Pertemuan Tak Terduga dengan Sahabat-Sahabat TPC
Budaya Award di Kompleks Blogosphere
Gelar Budaya Teater Semut 2008
Catatan terhadap Cerpen-Cerpen Sawali Tuhusetya *)
Oleh: Kurnia Effendi
Membaca cerpen-cerpen Sawali, saya teringat syarat yang pernah saya terapkan untuk diri sendiri, agar saya “yang lain”, sebagai “pembaca” sebelum pembaca lain, lebih dulu menikmati cerpen itu. Lalu teringat juga pendapat seorang cerpenis jauh sebelum saya, bahwa cerita pendek adalah kisah yang habis dibaca dalam sekali duduk. Namun sebaliknya saya juga mendapatkan pengalaman luar biasa dengan membaca cerpen-cerpen panjang (yang seolah melawan kaidah istilahnya sendiri) karya Budi Darma.
Empat syarat (bisa kurang dan lebih) yang kemudian saya pegang itu adalah sebagai berikut:
- Kemampuan berbahasa: syarat utama penulis, agar cukup komunikatif, syukur-syukur mengandung estetika
- Logika fiksi: sekalipun fantastik ada “hukum” yang menjaga “kebenaran” kisah
- Gaya (meliputi teknik penceritaan, struktur, plot, majas, sudut pandang, karakter atau penokohan, dialog, deskripsi, konflik, dll) bagaimana mengolah gagasan
- Orisinalitas: dewasa ini sangat sulit mencapainya, karena setiap pengarang terdahulu akan memberikan pengaruh kepada kita.
Diskusi Sastra dan Pembacaan Puisi Karya Dharmadi
Surat Terbuka buat Triyanto Triwikromo
“Perceraian” antara Budaya dan Pendidikan: Tanya Kenapa?
Hilangnya “Aura” Kesenian Kota Semarang
Blog Guru
Ini postingan pertama pasca-2007. Tiba-tiba saja saya terusik untuk mengangkat blog guru sebagai topik. Maklum, memasuki liburan semester I ini banyak waktu luang yang bisa saya gunakan untuk memuaskan syahwat hasrat bercinta berselancar dengan kekasih blog saya di dunia maya. *halah* “Kayak ndak ada kerjaan ajah!”, ujar Mas Mbelgedez, hehehehe 😆
Ya, ya, ya, setelah hampir 6 bulan lamanya bersikutat dengan rutinitas di sekolah, para guru diberi kesempatan untuk libur. Mungkin setiap daerah beda-beda, yak. Sudah otonomi kok. Jadi, terserah kebijakan Pemda/Pemkot masing-masing. Untuk daerah saya (Kendal), sekitar 2 minggu, para guru bisa menghirup udara bebas di luar tembok sekolah. *halah* 14 Januari nanti baru kembali mencium aroma silabus, RPP, agenda mengajar, buku teks, daftar nilai, dan setumpuk tugas sampingan lainnya di sekolah.