Bilik TPS, Contrengan, dan Nasib Bangsa

contrengKamis, 9 April 2009, sudah pasti akan menjadi momen bersejarah. Saat itulah negeri besar berpenduduk lebih dari 220 juta ini telah berkomitmen untuk melakukan sebuah perubahan melalui sebuah hajat demokrasi. Perubahan! Ya, ya, ya, sebuah kosakata yang manis, bertuah, sekaligus sanggup mensugesti banyak orang untuk melakukan aksi. Betapa kosakata ini demikian memiliki daya pesona, daya pikat, dan daya tarik untuk “memaksa” orang memasuki ranah politik. Mereka yang selama ini sudah merasa nyaman dalam sebuah padepokan, pesantren, atau kampus pun perlu repot-repot turun dari puncak menara gading eksklusivitas dan ikut “tapa ngrame”; menahbiskan diri sebagai calon wakil rakyat. Tentu saja, bekal kecerdasan dan kearifan saja tidak cukup. Mereka juga butuh dhuwit sebagai upeti kepada parpol yang telah mengusungnya.

Yang pasti, jangan pernah bermimpi, meski hanya sebatas calon wakil rakyat, jika tak punya dhuwit. Politik sekarang tak jauh berbeda dengan dunia industri. Butuh modal sebagai raw-input, untuk diputar dalam sebuah proses politik guna mendapatkan feed-back, hingga akhirnya menghasilkan out-put seperti yang didambakan. Ini artinya, untung-rugi sudah pasti akan menjadi pertimbangan utama. Agaknya kok masih sulit dipercaya jika ada calon wakil rakyat yang benar-benar mau mengeluarkan banyak dhuwit zonder punya pamrih untuk meraih keuntungan. Hanya mereka yang sudah dikebiri dan dimandulkan dari pamrih keduniaan saja yang mau melakukan tindakan “konyol” seperti itu.

Meski demikian, harus diakui, Pemilu juga telah mengurangi angka kriminalitas. Lihat saja, mereka yang selama ini jadi biangnya kekerasan dan premanisme tak jarang yang berambisi jadi calon wakil rakyat. Secara sosial, sudah pasti mereka harus bisa memaksakan diri untuk berakting secara santun dan berupaya menampilkan citra diri sebagai sosok yang santun dan baik hati sehingga layak untuk dipilih. Persoalan nanti bagaimana endingnya, itu urusan belakangan. Yang pasti, menjelang pesta demokrasi, sebisa-bisanya para calon wakil rakyat yang selama ini sudah sangat akrab dengan dunia kejahatan berbaik hati dengan tetangga dan sanak-kerabat.

Pemilu kali ini merupakan yang ketiga kalinya setelah reformasi. Sudah selayaknya rakyat mesti lebih cerdas dan hati-hati dalam memilih calon wakil rakyat. Pengalaman menunjukkan, dua pemilu sebelumnya, 1999 dan 2004, para wakil rakyat dianggap telah gagal dalam melakukan sebuah perubahan. Amanat rakyat rela digadaikan di Senayan melalui kongkalingkong dan kompromi politik berbasiskan naluri kekuasaan. Perselingkuhan politik antarelite makin terkuak setelah beberapa wakil rakyat diuber-uber KPK dan tersandung persoalan hukum akibat kuatnya tengara perilaku korup yang telah demikian kuat mengakar di gedung wakil rakyat yang terhormat itu. Mereka sering tak tahan godaan terhadap iming-iming segepok dhuwit yang dengan sengaja digelontorkan oleh sejumlah “belantik” dan broker kekuasaan untuk memenangkan tender dan menguasai sejumlah aset milik rakyat.

Pengalaman buruk semacam itu jelas tak boleh terulang. Sudah terlalu banyak kebijakan yang dibuat oleh para anggota dewan yang kurang berpihak dan memiliki kepekaan terhadap nasib rakyat. Sungguh, ini sebuah taruhan nama besar apabila kita semua gagal memilih wakil rakyat yag amanah dan jujur. Satu contrengan kita akan sangat berpengaruh terhadap dinamika kehidupan bangsa kita di masa depan. Oleh karena itu, besok sudah saatnya bagi yang sudah memiliki hak pilih untuk siap-siap melakukan contrengan dengan niat besar untuk melakukan sebuah perubahan dengan memilih calon wakil rakyat yang dinilai bersih dan memiliki track-record yang bagus, untuk selanjutnya kita kawal bersama-sama agar para anggota dewan tidak lagi berkongalingkong dan melakukan perselingkuhan politik dengan para belantik dan broker kekuasaan.

Yang tidak kalah penting, tentu saja menjaga agar tak terjadi situasi chaos pasca-pemilu. Konon, masa-masa itulah yang dianggap paling rawan dari berbagai tahapan pemilu. Berdasarkan hasil penghitungan suara, melalui quick-count, misalnya, para calon wakil rakyat sudah bisa memprediksi bagaimana nasib perjalanannya menuju kursi dewan. Belum ada jaminan kalau calon anggota dewan yang gagal terpilih –padahal sudah banyak mengeluarkan dhuwit, tenaga, dan pikiran– bakal menerima hasil penghitungan itu dengan sikap lapang dada. Bukan tidak mungkin, mereka akan mencederai hasil pemilu dengan berbagai cara. Semoga saja itu hanya sebatas kekhawatiran yang tidak akan terjadi.

Nah, selamat mencontreng! ***

106 Comments

  1. tentunya kalo terjadi chaos tidak lain dan tidak bukan pastilah juga hasil perselingkuhan juga pak…

  2. kita memang pantas khawatir. Apalagi uu pemilu, plus berbagai poin krusial yg dibatalkan MK bisa memicu situasi itu. Contoh, bagaimana bila terjadi suara caleg sama. Keputusan siapa menang harus melalui berbagai aturan lagi (runyam sekali doh)

  3. saya sekarang lagi nunggu yang pengen ngasih uang ke saya…..

    Akan tetapi semuanya nanti harus berbesar hati alias LEGOWO mau mengakui kalau dirinya kalah (biasanya ngak mau kalah, harus menang) biar tidak menghabiskan uang negara tambah banyak…..

    PEMILU nya tidak serentak PAK, di PAPUA sama Nusa Tenggara ditunda….

  4. apakah PEMILU kali ini menghasilkan ponggawa arif?
    kita tunggu saja mudah2an setitik harapan bersama Indonesia

  5. Ngga semua caleg perlu uang banyak Pak. Ada juga partai yang membayari semua keperluan calegnya untuk daftar. Btw, saya ngga tau nih nasibnya bakalan bisa nyontreng atau ngga, soalnya kertas suara belum sampai ke rumah. Kalo ngga datang kertas suaranya, ya berarti golput deh saya kali ini.

    Baca juga tulisan terbaru Iwan Awaludin berjudul Beasiswa Australia untuk Lulusan SMA dan Diploma

  6. DV

    Wah nyontreng?
    Meski saya bisa nyontreng di konsulat jenderal sydney tp masi mikir2 Pak, mau nyontreng siapa 🙂
    Makanya kelamaan mikir ehhh lha kok jebul sudah tgl 9 heheehe yah kelewatan deh 🙂

    • @DV,
      hehe … kalau saya hanya nyontreng ya saya yakini bisa melakukan perubahan, mas donny, hehe …. khusunya caleg dari DPD.

  7. semoga, 4 orang itu bisa menjaga amanah rakyat. 🙂
    Saya siap nyontreng….hehehe..

  8. setuju banget pak. mari kita memberikan sumbangsih sekecil apapun itu, walau sekedar contrengan. kalau tidak punya informasi tentang caleg yang qualified, ya pilih saja partai yang menurut kita baik. gak punya infonya juga? ya sebutkan saja nama sang pencipta untuk membantu kita menentukan pilihan 🙂

    Baca juga tulisan terbaru sibaho berjudul Makanan enak ala Itik

  9. mudah-mudahan bukan jadi PemILU yang pak, yang hasilnya bikin rakyat jadi pilu…
    kan biayanya udah besar…saya dengar di TV 9X lebih besar daripada biaya pemilu tahun 2004.

    selamat menyontreng 🙂

    Baca juga tulisan terbaru geRrilyawan berjudul PEMILU bukan PemILU!

  10. Alhamdulillah saya sudah nyontreng pak.
    Langsung datang pagi hari urutan ke empat.
    Nggak pake lama, semenit selesai. cuma tersendat waktu milih DPD, bingung liat gambar orang segitu banyaknya. untung ada yg sudah tak kenal, jadi langsung tak contreng saja.
    Semoga partisipasi saya yang seupil ini ada manfaatnya buat bangsa. Minimal menghindari chaos lah.

    Baca juga tulisan terbaru mascayo berjudul Mengeluh

    • @mascayo,
      ah, gasik banget, mascayo. btw, yang bikin saya bingung malah caleg dari parpol, mascayo, hehe … utk dpd, saya sdh punya pilihan yang jelas.

  11. Siapapun pilihannya, bahkan yang tidak memilihpun harus berlapang dada terhadap hasil pemilu nanti. Jangan terus menghalalkan cara apapun untuk menang. Memakai cara yang tidak baik hanya akan menambah masalah di kemudian hari.

  12. Pak Sawali. Kata mencontreng (kata dasar contreng?) dari bahasa apa ya? Di KBBI saya tidak menemukan kata tersebut. Yang ada kata dasar conteng dan centang.

    Ok, sudah ke bilik suara kan Pak?

    • @Zulmasri,
      hehe … memang bener itu, pak zul. yang ada di KBBI itu centang dan conteng, sepertinya kata contreng memang sudah diubah jadi istilah khas dalam pemilu kali ini.

    • @Novianto,
      wah, asyik dong, mas. kalau besok jadi, mau apa2 kan tinggal mengajukan proposal kepada tetangga yang jadi wakil rakyat itu, mas novi, hehe …

  13. Kalimat terakhir dalam tulisan Bpk Sawali nampaknya tidak berlaku untuk saya, hu…hu…

    Mencoblos, menconteng, mencentang atau apapun namanya, hakikatnya memberikan mandat kepada seseorang atau partai.
    Pertanyaannya, apakah mandat yang telah dikasih dengan tulus itu dipegang teguh secara amanah atau….

    Salam untuk pemilih Golput 🙄

    Baca juga tulisan terbaru Deni Kurniawan As’ari berjudul Pemilu, Aku Golput Lagi

  14. assalamualaik`um wr wb numpang singgah lama tak ketemu aku jadi kangen nic sama bloger semua pie kabare kang swali?

    • @awie,
      wa’alaikum salam, mas awie, btw, selama ini ke mana aja, mas. saya lihat blognya belum di-update juga, hehe … lagi sibuk, ya, mas?

  15. meski tidak pernah memilih (3x pemilu, 1 pilbup sukoharjo, 1 pilgub jateng dan 2x pilkades makamhaji) ; saya selalu berharap ada perubahan pasca pemilu.

    Baca juga tulisan terbaru ciwir berjudul candik ala

  16. Betapapun pilihan yang ada, sebagai warganegara yang baik, saya menggunakan hak pilih saya. Hal ini juga saya tekankan pada anak-anak.
    Saya memikirkan plus minusnya agenda masing-masing partai..kalau memperhatikan calon legislatif sih tak sanggup….kayaknya pemilu berikut harus ada yang buat matriksnya, untuk membandingkan agenda masing-masing caleg. Hal ini akan memudahkan pemilih….

    Baca juga tulisan terbaru edratna berjudul Cilincing Brotherhood: makasih Bangaip….

    • @edratna,
      iya, terima kasih tambahan info dan pencerahannya, bu. mudah2an hasil contrengan kita bisa ikut memberikan perubahan di negeri ini.

  17. Dua pilihan perubahan adalah antara revolusif atau evolusif.

    Mudah2an, siapapun kita diberikan kekuatan berpikir global dan bertindak lokal. Visi besar hanya bisa dimulai dari diri sendiri, lingkungan terdekat, dan hal terkecil.

    Dua pilihan tadi bisa bersama-sama ataupun sendiri2 tergantung perubahan apa yang ingin dilakukan, dan masing2 memungkinkan berdampak positif ataupun kurang positif, tergantung tindakan lokal kita, apakah sendiri2 ataukah dalam wadah jaringan. Muaranya, jaringan seperti apa yang kita pilih untuk mengapresiasikan diri dalam tindakan lokal kita menuju visi yang ditetapkan. Selanjutnya adalah komitmen.

    Well, I guess so, Pak Sawali.

    Baca juga tulisan terbaru dhoni berjudul Phenomenon of “Facebook Indonesia”, Euleuh…Euleuh… Ternyata… (Sebuah Wawancara Oglek-Oglek dg Mr. Dhoni).

  18. adipati kademangan

    Sebagai warga negara yang baik maksud hati ikut mencontreng, namun sampai hari H saya tidak mendapatkan undangan C4 itu -tidak terdaftar sebagai DPT- Dengan sangat terpaksa saya tidak dapat ikut pesta demokrasi tersebut.

  19. “..Yang tidak kalah penting, tentu saja menjaga agar tak terjadi situasi chaos pasca-pemilu. Konon, masa-masa itulah yang dianggap paling rawan dari berbagai tahapan pemilu…”

    benar pak, dan dirasa-rasa situasinya mirip kawinan. saat2 rawan bagi mahligai rumah tangga adalah sesaat setelah ‘coblosan’. Mikir hutang gedung, hutang katering, shooting video. Belum lagi kalau ternyata mertua gak cocok dengan mantu. atau uang dapur dari pihak laki2 dirasa tidak cukup pantas untuk bisa mengganti biaya pesta. sehingga antar besan saling diam-diaman, nggrundell, dan lain-lain..

    Baca juga tulisan terbaru novi berjudul Diklat Jurnalistik, antara Capek dan Puas

  20. dari sisi proses, pemilu ini sukses pak, soalnya gak terjadi kekerasan…kayaknya rakyat udah pinter sekarang…walalupun terjadi protes beberapa di sana sini mengenai DPT, tapi secara umum kita aman..saya juga menyambut pemilu ini dengan suka cita..jam 7 saya udah ada di TPS lho….tapi sayang petugas belum ada hahahaha

    Baca juga tulisan terbaru imoe berjudul …changeling…

    • @imoe,
      iya, mudah2an saja, sukses penyelenggaraan ini diikuti dg sukses hasilnya, mas imoe. wakil rakyat yang jadi adalah mereka yang benar2 mau memperjuangkan nasib rakyat.

  21. Duit memang menjadi faktor sangat penting dalam kemenangan seorang caleg. Seorang caleg kaya yang rajin membantu daerah saya, apalagi saat terjadi banjir di beberapa waktu, akhirnya menang telak. Sementara caleg yang pelit, dan tidak menampakkan batang hidungnya saat kami kebanjiran apalagi membantu, akhirnya dihukum kalah telak.

    Pemilu legislatif mengurangi angka kriminalitas? Mungkin betul juga. Bandar minuman keras di tempat saya langsung menghentikan usahanya karena jadi caleg.

    • @racheedus,
      hehehe … caleg yang dermawan pasti akan menjadi pilihan pertama, mas. mudah2an setelah jadi wakil rakyat, mereka ndak lupa sama konstituennya, hehe ….

  22. semoga pemilu ini bisa membawa perubahan di sistem kenegaraan indonesia, bisa menjadi sebuah titik balik pemerintahan disini. Biar gak ada masalah dan masalah yang keluar!!!
    SEMANGAT ROMBAK SISTEM!!!

  23. Kunungan pertama pak mau silturahmi

    wah kalu contrengan gambar yang diatas aku milih bon jopi aj pak

    salam kenal pak

    Baca juga tulisan terbaru Komandan berjudul Budaya

  24. Terkadang tetap saja kita tak mengenal secara nyata wakil rakyat yang minta dipilih untuk (yang katanya) mewakili rakyat itu. Suka tidak suka, kita ikut ambil bagian di sana. Ikut menentukan juga wajah negeri ini. Kalau penjahat yang menang, itu juga pilihan rakyat. Kalau partai brengsek yang berkuasa, selera tidak selera, rakyat juga yang memilih.

    Baca juga tulisan terbaru Daniel Mahendra berjudul Mengapa Aku Memilih Golput

  25. ah, saya hanya berharap agar RSJ-RSJ yang kemarin sibuk menyiapkan diri tak jadi berpesta menyambut banyak tamu calon caleg yang gagal. kan ngeri kalau bener kejadian. semoga ya Pak…

    Baca juga tulisan terbaru onabunga berjudul Antara Dua Pilihan

  26. Laporan mas Saya enggak Golpul 😀
    dan males ngeliatin perolehan sementaranya karena menurut saya siapapun pemenangnya semoga bisa membawa Indonesia ini Jaya

    1. Berkurangnya Koruptor (Karena kalau enggak ada itu sudah tidak bakalan mungkin)
    2. Berkurangnya Balita Sakit (Gizi Buruk)
    3. Pendidikan Yang Inklusi
    4. Berkurangnya Masyarakat Miskin
    5. Memperbanyak lapangan kerja
    6. Dan Masih banyak lagi (Karena Indonesia memang banyak malasahnya)

    Semoga kita dan mereka bisa merubahnya
    amiennnn

    Baca juga tulisan terbaru Ahmad Maulana Agung berjudul WordPress Themes Relations 2009 and Confidential SEO 2009

  27. semangat mencontreng saya hampir luntur saat hingga H-2 belum ada tanda-tanda saya diundang. tapi ketika undangan perhelatan akbar ini akhirnya mendarat di tangan, semangat saya pun menggebu-gebu berlipat kali dari sebelumnya. pagi kemarin saya sempatkan mendatangi TPS dulu sebagai nomor urut pertama sebelum berangkat ke bukittinggi.

    saya kuatir bahwa banyak di antara rekan-rekan yang tidak ikut memilih itu adalah karena faktor kesalahan teknis pendataan sehingga tidak tercantum dalam DPT, dibandingkan alasan politis. entahlah.

  28. Ria

    :mrgreen:

    aku gak ikutan nyontreng…soalnya gak terdaftar pak…dan memang bingung mo nyontreng apa…wakil ratnyatnya banyak sekali 😆

    Baca juga tulisan terbaru Ria berjudul Kota Duri (Part 2)

  29. Saya selalu ikut setiap pemilu, bahkan menjadi saksi di PPLN (Panita pemilihan Luar Negeri). Apakah saya nasionalis? nthalah, tapi saya ingin sekali ada perubahan di Indonesia. Yang tentunya tidak bisa berubah, jika hanya diam saja sebagai golput.

    Mungkin ahli bahasa perlu mencari provokator yang memakai kata contreng, lain dari apa yang sudah dicantumkan KBBI, conteng dan centang. Kelihatan sekali ingin menang sendiri dan tidak ikut aturan! Perlu dihukum dia….hehehe

    Dan saya harap Pusat Bahasa tidak mengeluarkan KBBI edisi 4 hanya dengan perubahan/pemasukan kata contreng sebagai lema baru.
    (Hei…kenapa Pusat Bahasa diam saja dengan kata contreng???)

    EM

    Baca juga tulisan terbaru Ikkyu_san berjudul 13 Tahun

    • @Ikkyu_san,
      hehehe … mereka agaknya bukan diam, bu imelda, tapi menunggu popularitas “contreng” itu. yang sudah masuk dalam lema kamus, memang centang dan conteng. nah, agaknya “contreng” baru menjadi sebuah istilah yang secara khusus digunakan dalam pemilu. apalagi ini dikaitkan juga dg masalah politil

  30. Wah… saya telat nyontrengnya.

    Hehehe, enggak lah. Saya mencontreng pada waktunya. Baca posting ini saja yang lambat karena selama tiga minggu tidak selalu terhubung ke internet. BIS yang pindah ke XL ternyata nyambungnya nggak terus. Di rumah saya, XL tempo-tempo nyambung, tempo-tempo putus. Akibatnya, nggak bisa selalu daring.

    Baca juga tulisan terbaru Moh Arif Widarto berjudul Pergilah ke TPS pada 9 April 2009

    • @Moh Arif Widarto,
      hehehe … kalau mas arif mestinya jangan sampai telat dong nyontrengnya. gimana, mas arif, hasilnya? sukses, kan? saya mengucapkan selamat atas suksesnya partai mas arif. meski partai baru, tapi sudah mendudukuki peringkat yang demikian mengagumkan. good luck!

  31. Hampir aja saya memutuskan untuk Golput, tapi di saat2 terakhir datang juga surat undangan nyontrengnya. Memilih menyontreng, karena tidak ingin menyia2kan uang negara yang telah dihabiskan untuk membiayai pemilu, walaupun sebenarnya tidak ada yang benar2 sreg di hati……..

    Baca juga tulisan terbaru Bayi berjudul Aktivitas Untuk Bayi: 4 sampai 6 Bulan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *