In Memoriam: agupenajateng.net

Kategori Pendidikan Oleh

Pernah berkunjung ke laman agupenajateng.net? Kalau Sampeyan menjadi pengunjung setia, atau setidaknya pernah menyambanginya, kini harus menelan kekecewaan. Website yang dibuat dan dikelola oleh pengurus Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Jawa Tengah yang online sejak Februari 2009 itu, kini sudah “almarhum”. Sebagai salah satu admin agupenajateng.net, jelas saya sangat menyayangkan peristiwa memilukan ini. Usianya memang baru lima tahun, tetapi jejaknya masih sangat terasa. Setidaknya, kehadiran web ini pernah menjadi wadah kreativitas para guru yang kebetulan memiliki “passion” di ranah kepenulisan.

Melalui web agupenajateng.net, kreativitas guru penulis yang pernah mengalami kesulitan dalam menemukan media yang tepat untuk menampung karya-karya tulisannya, bisa tersalurkan. Dan secara jujur mesti diakui, web ini pernah kebanjiran tulisan berbobot dari para guru penulis, khususnya di wilayah Jawa Tengah. Tahun 2010-2011 adalah masa-masa subur. Hampir setiap hari, rata-rata ada 5 tulisan rekan sejawat yang dikirimkan via email. Bersama Pak Deni Kurniawan Asy’ari (mantan Ketua Agupena Jawa Tengah yang kini menjadi Sekretaris ISPI –Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia), saya menikmati atmosfer semacam itu. Selain mengurangi beban admin dalam meng-update tulisan, setidaknya kami bisa “memotret” kemampuan para guru dalam menulis. Dan ternyata, pernyataan bahwa guru itu “mandul” dalam menulis dengan sendirinya terbantahkan. Banyaknya tulisan rekan sejawat yang terpublikasikan di web agupenajateng.net membuktikan hal itu. Selain berbobot dari aspek content, stilistikanya juga layak diacungi jempol. Ini artinya, kehadiran agupenajateng.net pernah eksis dalam berperan serta memberdayakan guru dalam melakukan aktivitas menulis.

Persoalannya sekarang, mengapa agupenajateng.net mesti “dibunuh” ketika publik, termasuk pemerintah, masih meragukan kemampuan guru dalam menulis? Bukankah agupenajateng.net bisa menjadi media alternatif bagi guru dalam menyalurkan kreativitasnya?

Ya, sekali lagi, sebagai salah satu admin, saya sangat menyayangkan “kematian” web agupenajateng.net. Namun, apa boleh buat! Sebagai salah satu pengurus Agupena Jawa Tengah, saya merasa bahwa kehadiran web itu sudah tidak diperlukan lagi ketika legalitas organisasi kian gencar dipertanyakan. Organisasi profesi yang sejatinya memiliki misi besar untuk “membumikan” aktivitas kepenulisan di kalangan guru, ternyata tidak memiliki akte pendirian. Situasi seperti ini tentu saja ironis. Di tengah menjamurnya organisasi profesi guru yang kian kompetitif, akte pendirian jelas sangat dibutuhkan untuk menopang laju organisasi dalam menjalankan kiprahnya. Bagaimana mungkin misi besar itu bisa berjalan mulus kalau legalitas organisasinya dipertanyakan? Bagaimana mungkin bisa bersinergi, berkolaborasi, bahkan bersaing dengan organisasi profesi guru yang lain kalau keberadaannya tidak diakui secara sah?

Berkaitan dengan “kematian” agupenajateng.net, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan apresiasinya selama ini, sekaligus mohon maaf atas situasi yang tidak kondusif semacam ini. Ucapan terima kasih dan permohonan maaf juga saya sampaikan kepada Mas Dion yang telah memberikan pelayanan hosting secara optimal selama ini. Jujur saja, saya merasa malu lantaran tak sanggup melanjutkan kiprah dan perjuangan Almarhum Achjar Chalil –pendiri dan Ketua Umum Agupena— yang begitu gigih membidani lahirnya Agupena. Meskipun agupenajateng.net telah tiada, saya berharap, “passion” rekan-rekan sejawat dalam melakukan aktivitas menulis tidak pernah kendur. Toh, agupenajateng.net bukan satu-satunya media penyalur kreativitas guru. ***

Penggemar wayang kulit, gendhing dan langgam klasik, serta penikmat sastra. Dalam dunia fiksi lebih dikenal dengan nama Sawali Tuhusetya. Buku kumpulan cerpennya Perempuan Bergaun Putih diterbitkan oleh Bukupop dan Maharini Press (2008) dan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Jumat, 16 Mei 2008 bersama kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia).

49 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tulisan terbaru tentang Pendidikan

Go to Top