Jodhipati FM dan Kesetiaan Menjaga Budaya Jawa

Kategori Budaya Oleh

Bagi masyarakat Jawa Timur yang kebetulan gandrung dengan budaya Jawa, Jodhipati FM bukan lagi nama yang asing. Radio FM yang 100% murni menyajikan siaran budaya Jawa ini berlokasi di Dusun Turi, Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur. Melalui slogan “Kumenyaring Budaya Nagari”, Jodhipati FM berupaya serius untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa dengan segala aspek dan pernak-perniknya. Melalui siaran full 24 jam non-stop, format acara dan bahasa siaran yang digunakan 100% bahasa Jawa.

Berikut adalah beberapa program acara yang dikemas secara rutin oleh Jodhipati FM:

  1. SUNARING ATI (04.00-06.00)Format lelagon nafas Islami kanthi kacampur dakwah agami Islam, ing pangajab saged mimbuhi kandeling Iman.
  2. TEKEN MAYA –Tembang kenangan sinam-bi makarya (06.00 – 08.00): Pasugatan lelagon lami pop Indonesia campuran. Lelagon punika dipun remeni para ibu-ibu ingkang nyambut karya, ugi para karyawan ingkang tata-tata ing kantoripun.
  3. BANGSRIGATI –Tembang Campursari leganing ati (08.00 – 10.00)
  4. SAMPUR –sangu makarya murih rahayu (10.00 – 13.00): Pasugatan gendhing-gendhing tayub ingkang taksih dipun tresnani dening perangan masyarakat jawi, sae para nem-neman sarta priyayi sepuh, ugi kangge jampi sayah para among tani anggenipun nyambut damel ing sabin.
  5. JODHIPATI –Jodhang gendhing pamareming ati (13.00 – 16.00): Format gendhing-gendhing Uyon-uyon, ugi kagiyaraken carios-carios sejarah, carios rakyat, kawruh basa, kasusastran pinangka indhaking kawruh tumrap para miyarsa, tur kenging kangge nglelejar manah.
  6. SANDIWARA-(16.00 – 17.00): Acara punika nggiyaraken seni Tradisional ingkang komunikatif tuladhanipun Kethoprak, Ludruk, Dhagelan. Ing mangke pranyata taksih dipun remeni saperangan kathah para warga masyarakat.
  7. SUNARING ATI-(17.00 – 18.00): Acara punika mboten benten kaliyan Sunaring ati wanci enjing.
  8. SRIKATON-Campur sari Klasik lan Maton (18.00 – 20.00): Acara lelagon Campursari ingkang alus-alus, ugi kangge ajanging nyupeketaken pasedherekan antawising para sutresna Radhio Jodhipati kanthi lantaran tilpun utawi SMS
  9. TARUB –Taman rubrik (20.00 – 21.00): Acara punika ngewrat byawara ingkang asipat sesuluh mliginipun babagan budaya, tuladhanipun budaya tetanen, budaya ing papan wisata lsp.
  10. GISIK WANGI– Gendhing Klasik Wanci Wengi (21.00 – 24.00): Pasugayan Gendhing-gegendhengan, sendhon sesindhenan, kangge nglelejar panggalih, kathah dipun remeni para sepuh.

JodhipatiSungguh menarik! Di tengah ketatnya persaingan media siaran yang cenderung menghamba pada kepentingan kapitalis dengan format-format siaran yang cenderung abai terhadap kultur lokal –lantaran dianggap tidak menghasilkan keuntungan secara finansial—Jodhipati FM tetap eksis pada “khittah”-nya sebagai radio budaya Jawa. Yang tak kalah menarik, tidak jarang Jodhipati FM merangkul para pelaku budaya untuk mengisi siaran-siarannya secara langsung. Dalang-dalang lokal yang “nyaris” tak tersentuh publik, mungkin lantaran kurangnya tanggapan, secara pelan tetapi pasti mampu “bersaing” dan eksis berkat “intervensi” Jodhipati FM.

Di tengah situasi peradaban global yang cenderung abai terhadap nilai-nilai kearifan lokal, kehadiran Jodhipati FM sungguh layak diapresiasi. Kehadirannya tidak sekadar papan nama, tetapi benar-benar berbasiskan kesadaran kultural yang dengan amat serius mengangkat nilai-nilai kultur Jawa ke tengah-tengah lalu lintas peradaban global.

Kini, kehadiran Jodhipati FM dengan alamat website jodhipatifm.co.id tak hanya bisa dinikmati masyarakat Jawa Timur dengan radius 200 KM meliputi 9 kabupaten, seperti Kab. Nganjuk, Kab. Kediri, Kota Kediri, Kab. Jombang, Kab. Mojokerto, Kab. Lamongan, Kab. Bojonegoro, Kab. Ngawi, dan Kab. Madiun. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital, siaran Jodhipati FM bisa dinikmati oleh para pandhemen budaya Jawa di berbagai belahan dunia melalui radio streaming. Saya yang tinggal di Jawa Tengah, termasuk beruntung, karena hampir setiap hari bisa menikmati siaran Jodhipati FM melalui radio streaming. Ketika saya memosting tulisan ini, Jodhipati FM tengah menyiarkan wayang kulit semalam suntuk dengan mengangkat lakon “Semar Mbangun Kayangan” yang digelar oleh seorang dalang lokal.

Dalam konteks demikian, sungguh “keblinger” ketika ada seorang wakil rakyat yang mengusulkan agar bahasa Jawa dihilangkan dalam kurikulum pendidikan kita. Di tengah era peradaban global seperti sekarang justru harus lebih banyak jalur dan media yang perlu dimanfaatkan untuk melestarikan sekaligus mengembangkan bahasa daerah, termasuk bahasa Jawa. Negeri ini sangat membutuhkan generasi masa depan yang maju, modern, dan mengglobal, tanpa harus kehilangan jati diri keindonesiaannya. Mereka diharapkan tetap memiliki kesadaran kultural untuk tetap menjadi “pemangku” kultur daerah di tengah-tengah pergaulan dunia.

Jodhipati FM termasuk salah satu radio yang telah memiliki kesadaran kultural untuk tetap setia menjadi penjaga budaya Jawa sebagai basis siarannya. Kehadiran Jodhipati FM bisa menumbuhkan “eksotisme budaya” dan sekaligus mengobati kerinduan para penikmatnya terhadap siaran-siaran bermutu yang sarat dengan nilai kearifan lokal di tengah lalu lintas informasi global. Semoga Jodhipati FM tetap eksis menjalankan misi kulturalnya di tengah godaan budaya global yang kian deras menggerus nilai-nilai kearifan lokal. ***

Penggemar wayang kulit, gendhing dan langgam klasik, serta penikmat sastra. Dalam dunia fiksi lebih dikenal dengan nama Sawali Tuhusetya. Buku kumpulan cerpennya Perempuan Bergaun Putih diterbitkan oleh Bukupop dan Maharini Press (2008) dan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Jumat, 16 Mei 2008 bersama kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia).

5 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tulisan terbaru tentang Budaya

Pilpres, Mudik, dan Lebaran

Oleh: Sawali Tuhusetya Suasana Ramadhan tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Go to Top