Heboh lirik “Gosip Jalanan” yang diluncurkan Slank agaknya mulai mereda setelah Badan Kehormatan (BK) DPR yang semula kebakaran jenggot telah “tiarap” dan menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menyikapinya. Jadi geli. Bisa jadi benar apa yang pernah disinyalir oleh Gus Dur ketika masih duduk di atas tahta RI 1 bahwa pola pikir para penghuni senayan yang terhormat itu selevel dengan anak-anak TK. Emosi gampang terpancing dan tidak konsisten.
Sebagai produk budaya, lirik Slank seharusnya perlu diapresiasi sebagai karya anak bangsa yang tidak melulu menghamba pada budaya pop yang marak seperti belakangan ini. Dalam pemahaman awam saya, “Gosip Jalanan” merupakan ekspresi kekecewaan sekelompok musisi muda terhadap para elite negara yang abai terhadap nasib rakyat, bahkan ditengarai terlalu sibuk memburu kepentingan pribadi dan kelompoknya. Gaya hidup selebritis begitu kuat di Senayan. Maklum, untuk bisa duduk di sana, mereka telah berkutat dengan cara-cara ala Machiavelli yang menghalalkan segala cara. Sikut kanan sikut kiri, sembah ke atas injak ke bawah, konon menjadi senjata mereka untuk bisa menjadi penghuni gedung megah itu. Tak heran apabila setelah jadi “orang”, mereka serasa terbang melintasi mega-mega kemewahan menuju puncak menara gading kehidupan di mana jutaan rakyat di bawah sana dibiarkan keleleran dan merintih kelaparan. Para wakil rakyat kita yang terhormat itu agaknya masih “mabuk” dan terbuai dalam euforia menikmati kebebasan pasca-Orde Baru yang selama ini suara mereka disetir oleh sang penguasa tunggal. Karena berada di puncak menara gading, mereka hampir tak pernah “membumi”; berbaur dengan rakyat yang diwakilinya. Mereka justru sibuk membangun negosiasi untuk mendapatkan fasilitas dan berbagai kemudahan-kemudahan.
Sementara itu, rakyat juga semakin kritis. Mereka bisa dengan jelas melihat bagaimana kiprah para wakil rakyat itu selama berada di Senayan. Demikian juga Slank. Sebagai kelompok band anak muda yang ingin “tampil beda”, Kaka, Abdi, Bimbim, Rido, dan Ivan, agaknya tak mau larut dalam kekenesan sikap memuja romantisme, cinta, dan kecengengan-kecengengan. Mereka ingin ada warna sosial dalam lirik-lirik yang diluncurkannya. Hebatnya, nama mereka kian melambung di belantara musik Indonesia, meski tampil dengan lirik yang tak latah mengusung tema-tema cinta dan romantisme. Para slanker pun sangat menikmati lirik-liriknya itu. Setiap kali pentas, Slank selalu dikerumuni para slanker.
Berkaitan dengan “Gosip Jalanan”, para wakil rakyat seharusnya tak perlu tersinggung dan kebakaran jenggot. Yang kena sasaran tembak bukan hanya para wakil rakyat, melainkan juga polisi dan tentara yang dinilai sering terlibat dalam mafia judi, para mafia narkoba yang selalu bisa bebas dari hukuman mati, para gembong mucikari yang suka menjual para gadis, para penyelenggara pemilu yang dinilai suka memanipulasi data, atau sekelompok orang yang suka berteriak dan menghancurkan bar atas nama agama. Coba simak sejenak lirik “Gosip Jalanan” berikut ini!
Pernah kah lo denger mafia judi
Katanya banyak uang suap polisi
Tentara jadi pengawal pribadiApa lo tau mafia narkoba
Keluar masuk jadi bandar di penjara
Terhukum mati tapi bisa ditundaSiapa yang tau mafia selangkangan
Tempatnya lendir-lendir berceceran
Uang jutaan bisa dapat perawan
Kacau balau … Kacau balau negaraku ini ..Ada yang tau mafia peradilan
Tangan kanan hukum di kiri pidana
Dikasih uang habis perkaraApa bener ada mafia pemilu
Entah gaptek apa manipulasi data
Ujungnya beli suara rakyatMau tau gak mafia di senayan
Kerjanya tukang buat peraturan
Bikin UUD ujung-ujungnya duitPernahkah gak denger teriakan Allahu Akbar
Pake peci tapi kelakuan barbar
Ngerusakin bar orang ditampar-tampar
Nah, jelas, kan? Kalau para wakil rakyat kita marah, itu artinya selama ini mereka masih menganut budaya antikritik. Agaknya, kinerja mereka tak ingin diusik. Kalau ada yang mengkritik, mereka tak segan-segan menggunakan otoritas kekuasaan untuk membungkam dan melabraknya. Ini jelas preseden buruk bagi kelangsungan sebuah bangsa yang sedang tertatih-tatih belajar berdemokrasi. Puisi “Peringatan” Wiji Thukul, agaknya sangat tepat untuk menggambarkan atmosfer semacam itu.
jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
barangkali mereka putus asakalau rakyat sembunyi
dan berbisik-bisik
ketika membicarakan masalahnya sendiri
penguasa harus waspada dan belajar mendengarbila rakyat tidak berani mengeluh
itu artinya sudah gawat
dan bila omongan penguasa
tidak boleh dibantah
kebenaran pasti terancamapabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
dituduh subversif dan mengganggu keamanan
maka hanya ada satu kata: lawan!Solo, 1986
Itulah sebuah satire yang bakal terjadi kalau suara rakyat selalu dibungkam. Padahal, budaya saling kritik dan saling kontrol, sebagaimana diwasiatkan oleh sekelompok ulama dan budayawan (1995) –ketika rezim Orde Baru masih berkuasa– adalah kewajiban dari Allah SWT melalui manusia, kelompok, atau organisasi. Siapa pun yang membiarkan kebiasaan antikritik dan antikontrol, maka semua itu berposisi menantang kekuasaan Allah SWT. Agaknya, wasiat ini masih relevan untuk kita kaji dan kita aplikasikan dalam ranah kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, bahkan hingga kapan pun.
Kita berharap, ada ending yang manis di Senayan. Setelah menyerahkan penilaian lirik “Gosip Jalanan” kepada masyarakat –dan saya yakin masyarakat akan mengacungi jempol kepada Slank– alangkah membanggakannya apabila para wakil rakyat kita itu (khususnya BK DPR) mau duduk semeja dengan Slank, berbicara sambil “tabur” senyuman, berangkulan, untuk kemudian berkata, “Slank, lirik kalian hebat! Lanjutkan! Kalian bisa menjadi kekuatan kontrol terhadap kinerja kami. Kalau memang kami dinilai tidak bisa bekerja, kritiklah!” Wow, benar-benar sebuah penciptaan citra yang bagus ketika banyak orang mulai memberikan nilai merah terhadap kinerja wakil rakyat itu.
Sebaliknya, kalau para wakil rakyat yang terhormat itu masih saja berada di puncak menara gading kehidupan dan selalu menganggap kritik sebagai klilip dan penghalang yang harus disingkirkan, disadari atau tidak, lirik Wiji Thukul yang satiris itu benar-benar akan terjadi. “Hanya ada satu kata: lawan!” Nah, bagaimana? ***
oOo
Keterangan:
Gambar diambil dari sini.
BK DPR kena telak dan terbungkam sendiri,stlh penangkapan Al Amin kmrn (heuheuu,ga rela dia menyandang nama itu). Slank yg sjk awal sudah tenang2 aja tdk perlu membuktikan apa2.Kritik mereka benar adanya.
Br ptama x berkunjung,salam kenal. Saya suka dgn puisi2 yg bpk sertakan dlm beberapa tulisan.
Dilla’s last blog post..Persiapan Sebelum Melahirkan #1 : Rutin Olahraga
ooo
yups, slank memang bener, mbak dilla, lha wong kenyataannya memang begitu kok. yaps, makasih, mbak apresiasinya.
Hehehe…saya dua minggu terakhir sibuk….jika ada waktu sedikit blogwalking sebentar…ternyata dunia blog rame banget masalah lagu Slank, uu ITEE, dan om RS.
Makasih pak Sawali, saya jadi tahu lirik lagunya Slank (pengin punya juga deh kasetnya…belum tahu lagunya sih…)
edratna’s last blog post..Perusahaan Asuransi Kerugian, untung apa rugi?
ooo
bener banget bu enny. memang sedang jadi isu mutakhir itu, bu. ok, sama2, bu, makasih.
kok bim bim belum nelpon saya ya mas…….? 🙂
ooo
kali aja dia lagi sibuk, mas, sehingga belum bisa kontak, wakakakaka 💡
TIADA RAJA YANG SUDI MENYERAHKAN SINGGASANANYA SECARA SUKARELA
ANAKKU PUN NANGIS KALAU DISURUH MEMBUANG PERMEN YANG SEDANG DIEMUTNYA
‘KENYAMANAN’ & ‘KEMAPANAN’ HARAM TERUSIK OLEH KRITIK
HANYA SATU KATA “LAWAN!!!!”
Santri Gudhik’s last blog post..AGAMA & KODOK
ooo
sepertinya pendapat pak tomy tidak salah tuh, pak. begitulah kalau orang sdh merasa nyaman. inginnya status quo, pak, hehehehe
DPR tersinggung karena SLANK menyuarakan fakta. Mereka yang tersinggung itu adalah mereka yang tersindir oleh lirik lagu Gosip Jalanan. Yang tidak melakukan mah tenang-tenang saja. Nggak pakai kebakaran jenggot.
Mudah-mudahan makin banyak anggota DPR yang ditangkap tangan oleh KPK. Awasi dengan ketat pembahasan-pembahasan RUU antara DPR dan departemen teknis di hotel-hotel. Di sana uam harang berseliweran. Bukan hanya UU BI saja yang make duit. Lihat perkara yang mengenai Rokhmin Dahuri, di sana juga ada duit untuk UU di bidang kelautan. RUU Pelayaran yang sedang dibahas perlu dipelototi. Saya yakin uam harang juga disalurkan di sana. Masih kurang? Cari RUU-RUU lain yang sedang dibahas.
DPR dan departemen teknis kalau membahas RUU di hotel-hotel. Duit dari mana yang dipakai? Kita perlu cermati. Apakah departemen teknis dalam anggarannya menyebutkan dana legislasi? Perlu kita pelototi anggaran mereka. Kalau nggak ada, uang siapa yang dipakai?
arif’s last blog post..3 Alat Wajib Untuk Blogger
ooo
wew… bapak2 dan ibu2 wakil rakyat kita sudah jelas2 ketahuan belangnya, mas arif, tapi mereka masih suka latah melakukan apalogi berlebihan. mudah2an tdk menular ke anak cucu kita kelak, wakakakaka
emang wajib diganti namanya jadi Dewan Perwakilan Partai
itu baru pas…
eh jangan deh, nanti mo ganti nama biayanya pake duit rakyat
caplang[dot]net’s last blog post..Logo KBBC
ooo
wakakaka 😆 kayaknya benar, bung caplang. ganti nama, mesti pake duwit lagi. *halah*
Wah, wah…anggota DPR kayak yang gajinya kecil aja…begitu diejek langsung tersinggung…
Koko’s last blog post..Unclutter your free stuff (Including Gifts) [Neat Clean]
ooo
biasanya kan begitu kalau orang diutik-utik, mas. merasa jadi orang terhormat ndak mau menerima kritik. repot!
Seharusnya DPR berterimakasih dan memberi apresiasi tinggi kepada SLANK… gara-gara Al-Amin ketangkep mereka langsung diam n klenger…
Saya semakin utophis dengan kerja mereka pak.. tahun depan kita pemilu lagi… tapi betul2 ga yakin…. kaum kecil yang berteriak-teriak n memperjuangkan mereka, tapi ketika mereka dah diatas sudah tidak peduli lagi seakan mereka melupakan rakyat…
Yah.. kalo dibahas panjang akhirnya kemana-mana deh..
satu kata yang tepat mewakili: Salut buat SLANK..
azaxs’s last blog post..Tentang Pemblokiran Youtube, Myspace, Multiply
ooo
mestinya begitu, mas. orang yang ngritik belum tentu berniat tdak baik kok, bakhan ingin menunjukkan perhatian dan kecintaannya. utk pemilu mendatang kita mesti hati2 juga milih para wakil rakyat, mas. jangan sampai seperti beli kuncing dalam karung, hehehehe 🙂
LAWAN!!!
suandana’s last blog post..I am HAPPY, don’t worry?
ooo
semangat!
heheheh.. ya gitu deh pak. saya juga gemes liatnya dan nulis juga :p
edo’s last blog post..judge and destiny
ooo
hehehehe 🙂 pak edo nulis juga yak ternyata, hehehehe 😆
Selamat Siang Pak! Lagu slank yang telah menggelitik telinga anggota dewan memang pantas diacungi jempol.Slank benar2 menjadi wakil rakyat secara defacto,sementara anggota dewan hanya memiliki status dejure ( hanya label doank).Lihatlah betapa bobroknya anggota dewan dan pejabat negara sekarang hingga melahirkan bayi2 preman berdasi.Jangankan para pembesar,konco2 selevel kepala kelurahan saja korupsinya bukan main,bayangkan saja,menyambung Kartu Keluarga saja perlu duit 600 ribu rupiah.Sampai2 saya harus menabung setengah tahun baru kesampaian cita2 saya menyambung KK.Padahal surat2 semacam KK,KTP,Surat Pindah dan sebagainya itu justru membantu dan memudahkan pemerintah dalam memanage dan membuat keputusan/peraturan yang akurat dalam menjalankan kebijakannya.Bisa dibayangkan jika para warga pada malas mengurus surat ini itu karena ketiadaan biaya yang mencekik leher,siapa yang repot?
Anggota dewan seharusnya belajar banyak dari rakyat kecil yang selalu bersikap sangat sabar,padahal sudah tak terhitung tindakan dan kebijakan yang tidak bijaksana anggota dewan yang menyakiti hati rakyat,apakah rakyat pernah ( berdaya ) menuntut mereka?
Pak,izinkan saya mengucapkan terima kasih melalui ruang Bapak ini.
ooo
selama malam mas Lim, hehehehe *dah malam sih soalnya * yups, begitulah fakta yang kita tangkap, mas. para wakil rakyat yang seharusnya menjadi teladan justru seringkali mengeluarkan kebijakan yang tdk memihak rakyat. kayaknya perilaku mmereka menular kepada para pejabat di level bawah, mas, sampe2 utk ngurus identitas kependudukan saja mesti menjerat rakyat sendiri. btw, kok terima kasih, mas? hehehehe 😆 emangnya kenapa? ok deh, makasih juga mas lim sudah ikut berdiskusi di ruang ini.
Akhirnya, keluar juga tulisan tentang slank ya pak.
minat jadi anggota dpr pak?
Zulmasri’s last blog post..Gedung Sekolah yang Ambruk
oooo
hehehehe 😆 lagi kepingin aja pak zul. btw, guru kayak saya ndak punya potongan jadi anggota dpr, pak. jadi rakyat biasa aja malah merdeka!!!
Hidup Slank
Peace
achoey sang khilaf’s last blog post..Ketika Kita Butuh Dianggap Baik
ooo
peace, mas achoe! Hidup slank!
Bagaimana kalau kita melawannya dengan boikot saja pemilu tahun depan? *suara2 orang yang sudah sangat kecewa*
ooo
yups, kita bisa jadi golput, mbak, hehehehe 🙂
JAGAD TAN SOYO RAME
Panggonan kang wingit wis padang, kaniasan lampu lan bangunan
setan-setan podo nggolek panggonan, nanging poro setan kebingungan. mergo wit-witan wis kanggo rebutan (jarah hutan) setan sidang mlebu kamar sembayang, setan membo-membo aweh nggo padang, nganti ra kroso jebul negoro bangkrut utang (kasus kredit macet)
JAGAD TAN SOYO INDAH
menungso rame podo golek wah, nganti wedi keno belet sawah, sak-iki wis ora ono medi sawah mergo sawah wis dadi omah. manungso sing ora biso urip wah rame-rame podo ngulu ngalap berkah kiblat wis ora ono nimg mekkah nanging ono panggonan sing salah. kiblat pindah ono ing kuburan sing nggowo sejarah.
ning kono manungso podo ngalap berkah kasebab wong urip sak-iki podo susahketambah roso resah mergo negoro tambah AKEH masalah.
RAMENING JAGAD INDAHING JAGAD
Koyo-koyo bumi meh kiyamat. (Tsunami, gempa, Lapindo dll) manungso ngomong sak-omong lali ora nggowo kalimat opo maneh bab sholat, koyo percoyo roso ati lungo minggat.
ONONE WEDI LAN WEDI
urip nang negoro iki rasane tan soyo nggegirisi, koyo wis ora ono menungso sing dipanuti,
maling gede podo minggat maling cilik podo disikat, untung isih ono dino jumat
JAGAD RA SIDO KIYAMAT
ooo
wah, salut banget sama mbal pratiwi nih, menggambarkan situasi negara yang lagikacau dg idiom2 jawa. lah pancen negoara iki lagi ngalami zaman kalabendu, mbak, hehehehe 😈
nyuwun sewu mbaah…. matur nuwun ilmunipun. kulo muridipun njjenengan. sungkem kulo kagem keluarganipun mhah sawali
nuwun
eka pratiwi’s last blog post..hobby
ooo
wew… mbak pratiwi kok ngundang, mbah, wakakakaka :amile: apa pancen aku wis pantes diundang, mbah toh mbak. sedih! 😥
Ha ha … kena deh. Semoga menjadi pembelajaran … Amin.
Ersis Warmansyah Abbas’s last blog post..Guru-Guru Go-Blog: GO
ooo
hehehehehe 🙂 bener banget pak ersis.
seharusnya anggota DPR bikin band tandingan slank, trus dia gantian deh mengkritik Slank! (*model-model iklan perang tarif seluler 😀 )
ridu’s last blog post..Sisi Lain Dialog Terbuka
ooo
wew… kayaknya malah lebih asyi dan elegan ya ridu, hehehehehe 🙂
Yang kutau cuman satu…
SLANK = Sekolah Lanjutan Atas Negeri Kendal
(tempat Aku cari rejeki)
ooo
wew… ini lagi2 singkatan plesetan, yak, pak mar memang piawai. layak dinobatkan sebagai raja plesetan, wakakakaka 🙂
memang bener pak. para anggota dewan itu kayak anak TK semua. liat bapak gayus lumbun di SCTV(topik minggu ini) seperti liat sinchan hehehe… . marah2 gak jelas gitu.
salut buat slank. PISS. tetap berkarya, tetap kritis.salut juga buat pak sawali.hehehe… .
ma6ma’s last blog post..SLANK AKAN DIGUGAT DPR
ooo
hidup slank. begitulah mas magma kalau para wakil rakyat alergi terhadap kritik. mereka yang mengkiritik dianggap sebagai klilip yg harus disingkirkan. wah, repot juga.
Lirik lagu “Gosip Jalanan” mengingatkan aku pada sajak Pamflet Untuk P dan K, karya WS Rendra. Kalau dibandingkan keduanya, sajak Rendra yang dipublikasikan akhir tahun 80-an jauh lebih tajam dan keras kritiknya dibanding lagunya Slank yang diributkan itu.
Bayangkan, hampir 30 tahun yang silam, ketika kekuasaan rezim Soeharto sedang galak-galaknya; WS Rendra sudah menulis sajak pamflet. Ahli sastra dari Belanda A Teew menilai sajak pamflet ini sebagai penurunan kadar seninya Rendra, tapi sebaliknya membuat pesan yang disampaikannya “bunyi” lebih keras.
Apakah ada di antara anggota DPR itu yang tahu sejarah perkembangan sastra dan ekspresi publik seperti ini ? Kalau tidak ada, berarti benar yang dikatakan Gus Dur bahwa DPR itu seperti anak-anak TK.
Pak Sawali, aku nitip dong : tolong diulas mengenai sajak pamfletnya Rendra. Soalnya, masih aktual setelah hampi 30 tahun.
Salam.
Robert Manurung’s last blog post..Ternyata?Polisi Pria Di Fiji Pakai Seragam Rok
ooo
rendra memang dikenal sbg penyair “famlet”, bung robert. banyak puisinya yang membidik secara tajam persoalan sosial-politik yang berlangsung di negeri ini. puisinya2 bergaya naratif, tajam kritikannya. tak heran jika ia mesti sering berhadapan dg aparat keamanan, bahkan pernah dicekal beberapa mkali tdk boleh pentas baca puisi. herannya juga kenapa para wakil rakyat yang terhormat itu demikian marah ketika mendegra lirik “gosip jalanan” yang sebenarnya biasa2 saja itu, hehehe 🙂
ah…itu hal biasa. mereka marah karena merasa tersindir..
cK’s last blog post..Akibat Pemblokiran Situs
ooo
bener banget, mbak chika. orang yang merasa tersindir tuh biasanya kan memang melakukan, kekekeke 🙂 *sok tahu*
Slank telah melecehkan DPR?? Wong… dengan menerima suap, selalu tidur2an kalau sidang, makan gaji buta dan fasilitas buta di saat rakyat masih banyak yang kelaparan, dan juga segudang tindakan2 tak terpuji lainnya berarti anggota2 dewannya sendiri yang dari dulu telah melecehkan badan yang namanya DPR tersebut! Ya nggak? 😀
Yari NK’s last blog post..Mike Si Ayam, Biar Kepalanya Dipotong Tapi Tetap Hidup!
ooo
yups, sepakat banget, bung yari. begitulah kualitas para wakil kita yang duduk di senayan sana itu, bung, hehehehe 🙂
maju terus buat Slank….
perangi kejahatan korupsi yang berjamaah…
insya allah saya akan mengankat lagu Gosip Jalanan ini di ujian akhir kuliah saya…
Tugas Akhir kuliah saya akan mencob memvisualisasikan lagu-lagu slank yang menjurus kritik sosial khususnya lagu Gosip Jalanan ini…
semoga Tugas Akhir saya sukses dan berjalan dengan lancar…amiin
terimakasih buat slank yg telah memberikan inspirasi sehingga saya menemukan ide untuk Tugas Akhir saya….
JuRusTanDur…..!!!!
slank emang salah satu grup musik..yg mengertti perasaan rakyat.. maju terus slank 😀
hahah… marah2nya ga jelas itu mah 😀
berponsel
Maju terus slank