Selalu saja ada keterkejutan Kopdar di balik aktivitas ngeblog. Minggu, 18 Januari 2009, sungguh, saya mendapatkan kehormatan kedatangan dua sahabat bloger yang selama ini baru saya kenal di dunia maya. Keterkejutan itu sudah saya rasakan pada hari Sabtu, 17 Januari 2009. Hp butut saya tiba-tiba berdering. Muncul suara dari seberang. Saya pun bertanya-tanya, siapakah gerangan karena nomor hp yang masuk belum ada ID-nya. Lebih terkejut lagi lantaran yang baru saja melakukan kontak ternyata Pak Jupri, yang saya tahu masih berada di Belanda untuk melanjutkan studi magisternya. Wah, ternyata Pak Jupri sudah lulus dan kini mengabdikan dirinya sebagai staf pengajar di UPI Bandung sejak November 2008 yang silam. Selamat Pak Jupri atas sukses studinya di Utrecht University, The Netherlands.
Niat Pak Jupri untuk bertemu darat dengan saya langsung saya sambut. Saya menjanjikan untuk bisa bertemu pada hari Minggu pagi di gubug saya. Wah, ternyata Pak Jupri benar-benar menepati janjinya. Minggu, 18 Januari 2009, lebih kurang pukul 08.30 WIB Pak Jupri datang bersama seorang perempuan cantik berjilbab. Dialah Mbak Hibah yang lebih dikenal dengan username mezzalena di blognya. Mbak Hibah yang asal Jepara ini masih melanjutkan studi Matematika-nya semester V di IAIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah.
Seperti mimpi, gubug saya yang jauh dari segala macam atribut kemewahan dan ikon-ikon hedonis lainnya, kedatangan sepasang tamu bloger yang sama-sama berminat pada dunia Matematika, yang dalam pandangan awam saya termasuk disiplin ilmu yang membuat kepala saya pusing, hehehe …. Bagi beliau berdua, bisa jadi menggeluti dunia Matematika sama nikmatnya ketika imajinasi saya membayangkan sosok-sosok fiktif yang saya luncurkan dalam teks-teks fiksi.
Tak banyak yang bisa saya suguhkan kepada kedua tamu terhormat saya ini, selain minuman seadanya plus cemilan ala kadarnya. Tak lupa, saya meminta Pak Jupri untuk menceritakan pengalamannya selama berada di negeri Kincir Angin. Mbak Hibah malah lebih banyak terdiam, hehehe ….
“Hibah kok tiba-tiba jadi pendiam?” tanya Pak Jupri. “Tidak sama dengan postingan-postingannya di blog yang renyah, hiks!” lanjutnya.
“Jangan heran, Pak. Dia kan lagi merenung hehehe …!” sahut saya menggoda. Mbak Hibah hanya tersenyum malu-malu.
Obrolan pun terus mengalir tentang dunia blog, penulisan cerpen, atau masalah-masalah kehidupan yang lain hingga tanpa terasa azan Zuhur pun menggema. Lantaran mesti pulang ke Bandung secepatnya, usai santap siang seadanya dan shalat Zuhur, Pak Jupri dan Mbak Hibah mohon pamit. Saya dan istri mengantarkan beliau berdua ke jalan raya jurusan Semarang.
Terima kasih Pak Jupri dan Mbak Hibah yang telah berkenan untuk bersilaturahmi. Bertemu dengan istri dan ketiga anak saya. Semoga pertemuan ini masih bisa terus berlanjut pada pertemuan-pertemuan silaturahmi selanjutnya. Mohon maaf jika kami sekeluarga hanya bisa memberikan sambutan seadanya. Sungguh, jalinan silaturahmi lewat blog itu ternyata tak hanya sekadar slogan! ***