Sosok Kartini dan Terbebasnya Mitos Kaum Perempuan

kartiniSosok Kartini sebagai pejuang emansipasi perempuan memang sempat menimbulkan kontroversi. Berdasarkan catatan Wikipedia, ada kalangan yang meragukan kebenaran surat-surat Kartini. Ada dugaan J.H. Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan saat itu, merekayasa surat-surat Kartini. Kecurigaan ini timbul karena memang buku Kartini terbit saat pemerintahan kolonial Belanda menjalankan politik etis di Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk yang berkepentingan dan mendukung politik etis. Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat tak diketahui keberadaannya. Menurut almarhum Sulastin Sutrisno, jejak keturunan J.H. Abendanon pun sukar untuk dilacak Pemerintah Belanda.

Penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar juga agak diperdebatkan. Pihak yang tidak begitu menyetujui, mengusulkan agar tidak hanya merayakan Hari Kartini saja, namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya, karena masih ada pahlawan wanita lain yang tidak kalah hebat dengan Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah, dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan, mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja, melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah melingkupi perjuangan nasional.

Terlepas dari kontroversi yang ada, harus diakui, sosok Kartini telah memberikan inspirasi tersendiri bagi kaum perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya. Kita tak bisa membayangkan bagaimana nasib kaum Hawa di negeri ini seandainya tak muncul gerakan perlawanan dan pemberontakan yang terus gencar dilakukan secara individual oleh perempuan kelahiran Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 itu. Di tengah atmosfer feodalisme yang begitu mengakar dalam strata masyarakat Jawa, Kartini tampil beda lewat pandangan-pandangan tolerannya yang begitu humanis dan menyentuh hingga ke akar-akar kemanusiawian kita. Dia tanggalkan status kepriyayian dan dengan amat sadar dia perkokoh visinya dalam memperjuangkan nasib kaumnya yang dibelenggu oleh adat, kultur, dan tradisi.

Kartini yang besar dan belajar di lingkungan adat-istiadat serta tata cara ningrat Jawa yang begitu mengagungkan nilai-nilai feodalisme merasa gerah. Dia tidak tega menyaksikan nasib kaumnya yang terus mengalami subordinasi dan marginalisasi peran.

“Peduli apa aku dengan segala tata cara itu, segala peraturan-peraturan itu hanya menyiksa diriku saja,” tulis Kartini dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Stella, 18 Agustus 1899. “Bagi saya hanya ada dua macam keningratan: keningratan pemikiran (fikrah) dan keningratan budi (Akhlaq). Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang yang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal sholeh, orang yang bergelar Graff atau Baron!” lanjutnya.

Sudah lebih satu abad suara Kartini menggema dari generasi ke generasi. Kaum perempuan layak bersyukur, tirani dan belenggu patriarki secara bertahap sudah mulai bisa dikendurkan. Gerakan kaum perempuan juga makin gencar beraksi. Mitos kaum perempuan sebagai “kanca wingking, swarga nunut neraka katut, yang awan dadi theklek, yen bengi dadi lemek” (teman belakang, syurga atau neraka ikut saja kehendak sang suami, kalau siang jadi sandal, kalau malam jadi selimut) sudah berhasil dibebaskan. Tak ada lagi konvensi yang menabukan kaum perempuan terjun ke kancah publik, baik dalam ranah birokrasi maupun politik.

Situasi semacam itu jelas makin memosisikan kaum perempuan pada aras yang lebih terhormat dan bermartabat. Sudah bukan saatnya lagi posisi kunci di sektor publik dibeda-bedakan secara seksis dan stereotipe berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki peluang untuk menggapai sukses karier di luar pagar rumah tangga.

Meskipun demikian, situasi kesetaraan yang sudah demikian masif dan progresif, jangan sampai membuat kaum perempuan terjangkiti sindrom euforia hingga melupakan dan mengabaikan sentuhan kelembutan, perhatian, dan kasih sayang dalam lingkup domestik. Betapapun suksesnya kaum perempuan menggapai puncak karier, secara kodrati kehidupan rumah tangga amat membutuhkan kiprah kaum perempuan sebagai pencerah peradaban yang diharapkan mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas, santun, dan berakal budi.

Sungguh, sebuah situasi yang amat tidak menguntungkan apabila anak-anak harus kehilangan perhatian dan kasih sayang hanya lantaran ambisi sang ibu yang ingin menggapai puncak karier tanpa dibarengi dengan kearifan dan kesantunan dalam menyiasati dinamika peradaban yang terus menawarkan perubahan. Nah, bagaimana? ***

119 Comments

  1. Ah, gambarnya! Salah satu buku Pram favorit saya…

    Pram benar-benar melakukan penelitian yang dalam tentang Kartini, bahkan di novel-novelnya pun hampir selalu ada tokoh perempuan berkarakter kuat dan mandiri. 😀

    Orang tua saya yang masih hidup hanya ibu… Perempuan yang sangat mandiri. Beliau pernah berujar, “jika mama dulu tidak melanjutkan sekolah hingga sarjana, akan sulit keadaan kita sekarang setelah ditinggal papa…”

    Begitu pandainya beliau membagi waktu antara karir-pekerjaan, rumah tangga, dan curahan waktu untuk anak-anaknya…

    • @goen2x,
      sungguh, sosok ibu inspiratif, mas goen, semoga kaumperempuan bisa meneladani sikapnya bagaimana mesti berjuang membesarkan anak dalam kesendirian. salam hormat buat ibu mas goen.

  2. selalu ada kartini2 baru yang mampu memelihara asa dan pemikiran kartini kedalam konsep kartini modern.. tapi juga makin banyak kartini modern yang bablas.. ah..

    Baca juga tulisan terbaru almascatie berjudul Geliat Banner Maluku

  3. semoga kaum perempuan tidak terpinggirkan lagi, karena memang perempuan sebenarnya adalah yang menurunkan gen kecerdasan. Namun peristiwa besar yang menghancurkan gerakan perempuan di masa lalu masih merupakan coretan hitam atas fasisme di negri ini….

    Baca juga tulisan terbaru suryaden berjudul Gonna get Better

    • @suryaden,
      ya, ya, potret hitam perlakuan sebuah rezim terhadap gerakan kaum perempuan masih bisa terlihat dengan jelas, mas surya. semoga peristiwa pahit dan tragis semacam itu ndak terulang lagi.

  4. Emansipasi bukan berarti sama rata.. Tetep harus sesuai kodrat.

  5. saya melihat komentar anang, sama persis dengan yang di blog saya. begitulah ulah `seleb blog`. 😈

    hari kartini harus dimaknai dengan arif dan bijaksana, jangan membabi-buta dan akhirnya emansipasi wanita menjadi bias dari makna sebenarnya..

    Baca juga tulisan terbaru DETEKSI berjudul Emansipasi Salah Kaprah

    • @DETEKSI,
      hehe … gpp, mas dion. saya sepakat dengan pernyataan mas dion. idelanya kaum perempuan memiliki kejelasan visi dalam menjalankan kesetaraan gender.

  6. yang penting emansipasi tidak kebablasan menuntut apa yang sudah menjadi kodrat. saya termasuk konservatif untuk urusan gender. seperti kata nagabonar: “perempuan tetap perempuan”

    Baca juga tulisan terbaru mantan kyai berjudul Black Blog: It’s Not Goodbye

  7. sorry salah pencet..hapus aja yang pertama pak. dulu waktu masih kecil saya pernah berdarmawisata ke jepara dan mengunjungi rumah peninggalan Ibu kartini. disana ada banyak surat tulisan tangan beliau dalam bahasa belanda. apa itu kurang lengkap dokumentasinya?

    Baca juga tulisan terbaru boyin berjudul Songkran: Tradisi mandi basah alaThailand

    • @boyin,
      iya, mas boyin, sudah saya hapus tuh komennya, hehe … bt, bisa jadi yang tertulis itu kurang lengkap dan tak bisa terbaca semuanya oleh publik, mas. apalagi banyak juga orang yang ndak ngeh bahasa belanda.

  8. Wah, saya banyak diingatkan lagi tentang Kartini dan keadaan sesungguhnya yang melingkupi perjuangannya. Salut untuk Pak Sawali, dan, selamat hari Kartini. 🙄

    Baca juga tulisan terbaru ARISS berjudul Ode Buat Perempuan

  9. tapi kok aneh ya pak.. sekarang malah banyak wanita yang bertindak di luar batas katanya sich emansifasi wanita 🙂

    Baca juga tulisan terbaru zoel berjudul Nikah Siri yuk

  10. Kartini boleh saja hebat di zamannya
    tapi Kartini masa kini
    lebih baik berpedoman pd ajaran
    agama (Islam) dlm menjalani
    kariernya. Jgn smpai demi
    karier, suami dan anak-anak
    menjadi terabaikan 😉

    Baca juga tulisan terbaru mikekono berjudul SBY, Tyson, and Federer

    • @mikekono,
      betul banget tuh, mas agus. idealnya, kaum perempuan masa kini jangan hanya memburu sukses karier, melainkan juga memburu sukses kehidupan berumah tangga.

  11. Dilema antara menjadi ibu yang baik tapi mengorbankan karir dan menggapai karir yang aduhai tapi mengorbankan kasih sayang kepada anak, saya nilai semakin menjadi-jadi di zaman ini. Semoga kaum wanita tidak salah mengartikan dan salah mempersepsikan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan yang marak dikumandangkan belakangan ini. Semoga anak-anak Indonesia tidak kehilangan bimbingan dan kasih sayang seorang ibu, akibat dari kampanye emansipasi yang berlebihan.

    Baca juga tulisan terbaru Rafki RS berjudul Urungkan Saja Niat Memproduksi Mobil Murah

    • @Rafki RS,
      iya, pak rafky. semoga saja kaum perempuan indonesia bisa sukses menggapai puncak karier tanpa melupakan perhatian dan kasih sayang buat keluarga. dan mereka pasti mampu melakukannya dg baik.

  12. kartini menjadi langkah awal para wanita untuk bisa berjuang dan memperoleh persamaan hak dengan kaum lelaki. Namun, tidak sepatutnya emansipasi disalahgunakan sehingga menjadi pembelaan akan suatu hal yang kurang berarti.

    selamat hari kartini untuk kartini2 indonesia

  13. Pak Rafki,
    Lingkungan saya membuktikan bahwa perempuan berkarir tinggi bisa juga sejalan dengan kehidupan rumah tangga yang berjalan lancar (karir suami dan perkembangan anak-anaknya tetap baik). Memang melalui pasang surut…saya sendiri berkarir di luar rumah, dan bersyukur anak-anakku tak masalah, mereka malah bangga pada ibunya, karena bisa mengikuti perkembangan dan menjadi teman mereka.
    Bersyukur juga mendapat suami yang baik, yang berpikiran maju, bahwa rumah tangga yang baik, jika kedua pasangan sama-sama berkembang.

    Baca juga tulisan terbaru edratna berjudul Mereka yang saling bahu membahu

    • @edratna, mbak endratna tak semua wanita melakukan itu, namun jika semnua bisa di seimbangkan maka akan menjadi nilai plus

      bagi saya dalam keluarga harusnya ada kerjasama, pekerjaan rumah tak haurs dikerjakan oleh istri 🙂

      Baca juga tulisan terbaru dafhy berjudul Panggil aku Kartini Saja

  14. aku percaya banyak perempuan tangguh di Indonesia
    dan bisa menyumbang besar daalam kemajuan negara

  15. emm… hari kartini

    “keningratan pemikiran (fikrah) dan keningratan budi (Akhlaq)”. bagus banget pak, memang dengan itulah kita dapat mengukur seseorang 😉

    Baca juga tulisan terbaru arifudin berjudul Nuansa Bening

  16. perayaan hari kartini skrg hanya simbolik aja, bung sawali.
    msh bnyk wanita2 yg tertindas di negeri ini 🙁

  17. Saya pernah baca “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Adanya kontroversi yang diungkapkan Pak Guru membuat terselip ragu di hatiku, “Apa iya pemikiran seorang Kartini begitu dahsyatnya untuk ukuran alam pemikiran pada saat itu?”

    Baca juga tulisan terbaru racheedus berjudul Juminten dan Spirit Kartini

  18. Ria

    Aku bom punya buku PAT yang itu pak sawali…pinjem dunk :mrgreen:

    aku suka baca2 bukunya pak PAT…

    Mengenai kartini…susah juga menjadi sosok wanita yang dikagumi banyak orang atas eksistensi dirinya…gak banyak bahkan menghujan beliau…semoga nanti ada kartini2 yang bisa meneruskan perjuangan ibu kartini ya Pak…

    Baca juga tulisan terbaru Ria berjudul Untuk Perempuan di Hari Kartini

    • @Ria,
      hehe … banyak di toko2 buku kok, mbak ria, apalagi sekarang kan sdh ndak ada pelarangan buku2 karya pram. btw, konon sih kartini hanya membuka jalan, selebihnya perlu ada upaya serius utk melanjutkan rintisan jalan kartini.

  19. saya akui dengan sejujurnya. wanita susah dimengerti. sudah diciptakan begitu indah masih banyak yang menuntut persamaan. jangan2 yg menuntut persamaan (feminisme) karena dia tidak kebagian indahnya. pantas orang bilang tokoh2 fiminis gak ada yang cakep lagi manis. sangar-sangar! 🙂

    Baca juga tulisan terbaru novi berjudul CLBK itu Ada

  20. semangat buat kaum kartini kesemangatan kaum kartini jangan sampi melebihi kodratnya sebagai seorang perempuan

    Baca juga tulisan terbaru Kenil berjudul Negeriku

  21. Yang dibutuhkan cuma kesimbangan…. antara emansipasi dan tanggung jawab alami seorang wanita sebagai ibu rumah tangga.

    Baca juga tulisan terbaru Xitalho berjudul My Hero

    • @Xitalho,
      sepakat, mas xitalho. semoga saja ndak sampai terjebak dalam euforia yang kurang menguntungkan bagi perkembangan dan dinamika peradaban.

  22. selamat hari Kartini Pak Sawali..hehehe..
    semoga perempuan Indonesia semakin maju dan memiliki mental yang kuat. ayo..ayo…ibu-ibu..mba-mba..saudari-saudari…jangan kalah donk sama kaum lelaki..

  23. Selamat hari Selasa binti Kartini pak, kalau haknya lelaki ditinggikan, pasti gak bisa lari pak, kethoklek-kethoklek…. 😆

    Baca juga tulisan terbaru Wong Bingungan berjudul Stop STMJ

  24. setuju pak, bahwa anak harus diajarkan sedini mungkin untuk bebas memilih…memilih apa yang dia inginkan. Membebaskan pikiran mereka dari campu tangan orang dewasa…anaka-ank lebih arif untuk melihat kenyataan….

    Baca juga tulisan terbaru imoe berjudul …buk polwan itu…

    • @imoe,
      wah, pernyataan mas imoe bener2 layak dijadikan sebagai referensi bagaimana seharusnya mendidik anak. terima kasih, mas imoe.

  25. lebih dari itu, wanita memang bisa menjadi segala-galanya. konon, pilarnya bangunan moral sebuah bangsa.

    Baca juga tulisan terbaru dhoni berjudul Kaum Wanita & Women

  26. Salam
    Kalau dalam islam yang saya fahami ya Pakde, CMIIW, bahwa perempuan dan laki-laki memang sudah setara misalnya dalam mencari ilmu dan berkiprah di masyarakat dll, yang membedakan hanyalah fungsi mereka berdasarkan kodratnya, maka pantas klo Kartini geram dengan keadaannya, dr bbrp tulisan dan ulasan sejarah yang saya baca, kartini sangat pandai dalam hal agama namun dia tak diberi ruang untuk mendapatkan pendidikan umum, itulah salah satu hal yg membuat beliau gundah dan terkekang, yah tp ga tau juga, kadang ga terlalu yakin dengan sejarah ini PakDe, selalu saya curiga ada semacam distorsi. Ah kepanjangan ya he..he..

    Baca juga tulisan terbaru nenyok berjudul Caleg Berujung RSJ

    • @nenyok,
      wah, distorsi itu mungkin saja bisa terjadi, mbak ney. namun, dari berbagai kontroversi yang berkembang selama ini, fakta2 historis yang otentik ttg perjalanan hidup kartini yang sesungguhnya belum terungkap. yang sering dijadikan referensi ya buku habis gelap terbitlah terang itu.

  27. Akhirnya saya temukan tulisan tentang Kartini. Di tengah rutinitas hari-hari kerja kadang saya sudah tidak ingat lagi hari-hari besar Nasional. Ingatnya tadi waktu ke Google ternyata logonya juga ganti dengan tema Kartini, jadi malu sebagai anak-anak pertiwi 🙂

    Baca juga tulisan terbaru Qisthon – Batam berjudul Barelang Tour: Pulau Galang Baru

    • @Daniel Mahendra,
      iya, mas dan. terima kasih masukannya. memang sudah saatnya kita mmebiasakan diri utk membangun dialektika agar setidaknya bisa ikut berkiprah dalam menjawab berbagai persoalan yang selama ini dinilai masih gelap.

  28. ya, dunia telah berubah, pak! perbedaan status macam itu memang tak lagi dominan, meski dlm bbrp hal jg masih terjadi. yg penting bagaimana budaya yang membuat adanya dominasi itu selalu didekosntruksi!

    • @haris,
      bener, mas haris. dunia memang terus berubah dan berkembang seiring dg dinaikma masyarakatnya. btw, dominasi memang selalu memberikan dampak yang kurang menguntungkan.

  29. Karena kartini ada menteri negara pemberdayaan perempuan. bener ga sih ha..ha..

  30. DV

    Saya malah terinspirasi untuk berkomentar setelah mengingat apa yang ditulis Pram di Tetraloginya bahwa gadis Jepara itu telah “dibungkam” kolonial lewat perkawinan yang dipaksakan.

    Gimana menurut Pak Sawali tentang maraknya poligami ditinjau dari sudut pandang emansipasi wanita, bukan agama?

    Baca juga tulisan terbaru DV berjudul Ken Leeee, Bersiap Nonton Konser Air Supply

    • @DV,
      hehe … yang pasti poligami sungguh tdk menguntungkan bagi kaum perempuan, mas donny, hehe …. konon tak ada seorang pun perempuan yang mau dimadu. seandainya toh ada, kebanyakan mereka menerimanya dg sikap pasrah karena jika tdk menyetujui poligami, justru makin kurang menguntungkan buat kehidupan mereka.

  31. hari kartini seremonial TOK!!!
    banyak perempuan masih diperlakukan nggak adil…

    Baca juga tulisan terbaru ciwir berjudul Gunung Pring

  32. sebenarnya apa yang diinginkan oleh Kartini ?
    apakah para wanita sudah memahaminya. karena yang terlihat selama ini adalah keinginan untuk menunjukkan keluar bahwa dirinya lebih hebat daripada pria dengan memasuki area ke-pria-an, seperti berkiprah di luar rumah. bagaimana dengan kehidupan ke-wanita-an yang ternyata telah banyak terabaikan ?
    pria hebat karena menjadi pria.
    sudah sepantasnya jika,
    wanita hebat karena menjadi wanita.

    Baca juga tulisan terbaru komuter berjudul IBSN : tutup jalan,

    • @komuter,
      wah, pernyataan yang bagus, mas pengendara. pria hebt karena menjadi pria. kaum perempuan pasti juga akan berteriak: perempuan hebat karena menjadi perempuan, hmmm …. kalau begini, kan ndak ada upaya saling menang-menangan, ya, mas?

  33. saya setuju sekali dengan alenia penutup.
    sebagai wanita juga harus menerima kodratnya sebagai seorang “Ibu”
    kasih sayang seorang ibu sangat dibutuhkan oleh putra-putrinya.Tanpa harus menjadi wanita karier, mengasuh anak di rumah merupakan sumbangsih yang besar dan luhur buat generasi mendatang. Mendidik putra – putrinya dengan baik, mengajari moral dan etika yang tidak didapatkan di bangku sekolah.Semoga wanita Indonesia tidak melupakan itu.

    Baca juga tulisan terbaru SEPUR berjudul CARA JITU MENGELOLA WAKTU

    • @SEPUR,
      yaps, bener sekali, mas. kalau sampai keluarga kehilangan perhatian dan kasih sayang seorang ibu karena sibuk berkarier, bisa jadi anak2 juga akan makin sulit dikontrol dan diawasi.

  34. sepertinya ibu kartini tidak lagi menjadi role model bgi perempuan indonesia masa kini,, padhal banyak yg bisa diteladani darinya..

    Baca juga tulisan terbaru emfajar berjudul Tes Kesehatan Otak

    • @emfajar,
      mungkin karena saking lamanya fenomena kartini berlangsung, mas fajar, sehingga nilai2 kesetaraan yang diperjuangkan kartini jadi bias.

  35. Hari Kartini memang kudu diisi dengan perenungan oleh para kaumnya, benarkah emansipasi? Ataukah emansipasi hanya sebagai topeng modernisasi?

    • @Bu Any,
      hehe … idealnya sih emansipasi perlu dibedakan dengan modernisasi, bu any. emansipasi itu sesungguhnya kan utk mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan agar mereka ndak tersubordinasi. sayangnya. emanispasi sering disalahpahami.

  36. Bicara tentang kartini modern memang luar biasa ya…apalagi di era dunia cyber yang makin hari jagat maya ini makin menjamur dimana2. Saya cukup salut dengan kemampuan temen2 blogger dari kalangan kartini modern. Sayang2nya ternyata oh ternyata….aku dikalahkan mereka…sedih aku! 😳

    Baca juga tulisan terbaru pakde berjudul The Punishment

    • @pakde,
      dikalahkan? walah, pakdhe bisa saja nih. konon, sih, persoalannya bukan pada persoalan menang atau kalah *alah kok jadi sok tahu saya* melainkan bagaimana kaum lelaki dan perempuan sanggup bersama-sama membangun peradaban yang lebih baik dan mencerdaskan.

  37. hidup Kartini!!!!!!!

    internet casual cutie lg gangguan, buka site Pak Sawali lamaaaaaaaaaaa sekaliiiiii………….akirnya kebuka juga. hehehe…apa kabar Pak Sawali??

    Baca juga tulisan terbaru casual cutie berjudul Who wore It Best???

  38. terusterang saya itu tidak hapal bagaimana Kartini,
    tapi apa yang disampaikan disini membuat saya sedikit lebih mengerti ..

    Baca juga tulisan terbaru mascayo berjudul Hutang

  39. Saya bersyukur hidup di jaman yang telah mengenal emansipasi. Tapi moga-moga kaumku gak salah mengartikan emansipasi, menuntut persamaan hak saja tapi mengabaikan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai kodrati perempuan sejati.

    Baca juga tulisan terbaru Cupangkolam berjudul Kemaren Hari Kartini, Hari ini Hari Bumi

    • @Cupangkolam,
      betul, mbak cupang. bukan hanya kaum lelaki yang dirugikan, melainkan juga merepotkan kaum perempuan itu sendiri kalau emansipasi sampai disalahtafsirkan, hehe …

  40. Kalau bicara emansipasi kadang bingung juga pak, masalahnya wanita juga sering kebablasan lupa kodrat kalo udah posisinya di dunia kerja bagus, tapi juga ndak konsekuen wanita itu, kalo untuk yang ada jabatannya, mereka minta kesetaraan derajat, tapi kalau posisi jadi kuli pelabuhan misalnya, eh komentarnya, itu kan hanya untuk pria, nah ndak konsekuen, maunya yang enak2

    • @Novianto,
      hehehe … secara fisik, kaum perempuan jelas beda, mas novi, hiks, tapi dalam soal peran, kan ndak harus dibeda-bedakan, hehe … konon sih begitu, haks.

  41. Hidup kartini begitu singkat… namun banyak sekali perjuangan yang bisa dipetik dari hidupnya.

    Begitu sulitnya menjadi perempuan ningrat jawa tanpa tahu dengan siapa jodohnya. Menjadi istri seorang duda, menikah, bersosialisasi dengan selir, mengajar baca tulis, melahirkan dan meninggal beberapa hari kemudian.

    Kartini muda menatap maju masa depan.

    Baca juga tulisan terbaru tukangobatbersahaja berjudul Nuansa Bening

  42. 🙂 pak sawali, iya memang kartini itu mengundang banyak kontroversi, wanita, penjajahan dan pemingitann terhadap wanita begitu di soroti oleh banyak kawan2 aktivis bahkan yg bukan aktivis juga ikutan berkomentar..

    tapi, gmn lagi skg pak swali, wanita jaman sekarang ini gmn pak?

    Baca juga tulisan terbaru fauzansigma berjudul Senyumku untuk UNS BlogFest 0.9

    • @fauzansigma,
      wah, saya kira kaum perempuan sekarang sudah bisa menikmati kemeredekaannya, mas sigma. tradisi kawin paksa atau pingitan sekarang sudah tdk ada. meski demikian, juga jangan sampai terjebak ke dalam eforia feminisme hingga melupakan kaum perempuan pada tugas dan perannya di sektor domestik.

  43. semoga selalu ada kartini2 baru yang mampu memelihara asa dan pemikiran kartini kedalam konsep kartini modern.. tapi juga makin banyak kartini modern yang kebablasan.. ah..

    Baca juga tulisan terbaru mrpall berjudul Presidenku Susilo Bambang Yudhoyono

    • @mrpall,
      amiin, mudah2an saja situasi indonesia cukup kondusif utk mendukung lahirnya perempuan berkarakter kartini yang modern tapi tetp lembut dan penuh kasih sayang.

  44. hemzzz…. mampir pak sekalian salam kenal yak pak

    Untuk calon bahkan yang sudah menjadi Ibu untuk lebih dan lebih lagi dalam membangun negeri ini dengan menjadi wanita yang sesuai denga Takdir dan Kodratnya….bukan harus sama persis kali yah pak…???bagaimanapun Laki-laki punya unsur yang agak lebih sedikit daripada perempuan…huehehehe
    Kalo artikel ini(http://jojoba99.blogspot.com/2009/04/hari-raya-kartini-emansipasi-wanita.html bener ga pak…???
    salam

    Baca juga tulisan terbaru an4k`SinGKonG berjudul Keagungan Yang Sejati……….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *