Menjelang Pileg (Pemilu Legislatif) 9 April 2009, suasana persaingan antarcaleg dipastikan akan semakin seru. Para calon wakil rakyat akan berupaya dengan berbagai cara untuk menarik simpati rakyat. Salah satu cara klasik yang sering mereka tempuh adalah politik uang. Tak sedikit mereka yang sangat berambisi untuk meraih kursi menggunakan cara-cara naif semacam itu. Maklum, kursi wakil rakyat memang menggiurkan.
Konon, tak hanya gaji bulanan dan fasilitas serba wah yang bisa mereka dapatkan, tetapi juga berbagai tunjangan yang bisa untuk hidup berlebihan. Bahkan, bagi wakil rakyat yang tak tahan godaan, mereka tak segan-segan berkongkalingkong untuk menambah pundi-pundi kekayaan melalui jalan korupsi. Tertangkapnya beberapa wakil rakyat yang diduga menilap uang negara mengindikasikan hal itu. Demikian memesonanya daya pikat kursi wakil rakyat dengan segenap gelimang kemewahannya, sampai-sampai mereka tega mengingkari suara rakyat yang telah memilihnya.
Konon, kekuasaan dan korupsi ibarat dua sisi dalam satu keping mata uang logam. Kekuasaan itu cenderung korup, demikian kata Lord Acton. Suara profetik yang pernah dilontarkan oleh Lord Acton yang memperingatkan agar penguasa –meminjam istilah J. Kristiadi– yang berkubang dalam kenikmatan kekuasaan harus berhati-hati karena berada dalam genangan godaan melakukan korupsi yang mempunyai daya rusak amat dahsyat, seolah-olah telah berubah jadi –maaf– kentut. Berbau busuk, tapi dengan cepat terlupakan. Konon, suara bijak Lord Acton itu merupakan penggalan surat yang ditujukan kepada Uskup dan sejarawan Inggris, Mandell Creighton (1843-1901) ketika terjadi krisis Gereja Katolik tahun 1870. Intinya, Acton tidak setuju dengan hukum gereja yang memberikan privilese kepada Paus (Pius IX) yang tidak dapat bersalah dalam menentukan doktrin dan ajaran Gereja Katolik. Meski berada dalam konteks yang berbeda, ungkapan Lord Acton idealnya menjadi ”warning” buat para wakil rakyat agar tak sewenang-wenang dalam memainkan kekuasaan yang berada dalam genggaman tangannya.
Mengingat daya rusak korupsi yang demikian dashyat dalam kehidupan berbagsa dan bernegara, maka kita perlu waspada terhadap ulah caleg menjelang Pemilu. Kalau mereka bagi-bagi uang, kita terima saja, tetapi jangan contreng namanya. Tindakan ini justru sebagai salah satu upaya menyelamatkan bangsa dari perilaku korup yang kemungkinan akan berlangsung dalam lingkaran dan singgasana wakil rakyat. Kejamkah kita? Saya kira tidak! Itu konsekuensi dan sekaligus sebagai sanksi moral dan sosial terhadap caleg yang suka mengumbar ambisi berlebihan hingga terpaksa jadi dermawan dadakan tanpa diimbangi track-record dan integritas kepribadian yang bagus. Kalau pada akhirnya tak terpilih, itu risiko politik yang harus mereka tanggung.
Untuk membedah fenomena ini, kita tak perlu memakai teori politik yang muluk-muluk. Logika masyarakat awam seperti saya agaknya sudah bisa digunakan untuk menebak ke arah mana bandul politik para caleg kita yang mau susah-susah menggelontorkan sejumlah uang untuk mendulang suara rakyat itu hendak diarahkan. Apalagi, kalau bukan untuk menggapai singgasana kekuasaan sebagai wakil rakyat yang menjanjikan kemewahan berlebihan itu. Ibarat dagang sapi, mereka berharap modal yang telah dikeluarkan segera kembali. Kalau bisa meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Peluang korupsi semacam itu jelas makin terbuka lebar ketika mereka banar-benar jadi wakil rakyat.
Rasanya sungguh mustahil di negeri ini muncul dermawan dadakan menjelang Pemilu kalau sasarannya bukan untuk menuntaskan ambisi politik meraih kursi wakil rakyat. Logika kita jelas masih mempertanyakan itikad baik para caleg yang mau bagi-bagi dhuwit itu. Kenapa empati mereka tidak ditunjukkan kepada para korban ketika negeri ini dirundung bencana? Kenapa selama ini mereka tutup mata dan tega membiarkan anak-anak jalanan terlunta-lunta dipanggang terik matahari?
Tanpa bermaksud berprasangka buruk, sungguh celaka kalau kita salah memilih caleg bergaya Machiavelli dan hedonis semacam itu. Dari sekian caleg, pasti masih ada caleg berhati lurus, bersih, dan jujur yang semata-mata hendak memperjuangkan rakyat yang diwakilinya, bukan memburu kenikmatan ”semu” yang sungguh-sungguh bertentangan secara diametral dengan keinginan rakyat banyak.
Sekadar informasi, berikut ini saya kutipkan tahapan Pemilu yang dimuat di Kompas (10 Maret 2009)
- 12 Juli 2008-5 April 2009: Pelaksanaan kampanye (rapat tertutup)
- 16 Maret-5 April 2009: Pelaksanaan kampanye (rapat umum/terbuka)
- 6-8 April 2009: Masa tenang
- 9 April 2009: Pemungutan suara
- 19 April 2009: Penetapan hasil Pemilu anggota DPRD kabupaten/kota
- 24 April 2009: Penetapan hasil pemilu anggota DPRD provinsi
- 9 Mei 2009: Penetapan hasil pemilu anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPR kabupaten/kota secara nasional
- 15-17 Mei 2009 Penetapan perolehan kursi untuk parpol peserta Pemilu DPRD kabupaten/kota
- 17-18 Mei 2009: Penetapan perolehan kursi untuk DPRD provinsi, penetapan dan pengumuman calon terpilih DPRD kabupaten/kota
- 19-20 Mei 2009: Penetapan perolehan kursi DPR dan DPD, penetapan dan pengumuman calon terpilih DPRD provinsi
- 21-24 Mei 2009: Penetapan dan pengumuman calon terpilih DPR dan DPD.
Nah, selamat menyambut pesta demokrasi! ***
Duit yg mereka bagi-bagi itu ndak seberapa dengan apa yg mereka dapatkan nantinya.
Huh!
Mereka ndak ikhlas…
😐
Lebih baik ndak usah ambil duitnya juga, Pak..
Baca juga tulisan terbaru HeLL-dA berjudul Budaya Instan Lulus Ujian Nasional
@HeLL-dA,
wah, bener juga mbak helda, hehehe …
tapi kadang2 ada juga yang memaksa, tuh, hiks.
😆 hahaa… saya juga pak..terima baju dan uangnya kayak postinganku
Baca juga tulisan terbaru Diary Pink berjudul Managing You Email Marketing With iContact
@Diary Pink,
walah, ternyata malah makin jor2an, hiks.
Sepakat pak guru, terima uangnya jangan pilih orangnya.
Kalaupun kita nanti mau ikut milih, pilih aja caleg nomor bawah
Baca juga tulisan terbaru Pencerah berjudul Masuk Angin
@Pencerah,
wew… memangnya siapa yang jadicaleg nomor bawah, mas pencerah?
Koq masih ada yang beginian seh di hari gene? Calon yang membagi-bagi duit seharusnya didiskualifikasi saja langsung!
Betul juga terima uangnnya … lalu laporkan untuk dicoret namanya dari daftar calon … biar tahu rasa !!!!
Baca juga tulisan terbaru Juliach berjudul Jangan Bangga dengan Negara Orang Lain
@Juliach,
wah, itu dia, mbak julia, sepertinya itu sdh ada rambu2 dalam uu pemilu, tapi kayaknya ndak mempan utk memengaruhi caleg2 yang ambisius semacam itu, hiks.
Haha. Jaman sekarang ini. Haduw.. Ga bisa comment deh.
Baca juga tulisan terbaru Rian Xavier berjudul Know Your Self!
@Rian Xavier,
iya, mas rian, makin unik asaja nih kelakuakn para caleg.
jangan terima uangnya, nanti ada rasa utang budi. jangan datang ke TPS, nanti malah nyontreng juga. 😈
Baca juga tulisan terbaru SJ berjudul Baliho Caleg Mungkin Perlu Ikon Emosi
@SJ,
walah, ini artinya mas jenang menganjurkan utk gol[put aja, gitu?
pemilu kemarin 50ribuan plus sembako menjadi menu serangan fajar. besok menunya pa ja ya. kalau paketnya 100 lembar seratusan ribu plus hp nokia seri terbaru dicontreng nggak Pak… 🙂
@onabunga,
kekeke … dhuwot dan nokianya diterima ja, mbak. tapi biarkan saja naman tetep ndak tercomtreng, haks, kan ndak ada yang tahu, toh? *halah*
Bener….enak banget tuh…..saya bukan hanya uang tapi sembako juga dapet !!!! he………….3x 😀
Baca juga tulisan terbaru nelson berjudul Catur
@nelson,
walah, malah dapat dobel, dong, mas nelosn, hehehe ….
wah betul sekali pak..ambil duitnya (oppss) maklum buat beli bawangkhan lumayan ..”dasar ibu2″..
coz..kemarin saya sempat dapat ..didalamnya bukan uang ,cuman kerudung (jilbab) plus ada embel2nya salah satu caleg…ya..diambil aja jilbabnya khan bisa buat pengajian..trus calegnya lupa ..:D
Baca juga tulisan terbaru diah berjudul Menang Kontes Cerita Blogger
@diah,
hehehe …. bener juga tuh, mbak diah, anggap saja itu hadiah dari caleg yang dermawan. soal dicontreng apa tdk, kan ndak mungkin pak/bu caleg-nya tahu.
@pencari cara sukses adsense,
iya, bener banget, mas, rakyat kayaknya ndak mau dikibuli lagi, hehehe …
waduh, kok cuma uangnya? kenapa gak sekalian istrinya? 😆
@muji,
duh, apa memang ada toh, mas muji, hiks. kalau memang ada, pasti jagad politik indonesia akan membuat heboh dunia.
CALEG, harusnya Cerdas, Agamais, Legawa, Edan dalam memperjuangkan rakyat, dan Gak main duit…. 😀
@zenteguh,
idealnya begitu, mas teguh. tapi melihat track-reocrd mereka selama ini, agaknya pesimis deh, mas.
pemilu sekarang saya predikis paling kacau dan ruwet .. soalnya cara nyentang segala itu.. apalagi banyak masayarkat kita yang pusing dengan caranya.. belum lagi ulah politikusnya 🙁
salam aja pak dari malang 😀
Baca juga tulisan terbaru hmcahyo berjudul Ibsn: Took Took Soooo : FACEBOOK vs BLOGER menang mana hayooo?!
@hmcahyo,
betul, mas heri. selain model pencotrngan, juga ulah para caleg yang seringkali berlebihan.
betul, soalnya caleg yang bagi-bagi uang di masa kampanye bisa dipastikan kalau dia punya niat yang tidak baik, sehingga nanti pasti dia juga akan mencari uang sebanyak-banyaknya setelah diangkat nanti …
Baca juga tulisan terbaru joe berjudul Novel Anak, Tidak Mudah Bercerita Kepada Anak
@joe,
agaknya seperti itu, mas joe. sulit dipercaya kkalau ada caleg yang bener tulus dan tanpa pamrih dalam menanamkan modal politik selama mereka nyaleg.
saya gak pernah pilihhhhh , sedari dulu 😆
Baca juga tulisan terbaru design kaos sendiri berjudul Kaos Dengan Design Sendiri
@design kaos sendiri,
maksudnya golput, gitu mas dika?
kenapa yaa, lama-lama denger kata “caleg” kok jadi “eneg”. duh kasian mereka-mereka yang sebenarnya bersih. Ngumpet dimana sih? biar saya ngga salah pilih.
Baca juga tulisan terbaru mascayo berjudul Alhamdulillah sudah seminggu saya tidak merokok
@mascayo,
hehehe … bener juga tuh, mascayo. tak hanya baliho politik yang mereka pasang dg gaya narsis di pinggir2 jalan. yang paling merepotkan karakter dan track-recor mereka yang sering ndak klop.
😀 caleg banyak juga yang gak bener, yang bener itu duit nya, samep dia jadi caleg, apalagi nomer jadi, syukur sekarang no jadi gak lagi berlaku 😉
Baca juga tulisan terbaru Pasang Iklan Gratis berjudul sewa/rental mobil di jakarta ( 021-705 265 05 )
@Pasang Iklan Gratis,
iya, mas, meski kita ndak tahu persis berapa perbandingannya, kayaknya caleg “naka” lebih banyak jumlahnya tuh, haks.
Kalau menurut saya, terima saja uangnya, tapi jangan digunakan untuk kepentingan sendiri atau keluarga. Berbahaya! Barangkali uang panas yang tidak membawa berkah. (Maaf, jadi suuzhon).
Lebih baik, uangnya diberikan kepada orang yang lebih memerlukan. Terus, jangan contreng orang dan partainya!
Baca juga tulisan terbaru racheedus berjudul Ustaz Sumar: Korban Kekejaman Politik Masa Lalu
@racheedus,
ide yang bagus juga nih, mas rache, mudah2an uang hasil serangan fajar semacam itu bisa dislaurkan buat mereka yang bener2 membutuhkan.
terima uang nya,, terus golput deh,,,
hehehe,, mantaaaaaap….
@w4onecom,
widih, mantap juga tuh pilihannya, mas, hiks/
Sistem pilih caleg langsung memang mengundang cara-cara seperti ini, Pak Guru!
Yang lebih saya herankan, mereka kok ya sepertinya nggak keabisan uang gitu lho 🙂
Baca juga tulisan terbaru DV berjudul Pertanyaan Terbuka
@DV,
hehehe … kali aja mereka sudah siap betul, mas danooy. uang pun bisa mereka dapatkan dg berbagai cara, haks.
Ambil duitnya, jangan ambil amplopnya. Lho? Lebih-lebih lagi jangan pilih orangnya. Betuul itu
Baca juga tulisan terbaru lovepassword berjudul By Pass Proteksi Executable Lock Down dan Backdoor virus
@lovepassword,
hehehe … iya, kan memang bis juga toh,mas love. bukan amplopnya yang penting, tapiisinya, kekeke …
Ambil saja uangnya, wong dikasih kok 😀
Masalah milih dia atau tidak, hanya kita yg tahu .
Baca juga tulisan terbaru aminhers berjudul selamat hari 3,141592653589 …
@aminhers,
betul, pak amin. pemungutan suaranya kan berada dalam bilik tertutup, hiks.
Ambil UANGNYA, CONTRENG MUKANYA…..!!!!!!
Baca juga tulisan terbaru Rochman berjudul Kopi Darat dan Kebakaran
@Rochman,
walah, itu muka di gambar atau muka yang sesungguhnya, pak jaitoe, hehe ….
rasanya kita harus mulai beranjak sedikit pak: tak terima uangnya, tak coblos orangnya. menerima uang dari caleg juga tak mendidik. menerima uang dari caleg akan mengajari mereka korup.
caleg bukan eksekutif yang bisa membelanjakan anggaran negara atau daerah. caleg adalah legislator. pembuat undang-undang dan pengawas eksekutif.
kalau kita ingin berubah sedikit: jangan memberi garansi apapun untuk membenarkan caleg kelak berbuat korup.
stop terima uang. stop kirim proposal jalan desa atau tempat ibadah. stop mencoblos, eh. keceplosan.
Baca juga tulisan terbaru masmpep berjudul demi buku
@masmpep,
makasih tambahan infoya, masmpep. kalau itu bisa terwujud, sungguh, ini bisa menjadi sebuah perubahan besar dalam etika politik di negeri kita.
ya, kita yang mewujudkannya pak. dimulai dari pak sawali, he-he-he.
Baca juga tulisan terbaru masmpep berjudul ‘virus’ apito
Betul sekali Pak, setuju…
Ambil uangnya jangan contreng namanya…
Biar dia habis modal dan tidak terpilih akhirnya jera mencoba menyogok rakyat untuk terpilih jadi aleg..kalau tidak begitu kapan lagi kongkalikong pemilu ini berhenti…
Makanya saya pribadi sedang memikir-mikir untuk golput..
alasannya:
1. Calon yang ada saya nggak kenal kecuali nama
2. Kalau salah pilih takut dosa kalau yang saya pilih berbuat KKN
3. Caleg / partai yang ada menawarkan hal yang biasa-bisa saja
4. Kebanyakannya hanya menjual jargon jarang sekali menawaran program yang dapat diukur berhasil tidaknya..
5. dan segudang alasan pribadi lainnya
Baca juga tulisan terbaru Syams Ideris berjudul Aku, Blog dan Pekerjaan
@Syams Ideris,
wah, bagus juga tuh, pak syam, sebuah pembelajaran politik juga buat wakil rakyat nih. wah, rupanya pak syam pendukung golput, yak, hehe … salut juga nih.
status sosial mempengaruhi watak sosial
kalau statusnya sudah jadi anggota dewan yang terhormat sangat mungkin wataknya pengin terus dihormati & malahan melupakan semua janji 😥
& sesuai hukum laba rugi sudah melempar umpan begitu banyak haruslah mendapat ikan yang jauh lebih besar… hmm repot nih mau milih siapa
Baca juga tulisan terbaru tomy berjudul MISTIK ADALAH …
@tomy,
kayaknya seperti itulah yang telah berlangsung selama ini, pak tomy. makin banyak wakil rakyat yang memberhalakan status sosialnya hingga akhirnya lupa memberikan perhatian kepada konstituennya.
orang yang menyuap dan disuap dosaaa besaaaarrrr…
jadi saya nggak akan terima uangnya pak 🙂
Baca juga tulisan terbaru novi berjudul Long Trip Bumiayu (2)
@novi,
wah, pandangan yang bagus dan mencerahkan juga tuh, mas novy, hehe …
saya mau uangnya, lebih banyak lebih baik, saya juga mau nyentang Pak, wong TPS-nya di depan rumah saya, kalau golput kan kemungkinan ketahuan. njur siapa yang mau ngasih duit itu yahhhh…. (kontes review cerpen lagi Pak…?)
Baca juga tulisan terbaru munawar am berjudul Mengamati Google SERP Kontestan SEO Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009
@munawar am,
wah, mas nawar jadi ketua KPPS-nya, yak? hiks, ndak enak juga yak kalau mesti golput?
Caleg yang bagi-bagi duit kemungkinan besarnya akan menyusul Al Amin Nur Nasution dan Abdul Hadi Djamal nantinya. Gaji dan tunjangan yang akan diterima nanti sebagai anggota DPR nggak besar-besar amat kok.
Baca juga tulisan terbaru Moh Arif Widarto berjudul Jadi, Masih Perlukah Anggota DPR Incumbent Dipertahankan?
@Moh Arif Widarto,
wah, bener juga tuh, mas arif. tapi saya percaya, kalau jadi wakil rakyat nanti pasti tak akan lupa utk memperjuangkan aspirasi rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepada mas arif. tul, ndak?
politik uang semacam ini agaknya sudah berurat berakar di dalam setiap pemilihan, bukan hanya di indonesia, juga di negara-negara lain. yang saya herankan, bukankah manusia belajar dari pengalaman? kalau rakyat telah pintar memanipulasi kedermawanan mereka dengan menerima tanpa memberi balasan (berupa suara), mengapa para caleg ini tak kunjung belajar bahwa pemberian yang bersifat materi adalah sangat fana.
tapi mungkin itu semata-mata menggambarkan apa yang ada di pikiran mereka, pak. perbuatan merefleksikan pikiran dan hati, bukan? kalau di kepalanya berseliweran masalah dhuwit dan materi saja, bukan tak mustahil itu pula yang tampak dalam perbuatannya.
ngemeng-ngemeng, pak sawali udah terima apa aja?
Baca juga tulisan terbaru marshmallow berjudul Soal Libur Panjang
@marshmallow,
itu dia persoalannya, mbak yulfi kalau orientasi jadi wakilrakyat bukan murni karena ingin memperjuangkan rakyat, tapi ingin dapat fasilitas dan berbagai kemudahan lainnya. duh, hingga sekarang ndak ada yang ngasih apa pun,mbak, hehehe ….
kalo ada politisi pake politik uang, maka dalam kepalanya pasti uang melulu (setuju uni mallow)
Baca juga tulisan terbaru imoe berjudul …(update)berhadiah makanan spesifik minangkabau…
@imoe,
iya tuh, mas imoe. semoga para wakil rakyat nanti bener2 mau melakukan perubahan terhadap budaya politik selama ini yang dinilai kurang aspiratif terhadap kehendak rakyat.
Saya Tidak Akan Bagi-Bagi Uang Untuk Membeli Suara Rakyat…
Money politics atau politik uang rame disebut-sebut setiap kali akan ada pemilihan baik itu pemilihan umum, pemilihan kepala daerah atau pemilihan kepala desa/lurah. Subyek sati itu, maksudnya politik uang, selalu dibahas tetapi menurut saya tidak seor…
iya sih, smuanya memang ada kepentingannya. bahkan saya sampai ingin tertawa saat membaca sebuah tulisan ada salah satu caleg yang katanya peduli pendidikan akhirnya membagikan pensil gratisan… hehee, idenya sih menarik. tapi entah setelah itu bagaimana…
kayaknya tetap ada kepentingan
Baca juga tulisan terbaru antown berjudul Hejis itu Heru Puji Winarso
@antown,
wah, kalau memang bantuan itu murni utk membantu tanpa pamrih, itu layak diapresiasi, mas anto, hehe ….
Setuju dengan pemikiran Pak Sawali…Kalau perlu kita porotin aja mereka biar kapok…
Baca juga tulisan terbaru Mr Break berjudul Breaking News
@Mr Break,
walah, porotin apanya mrbreak? hehehe ….
Kata Guru saya Politik itu buta, yang ada hanyalah sebuah kepentingan yang abadi, dan jika politik sudah pakai duit, wah sudah pasti maksudnya juga macam-macam, makanya saya juga setuju, terima uangnya jangan pilih yang kasih uangnya
Baca juga tulisan terbaru Novianto berjudul Rindu pengayom dan penyejuk hati
@Novianto,
iya, mas novy, banyak yang bilang begitu, bahkan ada yang ekstren mengatakan baha politik itu kotor. suka menghalalkan segala cara utk memperjuangkan kepentingannya.
Iya saya terima pak sawali.. pasti hehehe… ini reknya 17071977 BCA yah..
@Kika,
alah, mas kika malah dah nyiapin rekeningnya toh, hehe … rekening khusus utk menerima cuwit cuma2 dari para caleg, ya, mas? kekeke ….
boleh juga pak, tapi lebih baik dengan kontrak politik yang jelas saja…
Baca juga tulisan terbaru suryaden berjudul Invisible hand
@suryaden,
wah, kira2 kalau jelas kontrak politiknya, mereka konsisten ndak, ya, mas surya, dg isi kontrak itu?
sepakat dengan pak sawali…
mboten ketang siji masih ada harapan terhadap para caleg yang berjuang demi rakyat…
Baca juga tulisan terbaru ciwir berjudul Perpustakaan Warga Desa
@ciwir,
mudah2an saja memang sosok wakil rakyat yang bersih dan jujur itu masih ada, mas santri.
➡ Iya pasti ada udang dibalik bakwan
Baca juga tulisan terbaru IHSAN berjudul Dapat Kaos Dari Bugiakso dan Kartu Debit Dari Payoneer
@IHSAN,
walah, ungkapannya kokok diplesetkan, toh, mas, hiks, yang biasanya kan ada udang di balik batu, haks.
Hehehehe, sekarang rakyat dah pada pinter
Baca juga tulisan terbaru Bambosi Blog berjudul Beberapa Cara untuk Mendatangkan Traffic
@Bambosi Blog,
iya tuh, mas bambosi, hehehe …. jangan dikira rakyat akan gampang dikibuli kembali, hehe ….
Terima uangnya, foto prosesnya, laporkan.
Dulu sering dengar, tentang serangan fajar yang sering dilakukan oleh salah satu peserta pemilu saat kita cuma milih tiga partai. Apa benar ya?
Baca juga tulisan terbaru Iwan Awaludin berjudul Partai Golongan Kaya dan PDI Peruangan
@Iwan Awaludin,
wah, itu langkah yang bagus juga tuh, pak ian. ttg pemilu masa lalu, bener atau tidaknya, saya sendiri juga ndak tahu persis, pak.
Makin banyak pilihan makin sulit contrengnya, Golput ? Haram.
@ubadbmarko,
bener juga, mas marko, hehehe …. ttg golput haram? walah, itu juga masih menimbulkan banyak kontroversi, kok.
gak nerima uang juga saya gak bakal contreng koq. wkwkwkw..
Baca juga tulisan terbaru thegands berjudul Adobe Flex BugQuash
@thegands,
hehehe … sdh mantap utk golput, ya, mas? hehehe …
@Sawali Tuhusetya,
sepetinya iya mas. hehehe.. 😆
Baca juga tulisan terbaru thegands berjudul Mengecilkan File SWF Hasil Kompilasi Flex Builder
saya anti kampanye…!!!
btw pak,
saya belum nemu jalur sastra ‘komunitas’ ke mana ya?
anak seumuran saya gak ada yang suka jadi gak bisa share…
bahas dong pak komunitasnya…
Baca juga tulisan terbaru moerz berjudul Antara Diam
@moerz,
hehehe … bagus juga tuh, mas moerz, apalagi kampanye yang sering berubah jadi anarkhi. btw, utk komunitas sastra, sesungguhnya banyak sekali yang bisa diikuti. salah satunya ini http://klub-sastra-bentang.blogspot.com/ lalu silakn ikuti miliist-nya. pasti seru!
Hmmm…betul, ambil dhuwitnya nggak usah contreng orangnya, soalnya yang kayak gitu kalau terpilih jadi anggota legeslatif pasti bakal korupsi.
masih lebih mulia orang2 seperti “suster apung”, “Bidan Aminah”, “Sugeng Siswoyudhono” si kaki palsu dan pahlawan2 lainnya, mereka bukan mengharap uang, mereka nggak haus kekuasaan, tapi mereka berbuat sesuatu untuk orang lain.
@dHarto..!!,
iya, mas dharto, sepertinya ndak ada efek jera meski uu sdh melarang mereka utk mempraktikkan politik uang. sungguh, mereka yang berkarya utk bangsa dan negara yang memang layak diapresiasi.
saya bertanya-tanya, kenapa ya mereka menjadi para dermawan secara mendadak? ❓
Baca juga tulisan terbaru arifudin berjudul UU ITE gagal sama dengan kejahatan merajalela
@arifudin,
bisa jadi karena mereka punya pamrih, mas arif, hehehe….
urusan ntar mau milih sapa ya terserah…, ato malah ndak milih????
itu jug apilihan 😀
Baca juga tulisan terbaru alief berjudul Beralih Ads Managemet, Selamat Tinggal Open Ads a.k.a. Open X
@alief,
bener, mas alief, kan nyontrengnya di dalam bilik. kan ndak ada yang tahu, yah!
setuju bgt pak.. tapi ampe sekarang blom ada caleg yang nawarin duit ama saya
Baca juga tulisan terbaru emfajar berjudul Social Bookmarking Bagi Blogger
@emfajar,
hehehe … mungkin menungguh serangan fajar, mas fajar, hiks.
hahaaa….
mungkin jika emang harus begitu (minta duit para caleg), enak juga sih mas sawali..
cuma yg menjadi masalahnya adalah para caleg2 yg harus keluar duit utk mencari dukungan, berarti caleg itu udah ga benar lagi, kenapa ??
klo semisal dia menang, maka langkah awalnya adalah mencari dan mengembalikan duit kampanye yg diutangnya hehheee, pastinya korupsi….
*inilah keadaan yg miris sekali diindonesia
@okta,
itulah yang kita khawatirkan, mas okta. politik sepertinya sdh menjadi bagian dari sebuah industri.
Wah, ada pemilu lagi yah.
Macet lagi berarti 😆
@Adi,
loh, memangnya kenapa, mas adi? macet apanya?
setuju mas, saya tuh berencana mau memfhoto baligo caleg dengan sampah yang berserakan ntar sabtu nih…hihihi buat postingan senin depan biar pada nyaho mereka tuh
Baca juga tulisan terbaru Omiyan berjudul Apa Lho…!!!
@Omiyan,
wow … ide yang keren dan kreatif banget tuh, mas omiyan, hehe ….
Saya pernah naik taksi, sopirnya cerita bahwa selama mendekati pemilu ini rejekinya nambah. Saya pikir karena penumpang tambah banyak yang naik taksinya, ternyata dia cerita, sering menghadiri acara yang diadakan oleh parpol, dan biasanya ada bagi uang. Dan juga dapat kaos, sehingga di rumah nya banyak kaos dari berbagai gambar parpol.
Terus saya tanya,”Lha bapak apa nggak bingung nanti pilih mana?” tanya saya. Jawabnya,” Hidup mati saya untuk partai X.” (sambil menyebut nama parpol).
Baca juga tulisan terbaru edratna berjudul Kecetit
@edratna,
wah, ternyata makin banyak rakyat yang ndak mau dikibuli lagi sama politisi, ya, bu, hiks. mereka datang agar dapat duwit, tapi soal milih, ternyata mereka dah banyak yang punya pilihan sesuai dg selera politiknya.
hehe… tips yang jitu…
tapi banyak juga yang merasa pemberian itu sebagai ‘hutang’ yg harus dibayar….
@indon,
hiks, yang banyak menanggung hutang mestinya ya para wakil rakyat itu, mas indon, hehehe …karena mereka suka mengumbar janji.
Selama ongkos menjadi pejabat publik mahal, maka tak ada cerita korupsi hilang…
Baca juga tulisan terbaru tengkuputeh berjudul WAJAH IBLIS SANG MALAIKAT
@tengkuputeh,
wah, bisa jadi benar, mas tengku. mungkin perlu perubahan mendasar ttg sistem perpolitikan di negeri ini agar menjadi pejabat publik itu jangan sampai menimbulkan celah utk main suap.
Ini ajakan, himbauan, pesan, apa opini pak Wali? 😀 Kayaknya perlu diadakan pemilu sendiri untuk para blogger ya pak? 😀
Baca juga tulisan terbaru CSDW berjudul Dunia Blogger, Perlukah Pemilu?
@CSDW,
walah, ini hanya sekadar refleksi saja, kok, pak wandi, hehehe … pemilu utk bloger? lantas memilih siapa dan utk apa, pak?
Dari dulu kok disuruh ngetung 4 + 9 pak? apa memang gak bisa diubah sih 🙂
Baca juga tulisan terbaru CSDW berjudul Dunia Blogger, Perlukah Pemilu?
@CSDW,
ini kode atispam yang bisa saya pakai utk menangkal komen2 yang ndak jelas, kok, pak. mau pakai akismet, tapi ternyata selalu error, hehe ….
Salam
Biasalah Pakde mau pemilu kan serba dadakan, mendadak baik hati ,mendadak banyak duit buat dibagi-bagi 🙂
nanti klo dapet kusri mertak juga bisa mendadak kaya 😆
Baca juga tulisan terbaru nenyok berjudul Rimba Belantara
@nenyok,
salam juga, mbak ney. duh, jadi makin repot aja nih, kalau jadi wakil rakyat sdh orang dagang sapi.
Saya belum ada yang ngasih uang 😛
nyontreng nggak ya?
@ikhsan,
hehehe … kan mas ikhsan punya 3 pilihan, parpol a, parpol b, atau tdk memilih sama sekali alias golput, hehehe …
saya kalau pemilu nungguin serangan di saat fajar tapi nggak pernah diserang hehehehe
Baca juga tulisan terbaru endar berjudul Arti kehadiran
@endar,
kekeke … kan belum saatnya toh, mas endar, hiks/.
yang saya heran kenapa sampai hari ini belum ada yang datang kepada saya untuk membagi uang ke saya atau sekedar ngasih kaos aja nggak ada yang datang hehehe
@the king Of goat,
walah, mungkin belum saatnya serangan fajar, mas totok, hehehe … biasanya kan h-5, wakakaka ….
lah.. yg ngasi uangnya aja blom ada pak.. hehehehe :berharap mode on:
Baca juga tulisan terbaru zoel berjudul Virus Facebook
@zoel,
tunggu aja tanggal mainnya, mas zoel, kekeke ….
Setuju, Pak. Caleg yang bagi-bagi uang selayaknya memang tidak usah kita pilih. Kalau toh dia terpilih nantinya, biasanya kerjaan yang mereka lakukan adalah mengembalian uang yang telah mereka keluarkan.
Baca juga tulisan terbaru Edi Psw berjudul Ajang Cari Teman, Sahabat, Kenalan, dan Pacar di “Restoran Cinta”
@Edi Psw,
yang kita saksikan selama ini memang begitu, pak edi, hiks, makanya rakyat perlu memberikan sanksi moral kpd mereka, hehe … terima duwitnya tapi soal contreng nanti dulu, haks.
wah ini malah lebih parah kayaknya daripada korups, hehehe
membohongi orang yang korup g papa kan yah? hihihih
@arvernester,
sesungguhnya ini tdk bisa dikategorikan korup, mas lha wong kita dikasih, kok, hehehe … ini juga termasuk upaya utk membangun kesadaran politik bagi para politisi kita, kekeke …
Saya ikutan setuju, biar pada nyaho… 🙄
Baca juga tulisan terbaru Tuyi berjudul Jalan-jalan dengan Si “Londo”
@Tuyi,
hehehe … ada benernya juga tuh, mas tuyi, hehehe …
betul banget tuh,,ambil aja duitnya nah klo masalah mencontreng mah gimana ntar aja toh yang ngasih duit juga ngga tau klo kita nyontreng dia ato ngga..iya g? 😆
Baca juga tulisan terbaru grosir jilbab berjudul Kerudung Katun Zada Sulam Benang Atas (ZSBA)
@grosir jilbab,
bener banget, mbak, hiks, ini juga merupakan salah satu bentuk sanksi moral buat para caleg yang suka membeli suara rakyat, kekeke …
kalau ada maunya aja mereka menjadi dermawan dadakan, setelah mendapatkan yang diinginkan mereka pasti langsung lupa pada rakyat kecil yang memilihnya
Baca juga tulisan terbaru meylya berjudul Bulan Purnama
@meylya,
seperti itulah yang sering terjadi, mbak lyla. rakyat hanya diperhatikan saat menjelang pemilu aja.
Lha salahe dewe nggih pak, hari gini masih mau main uang….
Gimana nanti kalo sudah menjabat, pasti mau nyuri uang rakyat ya?
Baca juga tulisan terbaru Ndoro Seten berjudul Si Gembus
@Ndoro Seten,
begitulah kenyataan politik yang sering kita saksikan, mas nanang.
haram ngak ya pak guru?
Baca juga tulisan terbaru suwung berjudul Pr terakhir yang akan diriku kerjakan
@suwung,
hehehe … kita kan dikasih, toh, mas suwung, ndak minta, apalagi berharap, kekeke ….
Teman saya bilang: jaman sekarang itu ‘kan kalo bahasa jawa-nya = JAMAN SAK-IKI ; JAMAN SAK IKI… UJUNG-UJUNGNYA = SAK (saku)… 😆
Guyonan getir sbg ekspresi frustrasi. 🙁
@Kang Nur,
iya, kayaknya zaman makin materalistis dan hedonis, kang nur, haks.
Uang nya ditransfer aja kang … nanti saya pilih deh 🙂
@Rindu,
walah, iya, mbak rindu, nanti biar saya saja yang usul kepada para caleg itu, hehehe ….
QUOTE asli Lord Acton itu sudah saya tempel di kamar sejak SMA. Bahkan sekarang di kamar kost di Yogya pun karton bertuliskan QUOTE tersebut tetap saya tempel. Itu sekadar mengingatkan saya agar nggak terjun terlalu jauh ke dalam politik praktis.
Inilah, pak… ketika hampir semua partai mencoba menjelma menjadi “Partai Massa”, partai yang mampu mempunyai massa terbesar dan konsentrasi pada pengumpulan massa tanpa melakukan seleksi dan kaderisasi yang ketat dalam penjaringan caleg-calegnya. Asal ada uang, seseorang bisa jadi caleg. Partai nggak ketat dalam mendisiplinkan anggotanya… 🙁
Baca juga tulisan terbaru Goen berjudul Pembenaran Di Dalam Belukar
@Goen,
itulah realitas yang terjadi dalan jagad perpolitikankita, mas gun, hehehe … kalau dah masuk dalam lingkaran partai, orang baik2 bisa kena imbasnya juga, haks.
Waduh,lalu bagaimana caranya mengembalikan perpolitikan di Indonesia lebih bermoral dan manusiawi, ada gak solusinya..? Siapa tahu Indonesia bisa jadi negara beneran.
Baca juga tulisan terbaru Thayeb Loh Angen berjudul Perjalanan Kekasih, Menghormati Nenek Moyang
@Thayeb Loh Angen,
wah, situasi negeri kita agaknya makin rumit dan kompleks nih, masthayeb. dibutuhkan kesadaran kolektuf utk melakukan perubahan.
Ya, memang dari dulu sy ngga suka politik-politikan. Caleg yang gak ketahuan akhlaqnya ngaku2 yang terbaik, pendidikan gratis lah, kesehatan gratislah, walah ngga percaya.
Sori ya mas kalo commentku rada2 keras buat mereka, soalnya ana dah lihat banyak contoh caleg yang ancur tapi ngaku2 baik. Seorang penipu di dekat rumah saya di Makassar yang membawa lari uang orang banyak ternyata ikut mencalonkan diri.
Baca juga tulisan terbaru docran berjudul How do you pick motorcycle gloves ?
@docran,
nah, baru sebatas itulah kualitas caleg2 kita, ass docran, hiks, masak membawa lari uang orang banyak kok ya masih pede banet nyaleg, haks.
model pemilihan langsung memang rawan money politik pak
Baca juga tulisan terbaru achmad sholeh berjudul Kontes SEO Tukang Nggame, Sebuah Dukungan
@achmad sholeh,
betul banget, pak sholeh, hehehe ….
iya Pak….
saya mencontreng yang paling sesuai dengan hati nurani, bukan karena uangnya.
yah, seandainya ada yang mau mberi uang, ndak nolak tuh. tapi tetep, kalo ada uangnya, berarti ndak dicontreng.
Baca juga tulisan terbaru denologis berjudul Mosi Tidak Percaya
@denologis,
😯
wah, “hati nurani” nih, mas denologis 😎
*mlayu!*
Baca juga tulisan terbaru frozen berjudul Sewindu JIL
@frozen,
walah, kok ndadak mlayu kenapa, mas frozen, hehehe ….
@denologis,
hehehe … mas deno bisa aja nih, hehehe ….
wadoh! berjibun! masih kebagian amplop gak nih????
Baca juga tulisan terbaru senoaji berjudul HANGAT!
@senoaji,
hehehe … kalau mau ikutan nyerbu, pasti dapatlah mas seno, hehehe ….
pak, yang namanya jadi caleg itu kayak memulai usaha baru. butuh modal yang besar untuk dapat hasil yang besar pula. hehehe… .
anggota legislatif adalah lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat indonesia untuk saat ini.
Baca juga tulisan terbaru ma6ma berjudul GOLPUT JUGA PILIHAN POLITIK
@ma6ma,
duh, makin lama jadi makin seperti dunia industri dong, mas magma, hehehe ….
Setuju, terima uangnya jangan contreng namanya (kalau di Bondowoso contreng aja nomer 43, namanya M. Syamsu YW )
Baca juga tulisan terbaru Nadia berjudul "JAKSA AGUNG : KAMI BERHAK MEMBELI ALAT PENYADAP"
@Nadia,
M. Syamsu YW tuh siapa mbak nadia? hehehe …
Kalo saya liat yang seperti itu saya malah tertawa pak..
Sampe begitunya menarik perhatian rakyat, padahal suara hati rakyat ga bisa dibeli
@Danta,
hehehe …. betul banget, mas danta. rakyat juga makin cerdas, kok, haks.
Hemm..setuja,,
Terima uangnya dengan lapang da2,,contreng yg terbaik.. 😆
Baca juga tulisan terbaru che_3z berjudul PELUANG USAHA (INVESTASI) BROTHERS CELL (Brothers Corporation)
@che_3z,
sepakat banget mas che, hehehe ….
Wah tahun ini pertama kali aku nyontreng,
bingung juga pak 😀
Baca juga tulisan terbaru Inov berjudul Indosat M2 …
@Inov,
walah, napa mesti bingung, mas inov. pilih saja yang terbaik atau golput, haks.
sayangnya mpe sekarang lum ada caleg yg nawarin $$$ sm dq…
kira2 kapan yahhh (*ngarep)
Baca juga tulisan terbaru Nyante Aza Lae berjudul Salah Kaprah?
@Nyante Aza Lae,
mungkin belum saatnya mas kurnia, hehehe ….
Bukan Pak Sawali kalok nggak piawai pancing opini, he he he…. Salut buat Pak Guru, selamat pagi. Saya juga “mathuk” pada argumentasi Anda. Boleh nitip dikit nggih, Pak? “Silakan ompreng duwitnya, jangan contreng orangnya, contrenglah sesuai nurani Anda” *halah*
Sembah nuwun Pak Guru.
@Ki Dhalang Sulang,
walah, mas dalang sulang bisa saja nih, kekeke ….
Walah, kalau dari awal sudah begitu, buat apa diterima duitnya, Pak…
Baca juga tulisan terbaru Daniel Mahendra berjudul Perjalanan Menggelikan
@Daniel Mahendra,
hehehe … biar bisa jadi pelajaran juga buat para caleg, mas daniel, wakakaka ….
jadi ingat waktu pilihan bupati dulu…. terima uang-nya… trus pilih calon lainya… hahahahaha..
Baca juga tulisan terbaru ircham berjudul Remaja Cabul Dituntut Lima Tahun
@ircham,
walah, ketahuan deh akhirnya, mas ircham, hehehe …
hahaha andai saja ada yang mau kasih uangnya ke saya, pasti deh saya ga akan coblos eh contreng namanya.
Baca juga tulisan terbaru DeViLnoAnGeL InFo berjudul VMware Server 2.0 Beta 2 Direct Download with Serial Number
@DeViLnoAnGeL InFo,
hehehe …. bener juga tuh, mas.
setuju,korupsi emang perlu d berantas. tampilan blognya kueren euy. q seneng bgt pak guru 😛
Baca juga tulisan terbaru arafi berjudul SIFAT DAN KEPRIBADIAN BERDASARKAN BENTUK MATA
@arafi,
bener banget, mas arafi, makanya perlu hati2 dalam mencontreng nama caleg.
Hhmmm…. gimana klo nanti dicontreng aja semuanya. Biar adil.
@zee,
walah, itu sama saja dg golput toh, mbak zee, hehe ….
Pingback: Membangun Civil-Society Agar Demokrasi Ada Gunanya (1) « The Nurdayat Foundation
contreng atau ga contreng ttp ga bgitu pngaruh ja sie!! 😀
@nisya,
ndak berpengaruh apanya, bu nisya, hehehe …
Yaaa.. Jaman skarang emang gitu.. Kalau kampanye pasti ngasih duit, sembako, kaos, topi, dsb.. Ntar pas sdh trpilih, dia malah korupsi (saking banyaknya yang udah dibagi-bagiin waktu kampanye).. Haduh.. Kasian yang milih dia..
Mending milih sesuai hati aja.. 🙂 Tapi kalo nda’ ada yg cocok ya nda usah milih.. Pengaruhnya nda’ begitu besar koq..
@Veronica Hariyanto,
sepakat banget saya dg pendapat mas hariyanto. banyaknya wakil rakyat yang tersandung korupsi mengindikasikan hal itu.
iya contreng ga contreng sama juga boong…terkadang apa bedanya dengan yang sudah lalu sebelumnya. Tetap aja masih sama yang miskin tetap miskin, yang kaya tetap kaya.
Baca juga tulisan terbaru DeViLnoAnGeL InFo berjudul How To Disable ‘Use the Web service to find the correct program’ Displayed in Windows Vista
@DeViLnoAnGeL InFo,
hehehe … mungkin itulah yang menyebabkan angka golput menanjak tajam, mas.
wah……setuju sekali pak.
tapi hukumnya gimana tuh pak.
haram atau halal ya?
Baca juga tulisan terbaru SEPUR berjudul Contreng Kita Menentukan Masa Depan Bangsa.
@SEPUR,
hehehe … kalau menurut versi MUI elad diharamkan tuh, mas, hehehe …
Setuju, terima uangnya contreng calonnya yang paling baik diantara mereka. karena mungkin semuanya nyebar duit, jangan sampai ga milih aliyas golput, sayang.
Buat Sdr. jabon: hehe …. ketimbang bingung dan pusing mending begitu, bos, hehe …. (lmao)
saya kemarinnya ada acara gethering dengan memperindag di unisula semarang, nah kebetulan berangkatnya bareng rombongan, eh dalam bis itu banyak orang yang menyinggung soal amplop dan mengharap pulangnya menerima amplop, inilah akibat dari aksi para calon pemimpin kita yang selalu mengajari sebar duit dalam pemilu.
Buat Sdr. jabon: nah, itu dia yang jadi masalah, bos. ndak mungkin orang mengeluarkan duwit tanpa berharpa utk kembali, kan? hehe …. (lmao)
Betul pak, mungkin emang dari awal tujuannya untuk dapetin duit melalui jabatan.
ini postingan saat mw pemilu ya, hmmmm, rada menyesal juga neh, keknya lom ada perkembangan yang signifikan, hanya data2nya doang yang hebat… hehehe
emanx benar tuch sekarang kebanyakan
matre
ada kemauan harus ada uang…