Budaya Meneliti di Kalangan Guru

Secara jujur harus diakui, budaya meneliti di kalangan guru belum tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan. Kondisi semacam ini jauh berbeda dengan budaya meneliti di kalangan dosen yang memang termasuk salah satu Tridarma Perguruan Tinggi yang “wajib” dilaksanakan oleh para insan kampus. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa budaya meneliti di kalangan guru termasuk “Indonesia” yang tertinggal dalam dinamika dunia pendidikan kita. Lemahnya budaya meneliti di kalangan guru bisa dilihat berdasarkan minimnya jumlah guru golongan IV-A yang mampu melaju mulus ke golongan IV-B. Hal itu bisa terjadi karena untuk bisa “menikmati” golongan IV-B, seorang guru wajib mengumpulkan angka kredit pengembangan profesi sebanyak 12 point.

MAU MEN-DOWNLOAD PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PTK DAN CONTOHNYA?

Seiring dengan dinamika dunia pendidikan kita yang terus bergerak dalam pusaran arus global dan berupaya membangun pencitraan publik, idealnya seorang guru sekaligus juga menjadi seorang peneliti. Tidak harus menggunakan biaya yang mahal. Objek penelitian pun tidak perlu dalam raung lingkup yang luas seperti halnya dalam penelitian formal. Guru bisa menjadikan kelas, peserta didik, dan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran sebagai bahan penelitian. Dalam dunia pendidikan, model penelitian semacam itu sudah lama dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), paling tidak ada dua manfaat penting yang bisa didapatkan para guru. Pertama, selalu muncul dorongan untuk memperbaiki mutu kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini penting, sebab kegiatan pembelajaran bisa dikatakan sebagai “roh” kurikulum. Sebagus apa pun konsep kurikulum kalau tidak diimbangi dengan kegiatan pembelajaran yang bermutu hanya akan menjadi dokumen yang mengapung-apung dalam bentangan slogan. Kedua, guru mampu menumbuhkembangkan kompetensi profesionalnya sehingga tampil percaya diri dengan penguasaan substansi materi ajar yang luas dan mendalam.

Dari sisi efektivitas waktu penelitian, PTK cukup praktis dan bisa dilaksanakan oleh semua guru. Sambil melaksanakan penelitian, guru tetap mampu melaksanakan kegiatan belajar-mengajar sebagaimana yang telah dirancag dalam silabus dan RPP. Ini artinya, PTK tidak akan mengganggu KBM, bahkan mampu memicu tumbuhnya atmosfer pembelajaran yang kondusif.

Yang sedikit agak repot adalah menyusun proposal. Di dalam proposal hendaknya sudah tergambar permasalahan yang akan diatasi, jenis aksi (tindakan) yang dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan, apa tindakan selanjutnya, dan sebagainya. Untuk selanjutnya, panduan penyusunan proposal dapat di-download di sini. (File dikompres dalam program winzip. Jika dalam komputer belum tersedia, download saja di sini, untuk selanjutnya diinstal ke dalam PC atau Notebook).

Biaya penelitian pun tidak terlalu “boros”. Jika mau sedikit kreatif, kita bisa mengajukan proposal yang rutin digelar tiap tahun oleh Balitbang Depdiknas. Anggaran yang disubsidikan bagi guru hingga mencapai Rp10 juta. Selain itu, kita juga bisa mengajukan proposal dalam lingkup kecil-kecilan di sekolah kepada kepala sekolah. Bukankah dalam RAPBS ada pos anggaran untuk subsidi PTK? Mengapa hal itu tidak dimanfaatkan?

Contoh proposal PTK dapat di-download di sini!

Sebagaimana diketahui, menurut PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dari keempat kompetensi tersebut, kompetensi profesional tampaknya masih menjadi persoalan serius dalam dunia pendidikan kita karena bersentuhan langsung dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta wawasan keilmuan sebagai guru.

Secara rinci elemen kompetensi profesional memiliki subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut.

(1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau kohe-ren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

(2) Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

Dalam konteks demikian, profesionalisme guru agaknya tak bisa ditawar-tawar lagi, apalagi tidak lama lagi ujian sertifikasi guru akan digelar. Jika atmosfer budaya meneliti di kalangan guru tumbuh secara kondusif, pelan tapi pasti, para guru di Indonesia akan tampil percaya diri. Tidak hanya terampil mengajar, tetapi juga hebat penguasaan substansi materi ajarnya. Pada gilirannya, kelak para guru yang sudah lama disanjung puji dengan hymne “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” yang getir dan penuh satire itu, benar-benar akan mampu mewujudkan dambaan semua komponen bangsa. Dengan kompetensi profesional yang layak dibanggakan, para guru akan mampu melahirkan anak-anak bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas secara emosional, sosial, dan spiritual.

Nah, kenapa tidak kita mulai dari sekarang, he-he-he? ***

No Comments

  1. Andaikan tiap guru mau meneliti… wah akan maju negeri ini.

    Padahal yang bisa diteliti oleh guru itu jelas-jelas ada di depan mata tiap harinya. Tiap hari berinteraksi dengan siswa…

    Tapi kenapa untuk meraih 12 point saja susah ya? Aneh guru-guru di negeri kita ini….. (waduh saya jadi ga enak, ngomong seenaknya saja. Padahal diri sendiri juga belum tentu bisa. :D)

    oOo
    Nah, itu juga yang jadi persoalan Pak Jupri. Agaknya teman-teman kita masih enggan mendokumentasikan hal-hal yang mereka temukan di kelasnya. Padahal, sebenarnya itu membuka peluang untuk meningkatkan karier dan sekaligus meingkatkan keterampilan menulis.

  2. kang bisa bantu saya contoh PTK bahasa indonesia buat SMA?
    matur kesuwun. nuhun pisan.

    ————
    Terima kasih kunjungannya, Pak. Sayang sekali saya nggak punya soft copinya untuk PTK SMA, Pak. Tapi, menurut hemat saya, PTK SMP dan SMA nggak jauh berbeda sistematikanya, Pak.

  3. Bagus Pak. Saya jadi kepingin bisa nulis.

    —————–
    Ok, Pak, mudah2an makin banyak teman-teman guru kita yang senang menulis. Semoga sukses, Pak!

  4. Panduan dan contoh proposal PTKnya kok susah di down load ya.

    ——————–
    Jika langsung klik agak susah, coba klik kanan pada file yang akan didownload, kemudian pilih copy link location, klik, klik kanan pada alamat search engine atau alamat browser yang ada di adress, klik paste, tekan enter atau go. Tunggu beberapa saat, mudah2an downloadnya berhasil. Dicoba saja, ya, Pak! Terima kasih.

  5. Om..koq saya ngak bisa download ya ? mohon bantuan..

    —————–
    Jika langsung klik agak susah, coba klik kanan pada file yang akan didownload, kemudian pilih copy link location, klik, klik kanan pada alamat search engine atau alamat browser yang ada di adress, klik paste, tekan enter atau go. Tunggu beberapa saat, mudah2an downloadnya berhasil. Dicoba saja, ya, Pak! Terima kasih.

  6. salam kenal pak sawali… update tulisan yang terbaru donk.. tahun 2008 kok malah turun semangat pak? makasih

    salam kenal juga, pak eddie. btw, update tulisan terbaru? yang seperti apa, yak? perasaan, setiap 2 hari sekali, blog ini selalu muncul tulisan baru meski bisa dibilang sampah, hehehehehe 😛

  7. kalo bisa contoh ptk buatan sendiri, dong pak! saya udah liat contoh tsb di blog lain. siapa nyontek siapa, nih ? bingung guru kok nyontek.

    boleh niru, tapi jangan jiplak doong.

    >>>
    Terima kasih kunjungan dan masukannya ke blog sawali.info. jujur saja saya terkejut membaca tuduhan bapak kalau proposal PTK saya berjudul “Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Bercerita bagi Siswa SMP” merupakan karya jiplakan. Proposal ini dibiaya oleh DIPA Balitbang Depdiknas Tahun 2006 Kegiatan Pembaruan Sistem Pendidikan Nasional sebesar Rp 10 juta. Untuk bisa lolos harus berkompetesi dg ribuan proposal yang lain. Sungguh naif bagi saya apabila PTK yang didanai Depdiknas hanya sekadar nyontek. Coba Bapak Kuntul yang terhormat tunjukkan link blog yang sama dengan PTK yang saya buat. Saya berani berdialog, siapa menyontek siapa? Bapak membaca proposal saya dengan teliti atau tidak? Jangan main tuduh sembarangan. Blog saya terbuka bagi siapa saja. Saya menggeluti dunia menulis juga bukan kemarin sore, Pak Kuntul. Saya tahu etika dunia kepenulisan. Jangankan PTK, pernyataan satu kalimat yang saya kutip dari orang lain pun saya cantumkan sumbernya. Saya beri kesempatan kepada Bapak untuk mencari link blog yang sama persis dengan proposal PTK saya. Kalau sampai dalam waktu 2×24 jam, Pak Kuntul tidak bisa memberikan jawaban atau memberikan link blog itu, Pak Kuntul tak ubahnya seorang penyebar fitnah. Sungguh, saya benar-benar tersinggung. Mengapa? Karena selama ini saya termasuk orang yang paling antipati terhadap plagiasi atau kopi-paste. Coba teliti dulu benar tidaknya komentar dalam sebuah blog. Sebenarnya saya langsung ingin melakukan kunjungan balik ke blog bapak. tapi rupanya tak tercantumkan nama url-nya.
    jangan2 bapak kuntul ndak punya blog. lagian nama yang bagus, sabarudinn, kok diganti dg nickname “kuntul”, haks! :181

  8. ass. wr. wb.
    salam kenal. saya pengen gabung aja pak. mudah2an nanti saya bisa konsultasi masalah PTK soalnya saya sudah menyusun beberapa kali tapi mandeg ga bisa neruskan. tolong bimbingan.
    wassalam.
    terima kasih.

    salam kenal juga, pak suharmono. kita bisa sharing, pak, saya juga masih harus belajar nih, hehehe :oke

  9. pa,trima kasih atas contoh proposalnya. tapi saya masih membutuhkan yang lainya. salah satu tugas dari dosen membuat Proposal PTK, tetapi didalamnya terdapat metode penelitian dan teknik penelitian, yang belum saya tahu soal teknik penelitian. kalau bisa saya ingin tahu tentang teknik penelitian tersebut atau mungkin salah satu contoh proposal yang didalamnya terdapat teknik penelitian?? terima kasih

  10. pak aku pak dur muallimin : njaluk tulung pada panjenengan mbok aku di beri contohnya untuk ptkne wek njenengan ato wek e sopo terserah sing penting ono lewat email nyong boleh (muktihadibowo@yahoo.com), makasih lho pak sak wise

  11. tolong kirimkan contoh judul PTK Bahasa Inggris SMP Kelas VII, beserta contoh proposalnya. Terima Kasih

  12. I would like to thank you for the efforts you have made in writing this post. I am hoping the same best work from you in the future as well. In fact your creative writing abilities has inspired me to start my own BlogEngine blog now.

  13. Thanks for another wonderful posting. Where else could anyone get that kind of details in like a ideal way of writing? I’ve got a speech next week, and I was seeking for a lot more data

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *