Untuk pertama kalinya, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kab. Kendal mengundang kelompok Musikalisasi Puisi untuk tampil dalam sebuah acara. Kehadiran kelompok yang menamakan dirinya sebagai “Grup Origami” itu membuat agenda bertajuk “Pemberdayaan Guru dan Silaturahmi” yang berlangsung di Ruang Pertemuan Aldilla, Kendal, pada hari Selasa, 19 Oktober 2010 (pukul 08.30 s.d. 12.00 WIB) berlangsung cukup meriah. Tak kurang dari 130-an rekan sejawat Guru Bahasa Indonesia SMP se-Kabupaten Kendal hadir di sana. Aplause dan tepuk tangan pun serempak membahana ketika grup yang dikawal anak-anak muda itu usai tampil membawakan sebuah puisi.
Ya, ya, musikalisasi puisi memang termasuk salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum dalam Standar Isi sesuai dengan Permendiknas No. 22/2006, khususnya di kelas IX. Namun, secara jujur harus diakui, keterbatasan media membuat penyajian muatan materi ini jadi monoton dan membosankan. Bahkan, tak jarang materi itu cenderung tidak disajikan kepada peserta didik. Akibatnya, siswa gagal mendapatkan sajian materi yang rekreatif dan apresiatif. Pembelajaran sastra jadi kaku dan kurang menarik.
Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, MGMP sengaja mengundang Grup Origami untuk menampilkan sejumlah puisi yang telah dikemas dalam bentuk musikalisasi. Setidaknya, penampilan grup ini bisa menjadi inspirasi bagi rekan sejawat dalam upaya menghidupkan pembelajaran musikalisasi puisi di kelas. Puisi yang digarap dalam bentuk musikal dan teatrikal merupakan karya penyair Handry TM, Mukti Sutarman Espe, Hamid Jabbar, atau Arifian Sugito. Dengan garapan yang tertata rancak dan apik, penampilan Origami cukup memukau rekan-rekan sejawat yang hadir.
Pada acara tersebut juga dibacakan cerpen “Warni Ingin Pulang” karya Sawali Tuhusetya yang termuat dalam Kumpulan Cerpen Perempuan Bergaun Putih oleh Arifian Sugito. Cerpen ini mengungkap tentang “pemberontakan” batin seorang guru yang rela tercerabut dari akar keluarganya demi memenuhi tugas dan dunia panggilannya sebagai seorang guru di luar Jawa. Ada muatan kesetaraan gender yang ingin ditonjolkan bahwa sudah bukan saatnya lagi kaum perempuan diposisikan sebagai kanca wingking belaka.
Pada acara tersebut, saya juga sempat menyampaikan informasi kepada rekan-rekan sejawat bahwa Grup Origami siap untuk berkolaborasi dengan pihak sekolah apabila berkeinginan untuk “membumikan” sastra melalui ajang musikalisasi puisi. Semoga saja, kehadiran Grup Origami bisa membuat pembelajaran sastra menjadi lebih menggeliat. ***
Selain apresiasi, perlu juga kreasi pak. Tak hanya musikalisasi, tapi mencipta. Agar terlahir sastrawan besar sepert pak sawali, he-he-he.
memang benar, masmpep, meski bukan hal yang mudah. doh, saya sama sekali belum layak utk disebut sastrawan loh, mas, hiks.
cuma ngomentari tampilan galery fotonya, pak Sawali!
keren abisss… lebih keren dari acaranya, haha…
hehe … sekadar iseng menggunakan script expando, mas.
malam kang
p cabar
kapan kapan blue mau jika diundang tuk mementaskan puisi dari blog blue kang…..beneran
salam hangat dari blue
alhamdulillah, baik dan sehat, mas blue. semoga mas blue juga demikian.
cuma ngomentari tampilan galery fotonya, pak Sawali!
keren abisss… lebih keren dari acaranya, haha…
(doh) jadi malu saya sama mas andy, haks.
jadi pengen membaca cerpen Kang Syawali
keren banget ya Kang
cerpennya dibacakan dalam lomba
inspiratif Kang
salam sukses..
sedj
hehe … hanya kebetulan saja, mas sedjatee. terima kasih apresiasinya.