KUPERAM SUKMAKU
Oleh : D. Zawawi Imron
kuperam sukmaku di ketiak karang
kusemai benihmu dalam lambai dan salam
cambuk ombak melecut hari.
lahirlah sapi yang menanduk kebosanan
kutemukan keloneng benang
dalam sunyiku
menganga liang : ombak panas
arusmu terbakar di lautan jingga
kujilat nanah di luka korban
kauletakkan krakatau ke dalam diriku
Ialu kubuat peta bumi yang baru
dengan pisaumu
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
——————
TEMBANG DAHAGA
Oleh : D. Zawawi Imron
airmata langit yang menetes perlahan
menghindar dari mulut bunga
dengan setia dijatuhinya sebongkah batu
hingga tertulis prasasti
sejak kapan dimulai gelisah
lantaran apa bunga mengidap rasa dahaga
sedang cuaca tak pemah dusta ?
bunga meludah dan terus meludah
sampai langit sempurna merahnya
bulan terlentang kematian warna
tak kuat lagi memukul dahaga
ia menolak tetek cucunya
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
Maskipun puisi yang di tulis oleh Zawawi di atas pada tahun 90-an, tapi aku tetap senang membacanya… puisinya tetap hangat!
“Salam songkem, Pak. Zawawi Imron…”
sebagai seorang yg belum mengerti benar tentang sastra….
aku sangat terkesima…
tapi aku belum bisa memahami sepenuhnya….
ya…maklum…masih pemula