SSudah jadi “ritual”, 17 Agustus-an tanpa karnaval, agaknya seperti ijab kabul tanpa dilanjutkan makan-makan. Entah sejak kapan bangsa kita memulainya. Yang jelas, karnaval seperti telah menjelma jadi sebuah “pesta”. Rakyat jadi gegap-gempita menyambutnya.
Begitulah yang terjadi di Kendal, 18 Agustus 2008 kemarin. Matahari yang memanggang bumi, agaknya tak menyurutkan semangat para peserta maupun penonton untuk menuntaskan kemeriahan “pesta” itu. Jalur Pantura yang memang sudah biasa padat-merayap jadi makin macet total sejak pukul 13.00 s.d. pukul 18.00 WIB. Hampir tak ada sejengkal pun badan jalan yang tersisa untuk bisa membuat kaki melangkah dengan leluasa. Sungguh merepotkan bagi pengguna jalan yang kebetulan harus bisa secepatnya sampai ke tujuan.
Banyak instansi, lembaga, atau organisasi yang terlibat. Bahkan, ada beberapa partai politik yang memobilisasi massa untuk ikut-ikutan masuk dalam rombongan karnaval. Tokoh-tokoh politik lokal agaknya tak mau melewatkan “pesta” itu untuk menyalurkan naluri politiknya. Kampanye “terselubung” pun sudah jelas tercium. Yel-yel partai menyeruak di sela-sela rombongan yang padat. Bergemuruh.
Karnaval bisa jadi sebagai media yang tepat untuk menyajikan informasi dan hiburan kepada rakyat. Melalui karnaval, info-info penting yang selama ini nyaris tak sampai ke telinga rakyat bisa terjembatani. Sayangnya, masih banyak kelompok peserta dari instansi tertentu yang tidak menggunakan bahasa “rakyat” yang lugas dan gampang dipahami. Bahasanya cenderung kaku dan lebih menonjolkan sikap narsisnya. Info-info penting pun jadi kabur.
Yang patut disayangkan, karnaval lebih banyak menonjolkan keglamoran. Untuk menyambut “pesta” itu, tak jarang menyedot biaya tinggi. Memang menarik dan memikat. Namun, esensi karnaval yang idealnya mesti lebih difokuskan untuk penyampaian informasi dan hiburan, jadi kabur. Karnaval tak lebih sebatas “ajang” persaingan antarinstansi untuk unjuk gengsi di mata rakyat. Mereka terkesan habis-habisan untuk memamerkan keunggulan dan kelebihannya. Untuk tampil jalan kaki satu jam dengan jarak sekitar 2 kilometer, mereka mesti mempersiapkannya dalam waktu lebih dari sepekan. Jam kerja sering tersedot untuk menggarap segala macam propertinya.
Mungkin akan lebih mengena jika pesan-pesan yang hendak disampaikan kepada publik dikemas melalui bahasa yang lugas dan merakyat lewat atraksi dan properti yang murah-meriah. Hal ini sekaligus juga untuk memberikan teladan kepada rakyat tentang pola hidup sederhana.
Lantas, apa yang tersisa dari “pesta” itu? Haks, yang jelas penonton merasa terhibur. Persoalan dapat info penting atau tidak, agaknya bukan hal yang terlalu penting untuk dipersoalkan. Pesan-pesan nasionalisme dan semangat kepahlawanan pun agaknya sudah mulai tersulap dengan pesan-pesan kekinian yang lebih profan dan lebih memburu nilai hiburannya semata. Meski demikian, ada juga peserta karnaval yang kreatif mengemasnya lewat tampilan properti yang sederhana, tetapi menarik. Pesan-pesan yang disampaikan pun mengena lewat kemasan bahasa yang merakyat; lugas dan gampang dipahami. Nah, bagaimana dengan karnaval di tempat Sampeyan? ***
Lumayan kalau ada sisanya. Saya malah tidak merasakan sisanya sama sekali, karena jangankan ikut, nonton saja tidak.
[kebetulan ada obyekan di luar kota…] 😀
marsudiyantos last blog post..Nggegirisi
yang penting have fun,…
rakyat jaman sekarang!
masyarakat Indonesia jenuh butuh hiburan Pak Sawali…. :DD
Jenuh dengan “hiburan” kampanye pilkada… 😮
heHEhe,,
galihyonks last blog post..Laporan Blog Goes to School versi Saiya
Sampah tertinggal nggak pak?
danas last blog post..17 Agustus 2008
Sejak tahun 70, saat meninggalkan kampung halaman, saya tak pernah lagi menonton karnaval secara langsung. Dulu senang sekali, dan setia menunggu dipinggir jalan yang akan dilalui, ber-jam jam sebelumnya.
Saat tinggal di rumah dinas, seluruh penghuni udah lelah sehabis upacara…jadi acara perayaan dilakukan seminggu sesudahnya. Sekarang, setelah tinggal di kompleks yang penduduknya beragam, malah para ibu dan bapak yang sudah sepuh semangat melakukan acara ….tapi sisi baiknya yang saya lihat, ini adalah kesempatan saling mengenal sesama warga, yang hari-hari biasa sibuk masing-masing bahkan terlihat sangat individual, karena pintu pagar selalu tertutup rapat dan terkunci.
edratnas last blog post..Farewell party
Sejak hijrah ke Bandung, saya belum bisa lagi merasakan kemeriahan karnaval sebagai hiburan, ga taulah pak, apa jiwa nasionalisme saya menurun ? getaran jiwa yang selalu hadir tiap menyaksikan detik-detik proklamasi kini ga ada lagi. Terlalu berat saya nyaksiin kehidupan rakyat yang makin terpuruk.
ubadbmarkos last blog post..KESOPANAN
Meriah sekali ya pak.
Mestinya pak sawali bikin selebaran n disebarkan kepada para peserta n penonton karnaval itu, yang isi selebarannya adalah di ranah blog juga banyak pawai pitulasan yang lebih bermakna 😀
Saya rindu suasana seperti itu, Pak Sawali.
Entahlah, sudah beberapa tahun saya cukup mencuekkan diri untuk melihat tradisi karnaval seperti in. Teringat betul, terakhir kali sebelum sekarang melihat karnaval secara live adalah di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, itupun karena kebetulan sedang ada pekerjaan di sana.
Padahal ya padahal, kalau mengingat dulu, sewaktu duduk di bangku SD hingga SMP hampir tiap tahun saya pasti ikut karnaval mengenakan pakaian adat bersama teman-teman pilihan satu sekolah.
Tapi saya cukup terhibur dan terkenang masa-masa itu setelah membaca tulisan Anda.
Donny Verdians last blog post..Terlalu Merdekakah Kita ?
setidaknya mengikuti pesta karnaval ini mereka sadar bahwa bangsa ini telah merdeka, dan merasakan indahnya kmerdekaan, dan ikut berperan serta dalam kegiatan menyambut hari kemerdekaan ini.
Saya lebih respek kepada mereka punya nasionalisme lebih ketimbang orang-orang yang tidak melakukan aktivitas2 apapun dalam memaknai hari kemerdekaan Indonesia ini.
mari kita berdoa semoga masih bisa merayakan kemerdekaan tahun depan.
dan mari menikmati parade + karnaval kebusukan di senayan 😀 mari … :((
Rasanya rindu sekali dengan atmosifr seperti itu, Pak Sawali. Di Bandung kemarin (kudengar) sempat ada. Tapi apa asyiknya menonton hal seperti itu di keramaian kota. Bising dan gaduh. Aku tak bisa. Tak indah sama sekali. Aku bahkan sangat-sangat bisa membayangkan asyiknya menonton acara semacam itu di kota seperti Kendal. Aku tahu betul bagaimana rasanya.
Ah, lama-lama Bandung tak lagi nyaman untuk dijadikan tempat menghabiskan sisa hidup (lho, kok jadi curhat? Hehe!).
Kapan-kapan aku ke Kendal, Pak Sawali. Temani aku nonton karnaval.
Dik kampung saya Selesai Karnaval Pak RT dan Pak RW hitung hitungan ongkos yaachhh ujung ujungnya Kas RT dan RW Jebol Juga….
Tombok…tapi gak apa apa khan cuma setahun sekali
Salam Merdeka
Wah, kalau begitu repot ya, Pak. Mestinya kita harus berhemat, tapi ternyata uang hanya dihambur-hamburkan untuk acara ini.
Kalau saya sebenarnya malah lebih suka yang tirakatan di malam 17nya. Biayanya nggak terlalu tinggi karena hanya disuguhi tumpeng saja dan dibagikan kepada penduduk, sehingga acaranya lebih merasuk di hati.
Edi Psws last blog post..Band Guru dan Karyawan Tampil dalam Puncak Acara HUT Kemerdekaan RI ke-63
karnaval adalah rangkaian perayaan kemerdekaan , semangat itulah yang bisa membuat kita teringat dengan perjuangan pendahulu kita
Achmad Sholehs last blog post..Pendidikan Gratis, Politis apa Realistis
Karnaval emang selalu meriah Pak. Ada nyang niatnya benar2 mensyukuri kemerdekaan, tapi ada nyang hanya sekedar pengin “menonjolkan diri” ajahh. But… it doesn’t matter-lah ….. karna emang “Hidup (itu) adalah Karnaval”. 😀
serdadu95s last blog post..Menyanyilah Yang Bagus
jadi ingat pengalaman waktu kecil, setiap 17an ikutan karnaval. yg paling seru adalah ikutan sepeda hias; menguji kreatifitas… 🙂
semoga kita segera dapat MERDEKA, dari kebodohan, kemiskinan dan kenistaan…
vizons last blog post..Doa Untuk Negeri
yang tersisa setelah karnaval? kaya’e sampah dech pak
kunjungi blogger warok y a pak di http://www.kotareyog.com
suwun
dafhys last blog post..Blog goes to Mountain
wayah, dasar orang haus kekuasaan
sempat2nya kampanye..
ck ck ck..
mudah sekali berjanji, tapi ga ditepati
t i n is last blog post..Dirgahayu Indonesiaku
Selamat hari kemerdekaan Pak Sawali….
Fikars last blog post..Going to Gulf, without Arabic ?
Iya, pak! Ngenes saya hari ini.. melihat pemandangan pesta serupa kayak di tempat njenengan. malah lebih parah mungkin.. Selebihnya ndak bisa koment 8)
Betul pak Sawali, sekarang cenderung keglamoran yang ditonjolkan, malah dijadikan ajang komersialisasi dan kampanye terselubung. Sebenarnya pesta-pesta tidak masalah jika memang mampu, lawong makan senin kemis, tapi gaya hidup glamor.
laporans last blog post..Kambing PKI
Kemarin siang saya, secara tak sengaja menyaksikan orang-orang yang sedang bersiap-siap melibatkan diri dalam sebuah karnaval. Saya excited. Berharap bisa melihat pakaian-pakaian adat yang lucu-lucu seperti biasanya… Tapi yang terjadi adalah saya shock… melihat peserta karnaval yang berpakaian seperti penyanyi dangdut yang kurang laris…. Seronok habis. Masya Allah…. Beginikah gambaran masyarakat Indo sekarang?
‘Nins last blog post..SEJUTA MERAH PUTIH UNTUK INDONESIAKU
Ada yang bilang kemerdekaan itu adanya di hati sehingga dia tidak perlu datang ke istana negara untuk merayakannya. Ada pula bahwa yang paling penting dari kemerdekaan itu adalah esensinya atau hakikatnya. Akan tetapi, menurut saya, menampakkan apa yang di dalam hati dengan hadir ke istana negara jelas perlu agar rakyat tahu apakah di hatinya benar-benar ada kemerdekaan. Begitu pula karnaval, hal tersebut dapat dikatakan sebagai perwujudan lahiriah dari hakikat yang dikadung di dalam jiwa.
Di kompleks saya sendiri tidak ada karnaval, Pak. Kami merayakannya dengan perlombaan-perlombaan untuk anak-anak dan warga lainnya.
Moh Arif Widartos last blog post..Prabowo Subianto: Kader Partai Gerindra Dilarang Korupsi
Pingback: Karnaval yang Membuat Dada Sesak « Bahtera Cinta
Hee, bisa bayangkan apa jadinya 17an sekitar 3 tahun lagi? dekat2 dengan lebaran :))
Donny Rezas last blog post..Terapi Energi
Yup, pesta rakyat. Dalam kegetiran kehidupan nasional, rakyat masih menampakkan kecintaannya. Selamat buat masyarakat Kendal. Merdeka … merdekakan pikiran dan perbuatan. Salam hangat dari Kalimantan.
Ersis Warmansyah Abbass last blog post..Zakat Buku
Yang tersisa,,,seneng, capek..yang pasti jalanan utama kotor pak.
coz..p.sawali abis nonton ya..kok fotonya pas banget gitu lho….bagus banget pas..pinter ngambilnya apalagi ada anak yg di panggul 😀
Diahs last blog post..Cuil
tahun ini saya tidak merayakan itu semua di kampung dikarenakan subuk skripsi jadi ya ndak tau karnafal di kampung daerah saya
Ronggos last blog post..Jasa edit Gambar&Logo
Iya ya Pak, tidak sedikit juga para orang tua yang menjadi sibuk karena mencarikan baju buat karnaval putra/putrinya. Ya sibuk, mungkin juga mengeluarkan uang yang sebenarnya akan digunakan untuk keperluan lain 🙁
Jadi ingat kakak saya di Majalaya, mengeluh karena anaknya terpilih menjadi wakil sekolah dalam acara 17-an sebagai penari. Anaknya masih SD. Hanya seluruh beban sewa pakaian dst diserahkan ke orang tuanya 🙁 Padahal yang sangat berkepentingan untuk menampilkan anak tersebutdan membawa nama sekolah ya sekolahnya sendiri. Karena kakak saya tidak suka dengan cara tersebut, maka kakak saya memutuskan untuk tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk menyewa baju, jadi ceritanya kakak saya ingin menantang balik “siapa yang butuh?”
Sayang, niat kakak akhirnya luntur karena sekarang giliran anaknya yang merengek ingin ikut :DD
Riyogartas last blog post..Kejutan di Angka 8
Wah..ada karnaval ya? biasanya didaerah Lampung, karnaval diadakan setelah pameran pembangunan selesai. Dipameran pembangunan ternyata isinya cuma kampanye terselubung juga ternyata, Tapi setidaknya rakyat terhibur sedikit lah…
Iis sugiantis last blog post..Siapa yang harus disalahkan?
Dulu waktu masih smp-sma, saya dan teman suka menghias pos kamling dengan bilah-bilah bambu dicat merah putih, trus diberi bendera kertas. Bikin lomba makan krupuk dan sejenisnya untuk anak-anak yang lebih kecil. Dananya dari warga yang dikumpulkan secara sukarela. Acara sederhana, murah, meriah, menantang kreativitas kami, panitia. Sekarang, di kampung saya justru sepi, sudah tak ada lagi acara sederhana itu. Tak ada kegiatan apa-apa. Kok semua cuek ya? Malah ada yang gak masang bendera 😥
suhadinets last blog post..LELAKI TUA ITU SUDAH PIKUN
Sepanjang Agustusan kemaren, saya sama sekali nggak liat karnaval. Pagi-pagi bareng anak dan bini datang ke alun-alun buat ‘nonton’ upacara bendera, di bawah pohon PNS malah asyik ngobrol dan maen hape. Setelah makan ketupat, langsung pulang ke rumah liat upacara di tivi. sepanjang hari maen robot-robotan sama anak…
Ternyata kemerdekaan aku rasakan dalam rumah. Selama ini saya jarang menikmati liburan seharian penuh bareng anak. Pas agustusan saya merasakan itu… hidup benar-benar terasa merdeka!!!
Qizinks last blog post..Cerita Sastra
Karnaval di Kendal rame sangat, Pak 🙄
dan benar, acara seperti ini menyedot dana yang tidak sedikit.. tapi ya namanya juga pesta rakyat, setahun sekali gpp, biar ulang tahun kemerdekaan kita jadi berkesan.. 😀
di tempat saya taun ini tidak ada karnaval 🙁 mungkin karena mau Pilwako tanggal 20.08.2008 ini Pak, hehe..
Merdeka!
warg.. saya cuma ikutan lomba di RW tempat kakak saya tinggal mas sawali…. 😉
okta sihotangs last blog post..Gado – gado….cup – cup ajinoTOyo
Meski hanya nampak sekdar tinggal acara ritual, moga masih tetep bisa menanamkan rasa patriotisme dan cinta tanah air lah pak!
Sekarang memang masa serba sulit, mongso goro-goro jare….
omtran-ontraning jaman….
saya sepakat mas sekarng hiburan rakyat hanya mencermikan sifat komersilnya suatu kegiatan bukan lagi memberikan informasi mas. dan ini sudah mendarah daging sejak dulu
Lama sekali saya ndak nonton karnaval… oh negeriku mari amri bangkit…..
Tulisan sampean selalu menggemaskan saya pak sawali, banyak pesan yang mendidik tertata rapi disetiap kata, seumpama semua orang bisa seperti sampean maka indahnya dunia ini.
Kadang memang setiap keramaian bertujuan menghibur, kadang ada pesan yang ingin disampaikan, tapi itulah pak guru, bagian dari cara mengungkap kesedian menjadi suka cita meskipun besok harus mulai bersusah payah memikirkan sulitnya hidup dan keresnya persaingan.
Salam
Internet Marketings last blog post..Bapak sibuk cari duit, anak perlu perhatian
Yang lebih ngenes pak, kita seharusnya himat BBM, cadangan BBM makin menipis, tapi, pada pesta karnaval, berapa liter bensin dan solar yang harus digelontorkan ke jalan raya yang padat dan macet? Andaikan bensin yang dipakai untuk karnaval kita isikan pada sepeda motor butut kita, bisa untuk perjalanan dari rumah ke sekolah berminggu-minggu bukan?
Meriah kok cuma pestanya ya pak, lha mbok karyanya, pengabdiannya yang dibuat meriah, pasti kita bisa jadi negara super power seperti Majapahit dulu.
hiek…di RW fi malah ga ada peringatan & lomba2 kayak taun lalu *padahal pilkada kota tinggal menghitung bulan, he..*
sebenernya ada kekhawatiran juga pak, kalau tradisi perayaan ga dilestariin tar semangat nasionalismenya malah semakin kendor, ya apa cukup hanya liat upacara di istana merdeka via tv bisa kembali menggetarkan semangat patriotisme? paling tidak acara perayaan2 semacam ini berdampak cukup besar pada penanaman semangat kebangsaan dan kebanggaan buat anak-anak yang masih kecil, walaupun harus tetap dibatesin dengan cara-cara yang wajar, menyenangkan dan efektif dalam menyelipkan pesan moral kepatriotan, humph…
Fifis last blog post..Peringatan 17 Agustus
Kan standar operasional di negara kita memang seperti itu pak. Asal ada crowd, pasti datang orang-orang yg spt itu. Tidak beda jauh dengan burung pemakan bangkai yg terbang berputar-putar kalau ada binatang yg hampir mati…..
Edison on JanganSerakah.com
edisons last blog post..ORI seri 005: Edison Pergi Ke Pasar!!!
setiap kota kayaknya ngadain karnaval 17 an apalagi anak TK sepertinya dah wajib tapi yah itu banyak yg ga tau kalo ga tinggal di pusat kota heueheu
L 34 Hs last blog post..Terserang males
pesannya skrg cuman saran untuk lebih konsumtif….
banyak diskon di mana-mana 🙂
saya setuju dengan serdadu95, Hidup itu adalah karnaval !
Darkum Sudiros last blog post..Songsterr, Situs Tablatur Gitar Berbasis Flash
namanya saja hiburan…..ya hura2….
klo ndak suka….ya ga usah nonton…
*saya ga suka nonton karnaval*
escorets last blog post..Fatwa rokok haram adalah Bodoh…!!!
karnaval cm bikin jln dimana2 dan disegala penjuru macet ! alhasil, urusan penting sy jd terkendala.. :DD gak paten tuh panitianya..menurut sy gak usah deh da karnaval2 segala, ngadain lomba2 di lapangan tuh jauh lebih bagus, nggak bikin macet, nggak nyusahin sy
fien prasetyos last blog post..heboh karena secuil blog amatiran
Jadi teringat waktu kecil dulu yah … sering ikut pawai gini. Eh itu kartinian atau hari merdeka yah?
Halah … lupa bang, nanti saya ingat ingat lagi deh.
Rindus last blog post..Pada MU …
Ingat masa sekolah, tahun enampuluhan. Karnaval ….hmmm…membanggakan, cuma setelah kusadari (saat ini), setelah kebanggaan itu lewat sekejap, lalu datang semangat, semangat yang tak ternilai harganya, semoga semangat itu tetap ada di dalam diri rakyat negeri tercinta.
Singals last blog post..Merdeka!
dulu pas jaman masih pake seragam merah putih n dikepang dua, saya paling semangat jadi partisipan kelompok bhineka tunggal ika , biar bisa dandan pake baju adat propinsi hehehe.. pak sawali, blh tuker link kah?? 🙄
slm knl pak 😀
perempuans last blog post..jenk dhetea dan surakarta Bagian I
wah, di kendal seru banget ya pak… di mojosari gak ada karnaval pak, tapi akan ada Gerak Jalan hari minggu nanti… pesertanya insyaAllah semua sekolah di kecamatan mojosari plus pejabat2 dinas yang berkantor di mojosari…
masih beruntung berarti Akang masih ngerasain ‘raramean’ kemerdekaan…
di lingkungan saya sudah jarang orang yg mau susah payah ngerencanain acara seperti ini…
anak2 aja lebih milih maen PS 👿
(termasuk saya ga ya?! )
Rully Patrias last blog post..GOLPUT sama dengan PENGECUT
Cuma mampir aja, gak niat comment 🙂 kangen aja …
Salam
Duh Pakdhe waktu kecil masih SD gituh lah saya ikut karnaval di kampung dan disuruh jadi kupu2, klo diinget2 itu mungkin karnaval terakhir saya, lainnya paling ikut upacara agustusan waktu SMU semenjak kuli trus tamat sampe sekarang ga pernah nimbrung lageeh, tapi tak berarti luntur dong kecintaan kepada tanah air ini :oke
Shrusny jdwl karnavalnya ditetapkn scra nasi0nal, k0mpak gtu. Biar gk usah ad kndraan . Trus yg pnting tdk trlalu “WAH”. ehm k0nsep krnval yg bgmankh yg bgus?Prlu dpikirkan. Sbgian sdh djbarkn pak sawali. So tinggl plaksnaannya aja.
Karnaval tahunan itu menurut saya cukup bermanfaat juga ko’ Pak…
Yaah, klo belum merdeka kan hampir bisa dipastikan tidak akan pernah ada acara seperti ini.
Jadi inget masa muda..hehehe..
Wah…. tempat saya nggak ada karnaval2an tuh…. yang ada malah acara di kantor… tapi bukan karnaval hanya pameran kerajinan tangan dan juga beberapa permainan. Yang tradisi adalah yang jadi favorit ibu2 yaitu lomba panjat pinang untuk bapak2 dengan menggunakan sarung. Kalau itu sarung udah piknik ke tempat lain… wah… ibu2nya pasti pada sorak deh… huehehehe…..
Yari NKs last blog post..Terlalu Bergantung Pada Kekayaan Alam?
“kemasan bahasa yang merakyat;”..sy suka kalimat ini. mungkin agak oot, tapi sy punya pengalaman sendiri untuk bisa menulis blog yg seperti ini….sy ingin sekali bisa menulis dimana sy mampu membungkus term term it dan blogging dan kemudian disajikan dgn kata dan ilustrasi yg bisa dengan mudah dimengerti.
Terkadang sehabis karnaval banyak sampah dimana-mana dan itu membuat pemandangan jadi gk enak di liat