Beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan kiriman sebuah antologi puisi “Ruang Jingga” dari Pak Riyadi, seorang sahabat dan rekan sejawat dari Purworejo, yang piawai merawi kata-kata seperti menjadi “mantra” yang mampu “menghipnotis” dan mengharu-biru kepekaan nurani. Namun, baru kali ini saya sempat menikmati beberapa puisi yang merupakan “bunga rampai” dari sejumlah penyair yang tergabung dalam sebuah group jejaring sosial Facebook bertajuk “Pencinta Puisi” yang dibidani kelahirannya oleh Rini Intama ini.


Ada 12 penyair yang karya-karyanya terkumpul dalam antologi ini, di antaranya Rini Intama (Jakarta), Ki Gambuh R. Basedo (Rembang), Riyadi (Purworejo), Lendy Soekarno (Blitar), Restu Hariyanto (Medan), Nanang Rusmana (Kuningan), Iin Syah (Padang), Bening Hati (Riau), Anna Althafunnisa (Singapura), Hozaini Geresis (Malang), Afrizal (Mojokerto), dan Banyu Segara Pantura (Cirebon). Dari 12 penyair tersebut, yang kebetulan saya kenal dekat hanya Pak Riyadi, hehe …. yang juga salah seorang pengurus “teras” Agupena Cabang Purworejo. Ada 8 puisi karyanya yang dimuat dalam antologi yang diterbitkan oleh Q Publisher ini, yakni “Senandung Risau” (hal. 18), “Pohon Imaji” (hal. 19), “Jeruji Kematian” (hal. 20), “Serambi Senja” (hal. 21), “Kidung Minggu Pagi” (hal. 22), “Ketika Diri Tak Mampu Memilih” (hal. 23), “Desak Sunyi” (hal. 24), dan “Saksi Alami” (hal. 25).
Agar Sampeyan tak penasaran, silakan nikmati salah satu karya Pak Riyadi berikut ini!
Serambi Senja
serukan beban ke bumi tanam
membujuk mawar malu terkapar
bukan sesat jalan pikiran
semata rindu hati berdebarbetapa sayup-sayup cahaya siang berbondong
pada guratmu cakrawala memudar
tanya mengapa sebagian darimu omong kosong
hanya untuk menyesatkan diri kian lapar terkaparsenja merah bertabur amarah
kelam membumi menebing sunyi
birahi sukma melautkan sajadahranting pemanjat tak bergeming
lembut udara mengintai masa
soneta rasa menahan lengking
***
Lirik yang indah, bukan? Terbitnya “Ruang Jingga” makin membuktikan bahwa jejaring sosial semacam Facebook bisa dijadikan sebagai media untuk memadukan kreativitas banyak orang dari berbagai latar belakang. Sungguh, sebuah upaya kreatif yang layak diapresiasi. Selamat buat Pak Riyadi, dkk., semoga derajat kepenyairannya makin eksis dan terus terpacu untuk melahirkan karya-karya puisi kreatif yang indah dan eksotis.
Yang tidak kalah penting, semoga terbitnya “Ruang Jingga” makin inspiratif dan terus mengilhami para penyair muda yang kini mulai eksis menemukan jati diri kepenyairan lewat blog atau facebook untuk menerbitkan karya-karyanya dalam bentuk buku. Ayo, siapa menyusul? ***
Mohon maaf pak komentarnya diluar topik.. 😀
Untuk menjalin persahabatan diantara kita ini ada award buat Bapak mohon dimabil ya pak..
Selamat menjalankan ibadah shaum semoga kita mendapat pahala dan berkah. Amin.
Salam
Buat Sdr. muns: ndak apa2, pak muns. saya senang banget dapat award dari pak mumum. sebuah kehormatan buat saya. terima kasih awardnya, pak. semoga saya ndak lupa utk buat postingan, hehe …. (worship)
pak, makasi yah atas dukungannya, blog ini keren, bisa bgi-bgi ilmu pak, pingin puny yng domain sendriri nih… (applause) (banana_rock) 🙂
Buat Sdr. dftool: hehe … kalau memang diniatkan, pasti bisa mas kalau ingin punya domian sendiri, hehe … tapi sepanjang yang gratis masih oke dan nyaman juga ndak apa2 kok. (worship) yang penting tetep semangat ngeblognya.
wah benar2 keren semuanya mas :D…Puisinya maupun effek gambarnya di postingan ini. Salut (applause)
Buat Sdr. dJumTKS Weblog: walah, mas djum bisa saja nih. yang lebih keren pastinya puisi karya pak riyadi itu, mas, hehe …. (worship)
🙂 wah saya jadi termotivasi ni Pak untuk semakin serius lagi dalam dunia tulis-menulis, apalagi dalam mempelajari puisi,
saya ingin sekali bisa membuat suatu karya tulis yang bisa melegenda nantinya….
Wah….benar-benar impian yang …hmmmm….
jadikanlah saya muridmu Pak…
O ya Pak, jangan panggil saya mas ya….
soalnya saya masih sekolah, masih belum cocok di panggil mas….
panggil aja saya De, ya Pak….
he..he..he… 😀
Buat Sdr. Bahasa Pena: walah, jangan menganggap jadi murid, mas, hehe … kebiasaan saya biasa menyapa dengan “mas” tanpa memedulikan usia, kok, hehe …. tapi okelah, mas, eh, de, mudah2an saya ndak lupa, hehe …
terima kasih banyak kakak atas informasi kalo ada grup itu di facebook. saya baru tahu nih (gak gaul sih)…
sepertinya saya perlu ikutan cepet nih jadi anggota. sapa tau ratusan puisi yang terpendam di kertas2 lusuuh di kamar bisa diniimati orang banyak
salam akrab dari burung hantu
kunjungan ke sarang ya, kakak… 🙂
Buat Sdr. Denuzz BURUNG HANTU: ayo, dong, segera bergabung, hehe … pasti banyak manfaatnya. (worship)