Tahun Baru 2014 dan Semangat Perubahan

Kategori Budaya Oleh

Tanpa terasa kita sudah memasuki suasana tahun baru 2014. Tahun yang sangat kita harapkan akan membawa perubahan besar di negeri ini. Maklum, pada tahun ini nanti akan digelar sebuah perhelatan besar lima tahunan, yakni Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Sebagai warga bangsa, tentu kita sangat berharap, proses dan hasil Pemilu 2014 nanti benar-benar membawa perubahan besar menuju masa depan yang jauh lebih baik daripada hari ini.

Yang menjadi kunci perubahan itu sesungguhnya adalah kita; rakyat sebagai pemegang kedaulatan sejati. Kita sebagai rakyat juga mesti hati-hati menentukan calon pemimpin. Mereka yang korup, miskin kepeduliannya terhadap rakyat, dan suka melakukan persekongkolan jahat untuk memanjakan naluri kekuasaan dan kepentingan politik praktisnya layak kita berikan sanksi sosial dengan mengabaikan eksistensi mereka. Tidak usah dipilih kembali apabila mereka tetap bersikukuh mencalonkan diri. Dan tentu saja, pengalaman politik jahat mereka yang suka menghambur-hamburkan uang “haram” akan dijadikan sebagai strategi untuk membeli suara di tengah kemiskinan yang melilit rakyat kecil. Strategi jahat seperti ini yang perlu diwaspadai. Mereka sudah terbiasa melakukan politik dagang sapi dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Kita hanya butuh sedikit sikap cerdas dengan tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengelola negara-bangsa yang saat ini (nyaris) tersungkur di lembah kebangkrutan.

Semoga semangat tahun baru 2014 benar-benar memberikan sinyal “kecerdasan” itu hingga akhirnya kita mampu memilih sosok-sosok pemimpin yang tepat untuk mengurus dan mengelola bangsa yang besar ini. Selamat tahun baru, Saudara-sadaraku, semoga hari esok akan jauh lebih baik daripada hari ini. Salam perubahan! ***

Penggemar wayang kulit, gendhing dan langgam klasik, serta penikmat sastra. Dalam dunia fiksi lebih dikenal dengan nama Sawali Tuhusetya. Buku kumpulan cerpennya Perempuan Bergaun Putih diterbitkan oleh Bukupop dan Maharini Press (2008) dan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Jumat, 16 Mei 2008 bersama kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia).

8 Comments

  1. Strategi jahat sekaligus melecehkan rakyat kecil memang sudah mulai ditampilkan, saya muak melihat tayangan tv yang menunjukkan pemberian kerakyat yang membutuhkan yang diekspos, yang selama ini tidak pernah mereka lakukan! Berlagak dermawan mendekati Pilpres, Hanya untuk mengemis suara rakyat tidak mampu! Kemana ilmu mereka, mana proposal untuk negeri ini, dan apa yang telah diperbuat untuk kemajuan negeri ini! Hati-hati saudaraku cari informasi sebanyak-banyaknya untuk memanfaatkan suara kita nanti!

    • Itu dia, Mas Edi. Perangai aslinya akan tampak setelah mereka berhasil meraih kursi. sebagian besar kandidat memiliki ruang kampanye yang diciptakan sendiri karena punya banyak uang. semoga rakyat makin cerdas dalam memilih calon. selamat tahun baru, semoga Mas Edi dan keluarga senantiasa dikaruniai keselamatan, kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tulisan terbaru tentang Budaya

Pilpres, Mudik, dan Lebaran

Oleh: Sawali Tuhusetya Suasana Ramadhan tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Go to Top