Teror Bom dan Meruyaknya Budaya Kekerasan

Kita masih belum juga bisa memahami mengapa kekerasan demi kekerasan terus berlangsung di negeri ini. Belum reda sebuah aksi kekerasan tertangani, sudah muncul kasus kekerasan lain yang jauh lebih pelik…

Peradaban Horor dan Sang Predator

Benarkah kita hidup di tengah peradaban horor? Bagaimana kita mesti memaknai meruyaknya berbagai bentuk kekerasan, korupsi, manipulasi, atau kejahatan yang tampil begitu telanjang dan vulgar di depan mata kita? Haruskah…

Memutus Mata Rantai Kekerasan

Kita memang sudah menghirup udara kemerdekaan lebih dari 60 tahun. Jika dianalogikan dengan usia manusia, negeri ini bisa dibilang cukup tua. Wajahnya sudah mulai tampak keriput. Tenaganya seringkali sempoyongan ketika…

Refleksi Tragedi Mei 1998

Setiap memasuki bulan Mei, memori kita belum juga bisa melupakan peristiwa pahit yang terjadi 11 tahun silam. Nurani kita benar-benar terluka akibat meruyaknya aksi kekerasan yang --disadari atau tidak-- telah…

Mengorbankan Idealisme

Memang bukan hal yang mudah untuk mempertahankan idealisme. Selalu saja muncul godaan yang bisa membuat naluri penghambaan kepada kebajikan hidup jadi terkontaminasi. Banyak orang yang kehilangan fatsun dan kearifan ketika…

Mengapresiasi Sang Pecundang

Jujur saja, saya sungguh risau terhadap blow-up berlebihan dari pers terhadap Caleg yang gagal alias sang pecundang –kalau boleh menyebutnya demikian—dalam meraih kursi sebagai wakil rakyat pada Pemilu 2009 ini.…

Televisi dan Pesta Demokrasi

Pesta demokrasi untuk memilih calon wakil rakyat memang telah usai 9 April 2009 yang lalu. Namun, gaungnya masih sangat terasa menggetarkan. Bahkan, tensinya makin meninggi, terutama bagi caleg yang sudah…