Semangat Menuju Hakikat “Kesucian”

Kategori Opini Oleh

Alhamdulillah, pekerjaan offline yang sempat tersisa, akhirnya terselesaikan juga. Pertama, Kamis, 25 Agustus 2011, saya didaulat untuk mendampingi rekan-rekan sejawat di SMPN 3 Kudus, yang sedang menggelar workshop penyusunan silabus dan RPP bermuatan nilai karakter. Kedua, selama dua hari (26-27 Agustus 2011), kami bertiga – saya, Pak Mafrukhi, dan Pak Wahono– mesti melakukan “karantina” di Candi Baru Hotel, Semarang, untuk menyelesaikan penyuntingan buku. Senin pagi, 29 Agustus 2011, insyaallah, kami sekeluarga siap mudik ke kampung halaman. Tidak terlalu jauh memang. Perjalanan normal bisa ditempuh dalam waktu antara 2-3 jam. Mohon doanya, semoga lancar dan selamat dalam perjalanan hingga menuju ke kampung kelahiran.

Seiring dengan itu, detik-detik menuju Hari Raya Idul Fitri 1432 H, juga sudah mulai terasa denyutnya. Arus mudik terus mengalir. Pasar “tumpah” kian meruah. Mall dan pasar swalayan juga makin menggeliat. Sebaliknya, mushalla dan masjid justru mulai makin sepi jamaah.

IFIdul Fitri memang selalu menyajikan “sensasi” tersendiri. Ia tidak lagi dimaknai sebagai sebuah “ritual” penanda akhir ibadah puasa yang telah dijalankan sebulan suntuk, tetapi juga telah menjadi bagian dari dinamika budaya yang sarat dengan nilai sosial dan kemanusiaan. Pada momen tersebut, kita “berikrar” untuk saling bermaafan terhadap semua kesalahan dan kekhilafan kita selama satu tahun terhadap sesama, dengan harapan semoga dosa dan kesalahan kita bisa saling terampuni hingga kita bisa kembali ke fitrah-Nya seperti bayi yang baru lahir.

Berkaitan dengan hal tersebut, kami sekeluarga mengucapkan:

SELAMAT IDUL FITRI 1432 H
MINAL AIDIN WALFAIZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Semoga di hari yang fitri ini kita bisa terus membangkitkan semangat menuju hakikat “kesucian” sesuai dengan fitrah-Nya, amiin. Wabil khusus, kepada sahabat-sahabat blogger, saya pribadi mohon maaf jika dalam beberapa hari terakhir ini saya belum bisa melakukan aktivitas “blogwalking” secara intens. Semoga kita dipertemukan kembali pada momen-momen yang indah dan bersahabat pasca-Idul Fitri. Salam takzim! ***

Penggemar wayang kulit, gendhing dan langgam klasik, serta penikmat sastra. Dalam dunia fiksi lebih dikenal dengan nama Sawali Tuhusetya. Buku kumpulan cerpennya Perempuan Bergaun Putih diterbitkan oleh Bukupop dan Maharini Press (2008) dan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Jumat, 16 Mei 2008 bersama kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia).

82 Comments

  1. Maaf lahir batin juga Pak, karena seperti yang dituliskan di sini, beberapa waktu lalu saya juga disibukkan dengan aktivitas lain, jadi agak sedikit waktu untuk bisa online, sehingga mengakibatkan berkurangnya frekuensi blogwalking 🙂

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tulisan terbaru tentang Opini

Go to Top