Blog, bahasa, dan nasionalisme, adakah korelasinya? Ya, ya, ya, secara langsung bisa jadi tidak ada memang. Untuk menjadi seorang bloger tak harus merasa sok nasionalis. Atau sebaliknya, seorang nasionalis, tak harus menjadi seorang bloger. Dengan kata lain, ada banyak cara yang bisa digunakan untuk membangun sikap nasionalis. Apalagi, batasan tentang nasionalisme itu sendiri cukup banyak ragamnya.
Rupert Emerson, misalnya, mendefinisikan nasionalisme sebagai komunitas orang-orang yang merasa bahwa mereka bersatu atas dasar elemen-elemen penting yang mendalam dari warisan bersama dan bahwa mereka memiliki takdir bersama menuju masa depan. Dalam gerakan kemerdekaan di Indonesia melawan kolonialime, para pemimpin gerakan kemerdekaan seperti Soekarno memaknai nasionalisme dengan mengacu pada Ernest Renan. Menurut Renan, nasionalisme adalah kesatuan solidaritas yang besar, tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah dibuat di masa lampau untuk membangun masa depan bersama. Hal ini menuntut kesepakatan dan keinginan yang dikemukakan dengan nyata untuk terus hidup bersama.
Sementara itu, menurut Wikipedia, nasionalisme dianggap sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Meski batasan nasionalisme banyak ragamnya, satu hal yang tak bisa dilepaskan kaitannya dalam entitas tentang nasionalisme adalah semangat kebersamaan dalam sebuah paguyuban komunal yang memiliki harapan dan keinginan untuk membangun hidup bersama secara kolektif dalam ikatan senasib dan sepenanggungan.
Nah, lantas, memang benar tidak adakah korelasi antara blog, bahasa, dan nasionalisme ketika blog secara personal hadir dengan berbagai kepentingan ekspresinya? Tunggu dulu! Untuk menjawab pertanyaan ini, agaknya kita perlu mengaitkan nilai-nilai nasionalisme ini dengan konteks kekinian.
Entah, saya tak tahu persis, sejak kapan blog hadir di dunia maya. Siapa penemunya dan bagaimana latar belakang sejarahnya, saya juga tak tahu persis. Yang jelas, saya mengenal dan memanfaatkan blog sebagai media virtual untuk mengekspresikan geliat perasaan dan pemikiran-pemikiran naif saya tentang dunia mikrokosmos yang saya akrabi sekadar untuk membangun semangat berbagi dan bersilaturahmi. Tentu saja, untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran-pemikiran naif itu saya membutuhkan bahasa yang saya yakini sanggup mewakili dunia batin saya yang kerap kali gelisah ketika menyaksikan berbagai fenomena hidup dan kehidupan yang sarat anomali dan pembusukan.
Dalam konteks demikian, bahasa bisa menjadi media ekspresi yang memiliki daya ledak dahsyat dalam sebuah komunitas maya. Ia (bahasa) bisa digunakan untuk menaburkan benih-benih kebencian, bahkan fitnah, tetapi sekaligus juga bisa dioptimalkan untuk membangun sikap empati, solidaritas, dan kebersamaan.
Lantas, kepentingan ekspresi macam apa yang dikehendaki oleh sang bloger? Tentu saja akan sangat ditentukan oleh fatsun dan kearifan sang bloger dalam memanfaatkan blognya.
Sebagai bagian dari budaya, bahasa akan terus berkembang sesuai dengan dinamika masyarakat penggunanya. Ketika blog hadir ke tengah-tengah publik dan diminati banyak kalangan sebagai media berekspresi, tentu saja bahasa dalam blog juga akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dinamika dan perkembangan bahasa secara keseluruhan. Ini artinya, bloger bisa menjadi bagian dari masyarakat pemakai bahasa yang memiliki andil besar dalam menciptakan bahasa. Melalui gaya ucap dan diksi yang digunakan, para bloger bisa memberikan sumbangsih yang cukup berarti dalam perkembangan bahasa. Fenomena ini perlu dilirik oleh para pemerhati dan pengamat bahasa agar mulai merambah bahasa blog sebagai kajian-kajian ilmiahnya. Siapa tahu, inovasi-inovasi kebahasaan yang dilakukan oleh para bloger dalam blog justru yang sesuai dengan konteks kekinian dan masa-masa mendatang.
Kalau pemikiran naif saya tentang bahasa bloger itu benar, bisa jadi bloger dengan sendirinya adalah seorang nasionalis tanpa harus berkoar-koar memproklamirkan dirinya sebagai sosok nasionalis. Karena, ketika dia meracik sebuah tulisan, sesungguhnya seorang bloger sedang berupaya untuk membangun sebuah kebersamaan dan sikap komunal di dunia maya agar sanggup menyampaikan pesan-pesan personalnya kepada publik. Selain itu, seorang bloger juga mustahil melakukan korupsi bahasa, meski ia terus bergulat dengan berbagai ragam dan gaya ucapnya. Bahkan, dalam soal pemakaian bahasa, bloger termasuk sosok yang paling dermawan. Sungguh berbeda dengan kaum politisi kita yang gencar berkoar menahbiskan dirinya sebagai nasionalis tulen, tetapi justru perilaku korupnya tak bisa dibendung. Nah, bagaimana? ***
Bener Pak….
“bloger dengan sendirinya adalah seorang nasionalis tanpa harus berkoar-koar memproklamirkan dirinya sebagai sosok nasionalis”
Semua jika ingin berperang membela negara tidak perlu lewat publikasi atau koar-koar kepada masyarakat luas bahwa dia telah membela NEGARA. Kita butuh contoh dan langkah konkrit, bukan Omong Kosong….
HIDUP BLOGGER….
Baca juga tulisan terbaru LuXsmaN berjudul Dicari Penyanyi CILIK
@LuXsmaN,
hehehe … utk menunjukkan sikap nasionalis, bloger kan juga berekspresi lewat postingan toh, mas luqman, hehe … ndak harus berkoar2 di atas mimbar, hehe ….
Saya cuma berharap dengan ngeblog bisa lebih lancar berbahasa, dan dengan lancarnya berbahasa, komunikasi akan semakin baik terjalin minimal untuk kita-kita yang masih mengakui dan berkeinginan untuk mempertahankan negeri ini. catatan : komunikasi baik bukan untuk mengibuli rakyat !!!
Baca juga tulisan terbaru ubadbmarko berjudul ULASAN POLITIK ORANG PINGGIRAN
@ubadbmarko,
ah, sebuah pandangan yang mencerahkan itu, pak marko. saya sepakat bante dengan pendapat bapak.
ekspresi jiwa sangat terasa lewat hadirnya blog, tapi yang jadi permasalah penggunaan bahasa yang kadang terlalu gaul bisa berakibat buruh bagi penggunaan bahasa Indonesia kedepannya.
penggunaan EYD mulai tersingkirkan bahkan mungkin belum/tidak paham EYD karena terlalu menganggap bebas berekspresi melalui blog. Kalau memang perkembangan bahasa lewat blog menciptakan bahasa baru, apa EYD harus dirombak lagi mengikuti perkembangan bahasa?
Baca juga tulisan terbaru IHSAN berjudul Saya Tidak Mencontreng (Golput) Di Pemilu Legislatif Ini
@IHSAN,
idealnya eyd atau kaidah kebahasaan jangan sampai menjadi penghambat dalam berekspresi sevcara tertulis, mas luqman, karena tujuan penggunaan tanda baca kan EyD, termasuk tanda baca, misalnya, kan utk memudahkan pembaca dalam memahami makna postingan. ttg. pembaharuan EYD, saya juga belum tahu juga nih, mas, perlu ada perombakan apa tidak. persoalan kaidah kan menjadi wewenang sepenuhnya para pakar bahasa.
dalem, pak! bloger dan nasionalisme.
apa pun semangat yang diusung oleh seorang bloger adalah jauh dari hak kita untuk menilai. namun saya setuju bahwa ada geliat kebersamaan dan sikap komunal dalam diri seorang bloger saat menyusun tulisannya. sederhananya karena ia tahu bahwa karyanya dibaca dan mestinya dimengerti oleh komunitas pembacanya.
dan saya akuri bahwa mengamati perkembangan bahasa dalam dunia blog memang sangat mengasyikkan.
Baca juga tulisan terbaru marshmallow berjudul Kampung Blagu dan Pak Ogah
@marshmallow,
itulah keunikan bahas ablog, mbak yulfi. dengan berbagai gaya ucap dan ragam muatan isinya, sahabat2 bloger justru bisa berdialog dalam suasana yang dialogis dan interaktif. bukankah ini juga termasuk bagian dari nasionalisme juga, hehe ….
semoga saya bisa jadi blooger nasionalis pak he..he..
blogger juga rakyat biasa juga pak, perlu meneriakkan suaranya, hanya saja seperti apa yang bapak katakan, yaitu tak perlu koar-koar dijalan, tapi culup menulis apapun yang terjadi sesuai dengan fakta.
cita-cita saya pingin menjadi blogger yang baik dan tidak sombong ajah he..he.. 😉
Baca juga tulisan terbaru arifudin berjudul Nge-Joomla VS nge-Jombloo
@arifudin,
dan itu kan sudah mas arif wujudkan, toh, hehe … semoga tetep bisa istiqomah, mas arif, hehe ….
pak.. gimana kalo buat kampanye penggunaan EYD dengan gaya komunikasi yang juga mudah diterima sehingga perkembangan bahasa pun bisa dalam aras yang sesuai.. 🙂
Baca juga tulisan terbaru republik kreatif berjudul Kupas Tuntas Facebook a la Sunday Sonten
@republik kreatif,
ah, ide yang bagus banget tuh, mas yain. biasanya pembaca juga agakjenuh membaca postingan dg menggunakan bahasa yang terlalu baku. EYD saya kira kok bisa juga dikampanyekan leat penggunaan bahasa yang ngepop tanpa harus bertabrakan dg kaidah.
saya lagi belajar berbenah diri di blog baru, pak
Baca juga tulisan terbaru abee berjudul Peluang Bisnis Les Privat dan bimbingan belajar
@abee,
gimana, mas abee, sudah beres kan blognya?
iya, pak, saya lagi berusaha membenahi blog saya, terutama masalah content dan bahasa…hihihihihi jadi maluku di ambon
Baca juga tulisan terbaru abee berjudul Peluang Bisnis Les Privat dan bimbingan belajar
@abee,
hehe … mudah2an saja pembenahannya segera klar, mas. ikuti saja kata hati, mas abee. mau mosting apa dg media bahasa yang bagaimana, agaknya suara hati akan berkata lebih jujur.
Blogger Nasionalis mungkin tercipta dengan sendirinya ya Pak…mereka banyak bercerita tentang Pemilu tentang daerahnya dan tentang betapa ingin indonesia Maju…
sedang belajar menulis dengan baik nih pak
Baca juga tulisan terbaru Ria berjudul Kota Duri (Part 2)
@Ria,
iya, bener banget tuh, mbak ria. memang ada juga sih bloger yang menggunakan blognya utk hal2 yang ndak bener seperti yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu.
blogger belum tentu nasionalis pak, jadi nasionalis tidak bisa menjadikan blogger sebagai acuan
Baca juga tulisan terbaru Pencerah berjudul Pemilu Paling Bersejarah
@Pencerah,
iya, betul juga tuh, mas pencerah, kan ada juga bloger yang memanfaatkan blog utk kepentingan mencari sensasi dan popularitas semata.
Bener banget pak politisi dengan blogger itu beda banget. hehe..
Baca juga tulisan terbaru Taktiku berjudul Download Game dan Aplikasi Gratis untuk iPhone
@Taktiku,
hehe … jelas beda, mbak, hehe …. karena berada dalam wilayah dan ranah yang berbeda.
setuju banget nih sama pak sawali. apa pun yang kita tulis, kita pasti berusaha nenperbaiki bahasa seiring waktu. 🙂
Baca juga tulisan terbaru sibaho berjudul Kuliner Sehat Politikus
@sibaho,
iya, idealnya memang seperti itu, mas sibaho. perubahan apa pun kan ndak bisa dilakukanb secara drastis dan frontal.
yang penting isinya, nambah cinta ato ndak sama bangsa sendiri, sekarang bahasa blog kan macem-macem
Baca juga tulisan terbaru masjaliteng berjudul Award dari Rismaka
@masjaliteng,
iya, bener juga tuh, mas. namun, isi yang bagus, akan lebih bagus jika dikemas dg bahasa yang komunikatif dan enak dibaca, haks. kok jadi sok tahu saya.
Iya nih, ide bagus untuk melestarikan bahasa Indonesia.
@LivingChair dot COM,
walah, hanya kebetulan saja kok pingin mosting ttg topik ini, mas, hehe …
Makanya saya senang menjadi blogger
Dengan blog, sedikit banyak mampu menuangkan aspirasi kebangsaan saya 🙂
Baca juga tulisan terbaru achoey berjudul Begadang, Karena Aku Sayang
@achoey,
bagus banget itu, mas achoey. semoga makin teruji semngat nasionalisme kita lewat blog.
benar mas, tapi harapannya sih para blogger bisa menjadi nasionalis gitu..hihihii
@okta sihotang,
hehehe … bener juga, mas okta. kalau niat dari awal memang bagus, predikat bloger nasionalis akan terwujud dg sendirinya, kok.
Saat menuliskan pikiran tentang persoalan-persoalan yang berkembang di masyarakat melalui blog, saya sebenarnya ingin mewujudkan rasa cinta kepada negeri ini. Saya tak ingin, negeri ini kian terpuruk.
Baca juga tulisan terbaru racheedus berjudul Kertas Suara Masuk Guinness World Records
@racheedus,
wah, bagus banget keinginan mas rache itu. bisa jdi inilah salah satu aksi yang bisa dilakukan bloger utk kepentingan bangsa dan negerinya.
ndak semua blogger nasionalis pak, ada kok yang suka posting membangga2kan negara lain dan menjelek2kan negara sendiri
😈
Baca juga tulisan terbaru DETEKSI berjudul Serangan Fajar Jelang Pemungutan Suara
@DETEKSI,
iya, bener juga itu, mas det. tapi, saya kira jumlahnya kok sangat kecil, hehe …
Aku sih malah risih bila disebut “nasionalis”. Aku lebih suka disebut “internasionalis”. Aku khawatir pengembangan nasionalisme malah membuat bangsa kita menjadi terlalu fanatik dalam berbangsa, sampai-sampai yakin bahwa bangsa kita selalu benar sedangkan bangsa lain selalu salah.
Baca juga tulisan terbaru M Shodiq Mustika berjudul Dalam bercerita, perlukah kita menggurui?
@M Shodiq Mustika,
walah, naionalis sangat beda dg chauvinistis, pak shodiq, hehehe … nasionalis kan tdk lantas berarti terhadap hal2 yang berbau global dan modial, toh.
Hm..blog bagi saya tadinya cuma sebagai sarana berbagi hati untuk diri sendiri. Tapi waktu terus brjalan..ada persahabatan yg terjalin..ada ilmu yg didapat..ada tulusnya per’teman’an…dan trnyata,blog bs membuat hari2 saya lbh berarti,dan menambah satu warna pelangi menjadi lbh sempurna 🙂
@DIAJENG,
iya, kalau saya menggunakan blog sbg media utk membangu semangat berbagi dan menjalin silaturahmi, diajeng, hehe …
Pak Sawali,
Seseorang blogger nasionalis atau tidak memang tidak bisa dinilai dari isi blognya saja. Paling tidak blog memang bisa jadi aspirasi pemikiran mengenai kebangsaan.
Saya sendiri belum bisa mengatakan saya nasionalis, tapi saya cinta Indonesia, dan berusaha memberikan informasi ttg negara Jepang, siapa tahu ada yang bisa kita tiru untuk memajukan negara kita. Dan sudah sejak awal, saya menetapkan diri untuk menulis blog dalam bahasa saya… Bahasa Indonesia, bukan bahasa Jepang atau Inggris. Karena saya ingin mencerdaskan bangsa saya, bukan bangsa Jepang atau lainnya. Semoga saya bisa menjalankan komitment saya sendiri.
imelda
Baca juga tulisan terbaru Ikkyu_san berjudul 13 Tahun
@Ikkyu_san,
iya, bener banget, bu imelda. seorang nasionalis kan tdk harus memprokalmirkan dirinya. meski tdk bisa menjadi ukuran, content blog agaknya bisa menjadi salah satu indikator sikap nasionalis itu, bu.
Pak Sawali, saya sepikir dengan Anda.
Bagi saya blog dan blogger adalah entitas di internet yang luar biasa. Blog dan
Blogger seperti mutiara di dunia cyber yang untuk beberapa kalangan masih
dianggp sbagai dunia yang “alternatif”, “kelas atas”, dan “hura-hura” ini…
Kenapa saya ndak komentar soal nasionalisme nya, krn menurut saya ada lho blogger
Yg meski berbahasa Indonesia tp malah njelek2kan Indonesia dan ada pula blogger berbahasa
Non-Indonesia yg malah begitu mencintai tanah airnya…
@DV,
iya, memang benar, mas donny, blog memang bisa dimanfaatkan utk kepentingan apa saja. hal itu sangat ditentukan oleh fatsun dan kearifan adminnya. mau dijadikan apa blognya, akan sangat dipenaruhi oleh sikap dan keyakinan sang pemilik.
assalamu alaikum…
saya meragukan nasionalisme masih menjadi landasan orang untuk berbagi di blogsphere, ada sesuatu yang lebih besar dari itu pak. Keinginan untuk berbagi kebaikan di luar batas-batas identitas negara, wilayah, suku,dan agama yang menjadikan kita ada dan berbagi di blogsphere. saya yakin sahabat2 blogger yang lain merasakan yang sama.
So, nasionalisme? semakin lama, saya semakin tidak bisa mendefinisikannya dalam konteks negara Indonesia pak Sawali (maaf)… 😉
Baca juga tulisan terbaru sulfikar berjudul Pribadi seperti apakah Anda?
@sulfikar,
wa’alaikum salam, mas fikar. yaps, saya sepakat banget tuh, mas. blog bisa menjadi media virtual yang tepat utk membangun semangat berbagi dan bersilaturahmi. suasana egaliternya sangat begitu terasa. wah, ttg batasan nasionalisme,ternyata makin rumit saja, ya, mas, hehe ….
nasionalisme adalah sebuah sikap dalam rangka karena kecintaannya terhadap sesuatu.
Baca juga tulisan terbaru ciwir berjudul Pendekar Tidar
@ciwir,
terhadap sesuatu, mas santri? hmmm…. sesuatu itu apa yak?
wah yang ini malah jadi bahan renungan nih……
Edhie Baskoro Yudhoyono Muda Cerdas Jujur Peduli Rakyat
Baca juga tulisan terbaru Edhie Baskoro Yudhoyono Muda Cerdas Jujur Peduli Rakyat berjudul Edhie Baskoro Yudhoyono Muda Cerdas Jujur Peduli Rakyat Pimpin Dep.Kaderisasi
@Edhie Baskoro Yudhoyono Muda Cerdas Jujur Peduli Rakyat,
hehe … langsung mluncur ke TKP!
artikel yang menarik pak sawali…
saya telah belajar bahasa secara formal setidaknya selama 12 tahun. Namun sampai sekarang saya masih terus bergumul untuk menjadi penulis yang menggunakan bahasa yang baik dan benar. Ini adalah sebuah tantangan, apalagi bagi generasi muda sekarang yang tergerus oleh bahasa-bahasa asing dan gaul melalui media elektronik. Saya setuju dengan bapak, bahwa dengan belajar menulis di blog, nasionalisme pun iktu terangkat… maju terus bahasa indonesia!
silahkan berkunjung ke http://catatan-guru.blogspot.com
Baca juga tulisan terbaru pak guru berjudul The Origin of Formal School
@pak guru,
wah, terima kasih apresiasinya, mas. idealnya kebiasaan menulis sbg aktivitas berekspresi memang perlu dibudayakan sejak dini, apalagi kalau sudah terbiasa menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. konon, sih, keruntutan berpikir juga sangat ditentukan berdasarkan penggunaan bahasanya.
yang pasti saya terus berusaha agar menulis blog dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar… 🙄
apa kabar om? kangen nih lama gak ke sini… 😀
@cK,
baguslah itu, mbak chika, hehe … salut deh buat mbak chika.
mendingan jadi blogger yang nasionalis daripada jadi politisi pak..
ga perlu stress klo lagi pemilu.. hehe
Baca juga tulisan terbaru emfajar berjudul Penipuan Aneh
@emfajar,
hehehe … bener juga tuh, mas fajar. makin repot kalau habis pemilu mereka kelabakan cari cara mikir hutang yang menumpuk, kekeke …
Saya cinta Bahasa Indonesia 😛
Baca juga tulisan terbaru Inov berjudul Theme Baru (yblues)
@Inov,
wah, bagus dong, mas inov. sbg anak bangsa *halah bahasa apa ini* idealnya memiliki sikap seperti ini, hehe ….
saya setuju dengan pendapat mas sawali, namun terkadang masih ada mas blogger yang dengan sengaja mencoba mengadu domba satu dengan yang lain, meskipun hal tersebut hanya segelintir orang.
Baca juga tulisan terbaru harianku berjudul Kebutuhan ASI pada bayi
@harianku,
iya, mbak, namanya juga bloger, mbak, mereka punya kebebasan utk menjadikan blognya mau dijadikan apa. blog “hitam” atau “putih”? hehe ….
wah iya niy pak, saya setuju dengan Uni Mallow, tulisan bapak DALAM sekali maknanya…tinggal sekarang bagaimana para bloger kita yang se abrek ini membangun komunitas yang kuat untuk indonesia…
Baca juga tulisan terbaru imoe berjudul …hewan-hewan di rumah saya…
@imoe,
hehehe …. asalkan sering2 berdialog dan berdiskusi leat blog, saya kira hal itu akan bisa terujud, mas imoe.
Setuju mas Sawaly…
Hidup blogger…
Hidup Indonesia…
==Biasanya yang paling lantang meneriakkan Nasionalisme adl yang paling kencang korupsinya==
Baca juga tulisan terbaru tengkuputeh berjudul KEPADA CINTA YANG BERUMUR SEMINGGU
@tengkuputeh,
ya, yel2nya bisa tambah bikin tambah semangat ngeblog, mas tengku, hehe … btw, lantang berteriak mungkin dimaksudkan utk menutupi kebusukan dan kelicikannya, mas, haks/
Setuju pak sawali, blogger menurut saya adalah media untuk sosialisasi, biar orang ga terikat dengan orang yang itu2 aja.
Dan yang paling penting, blog buat obat saya biar ga lupa pak sawali.. hehehehehe
Baca juga tulisan terbaru Danta berjudul 5 WordPress Theme Generator
@Danta,
hiks, pernyataan mas danta yang terakhir bikin saya ge-er, mas, sampai lonjak2 kegirangan, akakaka ….
setahu saya, sebagian besar blogger penganut paham Nasakom
Nasionalis, Agamais, dan Komunikatif….. he..he..
@zenteguh,
alah, akronimnya sempat bikin saya terkejut, mas teguh, keke …….
Bila kita bandingkan antara bloger nasionalis dengan politikus nasionalis rasanya prosentasinya lebih besar bloggernya kok pak karena blogger terkadang dalam menulis dan berprilaku tidak berdasarkan keinginan untuk meraih sesuatu sebagaimana yang dilakukan para politikus
Baca juga tulisan terbaru achmad sholeh berjudul Indonesia Terbaik Di Asia
@achmad sholeh,
hehehe … iya, bener banget, tuh, pak. orientasi antara bloger dan politisi pun sudah amat jauh perbedaannya.
kalu menurut aku, tingkat nasionalisme seorang blogger sebenarnya dapat diliat dari postingannya… walau memang rada sulit…hehe
Baca juga tulisan terbaru indon berjudul Tiga Alasan Kenapa Demokrat Menang
@indon,
bener juga tuh, mas indon. tapi agaknya blog hanya menjadi salah satu indikator utk menentukan apakah seseorang itu nasionalis atau tidak.
Agar nasionalismenya Pak Sawali TAK diragukan lagi, maka profilnya tak muat di http://ispi.or.id dan http://ispi-banyumas.blogspot.com
(sumber; dagdigdug)tak sengaja kebuka.
@Deni,
walah, sempat2nya pak deni melakukan hal itu, hehehe … matur nuwun, pak.
sebenarnya ukuran nasionalisme itu apa? apakah jika ngeblog dengan bahasa indonesia otomatis dia nasionalis?
aku yakin banyak blogger indonesia yg ngeblog tanpa memikirkan apakah postingannya mengandung unsur nasionalisme ato gak…
posting ini bagus sekali karena berani membicarakan topik yg gak terpikir blogger lain…
salut n salam kenal…
Baca juga tulisan terbaru roitsoft berjudul Cari Uang di Internet, Waspadalah, Waspadalah
@roitsoft,
saya kira npendapat mas roit ndak salah kok. belum bisa jadi jaminan kalau blog berbahasa indonesia dg sendirinya nasionalis. meski demikian, setidaknya dg mengggunakan bahasa indonesia secara baik dan benar, secara tdk langsung sesungguhnya sang bloger sudah menunjukkan kecintaan dan kebanggaannya terhadap bhs nasionalnya.
Tiap blogger punya tanggung jawab sosial terhadap apa yang di tuangkan dalam goresan tintanya.. semoga goresan tinta itu mampu memupuk nasionalisme para blogger indonesia
@ceznez,
amiiin, mudah2an memang demikian, mas ceznez.
Entahlah, mungkinkah perlu adanya redefinisi tentang arti nasionalisme di era globalisasi? Apakah seorang nasionalis harus berdiri di garda depan medan perang dan bercerita: aku cinta Indonesia? Barangkali nasionalisme seperti sebuah cinta, sesuatu yang tidak teramat sederhana…
Baca juga tulisan terbaru joe berjudul God Bless, Bernyanyi Hingga Tak Muda Lagi
@joe,
wah, agaknya memang batasan nasionalisme memang perlu terus diredifinisi dan reaktualisasikan, mas joe.
apalagi negeri kita sudah jauh meninggalkan kolonialisme.
Terkadang, ketika kegamangan muncul, dan keraguan akan tipisnya pembatas antara fitnah dan antisipasi (terlebih dikaitkan dg nasionalisme)sangat dirasakan, sikap harus ditentukan…jari diangkat, lalu ditimpakan dengan mantap di atas rangkain tuts hitam ini, Pak.. Selanjutnya masalah justifikasi sampai dengan dampak yang diperhitungkan (yang mungkin bakal dirasakan setelah sekian waktu berselang), bahkan mungkin tidak dapat dirasakan langsung, hanyalah soal waktu yang dapat menunjukkan siapa yang dapat tertawa belakangan.
*ikingomongopotoiki*
Tulisan yang menarik, Pak. Cenderung merangsang, malah… 😛
Baca juga tulisan terbaru dhoni berjudul Esti Rahayu, A Long Lost Friend, The English Teacher of Mine from The Embassy of Republic of Indonesia in US
@dhoni,
wah, berkaitan dg blog, agaknya content tetep menjadi bagian yang substansial. meski demikian, penggunaan gaya ucap sbg media kepentingan berekspresi juga tak bisa diabaikan.
no comment dulu deh, karena saya juga sedang berusaha menjadi bloGer yang nasionalis dan cermat berbahasa.
btw, saya tersentil dengan penulisan pak Sawali “bloGer” dengan satu G, padahal selama ini saya nyamannya menulis dobel G “bloGGer”. padahal, kalau dipikir2, setelah diserap dalam bahasa Indonesia, kan memang seharusnya bloGer, satu G. begitu kan Pak? 🙂
Baca juga tulisan terbaru denologis berjudul Putra Presiden difitnah?
@denologis,
hehehe … kalau berdasarkan pedoman pembentukan istilah, bahasa indonesia tidak mengenal akhiran asing “ger”, mas deno. menurut saya yang benar ya “bloger”, dari bentuk dasar blog mendapatkan akhiran -er, hingga menjadi “bloger”.
Yang jelas banyak sekali info bermanfaat saya dapat dari blog. Pak Onno juga pernah bilang kalo kita banyak ngeblog berarti kita ikut menekan jalur pertumbuhan situs-situs porno, kok bisa?! ya bisa… dengan semakin banyak ngeblog kita akan semakin memenuhi jalur internet dengan blog-blog kita, itu akan menghambat situs porno utk lewat jalur internet.
Biasanya yg namanya bloger itu orangnya sedikit narsis, dan sedikit narsis itu baik 😆
@Ardhianto A.N.,
hehehe …. setuju banget tuh dg pernyataan pak onno, pak ardhi. ngeblog juga bisa kok jadi media alternatif dan katharsis utk mengungkapkan berbagai kesenjangan dan kekonyolan hidup, keke ….
nasionalisme??
dimulai dari memakai pc/nb buatan indo
software buatan indo
n jangan lupa…
sepatupun kudu buatan indonesia
doh….ngawur maning….
Baca juga tulisan terbaru Nyante Aza Lae berjudul Sugesti dan Kultus
@Nyante Aza Lae,
hehe … pakai produk dalam negeri kan juga perwujudan sikap nasionalisme juga toh, mas kurnia.
Dengan ngeblog saya berbagi
Semoga terpatri di sana wujud cinta negeri 🙂
Salam dahsyat
http://sangsahaja.blogdetik.com
salam dahsyat juga mas achoey.
Keren nih….free email account (disini)
keren nih….. top free email
Wow, incredible blog layout! How long have you been blogging for? you make blogging look easy. The overall look of your web site is excellent, let alone the content! wholesale jewelry clasps
Bloger, Nasionalisme, dan Dinamika Kebahasaan,…
yang menarik.:)
Terima kasih atas info sangat bermanfaat