi.

    Trus, saatnya komunitas blogger guru dibentuk secara formal. Untuk wilayah Kalimantan Selatan (Banjarmasin), aku siap memfasilitasi pembentukan. Bagaimana, Mas?

    Tabik!

  43. Suatu hari saya sempat ngobrol ngalor ngidul dengan rekan sejawat tapi beda profesi. Dia seorang Supervisor di Perusahaan BUMN Penjual Pupuk. Dari obrolan ringan, berlanjut menjadi obrolan sedikit serius seputar honor yang kami terima,

    “Denger-denger kamu ngajar ya, Di?” Tanya Haris membuka obrolan.

    “Iya, nih! Cuma ngajar 12 jam per minggu doang kok!” Jawabku agak seret.

    “Mayan dong, sebulan bisa 48 jam dikali berapa? Rp.15K,-? Jadi Rp.720K ya?” Kata temenku menganalisa.

    “Ngawur kamu!! Kalo gitu itungannya, enak gua Ris!! Gajiku itu cuma RP.180.000,-!!” Kataku menjelaskan. “Tadinya aku pikir begitu, tapi ternyata 12 jam itu itungan sebulan, meski pada kenyataannya kita tiap hari mengerjakan pekerjaan yang tidak ada hubungan dengan profesi kita, tetep aja gajiku segitu…”

    “Murah banget! Katanya jadi guru kesejahteraannya udah meningkat?”

    “Itu Guru PNS, Ris. Guru Honor mah jadi kuli!! Yah, jangan salahkan kalo guru honor kerjanya setengah hati. Yang PNS aja banyak yang males-malesan. Gimana gak setengah hati Ris? Dia harus ngebut cari objekan lain, termasuk aku. Makanya aku masih mo nerima job ‘kan Ris, meski statusku disebut Guru..” Jelasku panjang lebar.

    “Wah, susah juga ya? Tapi kenapa guru honor sepertimu gak langsung ciao aja, cari kerjaan lain kek, apa kek, yang lebih menghargai skill kamu? ” Tanya Haris memancing opini.

    “Banyak faktor Ris yang menyebabkan guru atau tenaga honorer lainnya tetep begini. Pertama, mungkin karena gak ada kerjaan lain, kedua, bisa jadi gak punya keahlian lain buat ngobjek, terakhir bisa jadi karena hutang budi karena disekolahkan ke jenjang lebih tinggi..” kataku, “Untuk kasusku, masih mending Ris, aku masih memiliki pekerjaan sampingan, memiliki keahlian yang bisa aku manfaatkan jadi duit, sehingga profesi guru dengan gaji kecilpun tetep aku jabanin..”

    “Di, untuk kasusmu mungkin pengecualian, tapi gak semua guru bisa seperti kamu ‘kan?” tanya Haris sambil menyeruput Kopinya.

    “Bener Ris, oleh sebab itu jadi guru itu butuh keiklasan. Tapi harga sebuah keiklasan dan pengabdian ternyata murah sekali. Padahal guru itu memiliki tanggungjawab yang sangat besar, dipundak mereka dipikul harapan banyak orang, banyak orang Ris..!! harga yang tak sepadan dengan beban yang harus ditanggung!” Jelasku panjang lebar kembali.

    “Kamu udah berapa lama jadi guru honor Di?” Tanya Haris.

    “Baru 4 bulan Ris. Mungkin aku gak lama lagi jugs ciao..Mo ngumpulin duit dulu. Entar kalo memang nasibnya jadi guru, pasti jadi guru ‘kan Ris. Tapi guru yang PNS. Minimal ngobjeknya dikurangi kalo dah PNS” Jawabku diplomatis.

    “Yang penting, gimana caranya dapur tetap ngebul, ngajar tetep jalan, meski gak optimal. Kalo gitu kapan dung pendidikan kita mo maju kalo begini..?” kata haris seperti bertanya pada diri sendiri.

    “Kapan-kapan Ris, kapan-kapan..” Jawabku enteng.

  44. estupitarto

    Mohon petunjuk bapak Sawali….
    Dah ngeblog tapi kok belum ada juga pengunjungnya ya? padahal aku sangat ingin berbagi.
    Duh KASIHAN DEH AKU 🙁

  45. Sawali

    @ Setiawan:
    Kisahnya menarik, pak, betapa selama ini masih banyak guru yang hidup dengan penghasilan pas2an.

    @ estupitarto
    jawaban sudah saya kirim lewat email pak estu. ok, salam ngeblog!

  46. Pak Sawali,
    salam kenal.
    Blog ini diperkenalkan teman saya, Pak Maliki, ketua MGMP Kab Pekalongan. Blog yang bagus. Jadi, maaf, tanpa permisi saya link ke blog saya http://masterzulmasri.blog.com

    Salam,
    Zulmasri
    (guru Bahasa Indonesia SMP 2 Talun, kab Pekalongan)

  47. @ Zulmasri:
    Salam kenal juga pak Zul. Makasih sudah ngelink blog saya. tapi blog ini sudah tidak saya update sejak 5 Januari 2008. Saya sudah pindah blog di http://sawali.info/ kalau ingin ngelink, blog yang terakhir itu, pak zul. ok, makasih, kita bisa sharing dan silaturahmi, pak.

  48. Makasih banget, Pak Sawali mau mampir di tempat saya sekaligus mengapresiasi apa yang saya buat. Terus terang semua Pak Sawali banyak menginspirasi saya, terutama blognya & tulisan yang (pura2) dicoret2 itu lho… Sederhana tapi besar buat saya. Thanks

    matur nuwun, pak mar….

  49. Aslm….ikutan pakguru yahhhh?..

    wew…. sama2 guru rupanya kita, pak, hehehehe 😆 matur nuwun.

  50. epiet

    SALAM PAK,
    NYESEL GAK BISA JUMPA DARAT DENGAN BAPAK DI SEMARANG TEMPO HARI.
    PAK, KAPAN2 MAMPIR KE BLOG AKU YANG LAIN YA. SIAPA TAHU KITA BISA DISKUSI SEPUTAR PENDIDIKAN.

    mudah2an kita punya waktu dan kesempatan utk bertemu, pak estu. matur nuwun.

  51. Mr. IDNAW, S.Pd

    Asaalaamu’alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.
    Ijinkan aku mengenal pak Sawali.Aku P.Wandi alias Mr. IdnAw pak Sawali, mohon dikirimi petunjuk atawa cara-cara yang praktis dan mudah untuk membuat blog, terutama membuat untuk membuat link-maaf aku pemula- nyuwun gangsalatus lho pak. Aku guru Matematika di SMP N 3 Singorojo Kendal didaerah pegunungan-kalawo dari 2 Pegandon ke selatan lewat jatirejo lurus nyampe di Singorojo, tapi rumahku di Weleri. Aku masuk guru pemandu MGMP matematika Kendal gemar menulis, ketika di LPMP nama bapak sering disebut2 oleh Mas Abimanyu bahwa blog bapak bagus sudah ramai sekali. Aku juga sudah punya tetapi masih sepi karena belum keren : http://wandisukoharjo.wordpress.com. Makacih atas kenalannya pak, jawabannya saya tunggu di wandi_krebet@yahoo.com. Aku sering membaca tulisan bapak di majalahnya Dikpora Kendal dan sering dengar bahwa bapak guru berbakat juara nasional dalam bidang calis.
    Wasaalaamu’alaikum warohmatulloohi wabarokaatuh.

    wah, jadi malu nih, pak wandi. saya juga baru belajar ngeblog, pak. mudah2an kita bisa terus berbagi dan bersilaturahmi ….

  52. pak wali, kok yang ngomen sepi setelah aku, pada takut sama aku pa? atawao sama pak wali… hehheheh…

  53. Wleh-weleh, setiap baca tulisan ini bingung aku. Kok iso2ne punya tulisan segini luas, seluas lautan alias segoro kidul. He3. Bagimana ya, biar bisa ketluaran atau kena virus ini? He3. Selmat deh. Berkarya terus ya biar semakin sukses. He3 aku cukup jadi penonton deh. Lha wong mau berguru belum berkesempatan. Kapan2 tolong kirim tulisan ke blog ku ya. Makasih

  54. He3 ternyata yag ngiri bukan saya doank to. Tolong bagi-bagi ilmunya ya. Bener lho, saya ingin bisa lho

  55. giatman, s. pd

    berjuanglah terus guruku, kembangkan selalu inspirasimu, serta bagi-bagilah ilmu mu semoga menjadi guru yang selalu digugu dan ditiru

  56. Drs. M. Hasbi

    asyik jg ya kalo bisa ngeblog, saya pengin belajar jadinya.

  57. mas abdi

    jadi guru kalo dikerjakan dengan ketulusan hati dan niat karena Allah…Insya Allah dirindukan oleh surga…

    sebagai guru jadilah contoh..jangan hanya bisa memberi contoh..

  58. herujito

    ide bagus, bliliat, kapan hayo direalisasikan Pak Sawali, salam dari teman2 Kab. Magelang!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *