Tulisan ini seharusnya saya publikasikan beberapa hari yang lalu usai mengikuti seminar Mbak Melly Kiong di Semarang, Sabtu, 11 Juli 2009 yang lalu. Namun, karena ada beberapa kegiatan *sok sibuk* dan sedang membenahi beberapa gubug maya saya yang sedang telantar, baru kali ini saya sempat memostingnya.
Ya, ya, ya, seperti yang pernah saya tulis di sini, saya mengagumi pemikiran-pemikiran kreatif Mbak Melly –demikian saya biasa memanggilnya—tentang kepeduliannya terhadap pola pengasuhan dan pendidikan anak. Lewat motto “Peduli Anak Bangsa” dan “Rumah Moral”-nya, Mbak Melly tak hanya sekadar berorasi, tetapi juga beraksi. Lewat buku dahsyatnya, Siapa Bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak dengan Baik? yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo, Mbak Melly memaparkan dan sekaligus juga membuktikan bahwa perempuan karier ternyata bisa juga mendidik anak dengan baik. Ini artinya, dalam kacamata Mbak Melly, tak ada alasan bagi kaum perempuan karier gagal dalam mengasuh dan mendidik anak hanya lantaran kesibukannya di sektor publik.
Dalam bukunya itu, Mbak Melly mendedahkan pengalaman langsung bagaimana di tengah kesibukan yang menumpuk, dia masih memiliki kesempatan untuk membimbing secara kreatif terhadap kedua anaknya, Julian (10 tahun) dan Matthew Liem (6 tahun). Diramu dengan beberapa kiat yang pernah dibaca lewat berbagai sumber, Mbak Melly berkesimpulan bahwa perempuan karier bisa juga menjadi sosok ibu yang sukses dalam mendidik anak-anaknya di rumah. Julian dan Matthew telah merasakan imbas terhadap kiat-kiat praktis yang diterapkan Mbak Melly. Kedua anak ini tumbuh dan berkembang dengan baik, bahkan merasa nyaman meskipun sering ditinggal oleh sang ibu. Hal itu bisa dibaca melalui berbagai lampiran sebagai dokumen portofolio buku untuk melihat bagaimana Julian dan Matthew menikmati dunianya sehari-hari di lingkungan keluarga dan di sekolah.
Mbak Melly, dengan model pengasuhan dan pendidikan anak yang dia gagas, telah membuktikan pemikiran-pemikiran kreatif itu. Dia tak hanya mengusung slogan kosong, melainkan terus beraksi dalam tataran realitas. Lewat “Rumah Moral”-nya, Mbak Melly masih menyempatkan diri untuk memberikan bekal keterampilan dan basis moral yang kuat kepada anak-anak tak mampu.
Kesibukannya pun makin berlipat-lipat karena banyaknya permintaan mengisi seminar di berbagai tempat. Bukunya makin laris manis, bahkan kabarnya buku Mbak Melly bakal diterbitkan dalam bahasa Inggris untuk meraih pangsa pasar internasional. Wah, selamat Mbak Melly, semoga pemikiran-peimikiran kreatif Mbak Melly bisa “go-Internasional” sehingga bisa ikut berkiprah dalam membangun sebuah peradaban yang bermartabat dan mencerahkan. Demikian dahsyatnya daya pukau buku “how to … “ ini hingga Jaya Suprana pun terpikat untuk memasukkannya ke dalam MURI (Musium Rekor Indonesia). Wah!
Sungguh beruntung saya bisa mengikuti paparan Mbak Melly dalam seminar yang digelar di PT Phapros, Semarang, Sabtu, 11 Juli 2009, yang lalu itu. Inilah pertemuan saya untuk yang pertama kalinya setelah sekian lama hanya bisa bersilaturahmi secara maya. Saya hadir setelah mendapatkan kepastian kehadiran Mbak Melly dalam seminar itu, pada hari Jumat, 10 Juli 2009. Alhamdulillah, Pak Mampuono yang juga Ketua Klub Guru Indonesia (KGI) Jateng juga memastikan untuk hadir. Guru mumpuni yang berkali-kali menyabet predikat sebagai guru berprestasi internasional ini tampak antusias mengikuti paparan Mbak Mellly.
“Saya banyak belajar dari buku Mbak Melly bagaimana cara mendidik anak. Saya sudah menerapkannya untuk anak saya,” kata guru SMP SMP 18 Semarang itu. “Jika tak ada halangan, Mbak Melly akan kami undang sebagai narasumber dalam seminar nasional KGI di Semarang pada awal Agustus nanti. Bahkan, Mbak Melly akan kami ajak road-show ke berbagai daerah di Jawa Tengah untuk memperkenalkan kepada publik bagaimana mengasuh dan mendidik anak secara benar di era global yang makin abai terhadap nilai-nilai moral ini,” lanjutnya di sela-sela seminar.
Ya, ya, ya, tidak salah kalau Pak Mampuono menggandeng Mbak Melly dalam acara road-show KGI Jateng itu. Pembawaan Mbak Melly yang ramah dan supel, agaknya akan memudahkan publik dalam mencerna gagasan-gagasan kreatifnya. Apalagi didukung kecerdasan linguistik dan kemampuan nmembangun komunikasi secara dialogis dan interaktif sesuai dengan latar belakang Mbak Melly yang selama ini mengakrabi dunia marketting di perusahaan tempatnya bekerja. Hmm … pasti akan menjadi sebuah suguhan agenda yang menarik dan memikat.
Kesan saya terhadap sosok Mbak Melly makin kuat ketika berkesempatan ngobrol dan makan siang bersama usai seminar. Dengan sikap rendah hati, ramah, dan simpatik, Mbak Melly menunjukkan beberapa karya “anak asuhan”-nya. Ada beberapa produk kerajinan yang sempat dia bawa. Beberapa di antaranya dihadiahkan untuk saya dan Pak Mampuono. Terima kasih Mbak Melly.
Agaknya, Mbak Melly tidak main-main dengan gagasan-gagasan kreatifnya itu. Dia terus membangun jejaring sosial secara intensif kepada publik, termasuk lewat Fesbuk. Aksi dan tekadnya yang kuat untuk mengabdikan sebagian hidupnya demi melahirkan generasi masa depan yang terampil, bermoral, dan berakhlak mulia, bisa menjadi mitra sinergis bagi segenap komponen dan stakehokder pendidikan yang selama ini masih dirisaukan berbagai persoalan moral dan budaya yang mulai terdegradasi akibat kuatnya gerusan nilai-nilai kapitalisme, materialisme, hedonisme, atau konsumtivisme. Nah, selamat berkarya untuk bangsa, Mbak Melly. Salam Peduli Anak Bangsa! ***
Orang ini sangat inspiratif. Luar biasa sekali setelah saya membaca artikel ini
bagaimana untuk mendapatkan buku ini..bolehkah saya dikirimi penawaran harga bukunya..rencana kita perlu buku ini 300 buah
mbak novi yang baik. pesan mbak novi sudah saya sampaikan kepada mbak melly via sms. silakan direspon, atau bisa juga menulis pesan langsung di facebooknya.
[…] anak-anak asuhannya, dengan memberikan bekal keterampilan yang cocok dan pas dengan dunia mereka. Ketika bertemu di Semarang beberapa waktu yang lalu, Mbak Melly memberikan saya oleh-oleh hasil keterampilan anak-anak asuhannya yang sebagian besar […]
selama kuliah saya mendapatkan ilmu tentang keluarga dan konsumen, sesuai dengan jurusan yang saya ambil saat ini.
Buku ini dapat menambah ilmu saya tentang pola pengasuhan terhadap anak. Dan dalam buku ini terlihat jelas aplikasi secara nyata yang dilakukan leh bu Melly Kiong.
terima kasih apresiasinya, mbak nabilla, syukurlah kalau kehadiran buku ini ada manfaatnya.