Memilih Theme: Antara Selera, Isi, dan SEO

Kategori Blog Oleh

Memilih theme agaknya gampang-gampang susah. Ada theme yang tampilannya menarik, tetapi kurang friendly dengan tuntutan content (isi) blog dan SEO. Sebaliknya, tidak sedikit theme yang sangat bersahabat dengan SEO, tetapi jadi hancur penampilannya. Dalam kondisi seperti itu, sentuhan penggunanyalah yang akan ikut menentukan pemilihan theme agar bisa memenuhi tuntutan antara selera, isi, dan SEO.

Begitu pentingkah theme blog dipersoalkan? Ini memang bukan pertanyaan yang terlalu penting untuk dijawab. Setiap bloger memiliki pandangan yang berbeda-beda. Namun, saya sendiri cenderung berpendapat bahwa theme memiliki pertautan antara selera, isi, dan SEO, sehingga perlu dipertimbangkan untuk memilih theme yang bisa mengakomodasi ketiga kepentingan itu. Tentang selera, hal ini akan sangat ditentukan oleh sang blogger. Mau memilih yang berpenampilan terang atau gelap, menjadi hak prerogatif sepenuhnya dari blogger yang bersangkutan. Isi pun, saya kira juga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan kepentingan sang blogger dalam mengelola blognya. Mau blog idealis, curhat, atau bisnis, itu juga sangat ditentukan visi blogger yang bersangkutan.

Tentang SEO? Ini yang membuat kening saya berkerut. Sudah empat tahun ngeblog, tetapi hingga sekarang belum juga bisa memahami “misteri” yang tersembunyi di balik SEO. Terlalu rumit dan ribet. Saking ribetnya, saya tidak tahu cara apa yang paling jitu untuk mendongkrak SEO. Konon ada banyak jurus yang bisa digunakan agar content blog kita gampang diakrabi search-engine, seperti jurus tangan gatal, jurus mabuk, atau yang nyrempet-nyrempet ke ranah dunia permesuman. Saya sendiri (nyaris) tidak pernah menggunakan jurus apa pun untuk mendongkrak trafik blog. Mengalir saja dengan cara yang wajar dan nyaman.

Meski demikian, tidak berarti saya anti-SEO. Siapa pun orangnya, termasuk saya, seorang blogger sudah pasti punya keinginan memiliki blog yang SEO-friendly, lebih-lebih bagi sahabat-sahabat bloger yang sudah mulai mengarahkan minatnya untuk berbisnis online. SEO dengan sendirinya akan menjadi sarana paling jitu untuk membangun jaringan dan pangsa pasar yang lebih luas.

Persoalannya sekarang, adakah hubungan antara theme dan SEO? Berdasarkan pengalaman ngeblog selama ini, theme memang memiliki pengaruh (secara tidak langsung) terhadap trafik dan SEO. Secara umum, theme didesain oleh dua kode, yakni CSS dan html/xhtml. CSS (Cascading Style Sheet), dalam bahasa wikipedia, merupakan salah satu bahasa pemrograman web untuk mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. Dalam bahasa awam saya, CSS berfungsi untuk mengendalikan gaya (style) tampilan blog. Ibarat bangunan rumah, CSS seperti halnya cat warna-warni dan polesan sana-sini, sedangkan html/xhtml berkaitan dengan penataan ruang. Kombinasi antara CSS dan html/xhtml akan menghasilkan desain theme sesuai dengan keinginan.

Saya tidak pernah memiliki latar belakang keahlian yang berkaitan dengan bahasa pemrograman semacam CSS atau html/xhtml. Pengetahuan saya hanya sebatas bisa memaksimalkan kode-kode semacam ini agar terhindar dari error yang bisa mengakibatkan tampilan blog menjadi sulit terdeteksi oleh search-engine. Memang adakah pengaruhnya? Logika saya sederhana saja. Namanya saja mesin pencari, pasti dia akan lebih cepat menemukan alamat-alamat blog yang tampak menonjol dan gampang dijangkau. Ini artinya, search-engine memiliki kecenderungan untuk lebih mengakrabi blog yang terbebas dari error, baik dari kode css maupun html/xhtml-nya.

Kondeoke

Untuk mengetahui validitas kode CSS dan html/xhtml blog, kita bisa mengeceknya melalui validator.w3.org (untuk html/xhtml), sedangkan untuk mengecek kode css, kita bisa mengeceknya di jigsaw.w3.org. Hanya dengan memasukkan url blog kita, baik halaman utama (home-page) maupun halaman post (post-page) validator secara otomatis akan mengecek kode-kode yang kita gunakan di dalam blog kita. Lihatlah hasilnya, masih adakah kode-kode yang error? Blog yang masih error kodenya, biasanya akan memberikan sinyal warna merah, sedangkan yang sudah valid akan memberikan sinyal warna hijau.

Kalau hanya sebatas sinyal “warning”, bisa jadi tak akan ada masalah. Yang agak rumit kalau kode error-nya bejibun jumlahnya. Tentu kita akan kerepotan kalau ingin membuat theme blog kita bisa lebih SEO-friendly. Untuk membebaskan kode yang error, tentu kita harus cermat melihat hasil cek yang telah dilakukan oleh validator. Kode-kode apa saja yang error, untuk kemudian kita coba mengopreknya dengan memperhatikan rekomendasi yang disampaikan oleh validator.

Tak hanya kode-kode css dan html/xhtml dari theme yang terdeteksi, kode-kode script atau plugin pun dengan cepat akan terdeteksi. Berdasarkan pengalaman saya selama ini, tidak semua plugin dibuat memenuhi standar web. Jika kita terpaksa harus menggunakan plugin karena memang sangat penting, sebaiknya dicek dulu, kemudian perbaiki kode-kode yang masih error. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak terlalu banyak menggunakan plugin atau script, agar blog kita lebih aman dan nyaman. Selain itu, juga untuk menjaga agar loading blog menjadi lebih stabil. Dengan theme yang bisa mendekati standar web sesuai hasil cek validator, mudah-mudahan blog kita menjadi lebih stabil dan “memanjakan” pengunjung.

Kondeoke

Nah, untuk penyegaran, saya menggunakan theme baru Jeans3c 1.2 kreasi CodEasily.com untuk menggantikan theme sebelumnya Revolution Music 1.0 by Brian Gardner. Kedua theme ini memang saya sukai, satu berwarna terang, satunya lagi berwarna gelap dengan latar belakang busana jeans. Theme baru ini juga sudah saya oprek habis-habisan, baik kode css maupun html/xhtml-nya, meskipun pada akhirnya masih belum bisa tampil maksimal sesuai dengan tuntutan selera, isi, dan SEO. Agar loading blog lebih ringan dan stabil, setelah usai mengoprek biasanya kode-kode tersebut saya kompres dengan menggunakan fasilitas di peterbe.com agar lebih ringkas. Selanjutnya, saya biasa mengecek hasil kompres kode melalui gidnetwork.com.

Mungkin sahabat-sahabat bloger punya pengalaman yang berbeda dalam mengoprek theme blog? Mohon saran dan masukannya, yak! ***

Tags:

Penggemar wayang kulit, gendhing dan langgam klasik, serta penikmat sastra. Dalam dunia fiksi lebih dikenal dengan nama Sawali Tuhusetya. Buku kumpulan cerpennya Perempuan Bergaun Putih diterbitkan oleh Bukupop dan Maharini Press (2008) dan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada hari Jumat, 16 Mei 2008 bersama kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia).

176 Comments

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Tulisan terbaru tentang Blog

Setelah 9 Tahun Ngeblog

Juli 2007 merupakan saat pertama saya belajar ngeblog (=mengeblog). Sering berganti-ganti engine,

Enam Purnama Tanpa Jejak

Sudah enam purnama, saya tidak meninggalkan jejak di blog ini. Sejatinya, enam
Go to Top