Aktivitas Ngeblog Selama Ramadhan

Kategori Blog Oleh
Blog

Oleh: Sawali Tuhusetya

Ngeblog –untuk menggantikan kata kompleks “mengeblog” dalam Bahasa Indonesia Baku– merupakan aktivitas seorang bloger dalam ranah hidup keseharian. Aktivitas ini (nyaris) telah menjadi “kebutuhan” seorang blogger, terlepas apa pun motifnya, entah itu bermotif bisnis, curhat, idealisme, atau motif-motif yang lain.

Saya termasuk orang yang beruntung mengenal aktivitas ini sejak tiga tahun yang lalu. Keberuntungan pertama, pikiran terpacu sehingga tidak beku dan terjebak dalam pemikiran klise. Sekadar untuk membuat sebuah postingan saja, otak saya mesti berpikir untuk memilih content yang pas, untuk selanjutnya diramu dan diolah melalui rawian diksi sesuai dengan selera dan gaya personal saya pribadi. Ini artinya, ngeblog telah merangsang kerja otak menjadi lebih dinamis. Sirkulasi syaraf pikiran pun menjadi lebih segar dan fresh, hehe … (thinking)

Keberuntungan kedua, bisa menjalin silaturahmi dengan sesama bloger dalam sebuah ruang publik yang (nyaris) tanpa batas. Melalui blog, saya dipertemukan dengan sahabat-sahabat bloger –meski sebagian besar baru sebatas di dunia maya– dengan berbagai latar belakang, sehingga memungkinkan saya untuk bisa mengenal banyak karakter dan sebisa mungkin membangun semangat berbagi dalam suasana yang “sok” dekat dan “sok” akrab, haks. (lmao)

Keberuntungan ketiga, proses aktualisasi diri bisa menjadi lebih eksis. Saya tak perlu pontang-panting memburu wadah lain dalam berekspresi ketika pikiran-pikiran “naif” yang menggumpal di balik tempurung kepala mesti buru-buru ditumpahkan. Saya tak perlu lagi merengek-rengek kepada redaktur media cetak agar tulisan yang memuat pikiran-pikiran “naif” saya bisa terbaca oleh publik. Jika dikalkulasi lebih lanjut, bisa jadi masih banyak keberuntungan lain yang bisa didapat melalui aktivitas ngeblog yang tak mungkin terbeberkan satu demi satu.

Lantas, bagaimana aktivitas ngeblog selama Ramadhan? (thinking)
Dari sisi kuantitas, ngeblog, bagi saya, tak mengenal momentum, termasuk ketika kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Ngeblog mesti jalan terus, apalagi tak terlalu banyak menguras energi fisik. Ia lebih banyak bersentuhan dengan proses “mendaur-ulang” pemikiran, sehingga tak akan banyak pengaruhnya terhadap rasa haus dan lapar. Bahkan, bisa jadi semangat untuk “meng-update” postingan lebih terpacu lantaran keinginan untuk terus membangun semangat berbagi dan bersilaturahmi.

Meski demikian, dari sisi kualitas, secara jujur saya harus mengakui bahwa memilih bahan tulisan yang tepat disajikan selama Ramadhan memang bukan hal yang mudah. Ini hanya pendapat saya pribadi. Setidaknya, menu tulisan selama Ramadhan juga mesti jauh dari prasangka atau bertaburan kata-kata yang serba seronok, hehe …. 😀 Ini tidak lantas berarti bahwa postingan di luar Ramadhan boleh bebas mengumbar kata-kata vulgar dan boleh berprasangka tanpa bukti.

Dalam soal kualitas ngeblog, Ramadhan agaknya juga perlu dijadikan sebagai momentum untuk menimbang dan merefleksi, hingga akhirnya mampu memutuskan “jalan terus” dengan menyajikan postingan-postingan terbaik menurut “kacamata” dan pandangan personal kita masing-masing. Nah, bagaimana aktivitas ngeblog Sampeyan selama Ramadhan tahun ini? ***

Penggemar wayang kulit, gendhing dan langgam klasik, serta penikmat sastra. Dalam dunia fiksi lebih dikenal dengan nama Sawali Tuhusetya. Buku kumpulan cerpennya Perempuan Bergaun Putih diterbitkan oleh Bukupop dan Maharini Press (2008) dan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Jumat, 16 Mei 2008 bersama kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia).

74 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tulisan terbaru tentang Blog

Setelah 9 Tahun Ngeblog

Juli 2007 merupakan saat pertama saya belajar ngeblog (=mengeblog). Sering berganti-ganti engine,

Enam Purnama Tanpa Jejak

Sudah enam purnama, saya tidak meninggalkan jejak di blog ini. Sejatinya, enam
Go to Top