Agupena Pasca-Rakernas: Sebuah Refleksi

Usai sudah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) yang berlangsung di Kompleks SLB Pembina Tingkat Nasional, Jalan Pertanian Raya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 1-3 Oktober 2010. Selain diikuti para pengurus Agupena Pusat, Rakernas juga diikuti oleh wakil dari 11 Agupena Wilayah, yakni Papua, NTB (Nusa Tenggara Barat), Sulawesi Tenggara (Sultra), Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Sumatra Selatan (Sumsel), Jambi, dan Sumatra Barat (Sumbar).

Semua peserta yang hadir cukup antusias untuk membahas hasil rapat-rapat komisi. Situasi seperti ini memang perlu terus dipertahankan agar terjadi proses dialektika dan dialog interaktif demi mewujudkan atmosfer organisasi yang solid berbasiskan prinsip kolegial dan kolektivitas.Setidaknya ada enam bidang Program Kerja yang dibahas dalam Rakernas, yaitu Administrasi, Organisasi, Kepenulisan, Kesra, Kebijakan Organisasi, serta Komunikasi dan Informasi. Keenam bidang tersebut dibahas oleh tiga komisi, yakni Komisi A, Komisi B, dan Komisi C, untuk selanjutnya dibawa ke dalam sidang pleno. Secara demokratis, berbagai masukan dan saran terakomodasi dalam rapat pleno yang dipimpin oleh Ketua Umum Agupena, Pak Naijan. Diskusi dalam rapat pleno berlangsung seru dan hangat. Sesekali terjadi perdebatan, baik yang dihasilkan oleh Komisi A, B, maupun C. Semua peserta yang hadir cukup antusias untuk membahas hasil rapat-rapat komisi. Situasi seperti ini memang perlu terus dipertahankan agar terjadi proses dialektika dan dialog interaktif demi mewujudkan atmosfer organisasi yang solid berbasiskan prinsip kolegial dan kolektivitas. Alhamdulillah, setelah melalui diskusi dan perdebatan seru, Rakernas berhasil merumuskan program kerja yang diharapkan bisa dijadikan sebagai kebijakan dan pedoman organisasi dalam mendinamiskan kinerja organisasi profesi guru yang bergerak di bidang kepenulisan itu.

(Suasana ketika Rakernas berlangsung)

Rakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas AgupenaRakernas Agupena

Haruskah Agupena sekadar menjadi organisasi “papan nama” yang punya program dan agenda besar, tetapi miskin aksi? Atau, haruskah Agupena menjadi organisasi “oposisi” yang selalu bersikap reaktif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah terkait dengan regulasi tentang guru dan persoalan-persoalan pendidikan? Atau sebaliknya, haruskah Agupena menjadi organisasi profesi yang selalu mengekor dan mengamini semua kebijakan pemerintah?Terlepas dari apa telah dirumuskan dan ditetapkan oleh Rakernas sebagai kebijakan dan pedoman organisasi, pertanyaan besar yang belum terjawab hingga saat ini adalah “Quo-vadis Agupena?” Haruskah Agupena sekadar menjadi organisasi “papan nama” yang punya program dan agenda besar, tetapi miskin aksi? Atau, haruskah Agupena menjadi organisasi “oposisi” yang selalu bersikap reaktif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah terkait dengan regulasi tentang guru dan persoalan-persoalan pendidikan? Atau sebaliknya, haruskah Agupena menjadi organisasi profesi yang selalu mengekor dan mengamini semua kebijakan pemerintah?

Dalam pemahaman awam saya, Agupena tetap harus kembali ke “khittah” dan basis awal sebagai organisasi profesi guru yang khusus bergerak di bidang kepenulisan. Agupena perlu menjadi organisasi yang bisa membawa profesi guru menjadi lebih mulia, terhormat, dan bermartabat melalui budaya menulis dengan terus berupaya menciptakan atmosfer kepenulisan yang kondusif sekaligus menyediakan ruang yang cukup bagi guru untuk berekspresi. Ia (Agupena) bisa menjadi organisasi yang mampu menjadi mitra dan bersinergi dengan organisasi profesi yang lebih dahulu lahir, seperti PGRI yang bergerak di ranah perjuangan, keprofesian, dan ketenagakerjaan, Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) yang lebih banyak menyentuh upaya pengembangan dan penerapan Ilmu Pendidikan, Ikatan Guru Indonesia (IGI) –sebelumnya bernama Klub Guru Indonesia (KGI)—yang telah melejit melalui motto “sharing and growing together”-nya, atau organisasi guru lain sesuai dengan platform, visi, dan misinya masing-masing. Agupena, dengan demikian, perlu membangun “brand-image” dengan memfokuskan diri pada ranah kepenulisan di kalangan guru. Ini artinya, Agupena tak perlu larut dalam “euforia” membangun citra melalui berbagai “show of force” di jalan-jalan semacam unjuk rasa atau aksi-aksi lain yang tidak terkait dengan ranah kepenulisan.

Agupena tak perlu larut dalam “euforia” membangun citra melalui berbagai “show of force” di jalan-jalan semacam unjuk rasa atau aksi-aksi lain yang tidak terkait dengan ranah kepenulisan.Dalam konteks demikian, wilayah pendidikan yang perlu banyak disentuh oleh Agupena adalah bagaimana mendekatkan dan mengakrabkan guru pada aktivitas dan budaya menulis, sehingga mampu mentransfer dan mentransformasikan persoalan-persoalan pendidikan dalam bentuk tulisan kepada masyarakat luas yang majemuk di tengah tantangan peradaban global yang makin rumit dan kompleks. Masih rendahnya budaya menulis di kalangan guru menjadi tantangan tersendiri bagi Agupena dalam menjalankan platform organisasi beserta lingkup visi dan misinya. Ia (Agupena) tidak cukup hanya berdiri di atas puncak menara gading keilmuan, tetapi perlu lebih “membumi” untuk terus membangun semangat berbagi dan bersilaturahmi dengan banyak melakukan aksi-aksi konkret di kalangan guru. Dengan cara demikian, aktivitas menulis di kalangan guru tidak lagi sekadar digunakan untuk mengejar kenaikan pangkat, tetapi yang jauh lebih utama dan mulia adalah bagaimana menjadikan aktivitas menulis sebagai kebutuhan untuk mentransformasikan dan mendesiminasikan persoalan-persoalan pendidikan dengan segenap problematiknya yang kian rumit dan kompleks kepada masyarakat luas, sehingga mampu menumbuhkan kesadaran kolektif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945.

Dengan segenap daya dukung yang dimiliki, kiprah Agupena diharapkan akan terus eksis dalam membudayakan aktivitas menulis di kalangan guru, sehingga peran pendidikan yang dimainkan oleh guru tidak hanya sebatas sebagai “tukang ajar” yang wilayah kerjanya dibatasi tembok sekolah, tetapi juga perlu memberikan pencerahan dan pencerdasan di luar pagar sekolah dengan terus terlibat dalam proses berekspresi dengan mengeksplorasi dan mengelaborasi pemikiran-pemikiran kreatif dan inovatif ke dalam berbagai media tulisan. Inilah agenda besar yang perlu terus dipikirkan dan diimplementasikan oleh Agupena Pasca-Rakernas. Semoga upaya mulia ini benar-benar bisa terwujud. Nah, salam Agupena! ***

Comments

  1. sepakat dengan Pak Guru :
    “Agupena tetap harus kembali ke “khittah” dan basis awal sebagai organisasi profesi guru yang khusus bergerak di bidang kepenulisan.”

    (rock)

  2. Setuju pak Guru, semoga sukses.

    Dengan Mengatasi Permasalah Yang Kecil, Maka Kita Dapat
    Menyelesaikan Permasalahan Yang Besar

    Salam

  3. Syukurlah AGUPENA kembali ke “khittah” dan basis awal sebagai organisasi profesi guru yang bergerak di bidang kepenulisan.

  4. selamat dan sukses, semoga para guru kian kreatif dalam berkarya mencerdaskan anak bangsa..

  5. Saya sependapat dengan bapak wali. Dan rupanya untuk mewujudkan cita-cita itu perlu adanya komitmen, kerjasama dan sinergi semua stake holder yang ada.

    Saya optimis, bahwa dilihat dari SDM dan support pemerintah baik pusat, wilayah maupun daerah, agupena memilikinya, nah tinggal bagaimana mensinergikannya….

    Okey, Boss…

    Matur nuwun sanget, nggih… (doh)

    • sami2, pak deni, semoga kehadiran agupena benar2 bisa dirasakan manfaatnya oleh rekan2 sejawat. salam agupena.

  6. Setuju pak nggak usah ngurusin lain2 apalagi yg berkaitan dgn birokrasi
    dan kebijakan pemerintah. Yg penting tetep eksis buat mencerdaskan anak bangsa (dance)

  7. mudah-mudahan terwujud Pak…apa lagi itu adalah hal yang sangat bermanfaat sekali…..

  8. semoga dengan adanya rakernas seperti ini memberikan banyak hal² dan pembaharuan² baru yang bermanfaat bagi keseluruhan fihak² yang bersangkutan ya pak
    Sukses Slalu!

  9. demi kemajuan dunia pendidikan indonesia, kita tunggu aksinya pak
    (heart_beat)

    • amiiin, tolong doanya, ya, mas, smg agupena benar2 bisa berkiprah dan bermanfaat buat rekan2 sejawat.

  10. jika niat sudah terucap di hati, langkah kaki tentulah lebih ringan, bukankah demikian adanya pak?
    majulah pendidikan indonesia tercinta (hassle)

  11. Acaranya seru ya pak?
    perlu terus dilanjutkan ….
    maju guru Indonesia …!!!

  12. kelihatannya pak sawali makin sibuk nie heheheh SMANGAT Pak

  13. Sofyan Zaibaski

    Antara Jawa dan Luar Jawa, kondisi kepenulisann khususnya guru cukup baik dan berkembang. Tetapi, kondisi “kepenerbitan” antara “KENYATAAN” dan “HARAPAN”……..

    • ya, ya, semoga agupena bisa menjembataninya, mas, asalkan semua wilayah dan cabang bergerak secara simultan.

  14. Salam salut buat AGUPENA
    Maju terus demi kemajuan pendidikan Indonesia!

  15. Semoga semakin maju pendidikan Indonesia… btw blognya tambah mantap aja ni layoutnya pak sawali hahaha

  16. wah…kunjugan malam ni Pak…
    belum update lagi ya pak..sama saya juga he..he.he…
    di tunggu Pak artikel terbarunya…

  17. wah…
    belum update lagi ya pak..sama saya juga he..he.he… 🙂
    di tunggu Pak artikel terbarunya…

  18. daerah lain juga perlu mempublikasikan kemajuan pendidikan di daerah masing-masing pak sawaly…

  19. saya newbie nih mas… mau arahannya.
    untuk blog lebih bgs pake no apa do ya????
    thx

  20. jika dari awal pembentukan sudah dengan niat yang bagus dan mulia … yakinlah Tuhan akan mempermudah jalan Agupena untuk bisa memberikan kontribusi positif dan partisipasi terbaik kepada kemajuan pendidikan di negeri ini …

    ~~~ Salam BURUNG HANTU ~~~

    • amiiin, semoga hal itu bisa menjadi spirit kawan2 dalam menjalankan roda organisasi, mas denuzz. terima kasih supportnya.

  21. Kalau sudah ada wadahnya nunggu apalagi ya pak 🙂 Selamat berkarya dan semoga semangat untuk menulis akan selalu ada

  22. wah …,. semangat terus ya pak buat acara2 keren…
    moga tambah sukses…..
    semangaaaat ^_^ (dance)

    • salam kesastraan juga, mas didi. doh, jadi tersanjung nih, saya belum berbuat banyak utk sastra, mas.

  23. Assalaamu’alaikum Pak Sawali…

    Satu tugas yang besar buat semua yang menghadiri Rakernas Agupena. Semoga akan berhasil dalam meningkatkan peranan guru di luar sekolah supaya lebih terdedah kepada perkembangan semasa yang memberi impak kepada pengetahuan para guru dalam apa juga bidang yang diceburi terutama bidang penulisan yang bisa menyentik minda menjadi lebih mapan dan berkhasiat ilmu.

    Selamat berjaya dan membuah hasil yang mantap dengan segala agenda yang telah diputuskan. Salam persahabatan buat Pak Sawali dan sahabat guru yang lain dari saya di Sarawak. 😀

    • wa’alaikum salam, bunda, terima kasih support dan apresiasinya. salam persahabatan juga buat bunda dan rekan2 sejawat di malaysia.

  24. wah semoga saja program agupena ini bisa berjalan dengan lancar ya Pak…
    kunjungan malam ni Pak… (highfive)

  25. adakah syarat khusus untuk tergabung dalam argupena ini? khususnya bagi saya yang statusnya masih mahasiswa keguruan… terima kasih (thinking)

    • tdk ada, mas ari. nggabung aja, calon guru juga boleh kok, yang penting memiliki minat yang sama dalam dalam dunia kepenulisan.

  26. Saya setuju agar peran guru tidak hanya sebagai “tukang ajar” yang wilayah kerjanya dibatasi tembok sekolah

    • konon idealnya memang demikian, mbak diah, agar guru tak terjebak dalam situasi monoton dan stagnan.

  27. selamat dan sukses, semoga para guru kian kreatif dalam berkarya mencerdaskan anak bangsa..

  28. semoga dengan ini akan berpengaruh dengan kemajuan yang besar terhadap para siswanya..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *