Mereka adalah Anak-anak yang Memiliki Dunianya Sendiri

Masih ingat lirik Kahlil Gibran yang menyentuh dan mengharukan itu? Coba simak saja deh!

Anakmu Bukan Anakmu

Anakmu bukan anakmu
Mereka putra putri yang rindu pada diri sendiri
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.
Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,
sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kauberikan rumah untuk raganya,
tapi tidak untuk jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat boleh kaukunjungi sekalipun dalam impian.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
Namun, jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
pun tidak tenggelam di masa lampau.
Kaulah busur, dan anak-anakmulah
anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah Mahatahu sasaran bidikan keabadian.
Dia menentangmu dengan kekuasaan-Nya,
hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap. ***

Bandingkan juga “petuah” Dorothy Law Nolte berikut ini!

Dari Lingkungan Hidupnya Anak-anak Belajar…

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar menentang.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar jadi penyabar.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia akan terbiasa berpendirian. ***

Kenapa tiba-tiba berbicara soal anak? Yap, anak-anak merupakan bagian dari sebuah siklus kehidupan sebelum mereka akrab dengan peradaban yang menyentuhnya. Mereka memiliki sebuah dunia yang “mandiri” dan “otonom”. Mereka memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk mengekspresikan naluri dan dunianya. Ketika kemerdekaan mereka dirampas, sama saja kita telah berbuat “biadab” kepada mereka; anak-anak zaman yang kelak akan menorehkan tinta sejarah yang memfosil dalam labirin kehidupan.

(Wakakaka … ini anak saya ke-3 yang biasa bermain-main dengan benda-benda “murahan” yang selalu *halah* diakrabinya. Gambar diambil ketika sekitar rumah dikepung banjir, sehingga “malaikat kecil” itu lebih suka mengekspresikan diri dengan benda-benda bututnya).

(Gambar ini diambil 4 bulan yang silam ketika dia siap-siap mengikuti lomba drum-band bersama teman-teman sekelasnya yang duduk di TK 0 besar. )

Postingan ini juga saya persembahkan buat Mas Samsul, bloger dari Ngawi, yang sedang berbahagia menyambut kelahiran putri pertamanya yang cantik dan imut-imut pada hari Sabtu, 16 Februari 2008 pukul 09.55 WIB yang lalu. Alhamdulillah, semuanya lancar dan sehat. Jadi ikut senang dan bahagia, hehehe 😆 Semoga, kelak bidadari jelita itu menjadi putri yang salehah, taat beribadah, berbakti kepada kedua orang tua, berguna bagi nusa, bangsa, negara, dan agama, amiin. *Halah, ungkapan klasik* BTW, sudah dapat nama yang bagus buat putrinya belum, Mas Sam? Ok, selamat menjadi ayah yang baik bagi putri tersayang dan suami yang setia kepada dua istri tercinta.

Lirik Kahlil Gibran dan “petuah” Dorothy Law Nolte itu bagus juga loh untuk mendidik dan mengarahkan anak-anak kita agar menjadi anak-anak kehidupan yang sesungguhnya. ***

Comments

  1. edy

    beda bgt yak antara anak zaman sekarang sama zaman dulu
    di kompas minggu kmarin juga dibahas tuh, pak
    mulai dari tempat bermain yg udah makin sedikit
    sampe jenis mainan yg makin individual

    edy’s last blog post..Belajar Diam

    ooo
    Yap, bener banget bung caplang. anak2 kan juga dibesarkan oleh zamannya. *halah*

  2. apa karena mereka bukan hidup di zaman yang sama dengan zaman kita ya????

    kangguru’s last blog post..Racun itu mulai bekerja

    ooo
    bisa jadi kangguru. zaman makin berkembang, orang tua makin sibuk. orang tua seringkali kurang memberikan perhatian dan kasih sayang buat sang anak.

  3. Asl….anak adalah amanah Allah yg harus kita pelihara, dan ia adalah pelita hati orangtua, dan dia juga bisa mengantarkan kita ke Surga, jika ia seorang yg sholeh. thanks. pak udah postingan ini, sy ingat anak sy.

    olangbiaca’s last blog post..HANYA SATU SAJA

    ooo
    ok, makasih mas. saya sepakat banget dng pendapat mas olangbiaca.

  4. uhuk… semakin canggih, simple, mudah sebuah permainan membuat imajinasi anak menjadi semakin mundur *kayaknya sih*
    😆

    almascatie’s last blog post..Test?Test?..

    ooo
    Bener mas almas. mainan anak yang tepat bisa mengembangkan imajinasi anak juga, yah!

  5. *salam kenal*

    Yah…begitulah Pak, Sayah juga gunakan lirik-nya Khalil Gibran sbg acuan dalam mbesarin anak Sayah, selain apa yg sudah Bapak Sayah berikan kepada Saya sewaktu Beliu ngebesarin Sayah dari anak2 hingga dewasa. Agaknya anak zaman skrang(masa depan) lebih (banyak) suka diperlakukan sbg “teman” daripada ditempatkan sbg anak dalam arti sesungguhnya. Dan ada satu lagi yg Sayah gunakan pegangan (dlm mbesarin anak, yaitu ungkapan “like father like son”…so klo mo anak Sayah jadi Baik maka Saya harus jadi pribadi yg baik juga (terlebih dahulu).

    ooo
    *salam kenal juga bung* yup, setuju banget mas serdadu. orang tua idealnya memang perlu memberikan keteladanan kepada putra-putrinya.

  6. Saya paling doyan ngutip Gibran pada The Prophet … Tapi, Pak … (sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,pun tidak tenggelam di masa lampau) … rasa ada yang terpenggal … kehidupan tertambat di masa depan. Entahlah. (saya cari, ternayat bukunya ngak ketemu, padahal mengoleksi hampir semua karya Gibran. Sebel deh).

    Ada juga yang sangat bagus di Sayap-Sayap Patah atau Lebanon Legenda dan Air Mata). Kalau Pak Swali yang nulis, inspiratif dan aplikatif, jadi asyik dibaca. Ini serius lho.

    Salam.

    Ersis W. Abbas’s last blog post..Kebudayaan Korupsi

    ooo
    pengagum gibran juga yak pak ersis. salut nih. walah, jadi malu dipuji pak ersis, hehehehe :mrgreen:

  7. Nambah lagi ya … Pak, menurut saya, akan lebih mantap kalau dipijakkan pada … Nasehat Luqman pada anaknya … ada di Al-Qur’an. Sekali lagi, salut.

    Ersis W. Abbas’s last blog post..Kebudayaan Korupsi

    ooo
    makasih pak ersis. bener juga, pak. jadi lupa saya!

  8. Pak Sawali,
    Yang sering terjadi adalah, orangtua menginginkan anak berkembang sesuai harapan orangtuanya. Jika ortu berhasil, mereka ingin anaknya lebih berhasil dari ortunya…atau jika cita-cita atau harapan ortu ada yang tak kesampaian, maka ortu ingin anaknya mencapai harapan ortu tadi.

    Disinilah kita harus bisa menyadari, bahwa anak adalah titipan Allah swt, dan Allah telah memberikan anak-anak yang masih bersih untuk dididik dan diarahkan agar menjadi anak yang sholeh, yang menolong sesama dan selalu berada di jalan yang di ridhoi nya. Kalau kita sholat, doa kita adalah memohon semoga anak-anak bisa menjadi anak yang sholeh…karena ini lebih berharga daripada anak yang kaya.

    edratna’s last blog post..Harap-harap cemas

    ooo
    wah, makasih banget bu enny tambahan infonya. dalm soal mendidik anak, mesti banyak belajar nih sama bu enny.

  9. kok gantengan anak bapak ya dari pada….
    *gubrak*

    anak memang memiliki dunia fantasi sendiri… kelakuan seseorang bisa dipengaruhi ketika masa masa kecilnya dahulu.. bagaimana keluarganya mendidi k anak anaknya… pergaulan bersama teman teman sebayanya… dan sekolah yang diplihnya…

    alfaroby’s last blog post..bersyukur

    ooo
    walah, kalau gantengan bapaknya malah repot, mas faroby, hehehehehe 😆 yup, sepakat banget mas faroby. pengaruh lingkungan memang sangat kuat dalam membentuk kepribadain anak.

  10. ada diskusi menarik di milis saya, pro kontra mengenai anak adalah investasi….
    secara sosiologis, anak memang merupakan suatu bentuk jaminan sosial hari tua bagi orang tuanya, jangan heran ada nilai banyak anak banyak rejeki…
    tentu saya tidak akan memahami investasi disini dengan pemahaman ekonomi kapitalis….
    yah… anak adalah investasi bagi orang tua, bangsa negara dan agama!

    sluman slumun slamet’s last blog post..Aneka sketsa di sebuah negeri ?.

    ooo
    anak sebagai investasi? investasi aklaq, moral, atau materi. wah, menarik juga tuh milis-nya, pak slamet.

  11. Waduh, anaknya kok berwajah Iran? seperti pemain Children of Heaven itu loh pak!! hehehehehehe.. kelak menjadi sastrawan digital yang berkibar di dunia maya juga jagad nyata.. amin

    gempur’s last blog post..Dari Penuh Mengosong

    ooo
    berwajah iran? kekekekkekeke … pak gempur bisa aja nih. tetg masa depan anak kelak mereka jadi apa, saya memberikan kebebasan kepada anak2 utk memilih sendiri sesuai dg keinginan mereka, pak.

  12. ini kejadian anak2 jaman skrg..uhmmm gimana ntar jaman anak2 *yg akan* ita lahirkan 😕 :mrgreen:

    eNPe’s last blog post..Remaja dan Permasalahannya (part 1)

    ooo
    anak2 yang hidup pada setiap zaman kayaknya memang beda2 budayanya, ya, bu ita. btw, memang bu ita kapan mau melahirkan, hiks *ngaco* mudah2an kelak putra-putri bu ita semuanya jadi anak baik.

  13. saudara selamanya, diantara anak-anak…
    komunikasi dan bukan berteriak kepada anak…
    Nani 911, Metro TV, Minggu, 17 Februari 2008 14.00
    karena rumah adalah surga…
    karena rumah adalah sactuary
    Muhammad, dan Wimar Witoelar, Hadis dan Kompas Minggu
    ______________________________________________________________
    “maaf pak, lagi seneng mengutip nih”
    -makasih-

    Goop’s last blog post..Kabut

    ooo
    agaknya mas goop rajin juga yak mengikuti berita? makasih info dan kutipannya mas goop.

  14. terima kasih pak, kado yang sangat berarti sekali bagi kami sekeluarga. titip salam kami untuk putra-putranya. yang ada di foto itu putra ke-3 yang bungsu pak ya?
    oya, sesekali putranya diangkat dong jadi tokoh dalam postingan bapak. hehehe

    Samsul’s last blog post..Keanehan Pada WordPress Saya

    ooo
    walah, sama2 mas samsul. salamnya nanti kusampaikan pada keluarga saya, hehehe 😆 makasih juga ya mas. jadi tokoh postingan? dalam cerpen? wah, belum dapat ide tuh, mas, hehehehe 😆

  15. Loh, tempatnya pak Sawali kena banjir yah?
    Jadi kayak lagu “Kendal kaline banjir …”
    Hi hi, diantara mainan-mainan di atas sepertinya saya juga melihat sebuah remote tv 🙂

    sigid’s last blog post..Kuat dan Lemah

    ooo
    bener pak sigid, tapi alhamdulillah ndak sampai masuk rumah. cuman selama 3 hari jalanan kampung ndak bisa dilewati hehehehe 😆 walah, yang mesti itu :”kendal kaline wungu …. hehehehehe 😆 btw, remote tv-nya memang ada juga tuh, pak, hehehehe :mrgreen:

  16. Sekedar urun rembug pak guru: adalah wajar setiap orang tua punya keinginan terhadap anak-anaknya. hal itu terjadi pula pada orang tua terhadap kita. Jadi menurut saya, sah-sah saja kalau orang tua punya keinginan atau cita-cita terhadap anak anaknya. Yang tidak boleh, menurut saya adalah “memaksa” mereka sesuai keinginan kita.

    Seorang anak terlahir dalam keadaan kosong, tanpa bimbingan alam, lingkungan dan orang tuanya, mustahil sang bayi bisa tumbuh dengan sendirinya. Tugas orang tua adalah, menuntunnya menemukan jalannya. jadi, hanya masalah cara saja pak guru..

    matur nuwun pak guru, posting yang bagus…

    sandemoning’s last blog post..mengunjungi puing desa

    ooo
    wah, makasih masukannya mas sandemoning, bagus juga kok asalkan orang tua ndak sampai memaksakan kehendak dan keinginannya kepada anak, saya kira ndak masalah kok. bener juga, anak2 juga sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.

  17. pak sawali anaknya berapa toh ?

    bachtiar’s last blog post..Bapak Ibu masuk ICU

    000
    walah, ketahuan nih kalok mas bach ndak pernah baca postingan saya hehehehe 😆 kan dah pernah saya paparkan juga, hehehehe 😆 cari sendiri deh!

  18. hei…
    mirip kaya buapuaknya ini…

    dan sayapun akan memegang kendali negara nantinya…

    *ngimpi*

    moerz’s last blog post..Tips Menghadapi Ujian Nasional

    ooo
    walah, kayak bapaknya? hiks, sok tahu nih mas moerz, halah. loh, asal belajar keras dan rajin, hal itu bukan mimpi mas moerz. yup, sukses buat mas moerz, yak!

  19. kok ridu baca judulnya jadi inget acara jaman ridu SD deh, yaitu “Dunia Anak” hehehe..

    btw pak itu kok anaknya kaya lagi sedih atau ketakutan yah, apa dia nervous pas lagi lomba?

    ridu’s last blog post..Survey Tawa Warga Jakarta

    ooo
    wew… “dunia anak” memang menyenangkan utk dikenang mas ridu. hiks, potret anak yang lahir dan besar di kampung ya kayak gitu mas ridu, hehehe 😆 gampang nervosu, hehehehe :mrgreen:

  20. Sayah segh sukak kata-kata Khalil Gibran.
    Tidak dengan si Dorothy….

    Membuwat sayah nahan diri kalok mau marah sama anak.
    Kecuwali hal nyang membahayakeun dirinya….

    Mbelgedez’s last blog post..ALL NEW COROLLA ALTIS 2008?

    ooo
    yup, ok juga mas mbel. cocok utk referensi. agaknya kalo sering marah sama anak malah bikin anak-anak jadi agresif, mas mbel. mending ceria terus, hehehe 😆 halah, sok tahu yak!

  21. Ternyt pernah bca bukunya Kahlil Gibran Juga to? kbetulan q juga suka ma Tulisan2 Kahlil Gibran.
    Salam kenal,
    GBU

    Elfrida’s last blog post..My Friend is Miserly

    ooo
    wew… salut juga nih sama mbak frida. karya2 kahlil gibran memang sarat makna dan indah, mbak. layk dibaca siapa saja.

  22. faktanya saya menjadi seperti sekarang ini karena campur tangan orang tua lho pak sawal. kata orang jaman telah berubah, pola pendidikan ke anak pastinya juga berbeda dengan jaman kita kecil dulu. semoga saya juga tidak salah dalam mendidik 2 bidadari kecil saya.

    Totok Sugianto’s last blog post..Kembali Normal

    ooo
    ya, ya, bener mas totok. bagaimanapun juga orang tualah yang telah membesarkan dan mendidik kita. yang penting jangan sampai memaksakan kehendak. *halah*

  23. Punya anak berarti berinvestasi. Tau-tau sudah besar. Seperti saya ini. Tau tau sudah remaja. Tau tau sudah kepala 20. Dulu imut, eh kok sekarang jadi kurang ajar 😀

    Ah, tak terasa. Mardies sudah sebesar ini.

    Kalau Mardies punya anak nanti (tapi kapan, ya?), Mardies pasti ingat tulisan ini. Mardies akan berhati-hati mendidik dan memilih lingkungan buat si anak.

    Mardies’s last blog post..Petualangan Mardies dengan Seorang Nenek

    ooo
    yap, kalo sudah tiba saatnya nanti, mas mardies kan jadi orang tua jugak. bersabar dolo, hehehehe 😆

  24. wah, aktif nulis nih pak sawali. Iya pak, harusnya orangtua hanya sebatas mendidik, membimbing, membina dan mengawasianaknya. jangan sampe memaksa sesuai maunya orang tua, karena takutnya nanti malah ga sesuai sama apa yang kita maksud, malah buahaya hehe. 🙂

    steelheart’s last blog post..Bisnis Waralaba Ritel Perlu Dibatasi?

    ooo
    Yasp, bener banget mas bima. idealnya orang tua mesti bijaksana seperti itu.

  25. coba kalo bapak saya kaya pak sawali ya 😀

    mungkin sekarang saya jadi anak yang lebih memiliki masa depan sesuai keinginan saya 😀

    dan saya tidak akan melakukan hal yang tidak saya sukai 😀

    ayah saya agak diktator orangnnya 😀

    tapi saya tetap mensyukuri kok…, karena dia saya bisa mengenyam pendidikan dan bisa jadi seperti ini 🙂

    ridhocyber’s last blog post..Bux.to! PTC (paid to click)

    ooo
    walah, mas ridho ndak perlu bersikap seperti itu. bagaimanapun juga, sang ayah sudah bekerja keras membanting tulang agar mas ridho jadi orang. yap, mesti beryukur dan tetap hormat dan berterima kasih pada orang tua. *halah sok nasihatin yak!*

  26. Moga2 kalo punya anak ntar bisa sebijak orang2 deh…
    Oia kadang saya bingung, katanya nih orang tua memiliki kewajiban terhadap anaknya sampai menikahkannya, tapi jikalau orang tua ternyata tidak menginginkannya speerti melanjutkan sekolah dan nikah misalnya apakah itu salah orang tua?
    *judul puisinya mengingatkan saya pada seorang seleblog 😀 *

    aRuL’s last blog post..Kecanduan Akut

    ooo
    idealnya sih orang tua mengarahkan dan memfasilitasi. tidak memaksakan kehendak. cuman orang tau masih banyak yang khawatir jugak kalo sang anak ndak bisa menuruti kehendak orang tuanya. BTW, selebblog sipa tuh mas aRul?

  27. Yah memang sepertinya tahun2 pertama kehidupan kita sangat dipengaruhi oleh masa kanak2 kita, disitulah sepertinya fondasi kepribadian kita dibentuk **halaah** dan berdasarkan fondasi itulah karakter kita selanjutnya dibentuk.

    Sebagai orangtua kita biasanya “sok tahu” ingin membentuk karakter ataupun keinginan si anak sesuai dengan “kehendak” kita walaupun itu mungkin kurang cocok buat si anak. Mungkin kita masih sedikit banyak beranggapan bahwa “buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya” sehingga kita sering beranggapan bahwa anak kita adalah “foto kopi” dari diri kita sehingga beranggapan bahwa apa yang cocok buat kita juga pasti cocok juga buat kita. Kalau ayahnya senang olah raga tae-kwon doo kita sering malu kalau anak laki2 kita lebih senang memilih kegiatan menari atau memasak. Yah, mungkin wajarlah bagi orang tua untuk “mengkhawatirkan” masa depan anaknya termasuk sifat2nya. Mungkin kita hanya perlu membimbing mereka agar tidak salah jalan, namun tentu adalah tidak bijaksana apabila orangtua memaksakan kehendaknya kepada si anak…….

    Yari NK’s last blog post..Apakah Saya Mulai Jenuh Dengan Blog???

    ooo
    yap, sepakat banget bung yari. kan sering terjadi juga sih bung. orang tua kepinginnya yang begini yang begitu. kalo si anak cocok ndak masalah. tapi kalao ndak cocok, repotnya si anak jadi kehilangan semangat.

  28. Wah, saya dak bisa komentar banyak, Pak… Karena saya belum punya anak, walaupun sudah ingin dan sudah ditagih…

    suandana’s last blog post..hiks?hiks?hiks?

    ooo
    wew… kenapa ndak segera diwujudkan, pak? hehehehe 😆

  29. sayangnyah saya belon punyak anak, pak… 😆
    *dijewer pak guru*

    abeeayang’s last blog post..Charlie’s Angel

    ooo
    Yup, pemahaman ttg cara mendidik anak kan ndak harus punya anak dulu toh mas abee, hehehehehe 😆

  30. Dulu, tempat main ya di lapangan, kebun, atau sawah. Sekarang sih sudah jadi rumah semua. Akhirnya main di :
    MASJID
    Tapi sayang, masjid ngga boleh jadi tempat main. Padahal dulu jaman Rosul Masjid jadi tempat latihan perang, tempat lomba, dan lainnya. Yang ngga boleh kan mengumumkan barang hilang dan jualan.
    Seharusnya Masjid boleh jadi tempat main ya. Asal yang main bertanggung jawab menjaga kebersihan dan kerapihannya.

    Iwan Awaludin’s last blog post..Maaf

    ooo
    bagus juga tuh, pak iwan idenya. apalagi tempat bermain sudah makin menyempit.

  31. Wah ada top komentar segala nih.. saya juga mau masuk papan atas deh.. sangupkah saya mengejarnya… 😀

    mathematicse’s last blog post..Dari Anekdot Sampai ?Penggalian? Matematika

    ooo
    hahahahaha 😆 setiap 3 bulan berganti kok, pak. kalo pak jupri *halah* sering bikin komen di blog ini, pasti deh ndak akan ada yang bisa menyaingi, hehehehehe 😆

  32. Hi benar juga pak, saya jadi ingat lagi nasehat yang dikutip para pendidik / psikolog dimana2. Tapi seringan lupa daripada ingatnya ya… Anak kadang jadi aset orang tua untuk dieksploitasi, diexplorasi dan dieskpektasi dan terakhir sering diekspose demi … Uang! 🙂

    Kurt’s last blog post..?Bacalah!? dimana Semangatmu?

    ooo
    walah, kalo sampek dieksploitasi, wah, lebih “biadab” itu mas kurt.

  33. kita sering tidak sadar ingin mempersonifikasikan diri kita pada anak kita sendiri. Apapun itu.
    Agak OOT, puisi Kahlil Gibran itu bagus banget, walau ada yang mengganggap bertentangan dengan ide dasar bahwa seorang anak justru dibentuk oleh orang tuanya.

    iman brotoseno’s last blog post..Fidel Castro

    ooo
    yup, kayaknya pandangan orang2 tua kita jadul mesti perlu ada perubahan dalam mendidik anak mas iman, walh, kok jadi sok tahu nih. btw, ndak oot juga mas iman. kan memang masih banyak yang berpandangan kalo orang tua memiliki otoritas utk mendidik anak sepenuhnya. ok, makasih banget mas iman menyempatkan diri mampir ke gubug saya, hehehehe 😆

  34. yes

    tanpa cinta, kasih, dan sayang para “orangtua”,
    melesatlah anak-anak ke dalam dunianya sendiri
    tanpa terjangkau sama sekali olah orang yang “tua”

    *teriak “sayang anak… sayang anak…”*

    M Shodiq Mustika’s last blog post..gratis buku bestseller untuk tiga orang

    ooo
    yup, bener banget pak shodiq, tapi orang tua jangan sampek memaksakan kehendak dan mengekang kebebasan kreatif anak2.

  35. Huehehehe…Pak Guru kita ini mantap banget, menghubungkan pendidikan anak dengan sastra. 🙂

    BlogDokter’s last blog post..Backup Data? Mengapa Tidak?

    ooo
    walah, pak dokter bisa aja nih. hanya comotan saja kok pak, hehehehe 😆

  36. Weleh, anaknya mirip ayahnya ya…
    *ya tentu aja lah!!!

    Hmmm.. jadi ingin punya anak 😛

    *mohon maaf sedang stress jadi komennya OOT banget

    Nazieb’s last blog post..Breaking the Rule

    ooo
    gpp, mas nazieb. kok stress, emangada apa mas? yang sabar dulu yak!

  37. Ina

    😀 Makasih pak….
    ini jadi tabungan saya buat nanti kl dah punya anak.
    *sok calon aja blm punya.

    😀

    Ina’s last blog post..Time OuT…!

    ooo
    makasih banget ina kalo ternyata ada manfaatnya, hehehehe 😆 btw, masyak belum punya calon sih? yang bener aja, ina?

  38. how sweet 🙂 kayaknya ngurus anak emang repot yah
    btw lam knal

    suci’s last blog post..gigit!

    ooo
    wew … kayaknya begitu deh. yap, salam kenal juga, mbak suci! makasih kunjungannya.

  39. Khalil Gibran memang selalu inspiring dan nggak pernah basi, biar pun kita sudah ribuan kali membaca sjak-sajak dan prosa-prosanya.

    Kalau “ajaran” Gibran, penyair Lebanon yang besar di Amerika itu, kita gabungkan dengan “etika didaktika” dari Jepang, maka bakal saling melengkapi antara kekuatan semangat dan kecermatan tehnik.

    Yang kumaksud “etika didaktika” dari Jepang adalah Reiki dan inspirasi dari buku Totto-chan yang legendaris itu. Reiki mengajarkan pada kita bahwa jika seorang anak menjadi sasaran pelecehan oleh teman-temannya di sekolah, pastilah karena di rumah pun dia dilecehkan. Hal-hal semacam itulah. Bahkan sikap batin orang tua yang kurang baik terhadap anak, ternyata terdeteksi oleh batin si anak dan mempengaruhinya.

    Sedangkan dari Totto-chan kita mendapat inspirasi mengenai pendidikan yang mengembangkan karakter manusia; kebalikan dari pendidikan sekarang ini yang bersifat dehumanisasi.

    Congrat untuk Pak Sawali, tulisannya sangat berbobot, inspiratif namun renyah dan lezat. Salam.

    Robert Manurung’s last blog post..Ibu Segala Zaman : Ny Tiara Simandjuntak (1)

    000
    yup, sepakat banget bung robert. wah, salut banget nih, komen bung robert selalu memberikan pencerahan baru ttg masalah pendidikan. totto-chan yang belajar di gerbong2 kereta itu, wew… justru malah dapat pendidikan yang bener ttg karakter building. ok, makasih mbanget bung robert pencerahannya.

  40. yap Pak sebagai orang tua kita emang sperti Kahlil Gibran hanya merntang busur dengan penuh doa & usaha terbaik dari kita 😀
    tidak untuk diarahkan pada suatu sasaran sesuai keinginan kita, krena mereka punya dunianya sendiri, mereka berdaulat atas hidup mereka tidak boleh dibelenggu oleh keinginan ortunya. orangtua berharap yang terbaik bagi anaknya namun jangan sampai merenggut kehidupan mereka

    tomy’s last blog post..MERINGKUS TUHAN

    ooo
    yup, sepakat banget, pak tomy. makasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *