Konon, pada setiap peristiwa besar, akan selalu muncul sosok pahlawan dan penjahat. Pahlawan merupakan sosok yang menonjol lantaran keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Sedangkan, penjahat merupakan sosok yang menonjol lantaran ulah dan tingkahnya yang suka menaburkan benih-benih dendam dan kebencian kepada sesama; suka mengadu domba. Rongga kepalanya selalu penuh siasat-siasat licik dan culas. Mereka rela tertawa ngakak ketika menyaksikan orang lain menderita. Pendeknya, penjahat identik dengan manusia kejam dan biadab yang suka menggadaikan nilai-nilai kebenaran sejati dengan ambisi-ambisi konyol dan tidak manusiawi.
Namun, sejatinya masih ada satu sosok lagi yang juga selalu muncul ketika peristiwa-peristiwa besar tengah terjadi, yakni sosok oportunis. Konon, manusia berkarakter semacam ini bisa ”mancala putra-mancala putri”, gampang beralih rupa seperti bunglon. Senyumnya bisa melebihi pesona kelembutan seorang bidadari, tetapi pada saat yang lain, bisa dengan gampang memasang tampang sangar dan bengis. Repotnya, sosok oportunis ini tak gampang dilacak jejaknya. Mereka biasa menjalankan aksi-aksinya dengan skenario yang rapih. Ulahnya (nyaris) tak bisa lihat dengan jelas.
Sosok oportunis juga tak mau susah-susah kerja keras. Konon, mereka sangat pintar dan piawai mencuri kesempatan; cukup cerdik mengatur siasat, kapan mesti tiarap dan kapan mesti pasang dada. Yang lebih repot, para oportunis sejati dengan wajah tanpa dosa bisa dengan mudah menihilkan buah kerja keras orang lain dan mengklain sukses itu sebagai miliknya. Sebaliknya, ketika siasat-siasat liciknya gampang terendus orang lain, mereka juga bisa dengan mudah mencari kambing hitam dan sekaligus mencari celah untuk bisa menyelamatkan diri.
Saya tak tahu persis, oportunis itu sesungguhnya merupakan bawaan sejak lahir atau tempaan pengalaman dari orang-orang culas di sekelilingnya. Kalau memang bawaan sejak lahir, bisa jadi mereka memang sudah ditakdirkan menjadi sosok abu-abu yang bertugas menciptakan intrik dan konflik. Sungguh, kalau memang sebuah takdir, tak akan gampang melenyapkan peran mereka di atas panggung drama sosial dan budaya kita. Mereka akan terus hadir sepanjang peradaban umat manusia dihadapkan pada peristiwa-peristiwa besar.
Pemilu sesungguhnya juga sebuah peristiwa besar. Dari hajat itu, konon akan muncul sosok yang dengan penuh rasa pede menahbiskan dirinya sebagai pembaharu dengan membawa janji-janji perubahan. Namun, mengapa dari pemilu ke pemilu (nyaris) tak ada perubahan yang bisa dirasakan getarannya oleh rakyat? Mengapa kehidupan negeri yang sudah merdeka lebih dari enam dasawarsa ini tetap jalan di tempat, bahkan dinilai telah mengalami stagnasi? Duh, jangan-jangan selama ini gedung wakil rakyat hanya dihuni oleh sosok-sosok oportunis? ***
ya oportunis. seperti bunglon. moga para caleg tidak menganut oportunis 😉
Baca juga tulisan terbaru arifudin berjudul Video panduan optimasi google adsense
@arifudin,
mudah2an saja demikian, mas arif, jadi makin repot kalau para caleg kita berkualitas bunglon, haks.
Kalau dalam buku “Novel Pangeran Diponegoro” karya Remy Sylado, sosok ini sukses diperankan oleh van Rijst. Kalau untuk konteks masa kini, susah juga sih melacaknya. Soalnya dia punya berbagai macam taktik, udah lebih dari bunglon 😀 Kalau saya sih berpendapat karena faktor lingkungan dan pengalaman, sebab pada dasarnya, saya cukup yakin, semua orang terakhir dengan potensi baik dan nakal sekaligus.
Baca juga tulisan terbaru Donny Reza berjudul Sekelumit ‘Penafsiran’ Sejarah Pangeran Diponegoro
@Donny Reza,
wah, ternya mas donny dah selesai membaca novel terbaru remy sylado, itu, ya, mas, hehehe …
eh, kok terakhir … terlahir maksudnya …doh!
@Donny Reza,
ok, makasih ralatnya, mas donny.
bisa jadi pak di “dalam” masih banyak yang oportunis, selama ini kita juga yang merasakannya tapi dibalik itu semua, masih ada yang hati nurani dalam mengayomi kita sebagai rakyat yang “berusaha baik” sebagai warga negara..
Baca juga tulisan terbaru gajah_pesing berjudul Kopdar Dadakan 14 Maret 2009
@gajah_pesing,
ya, mas fay, semoga saja persentase para petualang itu ndak sampai mengalahkan banyaknya wakil rakyat yang masih memiliki nurani.
kayaknya assesment yang digalakkan oleh anggota dewan, oportunis digunjingkan ke persoalan kekinian dari proses demokratisasi bangsa ini. Yang di upgrade oleh caleg lebih condong ke persoalan bagaimana menjadi culas, jika ditarik bahasa kasarnya. tapi semoga itu tidak berkesinambungan sehingga bangsa ini mampu menciptakn perilaku2 yang tidak hany oportunis. amin!
Baca juga tulisan terbaru senoaji berjudul HANGAT!
@senoaji,
amiiin, mudah2an demikian, mas seno. kalau motif mereka hanya sekadar ingin cari dhuwit, sebaiknya mereka bisa arif bersikap utk segera meninggalkan senayan, kekeke….
Wah… ya jelas dong pak, lha sekarang kalo quick count-nya udah kalah marah-marah dulu, baru kemudian evaluasi gimana caranya bisa menang, dengan trik-trik cantik katanya…
@suryaden,
wah, ternyata kaum oportunis bisa juga marah, ya, mas surya, hehehe …. kirain selalu pasang wajah sangar, haks.
Opor Tumis?
Oke juga…
Opornya opor ayam, tumisnya tumis kacang panjang.
Uenake poll
Baca juga tulisan terbaru marsudiyanto berjudul Makan Nasi Berlauk Lontong
@marsudiyanto,
hehehe … jadi pingin, pak mar, hiks, bisa dianter ndak?
kalau dalam politik kita yang sekarang, pak, oportunisme itu sesuatu yg tak mungkin dihindari dech kayaknya. ha3.
Baca juga tulisan terbaru haris berjudul Cecabang Jalan Akademisi Sastra
@haris,
walah, makin repot tuh, mas haris, kalau semua wakil rakyat jadi oportumis, semua, hiks.
Buang aja orang kayak geto ke laut pak
@Pencerah,
setuju banget, mas pencerah, kekeke ….
haha! kesal sekali sepertinya, pak? tapi memang tindakan oportunis sungguh mengesalkan, karena mereka hanya mementingkan keuntungan diri sendiri di tengah-tengah kesulitan orang lain. dengan begitu, oportunis bisa disamakan dengan munafik tidak, pak?
mudah-mudahan sifat oportunis hanya berupa mekanisme pertahanan diri di tengah kancah perjuangan hidup, pak, bukannya takdir.
Baca juga tulisan terbaru marshmallow berjudul Aku Cemburu
@marshmallow,
oportunis dg munafik? hmmmm…. memang ada persamaannya, mbak yulfi, hehehe …. munafik bisa jadi bagian dari strategi kaum oportunis, hehe ….
Kalau menurutku oportunis itu dibentuk dari lingkungan, bukan bawaan dari lahir. Karena ketika bayi lahir ia seperti kertas kosong yang masih bersih dari segala macam coretan. Ehm, sepertinya begitu sih…
@KiMi,
oh, begitu, ya mbak kimi, hehehe …. itu kayak teori tabularasa, ya, mbak.
oportunis = bakat bawaan kali ya??
Baca juga tulisan terbaru achot berjudul Studio WordPress Premiere
@achot,
oh, ya, wah, kalu gitu jadi sulit utk diubah, mas achot, hiks.
Setuju Pak Sawali!
Oportunis selalu muncul, dan sayangnya sistem membuat orang2 seperti itu akan selalu bermunculan entah sampai kapan.
Apa perlu balik jadi monarkhi ya, jadi raja yang berkuasa sehingga tidak akan ada oportunis baru 🙂
Baca juga tulisan terbaru DV berjudul Viva La Vida Tour, Viva Coldplay!
@DV,
nah itu dia repotnya, mas donny. itu artinya, mesti ada perombakan sistem perpolitikn di negeri ini agar kaum oprotunis bisa diminimalkan jumlahnya.
opportunis muncul karena adanya kesempatan nah disitulah dia memanfaatkannya..
*moga2 ntar kita ga milih caleg2 dan pemimpin yg opportunis..
Baca juga tulisan terbaru emfajar berjudul Fix Your File Extensions Problems
@emfajar,
wah, bisa jadi kaum oprotunis itu ndak pernah tidur, ya, mas fajar, hiks, karena selalu ingin memanfaatkan momen yang tepat utk beraksi, hehe …
opor-tunis memang tak selezat opor-ayam. busuk malah .. hiks
@mantan kyai,
walah, itu kalau diibaratkan dg masakan kyaknya ndak jauh berbeda, mas ardy, hehehe ….
Oportunitis = mengerikan
Baca juga tulisan terbaru Danta berjudul UsahaWeb.Com, Peluang Penghasilan per Klik atau per Transaksi
@Danta,
duh, bisa jadi bener,mas danta, haks.
Pak Sawali
Punya Contoh konkret dengan menyebut namakah?
Siapa tokoh itu?
Baca juga tulisan terbaru ilyas asia berjudul Sukses Try Out Kelas 8 SMPN 28 Surabaya
@ilyas asia,
walah, ndak punya itu, mas ilyas, hehehe ….
tapi
saya sadar
tidak boleh menjelek-jelekan orang lain
…
waspada ya Pak?
Maksudnya
Baca juga tulisan terbaru ilyas asia berjudul Sukses Try Out Kelas 8 SMPN 28 Surabaya
@ilyas asia,
hehehe … kira2 begitulah, mas ilyas, hiks.
kalo di AC Milan, oportunis seperti ini adalah Inzaghi. menyebalkan…
Baca juga tulisan terbaru sibaho berjudul Melakukan perbaikan di semua sisi
@sibaho,
walah, kok jadi sedemikian antipatinya toh mas sibaho sama inzaghi, hiks.
Dan emang banyak yg nyaleg motivasinya adalah nambah rejeki doang, itu jelas oportunis, tukang diving kalo maen bola…
@grubik,
duh, situasinya makin kacau kalau wasitnya ndak jeli, mas grubik, hiks,
Caleg-caleg yang mengkampanyekan kebohongan iya mas. masyarakat sekarang ini nampaknya sudah kehilangan kepercayaan pada wakil-wakil rakyat.
yah siapapun yang naik ke panggung DPR RI/MRP RI yang memang membawa aspirasi rakyat sekiranya tidak mengambil juga Uang Rakyat.
Sukses buat mas sawali
Baca juga tulisan terbaru Gelandangan berjudul In Memorial Best Day 24th : Sebuah Parodi Yang membuat ku tertipu
@Gelandangan,
idealnya memang begitu, mas maulana, hehehe … lebih baik minggir saja dari senayan kalau ndak bisa memperjuangkan aspirasi rakyat.
Kalo kartunis=lucu, oportunis= 😈
Baca juga tulisan terbaru masjaliteng berjudul Tradisi Weh-wehan
@masjaliteng,
kalau oportunis apaan tuh, mas jaliteng? hehehe ….
Salam
Pakde keknya sosok-sosok seeperti itu dlam setiap jaman setiap and sistem apapun pastinya ada, tp mgkn bukan bawaan orok ya, mgkn itu output dari sistem juga yang memang mengkondisikan demikian, Ajang pemilu cuma ajang kampanye-kampanye populis tapi kalo sudah duduk ya itu lupa berdiri bahkan akhirnya orang2 idealispun larut dan ikut tergilas. Hmm klo jaman Islam dulu saat Rasull masih ada, itu tuh kek orang-orang yang disebut orang munafik kali ya *sotoy ga siy
Baca juga tulisan terbaru nenyok berjudul Siap Boss
@nenyok,
salam juga, mbak ney. itulah atmosfer politik yang berlangsung di negeri ini, mbak ney, hehehe …. orang baik2 bisa jadi gampang terpengaruh kalau dah masuk dalam lingkaran kekuasaan seperti itu.
Ah, mungkin perlu dicoba para blogger sehat seperti Pak Sawali ini yang menyerbu Senayan sehingga bisa segera tercipta perubahan. Gitu kan Pak. Aku dukung deh.
Sedang nyoba warung baru nih:
http://berahimaya.blogspot.com/2009/03/menyimak-binatang-bercinta-porno-gak-ya.html
Salam.
@Bahtiar Berahi,
duh, mas bahtiar bisa aja nih, padahal abitatku bukan di situ, loh, mas, kekeke ….
oportunis -> memanfaatkan kesempatan. seperti pepatah dari bang napi, kejahatan bukan hanya karena ada niat, tetapi juga kesempatan.
jangan sampai mereka nanti memanfaatkan kesempatan untuk berbuat jahat di gedung dewan yang mulia..
selamat hari pertama kampanye, semoga bisa menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani 😉
Baca juga tulisan terbaru DETEKSI berjudul Corporate Social Responsibility
@DETEKSI,
iya, mas dion, semoga saja semua waspada. kontrol mesti diperketat agar wakil rakyat ndak makin ancur, hehehe ….
pak sawali, bolehkah saya ikut membagi ebook yang ada di halaman taut? terima kasih sebelumnya.
Baca juga tulisan terbaru muji berjudul PCMAV 2.0 Final Versi Resmi
@muji,
silakan saja, mas muji. tapi sebaiknya bukan di halaman taut, tapi di halaman “unduh” saja. gimana?
Sosok oportunis kadang kelihatan bgt di perpolitikan kita. Tp masalahnya dia ttp aja punya cara jitu.. Spt kata P Sawali, mereka ini cerdik mengatur siasat. Namun semoga rakyat jg semakin pintar u/ melihatnya..
Baca juga tulisan terbaru waw berjudul Plugin WordPress Untuk Adsense
@waw,
iya, bener banget tuh, mas dewanto, rakyat yang cerdas pasti ndak akan mencontreng nama mereka, hehhe….
ada nggak pak golongan/partai dalam pemilu esok yang bertujuan untuk kemaslahatan rakyat tanpa embel-embel ????
@balladona,
meski tdk mudah menemukannya, saya yakin pasti masih ada, mbak dona.
memang, Pak sekarang ini apalagi pemilu sudah semakin dekat akan bermunculan orang – orang yang oportunis yang sepertinya ingin memperjuangkan aspirasi rakyat!
Untungnya saya nggak ikut pemilu karena saya nggak punya kartu pemilih! 🙂
Baca juga tulisan terbaru Sariyatno berjudul Sumpit!
@Sariyatno,
kayaknya begitu, mas sariyatno, hehe …. loh, kok bisa ndak punya kartu pemilih, kenapa mas?
aji mumpung mas…
ada pluang …sikatttt
Baca juga tulisan terbaru Nyante Aza Lae berjudul Salah Kaprah?
@Nyante Aza Lae,
walah, saya ndak bisa membayangkan kalau para wakil rakyat punya karakter semacam itu, mas kurnia, hehehe ….
sosok oportunis
biasanya sll ada di mana-mana
di lingkungan kerja dan di
berbagai institusi
sosok oportunis rela
menghalalkan sgl cara demi
ambisi dan mempertahankan kedudukan 😉
Baca juga tulisan terbaru Mikekono berjudul Pejabat Menyusahkan Rakyat ?
