Pelarangan Buku dan Tragedi Pencerdasan Bangsa

Langkah Kejaksaan Agung melarang peredaran buku pada penghujung 2009 menorehkan luka perih dalam dinamika pencerdasan bangsa. Melalui Keputusan No.139 sampai dengan No. 143/A/JA/12/2009 tanggal 22 Desember 2009, Jaksa Agung melarang peredaran lima buku karena dinilai dapat mengganggu ketertiban umum, sehingga dapat menimbulkan kerawanan terutama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menimbulkan keresahan dan terganggunya ketertiban umum.

Buku-buku yang dilarang beredar, antara lain:

  1. Dalih Pembunuhan Massal Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto karangan John Roosa;
  2. Suara Gereja Bagi Umat Tertindas Penderitaan, Tetesan Darah dan Cucuran Air Mata Umat Tuhan di Papua Barat Harus Diakhiri karangan Socrates Sofyan Yoman;
  3. Lekra Tak Membakar Buku Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakyat 1950-1965 karangan Rhoma Dwi Aria Yuliantri, Muhidin M. Dahlan;
  4. Enam Jalan Menuju Tuhan karangan Darmawan, MM; dan
  5. Mengungkap Misteri Keberadaan Agama karangan Drs. H Syahrudin Ahmad.

Keputusan Jaksa Agung telah memancing reaksi dari berbagai kalangan. Ketua Forum Rektor Indonesia, Edy Suandi Hamid, misalnya, menyatakan bahwa pelarangan justru bisa berdampak kontraproduktif, apalagi jika berkaitan dengan sejarah masa lalu. Masyarakat, yang saat ini sudah mengerti haknya memperoleh informasi, bisa mencurigai bahwa ada fakta sejarah yang sengaja disembunyikan.

pelarangan bukuSementara itu, Rhoma Dwi Aria Yuliantri, yang bukunya dilarang, berpendapat bahwa sejarah adalah multitafsir, tidak tunggal. Terhadap alternatif kebenaran lain, masyarakat harus toleran. Mengenai bukunya yang dinyatakan dilarang oleh Kejaksaan Agung, Rhoma mengaku belum tahu substansi pelarangan. Bahkan, ia juga belum diberi tahu hal-hal apa di bukunya yang membuat menjadi terlarang. Yang pasti, melarang buku –sebagai karya intelektual– merupakan pelanggaran atas hak berkreasi.

Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) pun menyatakan bahwa langkah Kejaksaan Agung itu adalah tindakan yang tidak demokratis. Langkah itu juga merupakan pelanggaran serius terhadap instrumen hak asasi manusia yang dibentuk dan berlaku di Indonesia. Elsam mendesak agar keputusan dan instruksi Jaksa Agung itu dicabut. Kejagung juga diminta menghentikan tindakan yang dapat menghalangi, membatasi, atau mengekang kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat setiap orang. Hal itu termasuk memulihkan peredaran buku dan barang cetakan lainnya yang sebelumnya dilarang beredar.

Menyikapi pelarangan buku, KontraS mendesak Kejaksaan Agung untuk mencabut pelarangan buku-buku tersebut, sekaligus menghentikan praktek pelarangan peredaran karya-karya intelektual di masa mendatang. KontraS juga mendesak pembatalan atas aturan-aturan hukum yang berpotensi mengekang kebebasan berekspresi dan hak mendapatkan informasi.

Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI) juga menentang pelarangan buku. Dalam pandangan ISSI, pelarangan semacam itu tidak saja bertentangan dengan prinsip umum hak asasi manusia, tetapi juga amanat UUD 1945 untuk “memajukan kecerdasan umum”. ISSI juga menuntut agar: (1) Kejaksaan Agung segera mencabut surat keputusan tersebut dan menghentikan praktik pelarangan secara umum. Perbedaan pandangan mengenai sejarah hendaknya diselesaikan secara ilmiah, bukan dengan unjuk kuasa menggunakan hukum warisan rezim otoriter; dan (2) pemerintah dan DPR segera mencabut semua aturan hukum yang mengekang kebebasan berekspresi dan hak mendapatkan informasi. Warisan kolonial dan rezim otoriter yang ingin mengatur arus informasi dan pemikiran sudah sepatutnya diakhiri.

Ya, ya, ya, meski reformasi bertubi-tubi digencarkan, perilaku para pemegang kekuasaan agaknya belum sepenuhnya berubah. Tindak pelarangan yang dilakukan Jaksa Agung tak jauh berbeda dengan tindakan masif rezim Orde Baru yang telah melarang peredaran beberapa buku, seperti:

  1. Bumi Manusia (1980) karya Pramoedya Ananta Toer;
  2. Anak Semua Bangsa (1981) karya Pramoedya Ananta Toer, Komunis dan Marxist;
  3. Jejak Langkah (1985) karya Pramoedya Ananta Toer, Komunis dan Marxist;
  4. Rumah Kaca (1988) karya Pramoedya Ananta Toer, Komunis dan Marxist;
  5. Arus Balik (1995) karya Pramoedya Ananta Toer;
  6. Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (1995-1996) karya Pramoedya Ananta Toer (Naskah asli berjudul “Nyanyi Tunggal Seorang Bisu” dibuat tahun 1991;
  7. Di Tepi Kali Bekasi (1947) karya Pramoedya Ananta Toer;
  8. Perburuan (1950) karya Pramoedya Ananta Toer;
  9. Keluarga Gerilya (1950) karya Pramoedya Ananta Toer;
  10. Percikan Revolusi (1950) karya Pramoedya Ananta Toer;
  11. Subuh (1950) karya Pramoedya Ananta Toer;
  12. Bukan Pasar Malam (1951) karya Pramoedya Ananta Toer;
  13. Mereka yang Dilumpuhkan (1951) karya Pramoedya Ananta Toer;
  14. Cerita dari Blora (1952) Pramoedya Ananta Toer;
  15. Korupsi (1954) karya Pramoedya Ananta Toer;
  16. Cerita dari Jakarta (1957) karya Pramoedya Ananta Toer;
  17. Serat Darmogandul;
  18. Suluk Gatoloco;
  19. Buku Putih Perjuangan Mahasiswa Indonesia KM ITB 1979;
  20. Apakah Soeharto Terlibat Peristiwa PKI;
  21. Bayang-bayang PKI (1995) karya Institut Studi Arus Informasi disunting Stanley;
  22. Madame D Syuga;
  23. Painting in Islam;
  24. Dosa dan Penebusan Menurut Islam dan Kristen;
  25. Kristus Dalam Injil dan Al Quran;
  26. Mujarobat Ampuh;
  27. Berhati-hati Membuat Tuduhan;
  28. Menyingkap Sosok Misionaris;
  29. Sajian Tuntutan Tuhan pada Akhir Zaman;
  30. Aurad Muhammadiyah;
  31. Memoar Oei Tjoe Tat (1995);
  32. Islamic Invation karya Robert Morey;
  33. Di Balik Jeruji Besi diterbitkan Yayasan Kalimatullah;
  34. Alkitabul Muqodas diterbitkan Yayasan Kalimatullah;
  35. Kesaksian Al Quran diterbitkan Yayasan Kalimatullah; dan
  36. Tuanku Rao (1967) karya Parlindungan.

Apapun dalihnya, pelarangan buku, dalam pandangan awam saya, jelas bertentangan dengan amanat Pembukaan UUD 1945 tentang upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang dengan amat sadar diberi “tinta biru” oleh para pendiri negara bahwa bangsa ini harus menjadi bangsa yang cerdas. Salah satu upaya untuk ikut mendesain bangsa yang cerdas adalah tersedianya buku-buku bermutu yang bisa dengan mudah dibaca oleh anak-anak bangsa sehingga akan terus memberi inspirasi kepada generasi bangsa ini untuk selalu membuka mata batinnya terhadap persoalan-persoalan kebangsaan.

Buku juga mampu melahirkan generasi yang kritis sehingga anak-anak bangsa negeri ini mampu berpikir secara kreatif dan multidimensional. Melalui buku, anak-anak muda negeri ini akan terus mendapatkan gizi dan nutrisi batin yang cukup sehingga terhindar dari degradasi keilmuan dan keluhuran budi.

Kekhawatiran bahwa buku akan mengganggu ketertiban umum sejatinya merupakan perwujudan sikap paranoid dan sebuah paradigma kaum otoriter yang menginginkan anak-anak bangsa negeri ini menjadi generasi “anak mami” yang mesti selalu tunduk dan penurut kepada penguasa.

Seiring dengan perkembangan dan dinamika peradaban, anak-anak bangsa negeri ini juga makin cerdas dan kritis sehingga bisa memilih dan memilah, mana buku yang tergolong sampah dan mana buku yang tergolong mencerahkan. Ini artinya, tanpa dilarang pun, peredaran buku akan tunduk pada siklus dan seleksi alam yang akan terus menguji kehadiran sebuah buku. Buku-buku yang diduga menyebarkan fitnah, cari sensasi, atau menyebarkan sikap kebencian dan permusuhan, pelan tapi pasti, akan tergusur oleh kecerdasan generasi pada setiap zamannya. Dalam konteks demikian, pelarangan buku sesungguhnya tidak diperlukan lagi karena nyata-nyata merupakan bentuk pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi dan jelas-jelas merupakan sebuah tragedi pencerdasan kehidupan bangsa di era global dan mondial ini. ***

Comments

    • Komentar Betulan.

      Menurut saya, sudah bukan zamannya lagi buku dilarang-larang. Buku Pram dulu hampir semuanya dilarang pada masa Orde Baru. Saat buku Pram sudah tidak dilarang lagi, saya baru tahu bahwa buku-buku Pram itu bagus sekali. Saya tidak melihat adanya muatan ideologi komunis di buku-buku Pram yang sudah saya baca. Sungguh paranoia yang berlebih-lebihan… Buku bagus kok dilarang. Apa karena bagus?

      Buku tentang Lekra Tak Membakar Buku buat apa pula dilarang? Biarkan saja buku itu dibaca orang. Apabila isi buku itu tidak benar, ya silakan yang lain bikin buku menyanggah isi buku Lekra Tak Membakar Buku. Tentunya dengan bukti-bukti seperti yang ditunjukkan oleh Lekra Tak Membakar Buku.

      Sebagai contoh. Waktu kecil dulu saya banyak membaca majalah Katolik yang berisi cerita-cerita tentang Katolik. Ada cerita tentang Uskup Agung Canterbury, ada cerita tentang Yesus yang hanya dihargai 30 peni dan banyak kisah yang lain. Toh sampai saat ini saya masih tetap Islam. Kisah-kisah itu memperkaya wawasan saya dan membuat saya paham bahwa dalam setiap agama ada kisah-kisah yang berisi nasehat dan teladan. Justru ketika membaca buku 30 Tahun Indonesia Merdeka, saya jadi bertanya-tanya apakah benar sejarah bangsa ini seperti yang ditulis di buku 30 Tahun Indonesia Merdeka itu.

      Buku nggak perlu dilarang lah. Kalau pun dilarang, kita tentu justru akan penasaran terhadap buku itu. Buku Dalih Pembunuhan Massal oleh John Roosa misalnya. Kalau buku itu tidak dilarang, mana tahu saya akan buku itu. Justru karena dilarang saya malah jadi tahu dan akhirnya mencari lewat internet. Sayang, saya baru mengintip daftar isinya.
      .-= Baca juga tulisan terbaru Moh Arif Widarto berjudul "Kata Bangsat di Pansus Century Bukan Sesuatu Yang Serius [podcast]" =-.

      • betul sekali, mas arif. berbagai berbagai sharing dan pengalaman dari beberapa teman, orang ndak akan jadi komunis lantaran membaca buku “das kapital”-nya karl-Marx. pengalaman mas arif juga menunjukkan hal itu. orang tdk akan berubah keyakinan karena membaca buku. justru dengan buku, pembaca jadi tahu isinya, sehingga bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak. kalau dilarang, justru menunjukkan sikap kepanikan yang terlalu berlebihan.

  1. kalo semuanya dilarang, Indonesia ini akan menjadi negara yang bagaimana? sempat terlintas dalam pertanyaan saia

    *mereka membuat undang-undang, mereka juga yang menyalahi undang-undang*
    .-= Baca juga tulisan terbaru gajah_pesing berjudul "Ebooks and Affiliate Programs" =-.

  2. Sepertinya semua buku yang dilarang itu isinya berhubungan dengan agama. Mungkin dulunya pemerintah masih berpikir bahwa rakyatnya mudah tergoda dengan berbagai penyelewengan ajaran agama atau gangguan terhadap keimanannya.
    Ternyata sekarang ya ngga beda jauh, umat masih gampang dibenturkan dengan agama / keyakinan lain. jadinya ya gitulah, pemerintah hanya ancang-ancang mencegah kerusuhan sara, karena sekarang ini jaman serba sara, sedikit kesinggung langsung demo, bacok, bunuh. Ada penurunan kualitas kepribadian dan empati pada masyarakat.

    Kalau dilihat dari sisi kemajuan pengetahuan dan pola pikir, pelarangan buku itu sangat buruk. Kalau dilihat dari sisi keamanan negara, ya hanya itu pilihan terbaik yang bisa dilakukan.

    Salam sukses mas.
    .-= Baca juga tulisan terbaru Lambang berjudul "30 Buku Yang Layak Dibaca Sebelum Usia 30" =-.

    • ada juga yang berkaitan dengan masalah politik, mas lambang. agaknya buku2 seperti itu masih dianggap sbg sumber trauma bagi penguasa shg perlu mengambil jalan pintas dengan cara melarangnya.

  3. Pak SaTu saya ijin membagi post ini di FB saya. Terimakasih. 🙂

    • nah itu dia, mas muji yang jadi masalah, hehe … membangkitkan minat baca saja susahnya bukan main, kok, eh, malah ada pelarangan buku segala. doh!

  4. sekarang bukan jamannya lagi buku-buku dilarang. seperti fenomena akhir-akhir ini yang kita ketahui, makin dilarang buku itu makin laris dan semakin ingin untuk dibaca. biarlah masyarakat yang memilah-milih buku mana yang baik dan tidak setelah dibaca. jika memang terbentuk opini publik setelah membacanya, tugas pemerintah atau yg berwajib lah untuk membuktikan kebenarannya. :-w
    .-= Baca juga tulisan terbaru wahyu berjudul "Dua Orang Kakek di Ujung Hidupnya" =-.

    • saya kira benar sekali, mas wahyu. semakin dilarang, animo masyarakat utk mengetahui isi buku ybs justru makin tinggi.

  5. menggalakkan membaca buku dengan melarang penebitan buku sepertinya gak sambung ya pak, sayang saya jauh dari toko buku. jadi gak pernah baca-baca buku bagus. namun untung berkat kemajuan zaman muncul e-book
    .-= Baca juga tulisan terbaru budies berjudul "SMA KALIMANTAN TENGAH GO BLOG" =-.

    • memang, kang bud, babar blas ndak nyambung, hehe … la wong meningkatkan minat baca saja susah kok malah ada pelarangan buku.

  6. ya katanya sekarang jamannya demokrasi,
    tapi kenapa orang yang ingin berkreasi malah tidak boleh…, :)>-

    • nah itu dia yang dipertanyakan banyak kalangan, mas tyan. kalau masih ada pelarangan buku, itu artinya, belum siap utk beda pendapat.

  7. setuju…
    tapi disisi lain, seperti cina di awal kemajuannya sekarang, beberapa hak masyarakat dilarang. hal-hal yang dilarang adalah yang mengganggu kestabilan nasional. ini untuk mengurangi gejolak di masyarakat.
    nah lho…buktinya sekarang cina berkembang sangat pesat.

    • saya kira sangat beda konteksnya dengan sejarah cina, mas alfaro. cina yang komunis tentu memiliki sikap yang berbeda dg negara penganut demokrasi seperti negara kita. saya pikir ini hanya kepanikan yang terlalu berlebihan.

  8. katanya membaca adalah jendela dunia ya pak…tapi kok ya dunianya dipersempit dengan pelarangan2 itu to…[-(
    .-= Baca juga tulisan terbaru Oelil berjudul "Sepeda Unta" =-.

    • bisa jadi benar, mas saif. anak2 masa depan negeri ini jadi makin kuper karena ndak tahu sejarah bangsanya sendiri.

  9. Ya, harusnya sudah tidak boleh ada pelarangan lagi Pak.. Tapi, menurut saya, kalau ada buku yang keterlaluan bolehlah di larang, karena buku itu malah memberikan banyak keburukan daripada kebaikan bagi pembacanya..

    • bisa juga kebijakan itu ditempuh, mas. tapi larangan buku macam apa pun akan sangat tidak menguntungkan bagi bangsa karena teklah menutup akses informasi buat anak2 bangsa.

  10. menurut saya ‘pelarangan buku’ tidak serta merta harus dihilangkan begitu saja, asalkan alasannya benar2 berpihak pada kebenaran dan kearifan. Bukan karena perbedaan pandangan politik dan lain sebagainya. ini mirip polemik hukuman mati di beberapa negara, tidak serta merta dihapuskan tapi dipersulit prosesnya mungkin …..

    • mungkin ada benarnya juga, mas hatta. kalau lihat judul2 buku yang selama ini dilarang, agaknya masih sangat erat kaitannya dg kepentingan politik dan kekuasaan.

    • hmm … kalau toh ada buku yang berbau sara, pasti akan tunduk juga pada seleksi alam, mbak latree. kalau hanya sekadar cari sensasi, mungkin buku semacam itu ndak akan pernah laku juga.

  11. Menurut penceramah, bedanya orang Jepang dg orang2 kita : Kalau pas ulangan “dia” kerja sendiri tp kita banyak yg nyontek, Pas sendiri nunggu2 “dia” baca buku, lha kita sukanya “sms” (meski tdk semuanya begitu). Artinya itu menunjukkan kultur membaca di negeri kita sangat rendah. Lha kalau banyak pelarangan berarti akan muncul pengkebirian thd masyarakat untuk mengupgrade SDM. Akan muncul kecenderungan penyempitan wawasan dan referensi yang tentu ini akan mempengaruhi pola pikir. Misal ada seseorang yg baca suatu buku, bisa jadi itu akan dipakai tanpa mempertimbangkan referensi yg lain. Bukankah wahyu pertama yg turun adalah “IQRA'”
    .-= Baca juga tulisan terbaru wahyubmw berjudul "Menikmati Kegagalan" =-.

    • betul sekali, pak wahyu. sungguh ironis bener negeri ini. membangkitkan minat baca saja susahnya bukan main, eh, lha kok malah ada larangan peredaran buku.

  12. Sejarah juga jadi disembunyikan gara2 adanya penguasa yg gak mau rahasianya dibongkar.,.:-w

  13. itu dilarangnya dilarang beredar di toko-toko buku pak? kalau iya, buat aja versi ebooknya, disebarkan secara gratis. daripada buku2 tersebut nggak terbaca. bagaimanapun juga, buku itu hasil buah pikiran seseorang/team dengan tujuan dibaca orang lain. lha kalau dilarang, sia-sia dong dah mikir capek2 trus ga diapa-apain [-(
    .-= Baca juga tulisan terbaru brillie berjudul "Kartu Tanda Pemilik Blog (KTP)" =-.

  14. sebuah buku, sama halnya seperti film memang punya kekuatan mempengaruhi cara pandang penikmatnya.. namun bukankah itu yang menyenangkan dari menikmati buku? selama di tulis bahwa itu adalah fiksi, kisah nyata atau yang lain, tentu tidak akan masalah.. 🙂
    .-= Baca juga tulisan terbaru luvie berjudul "tahun baru semangat baru.." =-.

  15. jadi ingat ujar-ujar entah siapa, maaf lupa 🙂
    “sejarah milik penguasa”
    mohon maaf kalau tidak nyambung, pak 🙂
    .-= Baca juga tulisan terbaru goop berjudul "Menunggu" =-.

  16. Dari pihak “aparat” negara, pelarangan buku adalah untuk mencegah terganggunya kestabilan, istilah Bank Century-nya dapat berdampak sistem dalam kehidupan berbangsa!

    Tukar link, ya bos!
    Link-nya sudah kupasang nih di blog saya!
    .-= Baca juga tulisan terbaru Celetukan Segar berjudul "Celetukan Segar’s Search Engine" =-.

    • hehe … ada benarnya juga, mas. meski dari sisi pencerdasan bangsa sebenarnya pelarangan semacam itu amat tdk menguntungkan. oh, ya, ttg tukar link, saya masukkan nanti ke halaman “tautan”, mas. makasih.

  17. buku adalah bagian lain dari menyampaikan aspirasi, dan sudah banyak buku yang diberangus dan dihasut sebagai buku provokatif dan alsan lainnya. bisa jadi ke depan, penulis (alias manusianya) diberangus ketika berebda pendapat. dan ini sudah mengarah. saya kahwatir, berlindung dengan bahasa “fitnah”, mereka menghalalkan segala cara untuk memberangus suara kritis.

    saya terkesima dengan para petingggi di Luar negeri sana. belum terpidaana, atau masih tersangka kasus korupsi, dengan legawa mereka mengundurkan diri dari jabatannya. di indonesia? susah payah dan mati-matian, biar kasus ini tidak terungkap…. walhhau a’lam bishawab…

    • itu dia, mas annas. kalau melihat buku2 yang dilarang, agaknya lebih cenderung dilatarbelakangi motif politik dan kekuasaan.

  18. buku itu mencerdaskan wawasan berpikir… hanya orang2 bodoh yang membatasi pencerdasan pikir…

  19. pelarangan buku harus dilawan, mereka yang melarang seperti orang yang mudah terpengaruh sehingga pikirannya penuh ketakutan lalu menyamakan semua orang seolah-olah juga mudah terpengaruh dengan suatu buku … benar-benar tragedi ketakutan kekuasaan
    .-= Baca juga tulisan terbaru HE. Benyamine berjudul "MENJAGA PULAU LAUT TETAP BEBAS TAMBANG" =-.

    • betul, bang ben. bisa jadi, model2 pendekatan kekuasaan semacam inilah yang membuat proses pencerdasan bangsa ini jadi terhambat.

  20. buku memang harusnya untuk lebih memperkaya ilmu pengetahuan kita, tapi kalau ada muatan-muatan yang gak bener sesuai fakta memang juga membuat kita harus bisa memilih dan memilah mana yang harus kita cerna dengan baik….. sulit memang
    .-= Baca juga tulisan terbaru dameydra berjudul "PR 2 010" =-.

    • itu dia, pakne galuh. kalau pelarangan buku dikaitkan dengan motif politik dan kekuasaan, jadi makin repot.

  21. mestinya dalam era sekarang ini,pelarangan peredaran buku sudah tidak perlu terjadi lagi.karena itu menunjukkan belum dewasanya negara ini yang notabene mengaku-ngaku sebagai negara yang menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan
    .-= Baca juga tulisan terbaru galuharya berjudul "Nyidam Sari" =-.

    • memang idealnya seperti itu, mas galuharya. alam yang akan menyeleksi buku tsb termasuk bermutu atau tidak.

  22. melarang peredaran buku yg belum di fahami isinya mungkin tindakan pengekangan,,tp apa boleh buat nampaknya demokrasi di negeri ini hanya sebuah isapan jempol.
    pakabar pak Sawali?

    salam, ^_^

    • alhamdulillah, sehat, mas didien. semoga mas didien dan keluarga juga demikian. hmm … saya jadi heran juga nih, kenapa bangsa kita belajar demokrasi kok ndak lulus2, yak, hehe …

    • lebih aneh kalau melihat buku yang dilarang itu lebih dikaitkan dengan alasan politik dan kekuasaan, mas.

  23. sebenarnya buku2 itu kayak apa ya isinya???
    kok sampe harus dilarang2 segala???
    emang memabhayakan negara kah??? 😕
    .-= Baca juga tulisan terbaru ifah berjudul "Membuat Biopori Buatan" =-.

    • ada sebagian yang berkaitan dengan masalah kekuasaan, mbak. buku2 pram, misalnya, dilarang lebih disebabkan lantaran kecurigaan penguasa orba terhadap paham yang selama ini dianut oleh almarhum.

  24. betul sekali pak, saya rasa masyarakat sekarang sudah mulai dewasa dalam menyingkapi sesuatu yang dituliskan. Dan seleksi alamlah yang akan menentukan mana – mana yang bisa dipegang dan mana – mana yang sampah
    .-= Baca juga tulisan terbaru ciput mardianto berjudul "Sound dan Wifi di Ubuntu 9.10 Karmic Koala" =-.

    • seharusnya memang demikian, mas cipud. larang justru akan membuat sikap penasaran masyarakat makin tak terbendung.

    • bisa jadi seperti itu, mas sugeng. tapi kalau motifnya barus sebatas kekhawatiran kan belum terbukti juga, hehe …

    • salam hangat juga, mas andi. idealnya memang demikian, tak perlu ada pelarangan buku segala. serahkan saja pada kearifan zamannya.

  25. ternyata kerangkeng kebebasan masih membayang laksana horor
    .-= Baca juga tulisan terbaru sinta berjudul "Girl-ism" =-.

  26. harap maklum Pak, mereka ndak bisa nulis untuk mengeja nama sendiri saja sulit dan mungkin lama-kelamaan hak berkreasi di bangsa ini bukan lagi menjadi suatu sikap yang demokratis lagi akan tetapi akan berubah menjadi kritis coba saja jika mereka lebih teliti dengan apa-apa saja isi dari beberapa buku yg mereka larang, saya yakin mereka akan mengerenyutkan dahi secara berbarengan dan mengucap dalam hati “ini harus segera di blokir sebelum memanjang kemana-mana” bukan begitu Pak ? :)>-

    Selamat berakhir pekan Bapak 🙂

    -salam hormat-
    .-= Baca juga tulisan terbaru Hariez berjudul "Dunia" =-.

    • bener banget, mas hariez. jadi makin merepotkan terhadap upaya pencerdasan kehidupan bangsa. terima kasih mas.

  27. sebuah kebebasan berekspresi telah terkubur di Negeri kita ini, kenapa penguasa ketakutan dengan sebuah hasil karya toh masyarakat sudah semakin kritis mereka sudah bisa membedakan karya yang subyektif dan sensasional dengan yang murni hasil karya
    .-= Baca juga tulisan terbaru achmad sholeh berjudul "Nggak Kuat Sodokannya" =-.

    • itulah yang terjadi, pak. membangkitkan minat baca saja susahnya bukan main, eh, malah ada pelarangan buku. doh!

  28. seharusnya buku sejarah jangan dilarang biar saja beredar biar semua orang bisa membaca dan memahami isinya biar tidak terjadi lagi kejadian yang sama
    .-= Baca juga tulisan terbaru rudis berjudul "KAMI BERTEMAN ( IV )" =-.

    • setuju banget, mas rudi. idealnya memang demikian. kalau kebenaran sejarah ditutup-tutupi, suatu ketika justru akan menjadi bumerang bagi rezim yang bersangkutan.

  29. hal seperti ini akan terus terulang, dan terulang…
    hmm.. mungkin karena kurang kerjaan saja, atau untuk memberi pekerjaan para pangangguran itu untuk melakukan sweeping buku dan hal lain yang sekiranya menguntungkan… 😀
    .-= Baca juga tulisan terbaru suryaden berjudul "Epitaph, Novel sarat pesan" =-.

    • itu dia yang jadi masalah, mas surya. seharusnya jaka agung membidik persoalan2 yang lebih urgen di negeri ini. banyak kasus hukum yang belum tuntas tertangani.

  30. Sudahlah bangsa ini susah diajak membaca, eh malah dilarang pula. Cucoklah itu. Saya tdk menyalahkan penguasa, karena mungkin bila saya jadi penguasa, langkah pertama saya dalam berpolitik adalah membodohi,membodohkan dan pembodohan. Karena dengan 3 hal ini, saya berharap kekuasaan akan terus langgeng. Wallahualam.
    .-= Baca juga tulisan terbaru yanti tukang kerupuk berjudul "Astaga.com lifestyle on the net" =-.

    • hehe … itu dia persoalannya, mbak yanti. sungguh ironis, membangkitkan minat baca saja susahnya bukan main kok, malah ada pelarangan buku.

  31. mungkin untuk mengurangi penggundulan hutan akibat penebangan liar untuk pembuatan kertas bahan buku pak he..he… jadi untuk menguranginya, lansung saja mengeluarin UU terhadap buku2 yang bersifat simpang siur :mrgreen:

  32. wah banyak juga buku yang di larang beredar pak yah…padahal ada istilah buku adalah jendela dunia, kalau di larang berarti jendela dunianya di tutup yah pak..:((:((

  33. bener kata mas sawali,
    pelarangan buku apa pun
    alasannya tidak dapat dibenarkan…
    saat ini kita tengah berada
    di era reformasi…,
    melarang buku merupakan
    kebijakan set-back…..
    dan sejatinya mencermati
    berbagai fenomena yang terjadi
    di tanah air belakangan ini,
    negeri kita memang tdk terlalu
    banyak mengalami kemajuan dalam
    hal transparansi, konsistensi
    penegakan hukum dan kebebasan berekspresi….

    • itu dia, mas mike. sudah lama negeri ini melakukan reformasi, tapi kenapa selalu saja masih ada aksi yang justru bertentangan dengan semangat reformasi itu.

  34. DV

    Sekarang saya percaya takhayul, Pak Sawali… Pelarangan buku ini membuktikan bahwa meski Soeharto telah mangkat beberapa waktu lalu, jiwa dan roh nya masih membelenggu kepala-kepala mereka yang mengepalai negara ini.

    Salam keprihatinan… Salam takhayul!
    .-= Baca juga tulisan terbaru DV berjudul "Firasat Digital" =-.

    • widih, baru kali ini ada salam takhayul, mas don, hehe … saya kira benar, mas, semangat orba agaknya belum mati.

  35. Saya mengutip ( dan setuju) pendapat para tokoh aja pak bahwa pelarangan buku bisa menimbulkan ketakutan berpendapat dan bertukar pikiran untuk menjelajah kemungkinan baru di bidang artistik dan intelektual. Pelarangan buku juga akan merintangi ikhtiar pencerdasan bangsa yang merupakan amanat Mukadimah Konstitusi.

  36. waduh, gawat ini, kalau sampai buku dilarang, kapan bangsa kita cerdas !

  37. sejarah memang milik para pemenang pak. yang kalah siap diberangus, termasuk kisah2 didalam buku

  38. opini saya sih yang terbaik untuk semua aja..
    bebas ber-ekspresi dengan batasan2 yang ada tanpa adanya larangan ber-ekspresi :d
    .-= Baca juga tulisan terbaru anak_santai berjudul "Twitteran Di Handphone" =-.

  39. Sejarah ditulis oleh para penggantung pahlawan…Nampaknya, fakta usang itu masih dipakai oleh para penguasa negri ini. Mungkin otak dan hati mereka terlalu gelap dibalut oleh lemak kenikmatan berkuasa, sehingga mereka begitu takut kenyamanan yang mereka punya terganggu oleh munculnya buku-buku yang bisa mengusik tidur siang mereka.
    Pelarangan buku juga bisa menunjukan hal lain, Yaitu : Para penguasa terlalu naif, atau juga terlalu bodoh, mereka tidak menyadari angin perubahan yang bertiup di luar singgasana empuk mereka, mereka mungkin tidak tahu bahwa ada kekuatan dahsyat yang bernama Internet, yang bisa menggandakan dan menyebarkan buku yang mereka larang, dalam hitungan detik.

    Salam
    .-= Baca juga tulisan terbaru Foto Unik berjudul "Mau download Icon Twitter yang keren-keren dan gratis? Masuk sini!" =-.

  40. Selamat Tahun Baru 2010
    Hati Hati ARUS PERCEPATAN menimpa Nusantara
    Sahabat semuanya tahun 2009 sudah di belakang kita..
    DEMI MASA..
    DEMI WAKTU..
    WAL ASRI..
    semuanya sudah kita lalui bersama sama..
    Canda tawa riang Gembira Tangis suka duka nan pilu telah berlalu..
    semua telah kembali ke alam LAMUNAN TUHAN..
    Tahun 2010 akan datang Menyongsong kita semuanya..
    Tahun 2010 akan segera kita jalani setapak demi setapak..
    Semua itu masih menjadi RAHASIA TUHAN..
    Sesungguhnya Masa yang akan Datang Masih Berada dalam Sirr nya TUHAN..
    Bahkan Sirr/ubun ubun manusia selalu berada dalam Genggaman Tangan Tuhan
    Sesungguhnya Hidup Manusia berada dalam Genggaman Tangan Tuhan..
    Sahabat.. mari kita diam sejenak melamun di alam lamunan Tuhan..
    Membuka kembali perjalanan Tahun 2009 yang baru kita lalui bersama sama..
    Diam dalam tafakur perenungan diri yang dalam..
    Bukankah waktu yang lalu adalah guru untuk ESOK lebih baik
    Bukankah kita harus mengambil hikmah perjalanan kemarin demi perbaikan
    Sahabat Jangan Sia Siakan Waktu sebelum waktu berbalik melindas kita
    Mari kita benahi diri kita masing masing dan belajar serta terus belajar
    Menemukan Tujuan Hidup Manusia dalam Kesadaran Sepenuhnya
    Walau kemungkinan tahun 2010 akan berjalan dengan berat..
    Keadaan mungkin semakin tiada menentu dan semakin sulit saja
    Fenomena alam dan gejolaknya semakin kerap bertambah melanda
    Tapi biarlah semua itu menjadi pelajaran untuk ber SEGERA
    Segera melangkah membenahi diri.. diri lahir dan diri bathin..
    Membenahi Perjalanan Lahiriah dan Perjalanan Bathiniah yang terabaikan
    Ingat sahabatku semuanya sekali lagi bahwa dirimu meliputi lahir dan bathin
    Jika tiba Saat dan Waktunya maka diri lahir akan kembali kepada tanah
    Tetapi sekali lagi INGAT !!! karena diri Bathin akan bangkit melanjutkan perjalanan
    Diri Bathin akan menuai hasil apa yang selama ini kita tanam dan perjuangkan
    Menangis DARAHpun percuma saja jika kau lalai selama di sini
    Sahabat mulailah berfikir untuk menata kehidupan bathin kita masing masing
    Sebab ketahuilah kehidupan bathin adalah sebuah perjalanan spiritual panjang
    Diri Lahiriah melambangkan nilai manusia di hadapan manusia lainnya..
    Sedangkan Diri Bathiniah melambangkan Nilai Manusia dihadapan Tuhan..
    yayaya.. Sesungguhnya NILAI MANUSIA dihadapan ALLAH ada di sini..
    Sahabat biarlah tahun 2010 menjadi tahun kebangkitan bagi kita semua
    Tahun 2010 menjadi Momentum Bangkitnya Kesadaran dalam Diri
    Mari Sahabatku semuanya gapailah esok lebih baik dan lebih baik lagi
    Sekali lagi MELANGKAHLAH SEGERA.. jangan SIA SIA kan waktumu..
    Sebelum TERLAMBAT
    Selamat Tahun Baru 2010
    .-= Baca juga tulisan terbaru KangBoed berjudul "Pesan Amanat Kehidupan" =-.

  41. Selamat Tahun Baru
    Semangat Baru
    Menemukan Diri Sebenar Diri
    Meraih Kehidupan Sejati..

    😆 😆 😆 😆 😆

    RAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk

    MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA

    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank

    I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
    .-= Baca juga tulisan terbaru KangBoed berjudul "Pesan Amanat Kehidupan" =-.

  42. :((:((:((:(( padahaln ada selogan Buku Jendela Dunia..kalau jendelanya di cekal gimana nasib duniannya pak yah..

  43. masih bingung dengan hukum dan para penegaknya di negeri ini yang selalu saya bertentangan antara hukum/penegak yang satu dengan yang lainnya (doh)

    #congrat pak dengan themes barunya, tapi kok untuk warna hurup/linknya yang di sidebar terlalu kontras yah 😀
    .-= Baca juga tulisan terbaru katakataku berjudul "Darurat 10.01.10" =-.

  44. rochman

    Yah begitulah negeri kita tercinta.

  45. wah pak sawali ganti theme baru di awal tahun… 🙂

    kebebasan bereksresi ada batasnya, namun jika elarangan itu hanya untuk kepentingan sepihak sangat lah disayangkan dan harus kita lawan pak…

    buku Pramoedya Ananta Toer yang paling banyak menjadi langganan pencekalan..padahal kita tahu isi buku2 Pramoedya sangat penting untuk pembangunan mental generasi penerus bangsa…
    .-= Baca juga tulisan terbaru azaxs berjudul "Presiden Hanyalah Macan Ompong!" =-.

    • hehe .. lagi nyoba2, mas azaxs, hehe … buku pram tergolong bagus. di negeri ini dilarang, tapi justru di luar negeri konon malah dipuji sbg karya sastra bermutu. jadi makin repot.

  46. kalau melihat demo yang sering terjadi di Indonesia, itu merupakan kebebasan mengungkapkan pendapat. tapi sayangnya sering diwarnai anarkhis. ini kan kebablasan dan perlu adanya ‘kontrol’. gak ada hubungannya ya…. salam ngebglog dan sukses selalu.
    .-= Baca juga tulisan terbaru yussa berjudul "PUSHING" =-.

  47. memang kita tahu melalui buku sang penulis ingin mengekspresikan apa yang ada dibenaknya, tapi menurut saya kebebasan berekspresi harus di sandingkan dengan fakta atau data yang akurat bukan hanya angan-angan saja.
    yang saya sayangkan pencekalan itu terjadi karena kepentingan sepihak saja pak

    **theme baru pada awal tahu baru** (boleh berbagi koleksi themenya nivh pak)
    .-= Baca juga tulisan terbaru dafhy berjudul "Sony Ericsson K770i" =-.

    • itu dia, mas dafhy, seharusnya ndak perlu ada pelarangan buku, apalagi kalau motifnya hanya semata2 alasan politik dan kekuasaan.

  48. sisi lain ada program galakkan membaca, sisi lain beberapa buku dicekal
    bagus tidaknya sebuah buku, pembacalah yang menentukan, namun kita juga harus sadar bahwa masyarakat Indoensia tidak semuanya blogger yang bisa membedakan buku opini dan fakta
    .-= Baca juga tulisan terbaru budies berjudul "RUMAH BESAR YANG MEMBANGGAKAN" =-.

    • mungkin ada benarnya kalau ada yang bilang negara kita termasuk negara yang penuh ironi. pemerintah gencar menggalakkan minat baca, eh, lha kok, ada buku2 yang dilarang dibaca? piye toh iki?

    • hehe … setahu saya ndak ada tuh, mbak. yang ada di kejagung utk meneliti buku2 yang dianggap tdk layak baca.

  49. Pelarangan buku biarlah saja terjadi, tapi jangan berhenti berkarya…suatu saat zaman akan membuktikan bahwa apa yang kita tulis, layak untuk di baca…

  50. Betul sekali, karena nanti kedepanya akan berdampak kurang bagus.
    Tapi di samping itu kita jangan pernah berhenti berkarya,.
    Sebagai penerus bangsa justru kita harus mengembangkan bakat karya-karya kita untuk negri kita ini dengan hal yang positif.
    .-= Baca juga tulisan terbaru Program Kasir berjudul "Program Kasir" =-.

    • ya, mudah2an saja larangan seperti itu ndak menyurutkan langkah para penulis utk terus menghasilkan karya terbaik buat bangsa.

  51. woow…ternyata banyak juga ya buku yang dilarang beredar, makin terbatas saja kreatifitas anak bangsa 😕
    .-= Baca juga tulisan terbaru Health Tips Today berjudul "Blood?????" =-.

  52. Pelarangan buku harus mesti ada [menurut saya pribadi]
    apalagi buku yang isinya bakal menimbulkan kebencian dan perpecahan NKRI. tidak semua warganegara ini bisa menyimpulkan isi buku dengan baik, bahkan bisa menggiring dan mengarahkan opini [yang harusnya begini menjadi begitu].

    • wah, bagus juga pendapat mas wempi seperti itu, tapi kalau terus berlanjut, justru akan berdampak amat tdk menguntungkan buat bangsa kita. setiap kali ada buku yang tak sejalan dg garis kebijakan penguasa lantas dilarang, bagaimana mungkin generasi masa depan negeri ini bisa tahu sejarah negeri yang sesungguhnya?

  53. Padahal buku merupakan jendela dunia, bangsa yang suka membaca pasti lebih maju. Lucu juga buku dilarang, padahal minat baca bangsa kita juga rendah. Mudah-mudahan meningkat…
    .-= Baca juga tulisan terbaru tengkuputeh berjudul "CERITA SEBUAH GUDANG" =-.

    • itulah yang disebut negeri penu ironi, mas tengku, hehe … gencar membangkitkan minat baca, tapi juga gencar melarang buku. doh!

  54. wow kok Pelarangan buku oleh Kejaksaan Agung kesannya kaya masih jaman Orde baru aja, percuma aja dong jaman udah reformasi tetap aja tetek bengek pelarangan buku. apakah ini bukti ketakutan pemerintah dengan kebenaran atau usaha pemerintah melindungi kebenaran???
    .-= Baca juga tulisan terbaru Patih berjudul "Indonesia = Benua Atlantis ?" =-.

    • itulah yang dikritisi banyak kalangan, mas patih. reformasi yang gencar didengungkan itu agaknya belum sampai menyentuh hingga ke substansi persoalan yang sesungguhnya.

  55. susahnya hidup di negeri yang katanya menjunjung tinggi demokrasi namun membatasi kreatifitas anak negeri. indonesia oh indonesia

    • bener, mbakl liza, itulah indonesia, gencar membangkitkan minat baca, tapi sekaligus juga gencar melarang buku, hehe …

  56. Numpang Tanya dan saya mau konsultasi pak sawali,,saya mau beralih blognya ke yang dot.con nah kira-kira kalau di inpor ke yang domain.com itu dari wordpress ini apakah bisa pak, dan apakah jumlah pengunjung itu juga bisa di inpor, apakah yg di inpor itu cuma isinya sedangkan jumlah pengunjungnya tidak bisa ??,, makasih pak..minta tolong jawab ke blog saya pak..mohon maaf sekali pak..dan terimakasih banyak sebelumnya..:x:x:x

    • setuju banget, hehe … sudah bukan zamannya lagi memang larang-melarang buku seperti itu. ndak ada gunanya buat kemajuan bangsa.

  57. wak kayak buku porno saja pakai dilarang-larang ya…mungkin takut jika rakyatnya menjadi pintar. Atau terlalu takut rakyatnya terjerumus….
    terjerumus kemanakah? ah ada2 saja ya pak…
    .-= Baca juga tulisan terbaru Oelil berjudul "Ada apa dengan Sistemik" =-.

    • wah, ketakutan seperti itu yang terlalu berlebihan, mas oelil, seharusnya justru pemerintah mesti bangga kalau rakyatnya cerdas2.

  58. jangan sampai pelarangan buku-buku itu berdampak pada terbatasnya ide dan pemikiran para penulis lain untuk berkarya, karena takut bukunya tidak bisa terbit
    .-= Baca juga tulisan terbaru Mamah Aline berjudul "softlens rasa cabe rawit" =-.

    • setuju, mbak. makanya, kebijakan yang kurang berpihak pada rakyat mestinya terus dikawal dan dikritisi.

  59. Sempat juga ya orang kejaksaan mbredelin buku.mBok ngurusin kerjaan pokok mereka dulu, nangkep koruptor gituh8-|

    • nah, mestinya begitu, mbak ndaru. lebih baik memburu koruptor ketimbang main larang buku yang justru berdampak kurang bagus buat proses pencerdasan bangsa.

  60. memang susah,,mental pejabat indonesia,,selalu mengedepankan otak kirinya,,jadinya onani wacana terus,,realisasinya ga da!!!thanks mas,idenya hangat bgt,,hehehe,,

    • bener sekali, mas. itulah repotnya kalau antara otak kiri dan otak kanan tak ada keseimbangan. pandangan2nya hanya linear.

  61. Mungkin memang masyarakat dinilai belum mampu membedakan menyaring hal-hal yang seharusnya masuk ke pikiran kita njih pak …

    *akhirnya blogwalking lagi ke sini 😀 setelah lebih 1/2 tahun offline*

    • hehe … iya tuh, pak sigid, blognya kok masih update-an tahun 2008, hehe … ayo, ngeblog lagi dong, pak!

  62. sebenarnya pelarangan buku itu bisa saya maklumi mengingat tidak semua pembaca buku tsb dewasa secara berpikir, karena ya tidak semua buku memberikan pencerahan malah terkadang provokatif thd golongan tertentu,….

    jadi teringat para murud Syeh Siti Jenar yg melakukan pencurian dipasar, merampok dsb karena salah paham thd ajaran gurunya….intinya pelarangan itu harus tetap ada sebagai filter, tapi jangan sampai muatan politis yg dibawa, semata m
    ata murni untuk melindungi masyarakat dari kesalah pahaman terhadap suatu pemikiran
    .-= Baca juga tulisan terbaru m4stono berjudul "Tuhu Apa Udhu" =-.

    • tapi kan ndak harus pakai larangan toh, mas tono. masyarakat bisa dengan kritis menilai, kok, mana yang termasuk bermutu dan mana yang sampah.

  63. Demokrasi sejati tidak akan pernah tumbuh jika penguasa selalu berpikir paranoid dan antikritik. Pelarangan buku adalah bentuk pemasungan hak berdemokrasi seorang anak bangsa. Apa bedanya dengan penjajah?
    .-= Baca juga tulisan terbaru Bung Eko berjudul "Ditawari Beriklan di Detik" =-.

    • betul sekali, bung eko.tak ada untungnya bagi bangsa kita kalau pelarangan buku masih terus berlangsung. kapan bangsa ini jadi cerdas?

  64. Peter

    Kalo bukunya dilarang, sebar aja lewat donlot E Book.
    Pemerintah gak isa larang kan?
    Kalo bole tau link donlot E Book nya mana yah :d

  65. SAYA SETUJU SICH DENGAR BEREDARNYA BUKU TETAPI TIDAK SEMUA BUKU BISA BEREDAR …CNTOHNYA BUKU” YANG TIDAK LAYAK DIBACA PARA REMAJA….
    .-= Baca juga tulisan terbaru Sewa Mobil Bali berjudul "Sewa Mobil Bali" =-.

  66. Biarkan masyarakat yang menilai seperti apa , masyarakat kita sudah cukup bisa membedakan mana yang baik dan mana yang bisa merugikan, justru dengan di larang beredarnya sejumlah buku , akan membuat opini 2 baru di masyarakat, dan buat para penulis, semoga tetap berkarya…

    • saya setuju banget, bos. pelarangan buku, apa pun wujudnya, hanya akan membelenggu kreativitas dan produktivitas penulisan buku. imbasnya pasti akan berpengaruh besar terhadap upaya pencerdasan bangsa.

  67. masyarakat pasti akan tahu mana buku yang layak dibaca dan mana yang tidak dilayak dibaca, jadi sekarang baalik saja ke masyarakan menilai buku tersebut, n pastinya buku yang beredar itu harus buku yang layak dibaca para remaja, jika yang tidak layak pastinya dia tahu dan tidak akan membacanya, betul kan ?

  68. seharus’a bukan buku ajach…
    yang di larang situs” yang tak berguna di internet yang bikin resah masyarakat
    itu harus di hapus,,jangan di adakan,..

  69. saya agak sedih dengernya, seharusnya kita boleh menonton ataupun membaca buku-buku itu. tapi pada hari tertentu dimana konteknya kita tidak boleh melupakan sejarah bangsa ini. jika kita tidak mengenal sejarah sama dengan kita tidak mengenal diri kita sama halnya diri kita pasti punya memori indah ataupun kelam dalam hidup kita yang membuat kita kenal dan bisa mengarahkan diri kita ke hal yang lebih baik sesuai diri kita menurut pengalaman yang kita rasakan. jangan lupa berkunjung ke blog ku yah http://sewa-mobil-bali-murah.blogspot.com

  70. Pulau Bali telah lama dicirikan di barat sebagai “surga” terakhir di bumi, masyarakat tradisional terisolasi dari dunia modern dan perubahan-perubahan, yang penduduknya diberkahi dengan bakat seni yang luar biasa dan menguduskan cukup banyak waktu dan kekayaan pementasan upacara mewah untuk kesenangan mereka sendiri dan bahwa dewa-sekarang mereka juga untuk nikmat saat pengunjung asing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *