Dalam waktu yang hampir bersamaan, MUI mengeluarkan dua fatwa yang sama-sama memiliki derajat resistensi tinggi dari berbagai kalangan, yakni mengharamkan rokok dan Golput. Dari dua fatwa ini, yang paling banyak menyita perhatian publik adalah pengharaman Golput. Hal ini sangat beralasan, sebab persoalan halal-haram merupakan salah satu dimensi moral-spiritual yang tak bisa begitu saja dijadikan sebagai pisau bedah untuk menguliti persoalan politik yang lebih banyak bersinggungan dengan persoalan duniawi.
Kita tak tahu persis, apa maunya MUI. Benarkah memang ada upaya untuk “memolitisir” agama atau “mengagamakan” politik? Kalau memang demikian, MUI yang seharusnya bisa menjadi penjaga gawang moral dan spiritual bangsa, justru dikhawatirkan akan kehilangan pamornya sebagai institusi terhormat, tempat bernaungnya para ulama yang memiliki fatsun dan kearifan dalam menyikapi berbagai fenomena kehidupan yang mencuat ke permukaan.
Golput, sebagai salah satu fenomena politik, memang menarik diamati. Pada masa Orde Baru (nyaris) banyak yang tiarap ketika hendak memproklamirkan diri sebagai penganut “mazhab” abstain ini. Maklum, situasi represif yang sengaja diciptakan penguasa amat tidak memungkinkan jargon Golput ini bisa berkembang dengan leluasa di tengah-tengah masyarakat. Stigma sebagai pembangkang, pengkhianat, atau PKI, akan dengan mudah ditimpakan kepada mereka yang tak mau menggunakan hak suaranya dalam sebuah pesta demokrasi. Kesadaran politik semu akibat sikap fasis sang penguasa membuat bangsa kita gagal melakukan sebuah perubahan selama lebih kurang tiga dasa warsa.
Perubahan atmosfer politik itu baru bisa terwujud setelah reformasi bergulir. Seiring dengan itu, kesadaran politik warga masyarakat pun mulai tumbuh. Mereka tak mau lagi tunduk pada upaya penyeragaman dalam melakukan pilihan-pilihan politik. Munculnya banyak partai telah menjadi “euforia” massa dalam menentukan pilihan. Memasuki masa-masa kampanye, sudut-sudut kampung dan kota tak lagi didominasi warna kuning, tetapi sudah memancarkan warna pelangi yang menjanjikan banyak pilihan.
Namun, lagi-lagi sejarah negeri ini mencatat, era multipartai yang menjanjikan banyak pilihan itu ternyata tak kunjung membuat nasib negeri ini menjadi lebih baik. Bahkan, telah menciptakan “petaka baru” dengan munculnya banyak petualang dan “bromocorah” politik yang bisa dengan mudah menyusup ke dalam lingkaran elite kekuasaan sebagai wakil rakyat. Banyaknya wakil rakyat yang terjegal kasus korupsi dan perselingkuhan, bisa jadi bukti, betapa suara rakyat yang terepresentasikan dalam Pemilu benar-benar diabaikan. Para wakil rakyat –meski tidak seluruhnya—justru makin mabuk dan tenggelam dalam aroma kekuasaan yang rentan terhadap penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan.
Bercermin dari hasil Pemilu ke Pemilu yang gagal melahirkan wakil rakyat, tokoh, atau pemimpin yang berkarakter, membuat sebagian rakyat kecewa. Mereka geram, tapi tak sanggup melakukan apa-apa. Satu-satunya aksi politik yang bisa dilakukan adalah bersikap abstain alias Golput ketika Pemilu digelar. Tidak berlebihan apabila angka Golput dalam Pilkada yang digelar di berbagai daerah beberapa waktu yang lalu meningkat tajam. Bisa jadi, lantaran khawatir terhadap meningkatnya jumlah Golput pada Pemilu 2009, ada pihak yang mulai gerah. Meningkatnya jumlah Golput jelas bisa memengaruhi nilai legitimasi demokrasi sehingga perlu ada upaya serius untuk mencegahnya.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa yang gerah mesti MUI? Apakah mereka memang memiliki otoritas dan kelayakan untuk menggiring kesadaran politik rakyat dalam Pemilu lewat ancaman haram dan dosa? Efektifkah fatwa itu, meski secara hukum tidak memiliki kekuatan mengikat, untuk menarik simpati publik agar mau menggunakan hak pilihnya?
Tidak memilih, sejatinya juga termasuk memilih. Jangan salahkan mereka yang Golput kalau kenyataannya memang masih banyak petualang dan “bromocorah” politik yang tak punya rasa malu dan masih terus nekad mencalonkan diri sebagai caleg. Jangan dicap sebagai “pendosa” kalau ada rakyat yang memilih untuk “tidak memilih” dalam Pemilu kalau kenyataannya pesta demokrasi selama ini nyata-nyata telah gagal memberikan yang terbaik buat rakyat.
Fenomena Golput idealnya perlu dijadikan sebagai “warning” bagi para petualang politik agar mereka menghentikan kekonyolannya. Kalau ingin membuat Pemilu di negeri ini memiliki nilai legitimasi demokrasi yang lebih baik, perlu dibuat aturan main yang “mengharamkan” para koruptor dan memiliki “cacat sosial” mencalonkan diri sebagai wakil rakyat atau seorang pemimpin. Dalam konteks demikian, saya akan menunduk takzim dan bersimpuh jika fatwa MUI itu berbunyi, “Haram hukumnya koruptor menjadi Caleg!” Nah, bagaimana? ***
sek ah tak pertamaxi dulu ya pak *ampuun*
komen’e minggu depan ae gapapa kan pak hehe
Baca juga tulisan terbaru aR_eRos berjudul Ciuman, Siapa Yang Salah ?
@aR_eRos,
walah, silakan saja, mas eros, hehehe … makasih!
sayah sih ndak ambil pusing soal fatwa haram rokok. toh sayah bukan perokok.
soal fatwa-fatwa laine kita berpegangan saja pada al-quran dan as-sunnah, serta pasrah padaNYA. toh yang menentukan halal, haram, pahala dan dosa hanya DIA bukan MUI.
@aR_eRos,
nah, sepakat banget, mas eros. itu sikap yang bijak saya kira.
karena golput sudah diharamkan, maka saya untuk pemilu ntar milih abstain aja, deh 🙂
Baca juga tulisan terbaru thimbu berjudul Golput NO ! Abstain YES !
@thimbu,
walah, itu kan ndak ada bedanya toh, mas thimbu, kekeke ….
Nek ngrokoke saya jelas liat, Pak Sawali Perokok Berat…
Lha Golputnya itu lho…
Pak Sawali apa Golput juga???
(Asal bukan Golongan Diamput…)
Baca juga tulisan terbaru marsudiyanto berjudul Sifat Komutatif
@marsudiyanto,
wew… ternyata golput dah ganti singkatannya, toh, pak mar, kekeke ….
Sepertinya sudah saatnya ulama yang benar-benar murni ulama tampil untuk menindak MUI yang mulai sesat.
MUI kok beraninya sama rakyat
kenapa tidak berani sama pengusaha dan pemerintah
Beranikah mereka mengeluarkan fatwa…?
-pabrik rokok haram ada di Indonesia
-rumah bordil haram berada di Indonesia
-Pabdrik minuman haram berada berada di Indonesia
Baca juga tulisan terbaru Baka Kelana berjudul Make 3 OR 4 column widget in the footer section
@Baka Kelana,
itulsh yang jadi persoalan, mas kelana. idealnya, MUI tetep harus menjalanka fungsinya sbg penjaga gawang moral dan spiritual bangsa sehingga tak terjebak dalam aksi yang kurang populer semacam itu.
Mendingan pemerintah membubarkan saja MUI, gak ada gunanya,membuat sasana tambah keruh
MUI kok beraninya sama rakyat
kenapa tidak berani sama pengusaha dan pemerintahk
kenapa MUI tidak mengharamkan partai politik yang tidak sesuai dengan hati nurani rakyat…?
karena partai politik sudah benar dan sesuai dengan hati nurani rakyaT, saya yakin tidak ada golput..?
jadi kalau MUI gak ada kerjaan mendingan ceramahin atau benarin dulu partai politik …kalau partai politik sudah benar dan sesuai dengan hati nurani rakyat baru boleh menyalahkan golput atau mengharamkan golput
ciH…semakin jijik aja lihat MUI
Baca juga tulisan terbaru Baka Kelana berjudul Perbedaan Internet dengan Intranet serta Extranet
@Baka Kelana,
walah, agaknya tak harus se-ekstrem seperti itu, mas kelana. secara institusional, MUI masih diperlukan utk mengawal bangsa ini. yang perlu diperbaikin bisa jadi sistem dan orang2 yang berada di dalamnya
wah…makin mantap aja neh themenya mas.
klo aku nanti pemilu bingung mas, mw golput atw ??? 🙄
Baca juga tulisan terbaru okta sihotang berjudul Ketika Upil Berada di Ujung Jalan
@okta sihotang,
wew… itu semua sangat tergantng mas okta sendiri. setiap orang punya hak utk memilih, kan?
Kalo MUI bikin fatwa tentang halal dan haram, itu adalah tugasnya.
Memang yang memiliki kewenangan untuk menentukan halal dan haram adalah Tuhan, tapi kan harus melewati perantara, yaitu Nabi atau ulama.
Kalo kita gak bisa buat fatwa, kecuali kalau memiliki ilmu
@Pencerah,
di satu sisi, saya setuju dengan anda, tapi di sisi lain, saya menyayangkan ekses dari fatwa-fatwa MUI yang, katakanlah, seringkali jauh dari skala prioritas dan kurang suitable dengan konteks. Contoh terburuk, fatwa sesat terhadap kelompok Ahmadiyah kemarin, yang berdampak pada munculnya aksi kekerasan, atas nama agama lagi, bukankah itu memprihatinkan namanya?
Baca juga tulisan terbaru ariss_ berjudul Poem of the Day
@Pencerah,
dalam konteks tertentu, mungkin benar, mas pencerah. yang disayangkan banyak kalangan, ini menyangkut masalah pilihan politik individu. label “haram” utk golput ini yang dianggap bisa memberikan imbas sosial sekaligus spiritual yang luas.
Jangan-jangan nanti ngeblog juga diharamkan sama MUI. Repot ya pak.
Yang jelas saya juga golput, GOLongan PUTek.
@rochman,
walah, kalau sampai ngeblog juga diharamkan, bener dah kebangeten, pak jaitoe, hehehe … semoga saja nggak sampai begitu jauhlah!
saia gak peduli dengan fatwa yang seperti itu pak, saia merokok juga tidak pernah meminta uang rokok dari mereka, saia golput juga karena gak ada yang mau membayar saia, saia bersedia memilih jika dibayar 5 juta per bulan tanpa dipotong pajak…
jadi selama tidak ada yang bayar saia, mo golput atau pilih yang berwarna-warni, itu masih hak saia dan pemilu juga sifatnya “LUBER”
Baca juga tulisan terbaru gajah_pesing berjudul Setelah Perjalanan Itu… (2)
@gajah_pesing,
walah, lha kok malah minta disuap toh, mas fay, hehehe ….
MUI sudah mborong kapling dineraka untuk neraka versi mereka pak. kekeke
@Epat,
hiks, bukanlah yang berhal membagi kapling syura dan neraka itu hanya Tuhan, mas epat, hehe ….
Menurut saya sih kalo calon yang dipilih emang punya mutu dan kualitas pasti ikut milih..tapi kualitasnya kelas munafik wah sangat tegas saya dukung golput.
@Starwrite,
iya, ini sekaligus juga bentuk “sanksi moral” buat caleg yang pernah gagal memperjuangkan aspirasi rakyat, mas starwite.
Iya kang. aku sangat heran. hak memilih kaan nurani. tetapi memang sebagi warga negara ang baik harus puna pilihan. tapi kalau yang dipilih tidak ada terus harus milih siapa. lagian aku heran MUI kok ya nyambung-nyambungkan masalah negara dengan akhirat. prihatin aku Kang
@aakdidik,
iya, keprihatinan pak didik agaknya juga menjadi keprihatinan banyak orang. semoga saja itu sekadar imbauan, bukan fatwa yang mengikat.
Hm,no komen masalah MUInya.
Tapi kalau masalah milih dan g milih saya kira itu hak prerogatif dari semua orang sebagai warga negara..
Baca juga tulisan terbaru Adi berjudul Radja – Butuh Waktu
@Adi,
betul banget, mas adi. golput juga termasuk memilih, kan, kalau memang ndak ada calon wakil rakyat yang layak dipilih.
lha terus piye.. ❓ ❓
Baca juga tulisan terbaru wahyu berjudul Wajah dan nasib..
@wahyu,
lha menurut mas wahyu sendiri gimana? hehehe ….
kalo menurut saya sih biasa aja,, yang luar biasa jika ngeblog itu diharamkan 😆
Baca juga tulisan terbaru emfajar berjudul Faktor Keberhasilan
@emfajar,
hiks, seperti komentar pak jaitoe. semoga saja ndak sampai sejauh itu toh, mas fajar.
kadang melihat suatu perubahan bukannya dengan halangan yang aneh kang, dengan pelarangan yang mengada ada itu kayaknya yang diharamkan……kalo untuk pertunjukkan teletubbies saya akan melihad liad ajah dulu akh
Baca juga tulisan terbaru harry seenthing berjudul Ada Apa Dengan Mereka…?
@harry seenthing,
hiks, memang benar, mas harry. perubahan memang banyak tantangannya.
Saya ini memang bukan perokok tapi kalo maen haram2 gt kan kasihan pabriknya ntar karyawan segitu banyak dikemanakan, trus kalo golput ya memang lebih baik jangan golput lah
Baca juga tulisan terbaru Novianto berjudul Berawal dari sebuah Kopdar
@Novianto,
hehehe … bener banget, mas novi. pengharaman rokok akan memberikan dampak sosial yang begitu luas. demikian juga halnya dengan golput.
hmmmm…casual cutie bingung….
kalo rokok diharamkan, gimana nasib buruh rokok?? mau kerja apa mereka??
golput juga diharamkan??? hah????
Baca juga tulisan terbaru casual cutie berjudul Breaking Dawn
@casual cutie,
walah, jelas mereka akan kehilangan pekerjaan, mbak cutie. hilangnya pekerjaan jelas alamat buruk buat kehidupan keluarga mereka.
Iya, nih negeri kita kok malah jadi dagelan gini ya pak?
Menurut saya tinggak kegolputan itu adalah parameter menilai kinerja partai politik. Semakin tinggi golput, maka semakin gagallah partai politik dalam bekerja. Seharusnya ini dijadikan cambuk oleh partai politik untuk dapat mengembalikan kepercayaan kita. Bukan malah mesen fatwa *eh itu pesenan bukan ya? *
Baca juga tulisan terbaru dana berjudul Antara Gemintang
@dana,
sepakat banget, mas dana. tingginya angka golput bisa menjadi bukti bahwa kualitas wakil rakyat selama ini diragukan kredibilitasnya sebagai wakil rakyat yang sesungguhnya.
Tujuan MUI sebetulnya mulia,
menginginkan agar rakyat lebih
meningkatkan partisipasinya dlm
menyukseskan Pemilu, agar legitimasi
demokrasi semakin absah dan kuat
tetapi penggunaan kata haram
terhadap golput dan rokok, jelas
kurang pas. Sebab halal dan haram
selalu terkait dengan syariat dan ibadah
karenanya saya setuju dengan pendapat
mas Sawali, mestinya MUI mengeluarkan
fatwa haram bagi koruptor atau haram
memilih caleg yg rakus perempuan dan
haram memilih pemimpin yg zhalim/ tak
memihak kepada rakyat….. 😕
Baca juga tulisan terbaru Mikekono berjudul Kreativitas Mentok, Dangdut Jeblok
@Mikekono,
iya, saya kira bener, mas agus. namun, kalau itu sudah menyangkut hak2 politik rakyat, bisa menjadi bumerang bagi kemajuan demokrasi, bahkan juga akan berampak luas bagi kehidupan berbansa dan bernegara.
itulah indonesia Pak… hmmm tentang MUI seinget saya sudah nulis 4 kali…. termasuk yang terakhir ini
Baca juga tulisan terbaru heri berjudul Mengapa Fatwa-fatwa Haram MUI tidak digubris?
@heri,
wew… malah sudah nulis 4 kali ttg MUI. wah, salut banget dg kepedulian mas heri dalam melihat setiap persoalan publik.
Aku suka bagian terakhir, Pak!
MUI memang semestinya lebih mengutamakan koruptor haram jadi caleg ketimbang muslim harus mencoblos pemilu yang notabene mencoblos caleg yang belum tentu bukan koruptor itu.
Rejim militer baru saja berlalu, Pak Sawali.. tapi tampaknya semakin kentara rejim macam apa yang akan menggantikannya dengan tak kalah kuasanya 🙂
Ah semoga tidak benar apa yang menjadi prediksi saya..:)
Baca juga tulisan terbaru DV berjudul Diinterview Tunggonono
@DV,
iya, mas doni, kenapa ya koruptor yang jelas2 sdh merugikan negara mlah tdk diberi fatwa haram utk jadi caleg, hehehe …. wah, apa mas dony sudah menangkap fenomena rezim yang baru seperti apa gitu, mas?
mmmmm saya sih masih tetap pada pendirian saya mas sawali
yakni GOLPUT
saya sudah jenuh dengan pemerintahan indonesia mas yang bisanya hanya mengubar janji belaka.
mengenai mui sih haram dan tidaknya itu ditentukan oleh Sang Pencipta bukan MUI yang menentukan mas
@Gelandangan,
iya, angka golput pasti akan jauhb berkurang jika kualitas caleg dalam pemilu 2009 nanti benar2 mampu mengakomodasi aspiras rakyat.
gimana dengan santri yang gak tahu apa-apa. 😕
Baca juga tulisan terbaru isna berjudul they call me “dokter hewan”
@isna,
walah, santri nggak tahu apa2? yang bener aja, mbak isna, hehehe … bukankah sebagian politisi juga berasal dari kalangan santri? sekarang santri sudah banyak yang hebat dan kritis.
sudah saatnya kesadaran berpolitik yang bersih dijalankan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Seharusnya MUI juga harus adil dalam memberikan keputusan. Tidak hanya golput yang diharamkan tapi wakil rakyat yang koruptor perlu kiranya langsung mendapat hukuman mati
Baca juga tulisan terbaru phery berjudul Gagal Bertemu Anangku
@phery,
koruptor hukuman mati? wah, ini bisa menjadi wacana baru yang menarik nih, mas phery. tapi sepertinya blm ada keberanian dari pihak MUI utk memberikan fatwa semacm itu.
Duh… pas Pilbub dan pilgub kemarin saya mantap Golput.
Setelah ada fatwa begini,,, apa saya harus ‘maksain’ centang juga.
Kalau tetap Golput, mbok berdosa…
Kalau ikut nyentang, belum ada yang pas di hati…
(yang amanah, jujur, tanggung jawab, mampu, aspiratif, peduli rakyat,ngak suka bohong, ngak korupsi, ngak nyari duit).
Ada Caleg yang setor ke partai biar dapat nomor urut kecil (waktu itu belum adan keputusan MK) sampai 400 juta. Biaya kampanye misal 300 juta, jumlah total biaya 700 juta.
Lantas kalau udah jadi Aleg, apa yang pertama kali dipikirkan…
Baca juga tulisan terbaru Deni Kurniawan As’ari berjudul Meningkatkan Profesionalisme Guru dengan Menulis Buku
@Deni Kurniawan As’ari,
wahm ternyata demikian besar jumlah dana utk nyaleg ya, pak deni. duh, kalau begini caranya, bagaimana mereka bisa memikirkan nasib rakyat? yang pertama dipikirkan pastilah mencari celah agar dana utk nyaleg bisa segera lunas, hehehe ….
dari mulai pilihan lurah, bupati sampe presiden saya belum pernah nyoblos -ngaku deh
soalnya apa? bukannya apatis, tapi memang nggak ada yang cocok dihati, ngapain dipaksain? ah masalah haram itu mah mengada-ada tuh! gak ambil pusinglah pokoknya. begitu saja pak hehehe wacananya menarik pak,
@preme,
iya, bener banget, mas preme. kalau nyontreng dg pilihan yang nggak cocok malah bisa jadi beban. abstain agaknya malah lebih bebas dan merdeka, hehehe …
“Tidak memilih, sejatinya juga termasuk memilih”
Dan kayaknya ini masih menjadi pilihan saya pak.. 🙂
Seharusnya lebih berhati-hati dalam memfatwakan sesuatu, bagaimanapun juga MUI adalah nahkoda umat dengan fatwa-Nya….
Baca juga tulisan terbaru azaxs berjudul Report Ziarah Blogger
@azaxs,
wah, mas azaxs mantab utk golput ternyata, hehehe … iya, bener banget tuh, mas, sebagai institusi terhormat, seharusnya MUI ndak perlu mengambil keputusan yang kurang populer.
Pingback: GOLPUT
wah, menarik sekali berbincang golput di blog pak sawali. 🙂
meskipun sampai hari ini saya masih belum menentukan pilihan pada pemilu akan datang, saya tetap berniat untuk memberikan hak suara saya. karena bagi saya (subyektif), rakyat yang memilih golput dengan alasan muak atau jengah dengan politik yang makin kotor, adalah rakyat yang mutungan. 😀
Baca juga tulisan terbaru denologis berjudul Bokep Kotareyog ; Behind the Post
@denologis, Berarti aku termasuk golongan yang mutungan?
Alhamdulillah… 🙂
Baca juga tulisan terbaru azaxs berjudul Pengamen dan Frankfurt
@azaxs, yarhamukallah…. :d
Baca juga tulisan terbaru denologis berjudul Bokep Kotareyog ; Behind the Post
@denologis,
walah, mutungan? hiks. ada banyak jenis golput kok, mas deno. konon ada Golput Administratif (tdk terdata sbg pemilih), Golput Pragmatis (pemilihan umum dianggap tidak ada gunanya atau malas menuju TPS yang jauh dari rumahnya), Golput Ideologis secara sadar memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya karena tidak ada yang memenuhi seleranya, hehehe …. ndak semuanya mutungan, kan? hehehe ….
@Sawali Tuhusetya dan azaxs,
kembali ke komentar saya di atas, yang terhitung mutungan kan yang -berdasar kategorisasi Pak Sawali- Pragmatis, dan (maaf) Ideologis juga.
Kalau yang Administratif, saya masih belum setuju Golongan ini tergolong Golput, apalgi dikategorikan mutungan. 🙂
Hanya opini saja kok Pak….. 😀
Baca juga tulisan terbaru denologis berjudul Bokep Kotareyog ; Behind the Post
Hidup Golput, Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!!
Klo rokok haram bakal berabeh, biasane klo pasang sajen musti kasih rokok kretek jew…
Baca juga tulisan terbaru Bawor berjudul Ikut “Internet Sehat” Blog Award 2009
@Bawor,
wew… mantap golput toh mas bawor, hehehe … walah, yang utk sajen biasanya rokok merk apa, mas?
ehm,,saya juga sebenernya bingung,kok MUI malah msk ranah politik. bukannya semua sudah ada bagiannya masing2 hehehe…
“klo ga ada yang baik,pilih yang mendekati” kutipan tersebut sering kluar dari mulut beberapa tokoh politik. nah yang jadi masalah,yang mendekati baik aja juga ga ada. jadi kayanya emang lebih baik golput aja kali ya?hehehe.. 😛
Baca juga tulisan terbaru firman berjudul Tips menghindari kelebihan kolesterol
@firman,
hehehe … setiap warga negara memang memiliki hak utk menentukan pilihannya, mas firman. golput pun termasuk memilih, bukan, kalau ternyata calek yang mendekati baik pun jarang ditemukan? hiks.
wah ada ada aja….ko semua diharam kan??
Baca juga tulisan terbaru info resep berjudul Resep Chicken Cheese Takoyaki
@info resep,
hehehe … nggak tahu juga, mbak, kenapa MUI mengambil keputusan yang kontroversial macam begitu.
setuju saya, haram koruptor jadi caleg…
dan haram hukumnya mui membuat onar dan mendahului titah nabi…
@suryaden,
hehehe … mestinya itu yang dibidik MUI, mas surya. kenapa justru malah rakyat?
Kelihatan banget, Pak Sawali. MUI sekarang keliatannya seperti dikudai oleh tangan-tangan yang berkuasa di balik kepentingan politik. Golput itu kan sebenarnya tidak bertentangan dengan moral atau spiritual ya?
Tapi, kok malah dikasih fatwa?
Pegimana dengan diriku yang masih belum punya kartu pemilih ini? Apakah aku akan mendapat dosa?
@GiE, kalo belum punya kartu pemilih ya berarti ndak boleh milih. 😀
Baca juga tulisan terbaru denologis berjudul Bokep Kotareyog ; Behind the Post
@GiE,
iya, saya setuju mas gilang. saya kira golput ndak ada hubungannya kok dg masalah moral dan spiritual. itu murni pilihan dari suara hati nuraninya. wew… ttg mas gilang yang blum punya kartu pemilih, dah dijawab tuh sama mas deno.
diantar 2 point tersebut yang banyak diperhatikan adalah golput. sebenarnya persoalan rokok juga harus diperhatikan. banyak orang bilang ga punya uang, tapi rokok jalan terus. ga bisa bayar sekolah anak, tapi rokok tetap bisa kebeli. sebenarnya bagaimana tuch. merokok kan sama aja buang-buang duit, bener kan?
Baca juga tulisan terbaru afin berjudul Kress Jadwal, Pusing…..
@afin,
iya, mbak afin, rokok kan memang sudh difatwa haram utk 3 kelompok, mbak, anak2 dan remaja, ibu hamil, dan di tempat umum. padahal saya sendiri termasuk perokok, hehehe …
Ada-ada saja MUI itu. Kurang kerjaan atau kurang taring eksistensi toh?
Baca juga tulisan terbaru Daniel Mahendra berjudul Bukan Tiket Sekali Jalan
@Daniel Mahendra,
wew… saya suka istilah kurang taring eksistensinya, mas daniel, hehehe ….
wah ada – ada aja neh terlalu banyak aturan apa nanti tidak membuat jadi bermasalah ya
Baca juga tulisan terbaru tyo berjudul MID (Mobile Internet Device) Viliv S5 Gadget 2009
@tyo,
itu dia, masalahanya mas tyo, agaknya fatwa ini juga akan menimbulkan dampak sosial-politik juga d tengah2 masyarakat.
Mungkin menurut kajian MUI lebih memilih dari pada tidak sama sekali, lebih baik optimis daripada pesimis, begitu… Kali…
Baca juga tulisan terbaru TENGKU PUTEH berjudul KEHIDUPAN YANG TERKADANG PARADOKS
@TENGKU PUTEH,
bisa jadi begitu, mas tengku. tapi kok terkesan dipaksakan begitu.
@Sawali Tuhusetya,
Mungkin ada orang2 yang harus dipaksa. Abu sendiri rencananya ndak ikut pemilu. Karena Malas, soalnya untuk ikut pemilu harus pulang kampung. Soalnya terdaftar disana. Disini hanya mencari rezeki.
Tapi seiring dengan fatwa MUI, Abu bertekad memilih. Untuk menentukan nasib bangsa ke depan….
Baca juga tulisan terbaru TENGKU PUTEH berjudul KEHIDUPAN YANG TERKADANG PARADOKS
gimana ya pak….
menurut saya seh., dengan adanya MUI itu aja dah kurang bener.
moso’ iyo agama di beda2in ma urusan yg laen., padahal agama kan universal., nah sekarang dengan pembedaan gitu kok malah mo masuk ke ranah politik.
Mumet kie..!!!
kekna mo balik ke era pak harto., penyatuan suara..!!!!
ehehehehehehehe…
:IMHO:
@inidanoe,
entahlah, mas danoe. mungkinkah fatwa itu bermaksud utk menggiring rakyat agar berbondong-bondong nyoblos meski pilihannya ndak sesuai dg selera.
Jadi bingun P Sawali ❓
@tehrouter,
bingung? walah, yang mantep aja, mas arif. kalau memang ndak ada pilihan yang sreg, kenapa harus dipaksakan? hehehe ….
masalah rokok….saya memang mengurang merokok di tempat umum.
masalah golput, apa nggak lebih haram kalo saya nyoblos ke calon-calon pemipin yang kualifikasinya agak meragukan, dan ditakutkan kerjanya ndak bener…
kalo yang saya coblos nantinya, tidur di ruang sidang, terima sogokan duit/perempuan, minta laptop dan kendaraan dinas baru sementara rakyat lapar apa nggak ikut masuk neraka saya…
bapak-bapak MUI, label haram itu “berat” lho….kok seenaknya ditempal-tempel sih…
Baca juga tulisan terbaru geRrilyawan berjudul SEPAKBOLA, PSSI, dan KEMBEN.
@geRrilyawan,
iya, ini yang menjadi pertanyaan banyk pihak, mas gerilawan. mutu caleg, terutama yang masih belepotan lumpur korupsi di masa lalu, apa ya mau dipilih juga toh, kalau golput diharamkan?
Intinya itu lebih baik memilih koruptor daripada nggak ada koruptor. kurang rame gicu lho.
Baca juga tulisan terbaru lovepassword berjudul Lupa Password Lock Folder XP versi 3.6
@lovepassword,
kekeke …. koruptor di mana2 memiliki karakter yang sama dg rayap, mas love, hehehe …
Menurut pemikiran saya…
Golput itu merupakan tidak bisa dilarang. Hak pilih dalam pemilu itu adalah hak warga negara bukan kewajiban. Namanya saja hak, bisa dipergunakan bisa tidak.
Kalau pilihan yang ada tidak sesuai keinginan hati nurani, wajar saja kita tidak jadi memilih. Jangan dipaksakan untuk memilih salah satu diantara yang tidak kita suka. Gitu aja kok repot.
Saya rasa MUI sudah kehilangan skala prioritas. Mengurusi fatwa tentang golput dan merokok. Padahal masih banyak isu dan masalah lebih penting yang perlu difatwakan. Misal fatwa haram tidaknya pejabat negera menerima uang dari rakyat (suap). Haram tidaknya SMS premium yang sudah mulai merusak moral. Haram tidaknya sinetron yang mengumbar aurat, seks bebas, dan hedonisme. Haram tidaknya gaji PNS/TNI/Polri yang kelulusannya semasa CPNS atau calon dengan uang menyogok.
Baca juga tulisan terbaru SyamsIderis berjudul Bingung Memilih?
@SyamsIderis,
setuju ,banget, pak syam. sangat tepat kalau dikatakan MUI kehilangan skala prioritas. lha wong yang penting dan merusak moral generasi bangsa saja masih banyak kok, kenapa malah ngurusi rokok dan golput, hiks.
Kalau Rokok di haramkan bagaimana dengan kami para salesman rokok yang siang hari berpanas panas untuk mencari rejeki untuk anak istri….?
Apakah nanti penghasilan kami yang selama ini lewat gaji akan diganti…?
Sementara itu kami tidak bisa korupsi mengggerogoti uang negara ini.
Ekonomi global yang terkena resesi yang menimpa indutri industri kenapa harus ditambahi…?
Oh nasib kami ….kenapa tidak ada yang mau mengerti…?
@Simb.Sal,
iya, bener banget, mas. krisis global sdh menimbulkan banyak korban. pabrik rokok yang menyerap banyak tenaga kerja pasti akan menimbulkan dampak sosial yang luas jika pabrik rokok banyak yang tutup karena kena fatwa haram.
Dua duanya saya haram donk..udah ngrokok golput pula..tapi saya usahain gak golput tahun ini..milih ah..
@boyin,
hehhe … itu menurut kacamata MUI, mas boyin, hehehe … kalau fatwa ini dijadikan acuan, entah sudah berapa dosa yang saya sandang akibat merokok.
tidak memilih adalah pilihan…
Baca juga tulisan terbaru ciwir berjudul kepel : parfum alami anti kanker
@ciwir,
betul, mas santri, terus? hiks, masih menunggu lanjutannya.
bukankah golput juga sebuah pilihan?? pilihan untuk tidak memilih??
@aziz,
loh, memang betul demikian, mas azis, hehehehe ….
😆 BUAT WE GA NGARUH KLO MUI MO BILANG HARAM JUGA GA KAN MERUBAH PENDIRIAN WE UNTUK GOLPUT MEMANGNYA SELAMA INI KITA MAKAN NGANDELIN MUI PA SE ENAKNYA BIKIN FATWA GA LIAT PA PARA KYAI AJA PEROKOK BERAT
MBOK YO O KLO MO BIKIN FATWA YANG BONAFIT SEDIKIT HE HE HE HE HE HE
@awie,
sabar, mas awi, sabar, hehehe … semoga saja fatwa itu hanya sekadar imbauan yang tdk memiliki kekuatan hukum formal.
KENAPA BLOGNYA GA BISA DI MASUKIN KE BLOG ROLLKU YAH PA BLOGU YANG TERLALU JADUL YAH KANG
@awie,
widih, kok bisa toh, mas awie. saya kira kok ndak ada blog baru atau blog jadul. kali aja ada yang error.
jujur saja pak, saya takut dosa… dulu saya selalu golput, lha karena golput sekarang ternyata haram, saya nanti mau milih ah…
yakin akan saya centang semua…
Baca juga tulisan terbaru Andy MSE berjudul Bicara yang baik… atau Diam
@Andy MSE,
kekeke … itu sama saja abstain, mas andy, hehehe … mosok mau dicontreng semua, hiks.
@Sawali Tuhusetya, 🙄 dari pada ga ke tps ma sekali kan ga papa kan yang tau hanya kit ma YANG di ATAS wkwkwkwkwkwk setujux aku ma kang andy mse
Saya sih ikut aja apa kata MUI
Pemilu tahun 1999 saya golput karena telat datang k TPS
Pemilu tahun 2004 saya nyoblos meski di daerah orang karena kebetulan tugas sebagai pemantau
Pemilu tahun 2009 saya sih pengen nyoblos lagi
Masa sih partai banyak ga ada yang bagus satu pun 😀
@achoey,
iya, itu juga pilihan yang layak dihargao, mas achoey. mangga silakan saja.
1. Sebenarnya MUI itu siapa? apakah MUI itu merupakan wadah organisasi seperti NU, Muhammadiyah, PERSIS, Hizbut Tahrir atau apa. Kalau MUI hanya sebatas organisasi maka hukum putusannya hanya berlaku bagi pengikutnya saja.
Kalau MUI itu adalah kepanjangan dari Departemen Agama (Depag) dan depag adalah jajaran pemerintahan, seharusnya Fatwa MUI itu didukung oleh seluruh lapisan negara. Hukum pidana segera diperbarui terkait munculnya fatwa, polisi mengawal dan menindak tegas setiap pelaggaran yang terjadi, TNI menjaga stabilitas negara, pemerintahan segera melakukan tindakan terkait utusan MUI (mengurangi pabrik rokok misalnya, mengurangi ladang tembakau, menaikkan harga rokok selangit, memberi lapangan kerja lain selain berhubungan dengan rokok)
tapi nyatanya kan ndak toh …
2. Melihat kondisi rakyat Indonesia yang semakin hari semakin carut marut, pemimpin yang korupsi, demo tidak dijawab, maka yang bisa dilakukan tinggal berdoa agar diberi pemimpin yang baik, bertanggung jawab, tidak korupsi, membela rakyat.
apa yang bisa dilakukan agar doa itu bisa terjawab? Menurut hukum di Indonesia ya menggunakan pemilihan, pemimpin di Indonesia muncul karena dipilih, bukan revolusi, keturunan (anak dari) atau jatuh dari langit, dengan kata lain ya harus melalui PEMILU. Maka pilihlah pemimpinmu agar Tuhan bekerja dengan tanganNya untuk menjawab doa kita. Tuhan meminjam tanganmu untuk menunjuk seorang pemimpin yang diminta.
Bagaimana mungkin Tuhan memberikan pemimpin sedang kita tidak melakukan syarat yang mengharuskan munculnya pemimpin itu (melakukan pemilihan). Kita ini manusia yang berpikir, apa ndak aneh kalo tiba-tiba Tuhan menurunkan sosok manusia dari langit.
trus ada yang nanya “bagaimana mau memilih, lhah wong pilihannya ndak ada bagus-bagusnya sama sekali”
saya pun menjawab “saya berujar kepada Tuhan, ya Tuhan saya sudah melaksanakan pekerjaan yang menjadi bagian saya, selanjutnya saya serahkan kepada Engkau untuk mengurusnya. Jadikan dia (siapapun yang terpilih) menjadi pemimpin yang saya butuhkan”
@adipati kademangan,
wah, terima kasih informasi dan pencerahannya, mas adipati. saya sepakat banget itu, mas. tapi hal semacam itu kan ndak perlu pakai fatwa, apalagi pakai embel2 haram segala. yang seharusnya diperbaiki justru calon2 anggota legislatif itu. mereka yang sudah benar2 buruk keinerjanya di masa lalu, mestinya ndak perlu nyaleg lagi, agar rakyat tertarik utk memilih.
pak, kok komen saya terlhat serius yah diatas. Yang perlu saya tegaskan saya tidak sedang membela MUI dalam hal ini. 😉
@adipati kademangan,
‘iya, sekali lagi terima kasih banget, mas adipati. pendapatnya sungguh menarik dan informatif.
salam hormat…
nderek bingah mawon bilih mbenjang dinten KEMIS PAING 9 april 2009 badhe wonten pemilu….menawi fatwa sak ngaandapipun HARAM wonten mboten nggih pak?? MAKRUH nopo nopolah….bajute mboten wonten nggih pun lah…lha mboten wonten pilihan nipun je pak….suwun…suwun…suwun
Baca juga tulisan terbaru sakti berjudul isih ono turahan…
@sakti,
salam hormat juga, mas sakti. matur nuwun, mas sakti sampun kersa ngemutaken. lah status hukum sak ngandhapipun haram wonten fatwanipun punpa amboten, dalem babar blas mboten mangertos, mas, hehehe …
saya no comment ttg haramnya golput, krn di hati saya sbrnya tidak setuju dengan golput. ada prinsip siyasiyah (bernegara) tentang keharusan memilih pemimpin. Memilih pemimpin koruptor tapi ada sedikit iman lebih baik daripada memilih pemimpin yang lebih korup dan tanpa iman disepanjang hidupnya. Mungkin nanti ada yang mendebat, loh iman kan hanya Tuhan yang mengetahui. Benar, paling gak kita punya nilai pandang terhadap seseorang, soal kemudian dia tidak amanah adalah urusan Nya. Yang saya garis bawahi dalam prinsip siasiyah adalah bahwa memilih pemimpin itu sebuah keharusan dalam hidup bernegara, walaupun kita berada di negara yang sangat korup. sudah dikabarkan di Hadist2 Nabi ttg hal ini, tentang kejadian di masa datang.
saya hanya kuatir kita seperti (sejarah) Bani Israel yang selalu ngeyel terhadap instruksi Nabi, dari era Musa hingga Muhammad. Apakah kita kepanjangan dari umat2 tersebut. Kekritisan dan Kengeyelan sangat tipis bedanya. Saya sangat percaya dengan MUI walaupun seringkali keputusannya merugikan disisi pihak. Tapi saya yakin mereka telah mengkajinya dengan matang, melewati beberapa bab-bab dalam fiqih dan kemaslahatannya. Sedang disisi kita apakah telah melakukan kajian2 mendalam spt mereka.
Saya hanya kuatir orang yg golput disebabkan karena malas hidupnya dalam masalah bernegara, males memilih, lebih enak dirumah tidur2an dsb. bukan karena merasa selalu dikhianati oleh para pemimpin2.
Saya berharap bagi yg golput disebabkan oleh alasan terakhir tersebut. Karena selalu dikhianati, tumbuh kebenciannya, hingga tumbuh jiwa pemberontak dlm dirinya. Saya salut akan sikap Golput ini. Tapi hanya hati kita masing2 yang mengetahui.
Baca juga tulisan terbaru novi berjudul Perempuan Berkalung Sorban
@novi,
terima kasih informasi dan pencerahannya, mas novi. dalam konteks pemilu di indonesia, agaknya beda, mas novi. dari pemilu ke pemilu, ternyata bangsa ini tdk mengalami perubahan yang lebih baik. itu sebabnya fenomen golput ini mencuat ke permukaan sebagai “warning” buat caleg yang buruk kinerjanya. kalau mereka nekad nyaleg, apa justru ndak kasihan rakyat nantinya, apalagi kalau sampai difatwa haram oleh MUI bagi mereka yang tak menggunakan hak pilihnya. ttg fenomena gloput ini, agaknya juga banyak ragamnya, mas novi. konon ada Golput Administratif (tdk terdata sbg pemilih), Golput Pragmatis (pemilihan umum dianggap tidak ada gunanya atau malas menuju TPS yang jauh dari rumahnya), Golput Ideologis secara sadar memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya karena tidak ada yang memenuhi seleranya. karena banyak rakyat yang makin cerdas, agaknya jenis golput ideologis itu yang sering terjadi.
@Sawali Tuhusetya,
Begitulah Pak Sawali, spt ending dalam komentar saya, yg saya kuatirkan (dan mengamati) banyak org masuk dlm jenis Golput Pragmatis tapi sikapnya spt Golput Ideologis. Ujung2nya malah rame2 melecehkan ulama scara institusi/personal/label, bukannya mengkritisi produk fatwa yang dikeluarkan. Saya hanya meyakini keharusan memilih pemimpin, dlm kondisi buruk sklipun -memilih calon yg kadar busuknya tidak lebih berat diantara calon busuk2 lainnya-, karena hal ini sudah di’fatwa’kan dalam kaidah fikih Nabi. Jika untuk memilih Dewan… NO, dia bukan pemimpin, hanya pura2 mewakiliku 🙂
Baca juga tulisan terbaru novi berjudul Perempuan Berkalung Sorban
weleh… yang boleh mengharam-kan dan menghalalkan sesuatu hanya Sang Maha Pencipta. Ini MUI mo ikut-ikutan jadi Tuhan??? ❓
@ MBAK DARNIA
Saya sependapat, bahwa yang memiliki kuasa mengharamkan-menghalalkan-memakruhkan-memubahkan-menyunahkan hanyalah Tuhan. Namun ada satu hal yang harus digarisbawahi; bahwa siapapun, sepanjang ia memenuhi persyaratan metodologis dan syar’i, maka ia memiliki hak menelurkan pendapat masing-masing tentang kehalalan dan keharaman, entah itu perihal golput, rokok, yoga, atau lain hal.
Tapi tolong jangan dulu menuduh saya mendukung MUI. Saya sedang mencoba berusaha bersikap netral.
Pendapat saya begini. Fatwa secara umum kan bisa didefinisikan sebagai legal opinion yang dikeluarkan jurist (ahli hukum) Islam. MUI, yang notabene berisi sederetan orang yang sangat mengerti hukum atau syariah yang berlaku dalam Islam, memiliki otoritas dalam mengeluarkan fatwa (halal-haram atau apalah namanya). Jadi mereka menelurkan fatwa pun sebetulnya bukan tanpa pertimbangan. Ulama-ulama yang bernaung di bawah bendera MUI jelas tak punya wewenang absolut menghukumi sesuatu layaknya Tuhan, ta-pi, dengan kapabilitas yang mereka miliki itulah, mereka–setidaknya–memiliki wewenang untuk me-naf-sir-kan. Jika MUI mengatakan bahwa golput atau rokok itu haram, mengutip ucapan Emha Ainun Nadjib di salah satu milis, “itu posisinya beliau-beliau berpendapat bahwa karena sesuatu dan lain hal, maka diperhitungkan bahwa Tuhan tidak memperkenankan hal itu diperbuat“. 🙂
Lagipula, yang namanya fatwa itu kan tidak mengikat, sebab fatwa toh bukan ketentuan hukum. Jadi kita tak perlu lah memberi reaksi ekstrim. 🙄
Intinya ya… kembali ke pribadi masing-masing Muslim, karena sekali lagi yang namanya fatwa itu nggak mengikat. Kalau dianalogikan, seperti kita datang meminta saran ke seorang dokter. Si dokter menyarankan kita begini begini, tentu jika kita tak sependapat dengan sarannya, kita masih bisa meminta “fatwa” kepada dokter lainnya. Simpel kan?
*maaf kalau terkesan menggurui, cuma kepala ini sepertinya mau meleduk kalau apa-apa yang bertumpuk di kepala tidak segera dikeluarkan*
ah, mohon maaf pula kepada pak sawali, main reply komentar tanpa izin
Baca juga tulisan terbaru ariss_ berjudul Poem of the Day
@ariss_,
silakan, mas ariss, saya malah terima kasih, mas ariss bisa ikut terlibat dalam kolom komentar ini. salam kreatif!
@darnia,
hehehe … mungkin pertanyaan mbak darnia ini juga menjadi pertanyaan banyak pihak yang mempersoalkan fatwa MUI itu. ada info tambahan dari mas ariss tuh, mbak dar, hehehe …
Golput itu haram? Lha kalau memang nggak ada yang dipilih, trus suruh milih apa? Oalah Mbah MUI…Mbah MUI…diakali politikus busuk kok mau. Lagian, golput itu muncul juga karena rakyat kecewa, muak, sebel sama para wakil rakyat yang terhormat, yang hobinya cengengesan ketika masuk ruang sidang tipikor.
Merokok itu haram? Mungkin kalau rokoknya rokok ganja atau rokok hasil korupsi. Mungkin malah perokok akan mendapat pahala, karena sudah memberi “kehidupan” kepada para petani tembakau, buruh pabrik, pedagang asongan, sales, pemulung, dll.
Yang paling sibuk kali ini pasti Rhoma Irama, karena dia harus menambah dua bait untuk sebuah lagunya (yang berjudul “Haram”)
Baca juga tulisan terbaru chsusanto berjudul Merokok itu Haram?
@chsusanto,
itu dia, pak santo, seharusnya calegnya yang perlu dijadikan sbg sasaran tembak, bukan pemilih. wew … ternyata masih ingat lagunya rhoma juga? hehehe …
bingung tuh kalau ngebahas soal ginian.
kalo udah ga ada pilihan ya buat apa di perdebatkan..
biarlah mereka golput
Baca juga tulisan terbaru radio23 berjudul What is satellite radio
@radio23,
idealnya memang rakyat diberikan kebebasan utk menentukan pilihannya, mas, termasuk memilih utk tdk memilih.
Wah Om, aku setuju dengan mengharamkan para koruptor untuk menjadi caleg, tapi sejujurnya aku juga bingung kok kata2 haram saat ini mudah sekali dikeluarkan, seperti hal nya membalik selembar kertas kosong padahal tetap saja kertas itu kosong
@hanhan,
iya, seharusnya para caleg yang dijadikan sebagai sasaran tembak fatwa itu, bukan pemilih. pemilih kan selalu melihat mutu caleg2 itu.
😥 wah kalau gitu aq jadi bingung…so gmana kalau yang kita pilih itu belum tentu jujur……
seharusnya sebelum mengeluarkan fatwa jangan asal-asalan…..
bnar juga kata kamu jangan asal mengeluarkan fatwa…………….
aq jadi heran…….
Baca juga tulisan terbaru iwan berjudul Gambaran Umum Demam Berdarah
@iwan,
bener juga tuh, mas iwan. label dosa bagi sebagian besar rakyat sungguh membuat tdk nyaman.
dari selisir siur-siur, itu ulah segelintir oknum yang memaksakan kehendak pada MUI, dan MUI barangkali lupa pada porsinya sebagai Kumpulan Ulama yang seharusnya menjaga umatnya.
memilih itu kan hak, boleh diambil boleh tidak. sama seperti pembagian tabung gas, boleh diambil boleh tidak. kalau tabung gasnya jelek, siapa berani mengorbankan nyawanya?
Baca juga tulisan terbaru mascayo berjudul please think seriously!
yang jelas merokok merugikan
Baca juga tulisan terbaru Oby berjudul FLP Ranting UM
@Oby, merugikan bagi yang ga punya duit lah klo dah kecanduan mo bilang apa MUI tuh yang salah bikin fatwa golput dosa apa iya ?
merugikan diri sendiri dan orang lain, semuanya. satu menguntungkan banyak merugikan
Baca juga tulisan terbaru Oby berjudul Jalan Cinta Para Pejuang
nah, saya suka sekali membaca tulisan ini. tak hanya mengkritik, tapi juga menyodorkan solusi.
tadinya saya termasuk orang yang tidak terlalu peduli pada kedua fatwa itu, pak sawali. pro dan kontra toh biasa, dan saya “memilih” untuk tidak berpihak. tapi membaca tulisan pak sawali, saya kok jadi tersugesti untuk berpijak pada salah satu opsi, pro atau kontra, and nothing in between. hehe! (berarti tulisan pak sawali persuasif banget dong, ya? ya iyalah, seperti halnya tulisan-tulisan lain pak sawali!)
walaupun tujuan menelurkan fatwa ini bisa jadi baik, tapi saya setuju: kenapa harus MUI? dan saya sangat suka bagaimana tulisan ini diakhiri: kalau memang harus menelurkan fatwa, kenapa tidak mengharamkan koruptor jadi caleg saja? lebih jelas hasilnya, rakyat jadi tidak golput lagi karena tahu bahwa mereka bakal memilih wakil yang terbaik dari kumpulan orang-orang yang baik. best of the best!
Keguncangan dan kegundahan publik berkenaan fatwa MUI ini, barangkali disebabkan lantaran masyarakat kita kurang bergaul dengan yang namanya fatwa. Seandainya dalam setiap momen bangsa ditelurkan satu-dua fatwa, mungkin tak akan ada terlalu banyak histeria seperti ini (apalagi nada-nada sinis dan mengejek).
Umpamanya, (kembali saya mengutip Emha)…pada awal 1900-an kaum ulama melontarkan fatwa bahwa Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia itu wajib hukumnya (sehingga tidak bangkit itu haram hukumnya). Demikian juga mempersatukan seluruh pemuda Indonesia itu fardhu kifayah(semua orang tidak bersalah asal ada sebagian yang menjalankannya).
Atau seandainya difatwakan… Sumpah Pemuda itu fardhu ‘ain, kewajiban bagi setiap orang, kalau tidak bersumpah bergabung dalam persatuan Indonesia, haram hukumnya. Berikutnya begitu Hiroshima-Nagasaki dibom atom, ulama Indonesia sigap melontarkan fatwa, bahwa memproklamasi kan kemerdekaan Republik Indonesia itu wajib sehingga masuk neraka bagi siapa saja yang menolak 17 Agustus 1945…dan lain-lain, dan lain-lain, mungkin kita saat ini akan terbiasa dengan yang namanya fatwa, tak peduli apakah bunyinya halal, ataukah haram. Lha sekarang-sekarang kan fatwa kerapkali nongolnya mendadak, dan itu pun keluarnya sekali-sekali.
Tapi memang, untuk kali ini, (atau tepatnya untuk kesekian kalinya), MUI seolah tidak melihat lebih jernih bagaimana atmosfer bangsa saat ini, serta bagaimana situasi dan konteks yang sedang dihadapi bangsa *halah* sehingga fenomena golput makin marak.
Tapi yah sebagaimana komentar saya untuk mbak darnia di atas, pertama, ya mungkin karena MUI memiliki pandangan dan pertimbangan lain (entah kalau ada yang mengatakan bahwa ada yang menggerakkan MUI untuk mengeluarkan fatwa ini-itu, wah, saya nggak berani menduga/menuduh sampai situ ). Dan kedua, fatwa bukan hukum yang mengikat. Jadi, kita enjoy saja lah, Pak. Waktu, yang bakal menguji, apakah fatwa MUI, bakal laku atau tidak.
Baca juga tulisan terbaru ariss_ berjudul Poem of the Day
@ariss_,
iya, terima kasih tambahan infonya, mas ariss. MUI seharusnya bisa mengeluarkan fatwa dg menggunakan skala prioritas. dalam konteks pemilu, seharusnya. menurut saya yang menjadi sasaran tembak itu calegnya, bukan pemilih. rakyat selama ini sdh dikecewakan dg ulah para wakil rakyat yang kurang aspiratif, bahkan cenderung menciptakan blunder sosial yang bisa berdampak terhadap nasib bangsa.
Kalau saya lebih tertarik dengan lembaga yang mengeluarkan fatwa haram tersebut. Menurut kabar angin lembaga itu menduduki peringkat teratas sebagai lembaga yang paling banyak disuap. Entahlah mungkin cuma khabar angin saja. 🙄
@Rafki RS,
duh, kalau memang kabar angin itu benar, makin repot, pak rafky, klau insitusi yang seharusnya menjadi penjaga moral dan spiritual bangsa justru malah menduduki peringkat atas sbg lembaga yang paling banyak disuap. repot!
Saya sih masih yakin kalo golput itu adalah pilihan politis. Golput itu tidak mubazir, setidaknya ia adalah suara lain mengenai demokrasi. 😡
@bodrox,
iya, saya sepakat banget, mas bodrox. golput sbg pilihan politik perlu juga diapresiasi sbg “sanksi moral” kepada para wakil rakyat yang buruk konerjanya, tapi tetep nekad nyaleg lagi!
kalau gitu bagaimana kalau pak sawali bikin partai aja. gak perlu dicatat kpu. namanya PARTAI GOLPUT. calon presidennya pak sawali. tim suksesnya para blogger. he…he…
mumet jadinya pak. masa golput dibilang haram. ah, kayak nggak ada kerjaan aja mui.
4 februari di lpmp semarang ya pak…..
@Zulmasri,
widih, partai golput? mana tahan, pak zoel, kekeke … MUI sekarang seperti yang dijelaskan pak syam, kehilangan skala prioritas dalam mengeluarkan fatwa. btw, tgl 4 februari pal zoel hadir juga kan? yaps, sampai ketemu di LPMP, pak.
wah kalo menurut MUI merokok itu haram mungkin pabrik rokok nya harus ditutup kayanya yah mas 😛
@harianku,
iya, bisa jadi begitu, mbak. maka tak perlu heran kalau muncul banyak penolakan fatwa itu, terutama dari daerah yang selama ini dikenal sbg pemaspk rembakau dan rokok.
kalo aku sih golput adalah pilihan…., alnya, kita gak tau persis siapa yang kita pilih, karena pada dasarnya mereka semua adalah “priyayi” yang hanya turun ke lapangan bila menjelang pemilu saja….
Baca juga tulisan terbaru alief berjudul Keharaman Rokok dan Pro Kontranya
@alief,
bener juga tuh, mas alief, golput termasuk pilihan politik yang layak dihargai juga, apalagi melihat kualitas caleg yang selama ini hanya turun gunung pada saat menjelang pemilu.
ngapain pusing ngurus negara kan mereka dah mampu….
mampu korup maksud aq…hehehh….
Baca juga tulisan terbaru iwan berjudul Gambaran Umum Demam Berdarah
@iwan,
mampu korup? hiks, kiran mampu dalam pengertian yang sesungguhnya, hehehehe … mas iwan ada2 saja nih.
sejelk apapun calon pemimpin bangsa, pastilah ada yang lebih baik. Nah, kalo golput semakin banyak, maka mau dikemanakan negeri ini pak ya…saya sebenarnya tidak setuju golput karena kita bakalan set back lagi ke masa silang, masyarakat harus diajar untuk berdemokrasi…lama-lama pasti kita akan menemukan pemimpin yang baik…tapi butuh proses dan melelahkan…
Baca juga tulisan terbaru imoe berjudul …dari padang untuk selamatkan anak dari bahaya tembakau…
@imoe,
hehehe … golput kan pembelajaran demokrasi juga, mas imoe, khususnya ditujukan kepada para wakil rakyat yang selama ini dinilai buruk kinerjanya, tapi masih nyaleg juga. fatwa MUI seharusnya membidik para caleg itu, bukan pada pemilih.
Pak, kalau capresnya Dian Sastro dijamin jumlah golput bisa ditekan.. 🙂
@onabunga,
kekekeke …. bisa jadibener, mbak lintang, hiks, pemilih lelaki pasti akan rame2 menontrengnya, hehehe ….
halow salam kenal pak??? 😛
ternyata kita rumahnya dekat ya????Aku posisi di sekitar kec. Gemuh. klo bapak posisi dimana?? ❓
wah kita bisa sharing nie… salam…
Baca juga tulisan terbaru accan berjudul SMA DAN STM SAMA SAJA
@accan,
salam kenal juga mas accan. wow … mas accan muridnya pak yossi di sma cepiring, kan. pantesan, dah piaai ngeblognya.
Tidak memilih juga merupakan suatu pilihan kok
@joe,
iya, betul banget, mas joe, tapi oleh MUI diberi label haram, hiks, ndak ngeh juga.
walo diriku perokok
diriku menyadari rokok itu ngak baiok bagi kesehatan
kata temen sesuatu yang ngak baik bagi kesehatan ya haram
tapi ya mau gimana lagi
orang cinta je
lha kalo golput diriku ngsk ikut wong kata orang diriku ini abangan apa malah termasuk yang golongan hitam
Baca juga tulisan terbaru suwung berjudul ngelmu soewoeng: Tip’s mencari kerja part 4 (harus punya Koneksi)
@suwung,
golongan hitam, wakakakaka …. duh, itu kan gerombolannya bromocorah, mas suwung, kekeke …. “penyakit” rendah hatinya ndak sembuh2 juga, hehe …
golput adalah suatu unjuk rasa ketidak percayaan terhadap pemerintahan klo pemerintahan menerik dan membuat simpati pasti gakda golpot
@Ronggo,
betul banget, mas ronggo. saya kira juga begitu. kalau saja pemerintahan kapabel dan bener2 memperhatikan nasib rakyat dah pasti setiap putaran pemilu jarang sekali yang golput.
pak sawali, memang nya dalam agama ada semacam tolak ukur untuk menyatakan haram atau tidak urusan politik seperti golput. casual cutie bingung…
Baca juga tulisan terbaru casual cutie berjudul Oh Baby Touch Me…
@casual cutie,
wah, dalam soal agama, saya ndak tahu persis, mbak cutie. kalau saya yang njawab bisa jadi malah bikin mbak cuite tambah bingung, kekeke …….
pilpres yg kemarin. uintuk putaran 2 saya golput. hehehehe
@gus,
oh, ya? kenapa emangnya, gus? ndak serg dg calon yang ada, yak!
ingat pak.. golput sekarang haram… jadi asal coblos ajahhh hahahhaha
Baca juga tulisan terbaru zoel berjudul Help me..
@zoel,
repotnya kalau asal coblos bisa memberikan resiko dan dampak sosial yang lebih merepotkan, mas zoel.
walah pak, MUI kadang emang kebablasan mengatur kehidupan warganya. lha wong golput aja kok haram sih. mungkin benar ada penetrasi politik tertentu pada MUI sehingga ada fatwa yg lucu kayak gini. he2.
salam kenal pak sawali!
Baca juga tulisan terbaru haris berjudul Banjir
@haris,
nah itu dia, mas haris. lha wong memilih dalam pemilu itu kan hal setiap warga negara toh? yang namanya hak mau diambil ya silakan, tdk ya gpp, kok diberi label haram. wah, salam kenal juga, mas haris, makasih kunjungannya.
bener pak, golput tuh menandakan tingkat kepercayaan kpd politikus. shg mrk bisa perbaiki diri. kalo mrk makin baik tanpa ada fatwa pun rakyat akan berbondong2 dg sukarela ke TPS.
@waw,
iya, sepakat banget, mas dewanto. bagaimana rakyat mau milih kalau yang harus dipilih memiliki track-record yang kurang bagus.
Hmm kalo ngomongin masalah Haramnya Golput ini memang agak sedikit Rumit.. Bagaimana tidak.. Hal ini saya rasa Sudah menyalahi makna Pemilu yang LUBER yaitu Bebas memilih tanpa ada paksaan dari sapa pun.. Nah dengang Fatwa MUI yang mengharamkan GOLPUT bukankah ini sebuah pemaksaan kehendak seseorang untuk memilih salah satu partai??… Khan Golput juga Pilihan?? hehehe…
Baca juga tulisan terbaru Frenavit Putra berjudul Premier Film Kambing Jantan
@Frenavit Putra,
itu dia yang dipersoalkan banya kalangan, mas fren. asaz luber jurdil jadi ternodadi gara2 fatwa MUI semacam itu.
Bagaimana kalau posisinya dibalik, Golput dicalonkan. Apa mau mereka tidak mendapatkan suport atau dukungan dari kita. saya yakin mereka pasti tidak mau tidak dipilih bukan? 🙄
@pakde,
walah, persoalannya ini bukan soal dicalonkan atau tidak. mereka yang golput kan dah pasti nggak nyalon toh, pakdhe, hehe …
GOLPUT itu Haram .Hehehe……….
Tapi saya mau tetep golput , bukanya gak mau milih pemimpin. tapi mau nyari kebenaran yang sebenar-benarnya
Baca juga tulisan terbaru alabhy berjudul Awas penyakit !
@alabhy,
wah, mencari kebenaran masih ditambahi yang sebenar-benarnya, wew…. baguslah, mas bach!
Menyangkut perkara fatwa, saya merasa kurang sreg MUI mengeluarkan fatwa. Masih ingatkah pada zaman kegelapan sebelum aufklarung di Eropa. Lembaga keagamaan memiliki otoritas menentukan dosa warga. Kemudian warga yang hendak menebus dosa membeli surat penghapusan dosa. Sebaiknya kalau MUI masih tetap dipertahankan, hanya mengurusi pembinaan umat dengan mengkoordinasikan dakwah-dakwah, menjaga kerukunan umat beragama, menjaga hubungan baik dengan komunitas agama lain. Jangan menjadi superbody seperti sekarang ini. Siapa sih yang sebenarnya berkepentingan terhadap adanya MUI? Apa hak MUI menentukan halal-haram, bahkan melampaui Al Quran dan Hadits? Apakah umat di luar MUI begitu lemahnya sampai-sampai ibadah dituntun oleh MUI. Bagaimana peran para ustadz, kyai, ulama, kalau ayat-ayat sakti hanya dimonopoli oleh MUI? Ajaran Islam menganjurkan kepada nalar atau pikiran yang dilandasi ilmu dan berikutnya, ilmu yang dilandasi iman. Celakanya, MUI malah mengeluarkan fatwa yang amat kontroversial. Apakah tidak dipikirkan bahwa fatwa itu malah menimbulkan mudharat yang sebelumnya tidak ada. Dengan kata lain, MUI mencari masalah. Entahlah…
Salam hangat pak Sawali. Post yang sungguh inspiratif. 😎
Baca juga tulisan terbaru Hejis berjudul PERKAWINAN TANPA KERTAS
@Hejis,
wah, terima kasih banget tambahan infonya, mas hejis, sungguh mencerahkan, bisa makin memperkuat opini bahwa apa yang difatwakan MUI memang cenderung bikin masalah baru. ada yang bilang MUI tlh kehilangan skala prioritas sehingga persoalan2 yang seharusnya membutuhkan fatwa malah sama sekali tak disentuh. sekali lagi, terima kasih, mas hejis.
jangan salahkan kalau golput 2009 membengkak… Ada apa dengan indonesia?
@munawar am,
bener juga tuh, mas nawar. seharusnya yang dibidik MUI bukan pemilihnya, melainkan yang dipilih alias calegnya yang masih nekad nyaleg meskipun kinerja dan track-record-nya sangat buruk.
Yang salah bukan indonesia… yang salah yg gak punya pilihan,….. golput itu pilihan….. jadi bingung kan….. 😛
Baca juga tulisan terbaru freewaregadget berjudul Low Price FM RadiosLG Phone
@freewaregadget,
hehehe … bener banget, mas. negeri ini tidak salah, kok. kemungkinan yang sedang keliru itu yang me-manage-nya, hehehe ….
Mungkin karena kebanyakan partai n ngumbar janji,jadi banyak masyarakat bingung dan walhasil golput deh…
@Metalizer,
iya, mas metalizer. kalau ndak ada pilihan yang sreg, kenapa mesti dipaksakan mencontreng?
Jangan Golput.. please..please..pleasee Yaa..
Baca juga tulisan terbaru Gus Yehia berjudul Tahadu Tahabu
@Gus Yehia,
kalau calegnya hebat, bermutu, dan punya track-record yang bagus, pasti angka olput akan jauh berkurang, gus yehia.
setuju ama pernyataan yg terakhir pak…lagian tujuan mereka jadi caleg mo nyari duit apa benerin bangsanya??perasaan kebanyakan sama semua,,,walaupun ga sedikit juga yang bener2 ngelaksanain tugasnya 😀
Baca juga tulisan terbaru Ananto berjudul Be Creative
@Ananto,
iya, apalagi kalau utk nyaleg saja mesti punya modal gedhe. ujung2nya kalau jadi, pasti lupa akan janji2 yangpernah digembar-gemborkan.
Kalau soal rokok saya golput mas, tapi kalo soal golput sepertinya saya harus ngerokok dulu (biar bisa mikir)….
salam kenal
@sandyagustin,
walah, kok diwoalk-walik toh, mas sandy, hehehe … salam kenal juga, makasih kunjungan dan komentarnya, mas.
Saya setuju sekali dengan Mas sawali …. sebaiknya MUI mengeluarkan Fatwa tentang Korupsi dan moral para anggota dewan yang sangat tidak terhormat itu… yang video videonya beredar di Internet… saya rasa akan lebih bermanfaat dan mengena…
Baca juga tulisan terbaru Michael Siregar berjudul Kenanganku bersama Siti Kholidjah …..
@Michael Siregar,
nah, itu dia masalahnya, bung michael, kenapa justru yang dibidik malah pemilih yang selama ini memang sudah antipati dg ulah sebagian wakil rakyat.
hati-hati dengan fatwa haram MUI
🙂
@novak85,
duh, repot juga kalau golput aja mesti dibidik lewat fatwa.
postingan serius, malah komentarnya lucu-lucu… jadi lupa tadi mau komentar apa
setuju aja pak.
mau nanya pak, gimana supaya postingan itu bisa nulis huruf jawa (hanacaraka.ttf) atau huruf arab
Baca juga tulisan terbaru Budi berjudul DREAM BOOK
@Budi,
hehee … gpp, pak budi, duh, maaf banget, pak, saya belum pernah mosting pakai huruf jawa atay arab, tuh!
kalo calonya ga ada sesuai selera kita pilih mana kalo ga golput.. ya toh:) lam kenal yo rek..:) menambah koleksi golput nih
Baca juga tulisan terbaru arton berjudul Berbagai Alat Pembayaran di Internet (1)
@arton,
iya, bener juga tuh, mas arton. masak mesti nyontreng yang ndak sreg dg pilihan hati, hiks.
wah kayaknya seperti sedia kala pilihan terbaik adalah tidak memilih
Baca juga tulisan terbaru genthokelir berjudul ISLAM SESAT
@genthokelir,
hehehe … kalau memang ndak ada yang cocok, kenapa harus memaksakan diri, mas totok, kekeke ….
ada asap ada api, ada golput ada…?
Baca juga tulisan terbaru Nyante Aza Lae berjudul Sistem Barter di Negara Kita
@Nyante Aza Lae,
loh, ko ndak dilanjutkan toh, mas kurnia? ada golput ada apaan?
wah kayaknya seperti sedia kala pilihan terbaik adalah tidak memilih
@genthokelir,
loh, komennya kok dobel, mas totok, hiks.
wah Pak, banyak banget ik komentna, aku mpe bingung mo kasih koment apa :p hehehehe
Baca juga tulisan terbaru tim bpu blogspot berjudul Cara Mengetahui Pengunjung Blog Kita
@tim bpu blogspot,
widih, kenapa bingung, mas, hehehe … ngisi kolom ini kan juga dah komen, toh?
Salam
Agak aneh klo nurut aku Pakde, ini negara demokrasi yang nyatanya hampir sekuler tapi klo ambil keputusan yang dianggap menguntungkan secara politis kok menggunakan dimensi spiritual pdhl jelas-jelas sistemnya ada dalam wacana yang sekuleristik tadi *wealah aku ngomong opo ya Pa de, sotoy sejadi-jadinya gitu loh
btw aku golput tapi aku ndak merasa berdosa tuh, coz golputnya dipandang dari wacana demokrasi bukan dari wacana agama 🙂
@nenyok,
hehehe … iya, mbak ney, mestinya begitu sih, kok ada yang aneh ya dg fatwa MUI itu. golput adalah urusan pilihan dan demokrasi. idealnya sih ndak perlu dikait-kaitkan dg persoalan agama.
Ya hayuk…kalo punya hak hayuk digunakan…
Baca juga tulisan terbaru cupangkolam berjudul Trend Kekerasan di Kolam Cupang vs Daun Pepaya
berarti orang tersebut gak punya pendirian tuhh…
seandainya kita punya 2 calon yang sama2 kita minati, apa yang seharusnya kita lakukan pak???
Izin share Gan