@Mikekono,
iya, mas agus, sepertinya begitu, yak, lebih2 dalam dunia politik, hehehe ….
banyak sekali orang jadi bunglon, saya jadi ingat tetangga saya justru dengan adanya pemilu ini dia memanfaatkan moment untuk mengais rejeki dengan cukup dateng terus siap menempelkan pamplet paara caleg dapet deh 50-100 ribu…dan dilakuinnya kecaleg lain dengan partai berbeda..
yang jelas waspadai caleg yang berganti jas tapi kelakuan tetep jahat
Baca juga tulisan terbaru Omiyan berjudul Kasus Dhea Imut#Tangkap Pelaku dan Tutup Situsnya
@Omiyan,
walah, betul2 makin ndak terkontrol kelakuan mereka, mas omiyan,hehehe …
Oportunis=penjilat? kayaknya begitu.
So, hati-hati sebelum MENCONTRENG 😉
Baca juga tulisan terbaru zenteguh berjudul Dolly, Untold Story (2-supply)
@zenteguh,
setuju banget, mas teguh!
dalam kehidupan akan selalu ada orang-orang yang memanfaatkan setiap kesempatan demi kepentingan pribadi, orang yang menyalip di tikungan …
Baca juga tulisan terbaru joe berjudul Peristiwa Lampung, Percik Api di Talangsari
@joe,
wah, iya, mas joe, kita perlu hati2 dan waspada nih.
Saya geram banget dengan tingkah para oportunis itu. Ingin saya mewartakan ada seorang capres oportunis yang harus kita waspadai. Dananya berjibun. Iklannya sangat menarik, sehingga anak saya sendiri suka banget.
@racheedus,
kira2 siapa tuh, mas rache, capres yang seperti itu, hiks.
singkirkan para oportunis
pilih dengan cerdas
karena tak kan kubiarkan harapan ini mati 🙂
@achoey,
setuju banget dg ajakan mas achoey.
sepertinya diriku GOLPUT, KTP ku KTP daerah dan sekarang dijakarta..
Baca juga tulisan terbaru okta berjudul Nasib Seorang Outsourcing….
@okta,
oh, kenapa ya, kok ndak disiasati oleh KPU terhadap hak politik orang2 seperti mas okta, hehehe ….
oportunis perlu juga, narsis lebih bagus lagi…he…he…
Pak Sawali memang great
Baca juga tulisan terbaru Br@m berjudul JADWA;L LATIHAN
@Br@m,
walah, hehehe … apa ndak malah makin merepotkan tuh, mas bram, hehehe …….
nyaleg itukan ibarat berjudi Pak
maka sangat diperlukan jiwa2 oportunis agar berani 😆
sekedar informasi banyak caleg berjudi pasang taruhan disetiap RT di Dapil kami 😈
Baca juga tulisan terbaru tomy berjudul MENGAPA KITA BERKATA “ADA”?
@tomy,
walah, pemilu aja kok ya dijadikan sarana utk judi, hiks.
Tokoh Sengkuni kan ada di mana-mana, Pak.
Nggak hanya di gedung wakil rakyat saja. 😉
Baca juga tulisan terbaru Daniel Mahendra berjudul Perjalanan Menggelikan
@Daniel Mahendra,
hehehe …. bisa jadi bener tuh, mas daniel, haks.
Bangsa ini baru seumur rata-rata umur penduduknya Pak, jadi ya masih terus berevolusi. Namanya evolusi itu lama. Bandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, mereka juga butuh ratusan tahun untuk sampai pada kondisi sekarang.
Dari 5 negara dengan penduduk besar, kayaknya baru Amerika Serikat dan Jepang saja yang tingkat kemakmurannya tinggi. Indonesia, China, dan India masih berjuang untuk mencapai itu.
Mari kita sama-sama berjuang, mengalahkan oportunis yang tentunya berjuang sendiri-sendiri (namanya juga oportunis hehehe, masa berjuang untuk kepentingan orang lain).
Baca juga tulisan terbaru Iwan Awaludin berjudul Beasiswa “ITB Untuk Semua” (Kuliah gratis di ITB, termasuk biaya hidup)
@Iwan Awaludin,
wah, makaih tambahan infonya, pak iwan. saya juga sepakat banget dg ajakan pak iwan itu.
Biasanya oarang oporunis dihinggapi jiwa Sengkuni 🙄
Baca juga tulisan terbaru aminhers berjudul Classroom20
@aminhers,
hehehe … wah, pak amin ternyata akrab juga dg tokoh sengkuni, yak?
Oportunis biasa terjadi karena sebab yang kedua pak. ekses dari tempaan orang2 culas disekitarnya. tapi ini menurut saya pribadi. Karena kebanyakan orang opurtunis tidak sendiri. banyak pendahulu2nya dimana dia adalah korban dari pendahulunya itu. Orang opertunis bagai berdiri didepan pintu. gak mau dalam-dalam. Jika rumah terbakar maka dia akan aman dan langsung melarikan diri. Jika rumah masih aman, apalagi kalau didalamnya penuh makanan maka orang ini yang paling cepat nyantap. dasar serakah juga rupanya 🙂
Baca juga tulisan terbaru novi berjudul Fenomena Cewek Pulsa dan Bisnis Baru di Kereta
@novi,
iya, tuh, mas novi, mereka hanya mencari dan mencuri kesempatan utk kepentingan pribadi. makin repot!
Sampe sekarang sosok oppurtunis masih ada.
Baca juga tulisan terbaru Rian Xavier berjudul Hello Kitty Online
@Rian Xavier,
iya, mas rian, bahkan mungkin masih akan terus ada sepanjang peradaban umat manusia, hiks.
oportunis dalam bahasa lepas sering diartikan sebagai orang yang ikut2an…
“masak aku mau ke WC kamu oportunis sih..”
😆 😆 😆
Baca juga tulisan terbaru ciwir berjudul Taman Anggrek Borobudur
@ciwir,
wah, jadi ndak punya pendirian dong, mas santri, hehehe ….
janji tinggal janji di pemilu…. walaupun ada yang baek tar pas voting juga kalah… 😀
Baca juga tulisan terbaru zoel berjudul Penipuan tingkat tinggi – Iklan Barack Obama
@zoel,
nah, utk pemilu kali ini, semoga para pemilih bisa lebih cermat dan jeli, mas zoel.
anhar gonggong bilang: peristiwa besar akan menciptakan aktor. rezim yang akan menentukan siapa-siapa yang pantas menjadi pahlawan (atau oportunis, atau pengkhianat. atau tidak menjadi apa-apa).
Baca juga tulisan terbaru masmpep berjudul ‘virus’ apito
@masmpep,
duh, repot juga, masmpep, kalau pahlawan, pecundang, atau oprtunis ditentukan oleh rezim.
wahhh… kalo saya sosok apa ya??? asal jangan sosok yang menyeramkan hehehe… gak nyambung ya Pak 😀
@Diary Pink,
wew… kira2 masuk yang mana, mbak lyla, hehehe … saya juga ndak tahu tuh.
Kalau dalam permainan sepak bola terutama sbg penyerang. Yang paling mantap adl sosok opurtunis, ketika gelandang bekerja keras mencari bola, sang penyerang mencari peluang utk menceploskan bola ke gawang lawan… Heheheheh, ga nyambung ya…
Baca juga tulisan terbaru tengkuputeh berjudul HIKAYAT SANG PEGEMBARA BAGIAN DUA
@tengkuputeh,
wah, rupanya mas tengku menjadi pengamat bola juga, ya, hehe ….
ndak habis pikir, orang itu pintar, tau banyak hal benar dan salah, tapi kok ya oportunis, jaman sekarang ini rupanya tau belom tentu bisa mengaplikasikan rupanya
Baca juga tulisan terbaru Novianto berjudul Dimana Ikhlas itu sekarang
@Novianto,
kenyataan seperti itulah yang sering terjadi di negeri ini, mas nopy, haks.
😕 😐
Baca juga tulisan terbaru ARISS_ berjudul [Stasi Ketujuh] ~ Kubakar Cintaku
@ARISS_,
loh, kenapa mas ariss? hehee …
Begitu lah .. manusia kalau sudah menghalalkan segala cara .. 🙁
@Koch,
bener tuh, mas, makanya sosok oportunis ini justru perlu diwaspadai setiap gerak dan tindakannya, hehe ….
Kalo menurut saya, da orang yg memang punya bakat oportunis namun baru belakangan sadar dgn bakatnya itu.
Kadang2 oportunis jg dibutuhkan tp memang klo oportunisnya kelewatan, ujung2nya merugikan jg.
Baca juga tulisan terbaru zee berjudul Kapur Barus Addicted
@zee,
duh, repot banget, mbak zee. dalam situasi yang tak menentu, sosok oportunis bener2 perlu diwaspadai tuh, mbak.
tampaknya jauh lebih berabahaya ketimbang penjahat ya pak? 😕
Baca juga tulisan terbaru gum berjudul Tentang Kaidah Bahasa
@gum,
bisa jadi begitu, mas gum, hehe ….
nah inilah permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini banyak sekali sosok oprtunis. tapi permasalahan sebaiknya jangan dihindari tapi dicarikan solusi. solusinya jangan memilih wakil rakyat yang oportunis itupun kalau ada.
Baca juga tulisan terbaru endar berjudul Dinamika Kehidupan
@endar,
betul banget dan setuju dg pendapat mas endar. siip, mas!
Sependapat juga, pilih yang terbaik diantara yang ada.
emang musti pandai-pandai mewaspadai sosok yang satu ini, salah-salah kita jadi korban berikutnya.
musti pandai-pandai juga kita menjaga diri, supaya tidak berevolusi menjadi oportunis.
Baca juga tulisan terbaru unduk berjudul Stop Iklan Ramalan di TV
@unduk,
iya, bener banget tuh, mas unduk. kalau terus dibiarkan, kaum oprtunis bisa menghancurkan tatanan di negeri ini.
Sepertinya keadaanlah yang membuat dan menciptakan banyak oportunis belakangan ini Pak. 😀
Baca juga tulisan terbaru Rafki RS berjudul Slogan Satu Baris
@Rafki RS,
bisa jadi benar, pak rafky. kalau keadaan yang menjadi penyebabnya, terus kira2 langkah apa yang bisa dilakukan agar sosok oprtunis itu minimal bisa berkurang jumlahnya?
Emang ada benarnya keadaan jadi penyebabnya, akan tetapi masih banyak penyebab yang lainnya, sebaiknya janganlah kita pasrah pada keadaan.
😈
saia juga oportunis kalo ada acara di kampus, biar dapet makan gratis 🙂
@shei,
hehehe … mbak shei kok sukanya menghakimi diri sendiri toh, haks.
gak akan ada sosok oprtunis kalo gak ada oportuniti…
^yaiyalah….
tulisan yg bagus Mas. mohon ijin, bole aku kutip sbagian utk aku publish di facebook Mas…? (aku te2p cantumin alamat blog Mas sbg sumbernya)
matur nuwun…
mangga, silakan di-share aja, mas. (applause)
setiap orang di dunia memiliki sifat oportunis baik yg menyadari atau tidak…
karena sifat oportunis timbul akibat desakan atau dari pengalaman hidup…
sifat oportunis menurut saya tidak beda dengan sifat demokratis…
orang yg memiliki sifat oportunis tidak memaksa orang lain untuk ikut dengan’y namun jika orang yg ikut dengan’y tidak menguntungkannya(orang yg bagai benalu), apa boleh buat dia meninggalkannya…
jadi orang yg memiliki sifat oportunis itu lebih baik, dari pada orng yg bagai benalu…
kebanyakan di Indonesia memiliki sifat bagai benalu, yg pengen’y enak saja…
saya setuju dengan Anda, tapi terkadang ada seseorang yang memandang sebelah sifat oportunus, sehingga sifat itu dinilai negatif.
BIarkanlah seseorang itu menilai kita apa,,,
yg penting kita tidak merugikan orang lain,,,
🙂
aku nggak mau mempunyai sifat oportunis, namun sifat itu muncul tanpa aku sadari. bagaimanakah cara mengendalikan sifat yang demikian itu????
saya sadari oprtunis terdpt dlm diri saya,,,tp menurut saya bagaimanapun karakter khas Qita dpt menjadi positif tergantung dari cara Qita menyiasatinya…
Jadi kayak
Tentara ajach yach..
Sosok Oportunis itu..
Tx…, atas pencerahannya…
Mau numpang copy tulisannya, sebagai referensi…. Salam.