Siapa bilang software open source sulit diaplikasikan sebagai sistem operasi komputer kita? Siapa pula bilang driver-driver pendukung operasi sulit diinstal? Cobalah sesekali pergi ke lembah google! Masukkan kata kunci semacam open source, linux, ubuntu, dan sejenisnya di search engine! Di sana, kita akan menyaksikan kiprah para pendekar open source yang siap berbagi dengan berbagai jurus jitu dalam mengoptimalkan penggunaan software yang bebas dan terbuka itu. Jurus apa pun bisa kita adaptasi dan kita terapkan untuk mengoptimalkan kinerja komputer yang berbasis open source.
Terhitung sudah lebih dari tiga pekan saya menikmati ubuntu 9.04. Dengan menggunakan ext4 sebagai file system-nya, kinerja netbook jadi lebih cepat loadingnya. Saya hampir tidak menemukan kendala yang cukup berarti dalam mengupdate fitur dan software yang ada. Dengan menggunakan fitur update manager, semua software mutakhir bisa kita nikmati dengan mudah dan nyaman, tanpa dirisaukan ancaman virus yang selama ini masih menjadi hambatan bagi pengguna windows. Atau, bagi pengguna ubuntu yang suka menggunakan papan terminal bisa merapal –meminjam istilah Mas Suryaden— mantra-mantra jitu untuk menginstal maupun meng-update software.
Demikian nyamannya menggunakan ubuntu, sampai-sampai saya telah nekad memutuskan untuk menggunakan 100% booting open source. Kendala driver sound, video, atau printer yang selama ini saya rasakan, kini sudah tak ada lagi. Dengan mengadaptasi jurus-jurus sakti para pendekar open source di lembah google, saya bisa melepaskan diri dari cengkeraman software OS berharga mahal. Saya bisa dengan mudah dan nyaman menikmati koleksi video dan MP3 lewat Movie Player. Untuk memodifikasi gambar, saya bisa menggunakan GIMP Image Editor. Hmmm … apalagi yang kurang, ya, untuk aplikasi sederhana yang selama ini saya pakai?
Memang harus diakui, menggunakan software open source butuh tekad dan kemauan untuk belajar. Ia tidak sama dengan windows yang semuanya sudah siap pakai. Oleh karena itu, saya juga telah nyantrik di komunitas Solve With IT, tempat nongkrong para pendekar perlinukan, semacam Mas Pradna, Mas Andy MSE, Mas Suryaden, Mas Mahendra, Mas Ciwir, Mas Felani, Mas Agus, Mas Dwi, Mas Iqbal, Mas Endar, Mas Luky, Mas Nuruli, atau teman-teman pengguna open source yang lain, untuk ngangsu kawruh dalam merapal mantra dan menerapkan jurus-jurus jitu perlinukan. Di padepokan inilah saya bisa leluasa memelototi jurus-jurus sakti sang pendekar, meski saya harus menahan rasa malu, karena sekali pun belum pernah bisa mengembangkan jurus-jurus sakti yang mereka ajarkan.
Ayo, siapa lagi mau menyusul? ***
sungguh pendekar yang tyak ada saingannya..
he”..:)
wah keren juga nih ya….:x:x
Kuat-kuatan kitab suci.