Kehidupan “Wong Cilik” dalam Teks Cerpen

Cerpen, bagi saya, adalah upaya penulis untuk mengabadikan berbagai peristiwa kemanusiaan, untuk selanjutnya diwartakan kepada publik dengan menggunakan media bahasa. Dalam konteks demikian, terasa naif apabila cerpen hanya memuja keindahan.…

Sang Bunga Layu Sebelum Mekar

(Ini hanya sekadar "ngrumpi" dan fiktif belaka. Kalau ada kesamaan nama, itu hanya kebetulan semata). Dada Pak Warsam serasa terbakar. Panas, nyeri, dan perih. Pandangan matanya berkunang-kunang. Napasnya sesak dan…

Jika Dunia Pendidikan “Memberhalakan” Pasar

Dalam sebuah kesempatan, Garin Nugroho, pernah bilang bahwa dunia pendidikan kita tidak lagi mencerahkan dan telah kehilangan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Nilai-nilai rasionalitas dan etos kerja keras, misalnya, telah disulap menjadi…

“Perang Sastra” Terus Berlanjut?

Belum mereda imbas "perang sastra" antara Taufiq Ismail dan Hudan Hidayat tentang "Gerakan Syahwat Merdeka", kini dunia sastra Indonesia mutakhir kembali menabuh genderang perang antara kubu Boemipoetra dan Teater Utan…

Hilangnya “Aura” Kesenian Kota Semarang

Oleh: Sawali TuhusetyaPPada era ’80-an, Semarang masih memiliki iklim dan “aura” kesenian yang mampu menghidupkan para penggiat seni untuk berkiprah. GOR Simpang Lima saat itu tidak melulu hanya digunakan sebagai…

Menjadi Shi Fu

Ketika iseng membaca sebuah artikel, tiba-tiba saya tertarik pada pepatah klasik Cina: "Yi ri wei shi, zhong sheng wei fu" (sehari menjadi guru, seumur hidup menjadi orang tua). *Maaf kalau…

Dilema Peran Kaum Perempuan Pasca-Jawa

Entah, tiba-tiba saja saya tertarik berbicara mengenai dunia kaum perempuan, khususnya perempuan Jawa. Bukan sok sentimentil. Jujur saja, perempuan itu sosok universal yang selalu menarik diperbincangkan kapan dan di mana…